PRINSIP PENYUSUNAN APBDes KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDes

10. Penataan Strategi Penanggulangan Bencana; 11. Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh; 12. Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan, penuntasan buta aksara dan putus sekolah; 13. Peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan perempuan dan KB; 14. Pengembangan Tata Kelola kepemerintahan yang mengedepankan prinsip-prinsip good governance. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Desa dengan Pemerintah Daerah harus merujuk 14 empat belas perioritas pembangunan dalam RKPD Kabupaten Bima Tahun 2014 di atas, dan diwujudkan dalam bentuk RKPDes yang telah melalui proses perencanaan partisipatif bersama masyarakat yang disepakati bersama antara Pemerintah Desa dan BPD sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes Tahun Anggaran 2014.

II. PRINSIP PENYUSUNAN APBDes

Penyusunan APBDes Tahun Anggaran 2014 didasarkan prinsip sebagai berikut: 1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan urusan dan kewenangannya; 2. Tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 3. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBDes; 4. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; 5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; dan 6. Substansi APBDes tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah serta peraturan desa lainnya. 7

III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDes

Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Desa dalam penyusunan APBDes Tahun Anggaran 2014 terkait dengan pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan desa adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Desa Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APBDes merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. a. Pendapatan Asli Desa PADes Penganggaran Pendapatan Desa yang bersumber dari PADes memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dan realisasi penerimaan PADes tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait; 2 Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha; dan 3 Dalam APBDes, PADesnya agar dirinci dan dijelaskan pencantumannya berdasarkan jenisobjek dari masing-masing hasil usaha desa atau pungutan desa. Jika berasal dari bagi hasil usaha dari BUMDes maka dicantumkan pada rekening Hasil Usaha Desa, dan jika bersumber dari usaha pungutan desa maka dirinci pencantumannya pada Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah dengan rekening Pungutan Desa. b. Dana Perimbangan Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam APBDes Tahun Anggaran 2014, pencantumannya harus memperhatikan Surat Keputusan Bupati Bima tentang Penetapan Alokasi Dana Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa Tahun Anggran 2014. 8 c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana bagi hasil retribusi dan pajak dari pemerintah daerah serta pendapatan yang bersumber dari bantuan keuangan dari pemerintah daerah Kabupaten Bima, pencantumannya juga harus memperhatikan Surat Keputusan Bupati Bima tentang Penetapan Besaran Bagi Hasil Retribusi dan Pajak dari Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2014. Demikian juga jika terdapat bantuan keuangan dari pemerintah pusatpropinsi, pencantumannya harus memperhatikan ketentuan peraturan-peraturan perundangan yang menyertainya. 2. Belanja Desa Belanja desa disusun secara berimbang antara penerimaan dan pengeluaran, dan penggunaan keuangan desa harus tetap konsiten dengan ketentuan penggunaan ADD yaitu 30 tiga puluh persen untuk mendukung operasional penyelenggaraan pemerintah desa dan penguatan peran lembaga pemerintah di desa, dan 70 tujuh puluh persen untuk mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat desa berupa belanja pembangunan sarana dan prasarana desa, subsidi kepada Badan Usaha Milik Desa BUMDes, dan bantuan sosial. Adapun hal lainnya agar tetap mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping hal utama di atas, dalam penyusunan belanja desa diminta perhatiannya agar menyesuaikan belanja desa sesuai ketentuan sebagai berikut : a. Berdasarkan data evaluasi pelaksanaan pembangunan fisik desa melalui ADD, terdapat 92 belanja pembangunan fisik desa dialokasikan untuk programkegiatan penataan lingkungan desa, sedangkan 7,93 nya dialokasikan untuk programkegiatan penataan irigasi pertanian dan DAM Desa. Sedangkan untuk programkegiatan pemberdayaan usaha ekonomi desa hanya 0,07 saja. Dalam upaya peningkatan efektifitas program penanggulangan kemiskinan, diharapkan agar pemerintah desa bersama BPD juga memperhatikan pengembangan usaha ekonomi desa. 9 b. Memperhatikan surat Menteri Dalam Negeri RI. Nomor 1407635PMD tanggal 8 November 2013 perihal Pemilihan Kepala Desa Tahun 2014 menyatakan bahwa untuk menyukseskan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, maka selama tahun 2014 pelaksanaan pemilihan Kepala Desa ditiadakan dan pemilihan Kepala Desa dimaksud dilaksanakan pada tahun 2015. Menindaklanjuti ketentuan dimaksud di atas, segala jenis belanja yang berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa tidak diperkenankan untuk dialokasikan dalam APBDes Tahun Anggaran 2014. c. Bagi desa yang BPD nya bertambah; sebagai contoh Desa Tolotangga Kecamatan Monta : berdasarkan Keputusan Bupati Bima Nomor 653 Tahun 2007 ditetapkan jumlah anggota BPD nya sebanyak 7 tujuh orang, dan berdasarkan Keputusan Bupati Bima Nomor 188.458560052013 ditetapkan jumlah anggota BPD nya sebanyak 9 sembilan orang, maka selisih perubahan jumlah anggota BPD dimaksud dialokasikan insentiftunjangan BPD dimaksud pada APBDes Tahun Anggaran 2014 sesuai ketentuan yang berlaku. d. Pengganggaran Bagi Hasil Pendapatan Sarang Burung Walet bagi desa-desa penghasil, dialokasikan 10 dari pengganggaran Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah dari Pendapatan Sarang Burung Walet dalam APBD Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2014. e. Adapun hal lainnya agar tetap mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Pembiayaan Desa a. Penerimaan Pembiayaan 1 Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya SiLPA, agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil yang ada, yaitu potensi terjadinya pelampauan realisasi penerimaan desa, terjadinya penghematan belanja, dan adanya sisa dana yang masih mengendap dalam rekening kas desa yang belum dapat direalisasikan hingga akhir tahun anggaran sebelumnya; 2 Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari Pencairan Dana Cadangan, agar waktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan; 3 Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBDes disesuaikan dengan batas maksimal defisit APBDes Tahun Anggaran 2014 yaitu maksimal 5 lima persen dari jumlah belanja desa. b. Pengeluaran Pembiayaan 1 Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian pokok pinjaman pada tahun tertentu yang akan membebani keuangan desa, agar Pemerintah Desa disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai dengan jadwal yang direncanakan; 2 Penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBDes didasarkan pada Peraturan Desa tentang Penyertaan Modal Desa, sehingga tidak perlu setiap penganggaran dalam APBDes dibuatkan Peraturan Desa tersendiri; 3 Untuk menganggarkan dana cadangan, Pemerintah Desa harus menetapkan terlebih dahulu Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan yang ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan. c. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan SILPA-TB Untuk menghindari terjadinya dana yang menganggur Idle Money, maka diupayakan untuk menghindari adanya Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan dalam APBDes, dan apabila terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan supaya dalam perubahan APBDes dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun anggaran berjalan.

IV. TEKNIS PENYUSUNAN APBDes