Panduan Penghematan Energi di Gedung Pemerintah
15
5.3 Intensitas Konsumsi Energi
Indikator utama penghematan energi di sebuah gedung umumnya menggunakan Intensitas Konsumsi Energi IKE. IKE menunjukkan besarnya konsumsi energi kWh per meter persegi m2
setiap bulan. Angka IKE kWhm2bulan diperoleh dengan membagi jumlah kWh penggunaan listrik selama sebulan dengan luas bangunan yang digunakan. Untuk perhitungan IKE yang
direkomendasikan melalui Permen ESDM No.13 Tahun 2012 dapat dilihat pada bagian Monitoring dalam Panduan ini.
Selanjutnya, nilai IKE yang dihasilkan akan menentukan apakah sebuah bangunan tergolong sangat eisien, eisien, cukup eisien dan boros, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 4 Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Kantor Pemerintah
Kriteria Gedung Kantor Ber-AC kWhm
2
bulan Gedung Kantor Tanpa AC
kWhm
2
bulan
Sangat Eisien 8,5
3,4 Eisien
8,5 - 14 3,4 - 5,6
Cukup Eisien 14 - 18,5
5,6 - 7,4 Boros
18,5 7,4
Sumber: Permen ESDM No. 13 tahun 2012
Pada tahun 2012, Gedung Balai Kota Makassar mengkonsumsi energi rata-rata sebesar 63,661 kWh setiap bulannya. Luas Bangunan Gedung tersebut adalah
5,119m
2
. Maka IKEnya adalah sebagai berikut Gedung ini termasuk kategori gedung ber-AC karena luas lantai yang tidak ber-AC kurang dari 10:
IKE= = 12,44 kWhm
2
bulan Jika dibandingkan dengan standar gedung kantor ber-AC, maka konsumsi
energi di Gedung Balai Kota Makassar ini tergolong dalam
kategori eisien.
Namun demikian, bukan berarti penghematan energi sudah tidak diperlukan lagi, karena Pemerintah masih dapat mentargetkan peningkatan status dari
eisien menjadi sangat eisien. 63.661
5.119
16
Panduan Penghematan Energi di Gedung Pemerintah
Standar IKE yang digunakan sebagai rujukan tingkat penggunaan energi gedung dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh pendekatan analisa dan sampel gedung yang diambil
dalam proses perumusan standar tersebut. Nilai IKE juga bersifat dinamis dan sewaktu- waktu dapat berubah berdasarkan hasil penelitian terbaru mengikuti perkembangan
teknologi peralatan hemat energi dan mengikuti tingkat kesadaran hemat energi pegawai pengguna gedung. Berikut adalah contoh Intensitas Konsumsi Energi rata-rata untuk
Gedung Kantor dari berbagai sumber:
Tabel 5 Berbagai Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Perkantoran
Sumber IKE
kWhm
2
tahun Tahun Pengeluaran
Standar
ASEAN-USAID 240
1987 ESDM JICA Electric Power Development
Co., LTD 198,2
2008 berdasarkan GBCI Konsul Bangunan
Hijau Indonesia 250
2010 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 38
tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau
210-285 -
Proses Perencanaan Program Penghematan Energi perlu dimulai dari analisa terhadap hasil audit energi yang telah dilakukan.
Pada tahun iskal 20112012, Pemkot Makassar menerima insentif dari Direktoral Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dirjen EBTKE,
Kementrian ESDM melalui Program Kemitraan Konservasi Energi ECPP. Insentif dana dari ECPP diarahkan pada pelaksanaan detail Audit Energi di dua
bangunan gedung perkantoran yakni Gedung Balai Kota Bakot dan Gabungan Dinas Gadis. Pekerjaan detail Audit Energi tersebut telah dilakukan oleh PT.
Energi Management Indonesia EMI, yaitu suatu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang konservasi dan manajemen energi.
Perencanaan Program Penghematan Energi
6
17
18
Panduan Penghematan Energi di Gedung Pemerintah Gedung Gabungan Dinas Makassar
• Luas Gedung : ±3,256 m
2
• Tahun Berdiri : 1994
• Fungsi: Gabungan beberapa kantor
dinas •
Okupansi: 400 orang •
Pengelola: Rumah Tangga dan jajarannya
• Jam kerja : 07.30 sd 15.30
• Hari kerja: 5 hari kerja: Senin s.d Jumat
• Suplai Listrik: Golongan Tarif P1, PLN
202 kVA •
Sistem AC: 35 unit AC Split •
Luas Bangunan yang ber AC: 3,256 m
2
• Pemakaian Total Listrik rata2: 20.5
kW •
Nilai IKE: 6,02 - 12,27 kWhm2bulan Sangat Eisien - Eisien
6.1 Hasil Audit Kantor Gabungan Dinas dan Balai Kota