Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Minahasa.
Oleh : Gary Rawung
ABSTRAK
Gary Rawung, 090813103, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini berjudul Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Minahasa Studi
Kasus di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Minahasa. Dibawah
Bimbingan dari Drs. Novie Reflie Pioh, MSi dan Drs. Albert Wuysang.
Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka reformasi birokrasi di Indonesia, penataan dengan strategi
penundaan penerimaan calon pegawai negeri sipil dan penghitungan kembali jumlah kebutuhan pegawai negeri disetiap instansi terlebih khusus di daerah, maka dapat
menstabilkan kembali sistem perekrutan pegawai negeri sipil secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini melibatkan 10 sepuluh orang responden antara lain Kepala,
Sekretaris dan Staf Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dilakukan melalui wawancara interview, dan Dokumentasi.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi kebijakan Moratorium calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Minahasa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini sehubungan dengan implementasi kebijakan Moratorium Calon
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Minahasa adalah dengan melakukan penataan pegawai negeri sipil dengan strategi penundaan penerimaan calon pegawai negeri sipil
dan penghitungan kembali jumlah kebutuhan pegawai negeri sipil. Tujuan pemerintah membuat kebijakan pelaksanaan moratorium calon pegawai negeri sipil adalah agar
terlaksana secara efektif program penataan sistem kepegawaian Negara dalam rangka reformasi birokrasi.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan, penataan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan organisasi, ketatalaksanaan business process dan sumber daya manusia aparatur. Reformasi
Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance. Proses reformasi birokrasi belum berjalan dengan maksimal sesuai
dengan yang diharapkan, hal ini ditandai dengan pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil yang tidak efektif dan efisien. Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami
pembengkakkan jumlah dalam pegawai negeri sipil yang tidak diikuti dengan pelayanan yang efektif dan efisien. Sistem perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan
dan kebutuhan pegawai negeri sipil tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah pegawai negeri sipil di daerah yang begitu besar mengakibatkan terjadi
ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah PNS dengan kualitas pelayanan publik yang ada.
Pemerintah, dalam rangka reformasi birokrasi telah mengeluarkan satu kebijakan yakni Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS yang tertuang dalam
peraturan bersama Menteri PANRB, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, Nomor 02SPBM.PAN-RB82011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor
141PMK.012011. Tujuannya yaitu :
1. Guna mengatasi pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil PNS yang tidak efektif dan efisien
2. Untuk melakukan penataan organisasi dan Pegawai Negeri Sipil 3. Penghematan anggaran belanja pegawai.
Menurut Hogwood dan Gunn 1990, Kebijakan Publik adalah seperangkat
tindakan Pemerintah yang didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Kebijakan moratorium CPNS ini adalah satu kebijakan yang dibuat pemerintah guna mengatasi
persoalan dalam birokrasi, dan hal ini harus diikuti dengan implementasi kebijakan. Dalam implementasi kebijakan tentunya ada kendala-kendala yang dapat menghambat
proses implementasi, menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn dalam Subarsono 2008:99 mengemukakan, ada 6 variabel dapat menjadi kendala-kendala
dalam implementasi kebijakan, yaitu : a Standar dan sasaran kebijakan, b Sumberdaya, c Hubungan antar Organisasi, d Karakteristik agen pelaksana, e Kondisi sosial,
politik, dan ekonomi, f Diposisi Implementor. Variabel-variabel kendala dalam implementasi kebijakan adalah faktor-faktor yang bisa menjadi kendala dalam
implementasi kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil di kabupaten Minahasa. Untuk mengetahui lebih dalam terhadap permasalahan yang dihadapi
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kebijakan moratorium CPNS, maka dinilai perlu untuk dilakukan penelitian, dengan mengangkat judul yaitu Implementasi Kebijakan
Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Minahasa .
B. Rumusan Masalah