NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI DI DUSUN ROWO REJOSARI DI DESA TLOGOPUCANG KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

  

NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN

LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI

DI DUSUN ROWO REJOSARI DI DESA TLOGOPUCANG

KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2015

SKRIPSI

  Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: ANA LESTARI NIM. 11111215 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) 2016

  

MOTO

Dengan iman hidup terarah,

dengan ilmu hidupmenjadi mudah,

dengan cinta hidup bahagia,

dan dengan seni hidupmenjadi lebih indah

Hidup adalah perjuangan Hidup adalah pembelajaran

  

Dari semua ini belajarlah dan berjuanglah.............

  

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur aku panjatkan kepada Allah SWT

atas segala semua keindahan dan keberkahan dalam kehidupanku. Kepada

orang-orang yang aku sayangi dan cintai akan ku persembahkan karya tulis ini

untuk kalian ........

   Kedua Orang Tuaku, Bapak (Syaifudin) dan Ibu (Barsih) tercinta yang senantiasa selalu menyayangi, mendo’akan, membimbing menyemangati dan mendukungku. Terimakasih atas nasehat kasih sayang dan pengorbanan yang tiada hasil untuk ku. Meskipun karya sederhana yang jauh dari sempurna ini tidak cukup dapat membalas semua pengorbanan yang telah Bapak dan Ibu berikan. Semoga cukup dapat membuat Bapak dan Ibu bangga. Tanpa Ibu dan Bapak tidak akan bisa seperti sekarang ini.

   Adekku Titik Anggraeni &Bagus Susilo terima kasih selalu memberi

semangat dan mendo’akan saya untuk menjadi orang yang sukses.

   My beloved Huda yang selalu memberikan dorongan, semangat, turut memberikan do’a, support dan masukan yang sangat berarti.

   Keluarga besarku yang telah membantu dan turut memberikan do’a serta memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang.

   Teman-teman Seperjuanganku PAI F dan Teman-teman seangkatan 2011

   Dan Teman-temanku semua yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu namanya yang selalu bawel sama saya karna itu demi kebaikan saya dan selalu mendukung serta selalu ada disaat senang maupun susah. Terima

kasih banyak dansemoga kekeluargaan kita untuk selamanya.....

   Rocham Machis yang berperan penuh membantu terselesaikannya skripsi ini

   Keluarga besar Dusun Rowo Rejosari , terima kasih atasbantuan dan dukungan yang diberikan selama ini.....

   Sahabat-sahabatku Rainbow Deni Rahayu Rahmawati, Wahyu Nur Rofiqoh, Istri Mahmudah, dan Ma’rifatun Nasiroh yang selalu memberikan support sampai skripsi ini terselesaikan, Terima kasih atas semua apa yang kita lakukan dariawal sampai saat ini, persahabatan ini semogaselamanya, kenangan indah yang kita lewati bersamaakan tetap terkenang, dan semoga Allah SWT selalumenjaga dan melimpahkan kebahagiaan pada kita semua. Amin.....

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun harus berjuang dan kerja keras. Sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa ajaran mulia sehingga menjadi panutan dan bimbingan bagi kehidupan manusia dari masa kebodohan (jahiliyah) dan kegelapan menuju masa yang penuh dengan cahaya kebenaran. Meskipun penulisan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Edukatif Islam dalam Tradisi Kesenian Leak dan Kuda Kepang (Studi atas Paguyuban Seni Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung)” ini merupakan suatu tahap awal dari sebuah perjalanan cita-cita untuk masa depan penulis, namun penulis berharap semoga karya ini mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kajian kebudayaan, kesenian dan nilai-nilai pendidikan. Selain itu yang sangat penting pada diri penulis adalah skripsi ini dapat menjadi wahana pembelajaran untuk mengasah kemampuan metodologis dan cara berfikir ilmiah sehingga menjadi bekal yang sangat berharga di masa yang akan datang.

  Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dan tersusun dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan pihak lain. Oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan-pengarahan yang bermanfaat selama kuliah.

  5. Dosen Pembimbing Dr. Mukti Ali, S. Ag, M. Hum selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan perhatiannya kepada penulis.

  6. Segenap dosen dan staff karyawan IAIN Salatiga yang memberikan pelayanan akademik maupun non akademik kepada penulis.

  7. Karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

  8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung selama studi serta terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

  Penulis menyadari skripsi yang telah disusun ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dan penyusunan skripsi pada waktu mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah hasanah peningkatan pendidikan.

  Amin- amin yarobbal „alamin Salatiga, September 2015 Penulis

  ABSTRAK

  Ana Lestari. 2015. NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI

  

KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL

SAKTI(Studi di Dusun Rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.

Temanggung). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Dr. Mukti Ali, M.Hum Kata Kuci : Nilai Edukatif Islam, Kesenian Leak dan Kuda Kepang

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa nilai-nilai edukatif Islam, bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung, apa nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda kepang Turonggo Manunggal Sakti, adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa nilai-nilai edukatif Islam, mengetahui bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti, dan mengetahui nilai-nilai apa yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang yang ada di Rowo Rejosari.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu mengandalkan manusia (peneliti atau dengan bantuan orang lain) sebagai alat pengumpul data utama yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau data lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan metode observasi, wawancara dengan beberapa narasumber. Tehnik analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif, yaitu memberikan pemaknaan terhadap data-data atau informasi yang berkaitan dengan Kesenian Leak dan Kuda Kepang.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti bedasarkan tujuan pendidikan Islam adalah: nilai pendidikan agama (Religius) yang terkandung dalam lagu pada kesenian Leak dan Kuda Kepang, nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam kebersamaan paguyuban pada kesenian Leak dan Kuda Kepang, nilai pendidikan kedisiplinan yang terkandung dalam formasi barisan pemain dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang, nilai pendidikan estetika yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang, dan nilai pendidikan etika/moral dalam paguyuban kesenian Leak dan Kuda Kepang.

DAFTAR INFORMAN

  10. Bapak Mahfud Tokoh Masyarakat

  16. Bapak Sodikin Tokoh Masyarakat .

  15. Bapak Slamet Tokoh Kesenian

  14. Bapak Hasan Tokoh Masyarakat

  13. Bapak Prayogo Tokoh Pendidikan

  12. Bapak Agung Tokoh Masyarakat

  11. Bapak Rudi Tokoh Masyarakat

  1. Bapak Kepala Desa Tlogo Pucang

  2. Bapak Jumino Ketua Paguyuban Kesenian

  8. Bapak Arif Tokoh Masyarakat

  7. Bapak Tukijo Tokoh Masyarakat

  6. Bapak Puji Budiyanto Tokoh Masyarakat

  5. Bapak Askodin Tokoh Kesenian

  4. Bapak Maryono Tokoh Masyarakat

  3. Bapak Sutarno Tokoh Kesenian

  9. Saudara Rocham Tokoh Pendidikan

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii

HALAMAN

PERSETUJUAN......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. vii

KATA PENGANTAR................................................................................ ix

ABSTRAK ................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... …… 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... …… 6 D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... …. 6 E.

Penegasan Istilah ........................................................................... … 7

F. Penelitian yang Relevan.................................................................. .. 10 G.

Metode Penelitian.............................................................................12

H.

Sistematika Penulisan...................................................................... 22

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai Edukatif Islam .................................................................. 24 B. Kesenian Leak dan Kuda Kepang............................................ 45 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kondisi lokasi Penelitian............................................................ 51 B. Bentuk Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari................................

  56 C. Profil dan Latar Belakang Pemain Paguyuban Kesenian Leak dan Kuda Kepang.............................................................

  59 BAB IV ANALISA DATA A. Nilai-Nilai Edukatif Islam dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari…………………………………. 75

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………….103 B. Saran……………………………………………………………………106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai satu negara merdeka sangat kaya akan tradisi,

  budaya, dan istiadat maupun seni yang di miliki merupakan suatu karya budaya nenek moyang kita. Menurut Alo Li liweri (2003:8), “Bahwa kebudayaan itu adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah ketrampilan kelompok, pengetahuan, sikap, nilai dan motif”. Kebanyakan orang hanya mengenal sebatas hiburan tanpa mengetahui makna yang sebenarnya tentang budaya. Menu rut Daradjat (2011:8), “Kebudayaan tercipta karena kegiatan manusia yang “menggunakan akal pikirannya, perasaannya, dan ilmu pengetahuannya, tumbuhlah kebudayaan, baik berbentuk sikap, tingkah laku, cara hidup, ataupun berupa benda, irama, bentuk dan sebag ainya”. Jadi, kebudayaan masyarakat Jawa yang melingkupi kesenian adalah sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas bahkan kepada sang Pencipta.

  Seni adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menciptakan berbagai gerak hati yang melalui salah satu unsur pancaindera atau mungkin juga melalui kombinasi dari berbagai unsur pancaindera, menyentuh rasa halus manusia lain disekitarnya, sehingga lahir penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan. Menurut Imam Muhsin (2010: 149), ” Bahwa Kesenian sebagai hasil karya yang lahir di tengah- tengah lingkungan masyarakat yang sangat kaya dengan nilai-nilai budaya, sudah tentu kearifan lokal yag berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan berpengaruh kuat di dalamnya.

  Bagi masyarakat Jawa budaya kesenian, yang salah satunya kesenian Leak sangatlah menarik dalam lingkungan masyarakat saat ini. Kesenian leak yang berasal dari pulau dewata, yang merupakan peninggalan budaya kuno Hindu Bali, dikembangkan sebagai suatu kesenian yang berhasil menarik perhatian para remaja. Disini kesenian Leak secara khusus mempunyai arti penyihir jahat yang digambarkan seperti iblis.

  Adat Kesenian Bali inilah yang saling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Jawa. Kita dapat melihat masyarakat Jawa yang mempunyai kreatifitas kesenian Leak yang di kombinasikan dengan kesenian Kuda Kepang. Masyarakat yang mampu mengembangkan kesenian Leak dan Kuda kepang tersebut menjadi suatu kesenian yang diagungkan dalam masyarakat, khususnya masyarakat Temanggung.

  Dalam kehidupan masyarakat di dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, kesenian Leak dan kuda kepang Turonggo Manunggal Sakti merupakan dua kesenian yang di padukan agar kesenian yang berkembang lebih menarik.Kesenian tersebut merupakan suatu kebudayaan yang dikembangkan dan mengakar di dusun Rowo Rejosari,Tlogopucang.

  Kebudayaan tersebut merupakan suatu karya peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan dan didalamnya terdapat nilai-nilai edukatif Islam. Namun, sebagai masyarakat Rowo Rejosari harus senantiasa waspada juga dengan adanya kesenian yang berkembang di sana. Karena dengan adanya kesenian tersebut seringkali disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat Rowo rejosari harus bisa menjauhi hal-hal yang bersifat negatif dan senantiasa menyaring nilai-nilai positif dengan adanya kesenian tersebut..

  Pada tahun 1982, di dusun Rowo Rejosari awalnya hanyalah mendirikan sebuah paguyuban kesenian Kuda kepang. Karena dalam kesenian kuda kepang adegan yang di mainkan hanyalah menceritakan seputar perjalanan menuju pertempuran saja,padahal dalam ceritanya, pasukan kuda kepang dalam pertempuran itu menghadapi musuh. Kemudian mereka mempunyai inisiatif untuk mencari sosok seorang musuh dalam kesenian tersebut. Dan mereka memilih Leak untuk dijadikan musuh. Mereka memilih Leak karena Leak merupakan sosok iblis, sosok yang jahat yang sudah di kemas dalam kesenian di Bali.

  Kesenian Leak dan Kuda Kepang tersebut sudah resmi, jadi didalamnya terdapat susunan kepanitiaan dalam menjalankan kesenian dan ada semacam perkumpulan kesenian rutin setiap sebulan sekali. Di sini yang terlibat dalam kepanitiaan, sekaligus orang-orang yang menjalankan alat musik dan para pemain Leak dan Kuda Kepang tersebut adalah:

  1. Ketua, yaitu seseorang yang memimpin, ataupun semua yang mengkoordinasi perkumpulan kesenian dan memimpin jalannya kesenian Leak dan kuda kepang tersebut.

  2. Wakil ketua, yaitu seseotang yang menggantikan, membantu apabila ketua sedang berhalangan.

  3. Bendahara, yaitu seseorang yang menangani masalah pendanaan ketika pementasan maupun yang mengurusi apabila ada keuangan masuk dari pementasan tersebut.

  4. Humas, adalah seseorang yang mengurusi dalam kesenian leak dan kuda kepang tersebut terhadap masyarakat.

  5. Seksi perlengkapan, di sini seseorang yang mengkoordinasi peralatan kesenian dari segi pakaian, alat musik, maupun leak tersebut, pada saat pementasan maupun setelah pementasan, mengecek perlengkapan tersebut apakah ada yang kurang dan rusak.

  6. Seksi rias, yaitu seseorang yang mempunyai ketrampilan dalam masalah rias, yang di tugaskan untuk merias para pemain kesenian tersebut.

  7. Pawang, seseorang yang mempunyai ilmu, orang yang mempunyai mantra-mantra untuk mengobati ketika, para pemain kesenian tersebut yang kesurupan.

  8. Pengkrawitan, yaitu seseorang yang menjalankan alat musik tersebut (pengkrawitan) musik jawa yang di situ masih terbuat dari bahan alami ataupun hasil kerajinan tangan.

9. Pemain a.

  Penari wiroyudo/landang/randang yaitu pemimpin tari (Raja), sedangkan wiropati yaitu pemimpin barisan b.

  Prajurit (penari Kuda Kepang) c. Penari Cendrawasih d. Penari Jaipong e. Penari Leak

  Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengungkap “NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI (Studi di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan, Kab.

  Temanggung)”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan diantaranya: 1.

  Apakah nilai-nilai edukatif Islam itu? 2. Bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo

  Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung?

  3. Bagaimana nilai-nilai edukatif Islam dalam tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui nilai-nilai edukatif Islam.

  2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

  3. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai educatif Islam dalam tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

  D.

  Kegunaan Penelitian Manfaat ataupun kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu teoritis dan secara praktis sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam ranah pendidikan dan tradisi kesenian di

  Temanggung.

  2. Secara Praktis Secara praktis manfaat penelitian ini, antara lain: a.

  Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat berguna untuk melestarikan budaya kesenian yang terdapat di Indonesia. b.

  Bagi masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat dan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesenian tradisional yang merupakan peninggalan nenek moyang.

  c.

  Bagi IAIN Salatiga, untuk memperkaya pembendaharaan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  d.

  Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

  E.

  Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok maupun kata-kata dalam penelitian ini. Antara lain: 1.

  Nilai Nilai adalah Kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek kepentingan (Sjarkawi, 2009:29). Nilai juga diartikan kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda atau hal untuk memuaskan manusia (Surayin, 2007:374). Nilai menjadi penting untuk mempelajari perilaku individu dan bahkan perilaku organisasi. Dalam hubungan ini manusia disebut sebagai manusia individual dan manusia organisasional, dalam kedua posisi manusia itu nilai-nilai menjadi eksis (Budiyono, 2007:71).

  2. Edukatif (Pendidikan) Islam Kata edukatif berasal dari kata bahasa inggri s “to educate” yang artinya mendidik (kt. kerja) menjadi educative (kt. sifat) atau education (kt. benda). Sehingga edukatif diartikan segala sesuatu yang bersifat mendidik atau yang dihubungkan dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalaui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menyesuaikan di berbagai lingkungan (Hardjo, 2002:15). Pendidikan Islam merupakan usaha manusia untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama baik secara formal maupun non formal, sehingga diharakan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Tradisi Tradisi berasal dari (bahasa Latin: Traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi akan punah. Menurut (Afnan, 2006),“Tradisi merupakan darah daging dalam tubuh masyarakat, sementara mengubahnya adalah sesuatu yang sangat sulit, maka satu langkah bijak ketika tradisi itu tidak diposisikan berhadapan dengan ajaran, tetapi justru tradisi sebagai pintu masuk ajaran”.

4. Kesenian Leak dan Kuda Kepang

  Kesenian Leak merupakan salah satu kesenian bersifat mistis yang berasal dari Bali. Leak merupakan sosok iblis, sosok yang jahat yang sudah di kemas dalam kesenian di Bali. Leak Merupakan suatu kesenian yang diwariskan oleh leluhur Hindu Bali yang dikembangkan di masyarakat jawa sekarang ini.

  Dalam kesenian ini, Leak secara khusus mempunyai arti penyihir jahat yang digambarkan seperti iblis.

  Kesenian Kuda Kepang ini berasal dari kerajaan-kerajaan di Jawa timur, terutama kerajaan Daha. Menurut cerita masa itu kuda merupakan kendaraan atau tunggangan utama para ksatria, pangeran dan raja. Pada masa selanjutnya, peranan para ksatria menjadi kebanggaan bagi warga; dan muncullah di kalangan rakyat suatubentuk permainan menirukan para ksatria penunggang kuda dari anyaman bambu yang kemudian dikenal dengan sebutan kuda kepang. Aktivitas ini dengan menunggangi kuda dari kepang sambil menari-nari dan bertingkahlaku seperti seorang ksatria. Sejak saat itulah lahir kesenian rakyat kuda kepang (Wasino,2006: 9). Kesenian Kuda kepang merupakan tarian rakyat menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari kepang (bambu). Di daerah Istimewa Yogyakarta, tarian ini dikenal dengan nama jatilan.

5. Turonggo Manunggal Sakti

  Turonggo Manunggal Sakti adalah sebuah nama paguyuban atau perkumpulan kesenian Leak yang ada di desa Tlogopucang, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung.

  Jadi yang di maksud nilai-nilai edukatif Islam dalam Tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti adalah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi kesenian Leak dan kuda kepang dari segi pandang budaya, alur cerita, seni, bahkan dalam pementasan sehingga mampu mempertahankan kesenian Leak dan Kuda Kepang ke generasi penerus.

  F.

  Penelitian Yang Relevan 1.

  Kesenian Badui di Desa Klawisan Desa Margo agung Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Lisa Dewi Nurul Anisa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian Badui adalah Kesenian dengan jenis tarian sholawatan yang menggambarkan adegan peperangan/ kelompok prajurit yang sedang berlatih perang.

2. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam Kesenian Menorek.

  Gita Eptika Puspandari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitaas

  Negeri Yogyakarta. Kesenian Menorek merupakan sebuah kesenian sholawatan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan di dalam masyarakat.

  3. Keberadaan Kesenian Jaranan Turonggo Anom Manunggal Sakti di Dusun Sidodadi, Desa Pematangkolim Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Mayang Novi. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian ini merupakan suatu kesenian yang dikembangkan di daerah sumatera.

  Di bentuk karena kurangnya hiburan masyarakat. Sarwantoa dalah pendiri kesenian jaranan yang merupakan warga Jambi yang berasal dari keturunan jawa. Kemudian beliau bertransmigrasi. Bentuk kesenian jaranan dikombinasikan dengan gaya Sumatera.

  4. Perkembangan Bentuk Penyajian Reyog Wirogo Bindhi di Dusun Mangiran Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul.

  Oni Herianto. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Pada tahun 2000 Reyog Wirogo Bindhi diciptakan oleh Warsito. Dalam Penyajian Reog ini menceritakan tentang perebutan kekuasaan/ pemerintahan. Reog berarti peperangan, kata reog diambil dari kesenian rakyat dari Ponorogo yang memiliki cirri khas berupa binatang yang berkepala singa yang bermahkota besar dan tinggi berbentuk gunungan yang disebut dhadak merak.

  5. Nilai-nilai Pendidikan budi Pekerti dalam Kesenian Kuntulan Bakti Rosul di Desa Brajan Sleman. Yuli Lestari. Fakultas Bahasa danSeni. Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian Kuntulan merupakan kesenian yang dikembangkan di daerah Jumbleng Muntilan. Kesenian ini merupakan perpaduan antara unsure tari, bela diri dan agama.

  G.

  Metode Penelitian Metode Penelitian di bagi menjadi delapan tahap, yaitu: 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Pada penelitian ini penulis menitikberatkan pada

  “Pemahaman nilai pendidikan Islam pada serangkaian acara dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti yang ada di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang, Kec Kandangan, Kabupaten Temanggung”. Dengan menggunakan metode kualitatif.

  Dengan demikian, “Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009:4).

  Menurut Moloeng (2009: 6), “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dll.., dengan cara deskriptif dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam pendekatan kualitatif ini semua data di peroleh dalam bentuk dengan kata-kata lisan maupun tulisan yang bersumber dari manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Lexy J. Moleong (2000:4-8) menyatakan Ciri-ciri pendekatan kualitatif sebagai berikut: a.

  Mempunyai latar ilmiah b. Manusia sebagai alat c. Memakai metode kualitatif d. Analisa data secara indukatif e. Lebih mementingkan proses daripada hasil f. Penulis bersifat deskriptif g.

  Teori dari dasar (grounded theory) h. Adanya “batas” yang di tentukan oleh “fokus” i. Adanya khusus keabsahan data j. Desain yang bersifat sementara k.

  Hasil penelitian di rundingkan dan di sepakati bersama.

  Untuk memperoleh fakta tentang “Nilai-nilai dalam tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung” diperlukan pengamatan yang mendalam. Oleh karena itu kegiatan tersebut melalui pendekatan kualitatif. Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif.

  Menurut Sumardi Suryabrata (1998:19) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi-situasi kejadian- kejadian”. Sedangkan tujuan penelitian deskriptif menurut Husain umar (1999:29), ”Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat researt di lakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari sesuatu gejala tertentu”. Sedangkan menurut Anselm Strauss (2003:158), “ Bahwa seorang peneliti harus dapat menunjukkan sifat peristiwa yang berkembang, dengan mengetahui mengapa dan bagaimana tindakan”.

  Berdasarkan pendapat di atas, pendekatan kualitatif ini di maksudkan untuk menjelaskan peristiwa atau kejadian yang ada pada saat penelitian berlangsung, yaitu tentang “Nilai-nilai dalam Tradisi kesenian Leak Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung ”.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam hal ini juga disebut partisipasi, menurut Maryaeni (2005:68), ”Bahwa partisipasi dengan istilah lain terlibat atau keterlibatan, merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh peneliti dalam kaitannya dengan penelitian kualitatif dalam rangka pengumpulan data”. Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya di telaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran penelitian di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai intrumen langsung dan sebagai pengumpulan data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Rowo Rejosari Desa

  Tlogopucang Kec. Kandangan, Kab. Temanggung. Yaitu sebuah desa yang mata pencahariannya sebagai petani, sebagian besar sebagai pekerja pabrik kayu lapis dan memanfaatkan kesenian yang menghasilkan uang. Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo manunggal sakti ini, didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan yang sangat penting yang bisa dijadikan pembelajaran kehidupan. Hal ini juga menjadi alasan penulis untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.

  4. Sumber Data Menurut Maryaeni (2005:41-

  42), ”Peneliti dapat memperoleh sumber data berupa: catatan hasil observasi, wawancara, foto, rekaman auditif dan sebagainya”. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari informasi yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.

  Kata-kata atau tindakan Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informasi/ responden pada waktu mereka di wawancarai. Dengan data-data tersebut berupa keterangan dari para informasi dari beberapa pihak diantaranya: Pejabat desa, tokoh agama, dan masyarakat yang penulis anggap mampu untuk memberikan keterangan yang relevan.

  b.

  Data Tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tulisan di peroleh dari pejabat desa dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek penelitian.

  c.

  Foto Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti d iperoleh beberapa foto tentang ”Kesenian Leak dan Kuda

  Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung”.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Agar sebuah kajian ilmiah dapat di sajikan secara sistematis, maka langkah pertama yang dilakukan adalah penentuan seperangkat metode yang sesuai dengan objek dan karakteristik materi yang di angkat. Hal ini di maksud agar sebuah metode penelitian rasional dan terarah maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang tersebut di bawah ini: a.

  Observasi pada Kesenian Leak dan Kuda Kepang Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.

  Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin diulang(Rumidi, 2004:68). Menurut Emzir (2011: 37), “Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala atau sesuatu.

  Dengan melakukan pengamatan terhadap gejala yang akan diteliti kemudian dijadikan bahan untuk mengumpulkan data awal, serta mengumpulkan data yang lebih mendalam. Metode observasi ini digunakan peneliti secara langsung untuk mengamati Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung.

  b.

  Metode Wawancara pada masyarakat Rowo Rejosari TlogoPucang KandanganTemanggung

  Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada nara sumber. Jadi, ”wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok lain” (NyomanKutharatna, 2010: 222).

  Menurut Emzir (2011: 50), “Wawancara adalah interaksi lansung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”. Ciri utama dari metode ini adalah dengan mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, dan dijawab secara lisan pula. Metode wawancara di gunakan untuk menggali informasi kesenian Leak dan Kuda Kepang Langking Turonggo dari penelitian sampai keperangkat desa, para tokoh agama dan masyarakat di dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung.

  c.

  Metode Dokumentasi di lokasi penelitian Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100),

  “Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian”. Metode ini di gunakan untuk lebih memperluas pengamatan dan pengumpulan data terhadap sesuatu yang di selidiki oleh peneliti. Dokumentasi yang peneliti peroleh dalam hal ini berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto kesenian Leak dan Kuda Kepang di dusun Rowo Rejosari desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

6. Analisis Data

  Menurut Winarno Surachmad (1972:131-138) mengatakan, “Analisis data merupakan upaya untuk mencapai dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lain- lainnya. Untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

  Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu di lanjutkan dengan berupaya mencari makna”.

  Menurut Iman Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat di mulai setelah penelitian memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat di analisis”. Kegiatan- kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a.

  Menetapkan fokus penelitian.

  b.

  Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.

  c.

  Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.

  d.

  Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikut.

  Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tatap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka- angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

7. Pengecekan kebebasan data

  Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Menurut (Moloeng, 2000:175) mengatakan pemeriksaan keabsahan data yaitu:

  a. Ketekunan pengamatan

  b. Analisis kasus negatif

  c. Pengecekan anggota

  d. Uraian rinci

  e. Auditing 8. Tahap-tahap penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a.

  Tahap pra lapangan 1).

  Mengajukan judul penelitian 2). Menyusun proposal penelitian 3). Konsultasi penelitian kepada pembimbing b.

  Tahap kerja lapangan, yang meliputi: 1).

  Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2). Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

  3).

  Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1).

  Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2). Pengecekan keabsahan data d. Tahap penulisan laporan penelitian

  1) Penulisan hasil penelitian

  2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing

  3) Perbaikan hasil konsultasi

  4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

  5) Ujian munaqosyah skripsi H.

  Sistematika Penulisan Dalam sistem pembahasan penulisan skripsi ini, penulis mengajukan pembahasan dari beberapa bab yang berisi tentang keterkaitan studi kasus yang penulis teliti, penulis memberikan gambaran sebagai berikut: Adapun pembahasan dalam skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan

  masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah dan

  Metode Penelitian. Metode Penelitian berisi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi

  landasan teoritik penelitian, yaitu A.

  Tinjauan tentang Nilai-nilai Edukatif Islam B. Kesenian Leak dan Kuda Kepang.

  BAB III LAPORAN PENELITIAN Pada bab ini akan di laporkan hasil pengumpulan data lapangan

  dimulai dari pemaparan gambaran umum, wilayah kawasan Tlogopucang Kandangan Temanggung, pemaparan bentuk kesenian dan profil serta latar belakang pemain Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung

  BAB IV ANALISIS DATA Isi dari bab ini adalah analisis data tentang nilai-nilai edukatif Islam dalam kesenian leak dan kuda kepang di wilayah Tlogo Pucang Kandangan Temanggung

BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran-

  saran Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Edukatif Islam 1. Pengertian Nilai Kesenian Leak dan Kuda Kepang menyimpan berbagai nilai-nilai

  pendidikan Islam bermanfaat untuk menguatkan hasil pendidikan/tujuan pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2004 : 12), “Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia”.

  Sesuatu hal apapun itu bernilai jika sesuatu itu berguna bagi kehidupan manusia. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009:27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai. Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat.

  Pendapat-pendapat di atas berbicara masalah kebaikan, sikap dan norma-norma yang merupakan penjabaran dari nilai. Pendapat-pendapat tersebut tidak dapat lepas dari kebudayaan seperti dikemukakan oleh Suminto (2000: 5),“bahwa kebudayaan sebagai salah satu konsep yang luas, yang di dalamnya tercakup adanya sistem pranata nilai yang berlaku termasuk tradisi yang mengisyaratkan makna pewarisan norma-norma, kaidah-kaidah, adat istiadat dan harta-harta kultural. Kebudayaan yang di dalamnya terdapat nilai perlu upaya pelestarian. Melalui pendidikan akan menyadarkan kepentingan dalam nilai budaya”.

2. Macam-macam Nilai

  Nilai dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya: a.

  Nilai dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: 1).

  Nilai biologis 2). Nilai keamanan 3). Nilai cinta kasih 4). Nilai harga diri 5). Nilai jati diri

  Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996:63).

  b.

  Nilai dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

  1) Nilai yang bersifat statistik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

  2) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi berkuasa (Thoha, 1996: 63). c.

  Nilai dilihat dari sumbernya Menurut Muhaimin (1993:111), sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi dua macam yaitu:

  1).

  Nilai ilahi Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Religi(agama) merupakan sumber yang pertama dan utama bagi para penganutnya, dari agama inilah manusia menyebarkan nilai-nilai untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  2).

  Nilai insani Nilai insani merupakan nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia, serta hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia. Nilai insane ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenarannya bersifat relative (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu.

  d. Nilai dilihat dari sifatnya Menurut Thoha (1996: 64), dilihat dari sifatnya nilai dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1).

  Nilai Subjektif Nilai yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, sehingga nilai ini sangat tergantung kepada pengalaman subjek tersebut.

  2).

  Nilai Objektif rasional (Logis) Nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui olei nilai akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, kemudian nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan lain sebagainya. 3).

  Nilai Objektif Metafisik Nilai yang mampu menyusun kenyataan objektif misalnya nilai-nilai dalam agama.

  e.

  Nilai dilihat dari wujudnya Menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu: 1).

Dokumen yang terkait

PERTUNJUKAN KUDA KEPANG DI DESA TRIMODADI KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

2 25 57

GARAP GERAK TARI KUDA KEPANG TURONGGO MUDHO DUSUN LAMUK DESA LEGOKSARI KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG - Institutional Repository ISI Surakarta

0 3 261

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANGAN TEMANGGUNG

0 0 70

INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DI KELAS VIII MTs MA’ARIF WADAS KANDANGAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20142015

0 8 257

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 132

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

0 0 83

NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA MENGGORO KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 86

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BARATAN DI DESA KRIYAN KECAMATAN KALINYAMAT KABUPATEN JEPARA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 2 107

NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

0 0 107

NILAI-NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 113