Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah) Kabupaten Dairi

(1)

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku

Ahmad Ghufron, Sudarsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

A. W. Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Raja Grafindo, Jakarta, 2002. C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1979.

English Nainggolan, Pembinaan Kepegawaiaan di Indonesia, Intermasa, Jakarta, 1994

M. Solly Lubis, Kebijakan Publik, Mandar Maju, Bandung, 2007.

Mitfah, Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2005 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006. Said Zainal Abidin, PhD, Kebijakan Publik, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, 2004. Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1979.

Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta UI Press, 2016.

Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.

Sri Hartini dan Setiajeng Kadarsih, Diktat Hukum Kepegawaian, Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1996.

W.J.S, Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986.


(2)

B. Peraturan Perundanga-undangan

 Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.

 Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor

02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor

141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipi.

 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calom Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai.

 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Janda/Duda.


(3)

C. Sumber Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Moratorium

http://nasional.kompas.com/read/2015/11/25/06421231/Menteri.Yuddy.Moratorium.P NS.Masih.Berlaku.pada.2016

http://bisnis.liputan6.com/read/2150941/menteri-yuddy-beber-detail-alasan-moratorium-pns

www.menpan.go.id/berita-terkini/4101-moratorium-cpns-hingga-2019-rekrutmen-terbatas

http://m.antaranews.com/berita/40470/waarpres-jk-katakan-moratorium-pns-hemat-anggaran-untuk-pembangunan


(4)

BAB III

DAMPAK MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) TERHADAP EFEKTIFITAS KERJA PEMERINTAHAN DI KABUPATEN

DAIRI

A. Kondisi Geografis dan Kependudukan Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terletak pada posisi 98 00 – 98 30 LS dan 2 00 – 15 00 LU dengan luas 1927,77 km. Adapun perbatasan kabupaten ini adalah :Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Tenggara dan

Kabupaten Tanah Karo

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Toba Samosir

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pak-pak Barat

Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Selatan

Kabupaten Dairi terletak pada 400-1.700 M di atas permukaan laut, sehingga digolongkan kedalam daerah dataran tinggi.Topografi Kabupaten Dairi bervariasi dan umumnya terdapat banyak gunung dan bukit. Kemiringannya juga bervariasi sehingga memiliki terdapat 3 jenis iklim yakni iklim tropis pada daerah dengan ketinggian kurang dari 500 meter dpl, iklim sub tropis pada daerah ketinggian antara 500-1.000 meter dpl dan iklim dingin pada daerah ketinggian diatas 1.000 meter dpl.

Penduduk yang bermukim diwilayah Kabupaten Dairi sifatnya heterogen, meliput Suku Batak (Pak-pak, Toba ,Simalungun, Karo dan Mandailing), Jawa, Aceh, Minangkabau, Nias dan Tionghoa. Kabupaten Dairi terdiri dari 15 kecamatan. Berikut perincian jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan


(5)

Tabel 2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Desa/

Kelurahan

Luas

(km2)

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/km2)

1 Sidikalang 11 70,60 50.050 708,22

2 Berampu 5 40,85 8.317 203,60

3 Sitinjo 4 53,15 12.390 233,13

4 Parbuluan 11 235,40 21.633 91,90

5 Sumbul 19 192,58 40.606 210.85

6 Silahisabungan 5 75,62 4.605 60,90

7 Silima Pungga-pungga 16 88,35 13.006 147,21

8 Lae Parira 9 42,75 13.912 325,43

9 Siempat Nempu 13 60,15 18.404 305,90

10 Siempat Nempu Hulu 12 93,93 18.096 190,97

11 Siempat Nempu Hilir 10 105,62 10.697 101,28


(6)

13 Gunung Sitember 8 77,00 9.354 121,48

14 Pegagan Hilir 13 155,33 15.115 97,31

15 Tanah Pinem 19 439,40 20.993 47,78

Jumlah 169 1927,80 279.090 144,77

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2015

B. Visi dan Misi Kabupaten Dairi

Visi merupakan wujud atau bentuk masa depan yang diharapkan. Rumusan visi mencerminkan kebutuhan yang fundamental dan sekaligus merefleksikan dinamika pembangunan dari berbagai aspek. Dalam konteks itu Pemerintahan Kabupaten Dairi telah menetapkan visi 2014 sebagai mana tertuang dalam Rencana Jangka Menengah Daerah Kabupaten Dairi dengan rumusan “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Dairi yang maju dan sejahtera melalui pengembangan agribisnis yang berdaya saing serupa“ .

Berdasarkan visi Pemerintahan Kabupaten Dairi tersebut yang pada hakekatnya diarahkan untuk mendukung terwujudnya visi Kabupaten Dairi kedepan,maka dirumuskan misi Pemerintahan Kabupaten Dairi tahun 2014 sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintahan yang berkualitas, bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan profesional dalam angka good governance.


(7)

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Membangun dan mengoptimalkan potensi perekonomian daerah dengan berbsis agribisnis dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang unggul dan berdaya saing.

4. Pengembangan infrastruktur wilayah, pemukiman, perdesaan-perkotaan. 5. Mewujudkan Kabupaten Dairi sebagai daerah wisata

C. Kondisi Kepegawaian di Kabupaten Dairi

Dewasa ini kehidupan Pegawai Negeri dipandang lebih mapan dan stabil, sebab perundang – perundangan yang mengaturnya meliputi berbagai segi, yakni : mengenai formasi dan upaya pengadaan Pegawai Negeri. Demikian pula masalah gaji dan tunjangan telah diatur sedemikian rupa di dalam perundang – undangan36.

Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan dalam formasi untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan. Sedangkan yang disebut formasi adalah penentuan jumlah dan susunan Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang37.

Adapun dasar penyusunan dan penetapan formasi untuk masing-masing satuan organisasi negara yang perlu diperketat dan dilakukan secara cermat adalah:

A. Jenis pekerjaan, yaitu macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. Misalnya pekerjaan pengetikan, pemeriksaan perkara, perawatan orang sakit,dan sebagainya. Apabila hal ini sudah diketahui, dapatlah ditentukan pegawai yang mempunyai

36

Ahmad Ghufron, Sudarsono, Op.cit,. halaman 1 37


(8)

keahlian untuk itu. Jadi kualifikasi yang dimiliki pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Sifat pekerjaan, sangat berpengaruh dalam penetapan formasi. Dalam hal ini ditinjau dari sudut waktu dalam melaksanakan pekerjaan. Misalnya tenaga perawat dirumah sakit, pemadam kebakaran, penjaga mercu suar. Kalau misalnya jam kerja adalah 8 jam sehari, maka untuk melakukan pekerjaan sejenis ini di perlukan 3 orang (3x8).

C. Perkiraan beban kerja dan kapasitas seorang PNS. Ini harus diperhitungkan secara cermat. Disamping perhitungannya berdasarkan pengalaman selama ini, juga perlu perhitungan maksimal seorang pegawai menyelesaikan suatu pekerjaan. Seperti kita ketahui selama ini banyak kita ketahui, bahwa PNS efektif bekerja hanya sampai pukul 12.00, dan setelah itu banyak terlihat yang santai-santai, pemanfaatan waktu tidak efektif. Jumlah beban kerja ini salah satu hal yang sangat perlu di sesuaikan dengan jumlah pegawai yang ada.

D. Prinsip pelaksanaan pekerjaan, juga sangat berpengaruh dalam menentukan jumlah formasi. Misalnya dalam pekerjaan membersihkan ruangan, jika satuan organisasi itu yang mengerjakan, maka pegawai untuk keperluan tersebut harus disediakan. E. Jenjang dan jumlah pangkat serta jabatan yang tersedia dalam satuan organisasi. Ini

perlu diperhatikan dalam penentuan formasi,untuk memelihara piramida dan jabatan yang sehat.

F. Peralatan yang tersedia. Dalam zaman serba canggih sekarang, dimana tenaga manusia sudah dapat diambil alih oleh peralatan teknis, misalnya komputer, maka semakin banyak dan lengkap peralatan yang tersedia dan dapat mengambil alih tugas manusia (pegawai) berarti tenaga manusia semakin kecil peranannya.


(9)

G. Kemampuan keuangan negara. Faktor ini sudah pasti tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan sangat menetukan dalam pembiayaan anggaran belanja pegawai38.

Perencanaaan formasi kepegawaian didasarkan pada Pasal 15 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999, yang menyatakan bahwa :

1) Jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan ditetapkan dalam formasi. 2) Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan untuk jangka

waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan.

Pasal 132 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menetukan bahwa penetapan formasi PNS Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota setiap tahun anggaran dilaksanakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara atas usulan Gubernur. Pejabat Pembina masing-masing Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota mengajukan usul persetujuan formasi kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara melalui Gubernur. Dalam penyampaian usul persetujuan formasi Pemerintah Daerah Kabupaten, Gubernur dapat memberikan rekomendasi. Dalam hal ini berarti Gubernur memiliki kewenangan yang lebih luas dari pada yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota itu sendiri karena Gubernur dapat mempengaruhi usul formasi yang diajukan oleh Pemerintah Daerah/Kota dengan adanya hak untuk memberikan rekomendasi39.

Berikut ini tabel jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Dinas / Instansi dan Jenis Kelamin Pemerintahan Kabupaten Dairi.

Tabel 3

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Dinas / Instansi dan Jenis Kelamin Pemerintah Kabupaten Dairi

38

English Nainggolan, Pembinaan Kepegawaiaan di Indonesia, Intermasa, Jakarta, 1994, halaman 3-4. 39


(10)

No Unit Kerja Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Staf Ahli Bupati 4 2 6

2 Sekretariat Daerah 92 45 137

3 Badan Pemberdayaan Masyarakat 13 13 26

4 Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah

26 9 35

5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 13 15 28

6 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7 6 13

7 Inspektorat 23 13 36

8 Dinas Pendidikan 454 597 1.051

9 Dinas Kesehatan 112 490 602

10 Dinas Tenaga Kerja dan Sosial 23 19 42

11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil 32 28 60

12 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika 34 15 49

13 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 46 15 61


(11)

15 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi 23 15 38

16 Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga

38 19 57

17 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset

27 29 56

18 Dinas Pertanian 69 48 117

19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 23 9 32

20 Dinas Pertambangan dan Energi 21 4 25

21 Kantor Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana

14 24 38

22 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

7 5 12

23 Kantor Lingkungan Hidup 5 10 15

24 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 2 9 11

25 Kantor Ketahanan Pangan 6 7 13

26 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 7 5 12


(12)

28 Rumah Sakit Umum Daerah 53 196 249

29 Kantor Kecamatan 207 65 172

30 Kantor Kelurahan 33 32 65

31 Akademi Keprawatan 5 12 17

32 Sekretariat Komisi Pemilihan Umum 3 3 6

Jumlah 2.236 3.568 5.804

Sumber : Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah,2015

Dari komposisi pegawai berdasarkan Dinas / Instansi tersebut terlihat bahwa pegawai terbanyak terdapat pada Dinas Pendidikan sebanyak 1.051 pegawai, sedangkan pegawai dengan komposisi paling sedikit terdapat pada Staf Ahli Bupati dan sekretariat Komisi Pemilihan Umum dengan jumlah masing-masing sebanyak 6 pegawai. Dengan kata lain sebagian besar jumlah pegawai di Pemerintahan Kabupaten Dairi berada di Dinas Pendidikan sekitar 18%

Gambaran mengenai kondisi kepegawaian terlihat pula dari pendidikan yang telah ditempuh, berikut ini komposisi pegawai berdasarkan pendidikan


(13)

Tabel 4

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 SD 30

2 SMP 87

3 SMA 1.772

4 DI 96

5 D2 758

6 D3 777

7 D4 34

8 S1 2.171

9 S2 79

Total 5.804

Sumber : Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah, 2015

Dari komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan tersebut di dominasi oleh pegawai dengan pendidikan terakhir Strata 1 (S1) sebanyak 2.171 pegawai, sedangkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan komposisi paling sedikit dengan jumlah 30 pegawai.


(14)

Jumlah Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Dairi Tahun 2014 – 2015

No Unit Kerja 2011 2012 2013 2014 2015

1 Dinas Pendidikan 77 79 84 83 82

2 Dinas Kesehatan 3 2 4 3 5

3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

1 2 1 3 -

4 Dinas Pertanian - 1 2 3 1

5 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

- - - 1 2

6 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

- - 1 - 1

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

- - - - 1

8 Dinas Bina Marga dan SDA

- - - - 1


(15)

10 Kantor Kecamatan - 1 - 6 1

11 Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

- - - 1 -

12 Inspektorat - - - - 1

Jumlah 81 87 92 103 95

Sumber : Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah, 2015

Dari komposisi pegawai berdasarkan jumlah pensiun tersebut terlihat bahwa jumlah pensiun pegawai negeri sipil di kabupaten dairi adalah sebanyak 198 orang, dan dapat disimpulkan setiap tahun rata-rata jumlah yang akan pensiun adalah sebanyak 91 orang.

D. Dampak Moratorium CPNS Terhadap Efektivitas Kerja Pemerintahan Di Kabupaten Dairi

1. Dampak Positif

a. Untuk melakukan penataan atau rekonstruksi pegawai pemerintah yang lebih baik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menetapkan bahwa moratorium penerimaan CPNS masih akan berlangsung hingga selesainya periode pertama pemerintahan presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi mengatakan hal tersebut dilakukan dalam rangka melakukan penataan atau restrukturisasi pegawai pemerintah. Namun


(16)

demikian meenteri Yuddy mengatakan bahwa pemerintah bisa tetap melakukan proses rekrutmen pegawai ASN dengan skala terbatas.

Hingga pada desember 2015, tercatat jumlah PNS mencapai 4.517 ribu lebih yang belum termasuk prajurit TNI Dan POLRI tercatat mencapai 1,7-1,9% dari 253.000.000 penduduk indonesia. Sehingga pemerintah menginginkan desain pegawai yang proporsional, akan lebih efektif, selektif, dan profesional dalam melakukan perekrutan dengan memperhatikan batas usia pensiun, beban kerja, dan analisis jabatan.

Menteri Yuddy juga mengatakan bahwa kedepannya, porsi pegawai pemerintah harus diisi paling tidak 50% berstatus sarjana, 10% strata 2, 3 sampai 5 persen strata 3.40

b. Menghemat Anggaran Belanja Pegawai

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan moratorium CPNS bisa menghemat anggaran belanja pegawai sebesar 30 persen APBN. Dengan kebijakan tersebut belanja pegawai yang mengambil porsi 41 persen APBN bisa berkurang menjadi 10 persen APBN. Dikatakan pula penghematan biaya belanja pegawai ini akan diikuti penghemaan belanja barang dan modal dengan angka penghematan yang sama.41

2. Dampak Negatif

40

www.menpan.go.id/berita-terkini/4101-moratorium-cpns-hingga-2019-rekrutmen-terbatas diakses pada hari rabul 24 Agustus 2016

41

http://m.antaranews.com/berita/40470/waarpres-jk-katakan-moratorium-pns-hemat-anggaran-untuk-pembangunan diakses pada hari rabu 24 Agustus 2016


(17)

Menurut sebagai Kepala Sub Bagian Badan Kepagawaian Daerah Kabupaten Dairi mengatakan seidikitnya ada dua dampak yang bakal ditimbulkan jika moratorium penerimaan PNS diterapkan,

1. Pelaksanaan Program Kerja yang telah direncanakan pemerintah Daerah kabuaten Dairi akan kurang efektif, hal ini karena jumlah pegawai yang pensium setiap tahunnya akan bertambah, hal ini bertolak belakang dengan tidak akan adanya penambahan pegawai sehingga efektifitas kerja pemerintah kabupaten tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Jumlah pengagur akademik akan semakin banyak, yakni mereka yang menganggur dengan kualifikasi pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal diploma bala meningkat. Padahal saat ini saja jumlah penganggur akademik dapat dikatakan cukup tinggi.

3. Jumlah pekerja di sektor informal yang saat ini mencakup sekitar 6 persen dari total jumlah penduduk bekerja juga bakal meningkat, secara alamiah setiap orang akan melakukan apa saja untuk memperoleh pendapatan agar bisa bertahan hidup. Meskipun ia harus menggeluti pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dimiliki. Hal serupa juga bakal terjadi pada angkatan kerja lulusan pendidikan tinggi. Jika pekerjaan sebagai orang kantoran di sektor formal tidak bisa direngkuh, mereka terpaksa akan terjun ke sektor informal seperti menjadi pedagang kaki lima, penjual bakso, dan tukang ojek42.

42

Hasil wawancara dengan Drs.J.Sigalingging sebagai Kepala Badan Kepegawaian Dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi


(18)

BAB IV

UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAERAH (BKPPD) KABUPATEN DAIRI DALAM

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PROGRAM KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAIRI

A. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Pusat Dalam Meningkatkan Kualitas Pegawai Negeri Sipil (PNS)

1. Pengembangan Kualitas dan Kompetensi PNS

Upaya pengembangan kualitas merupakan suatu keharusan dalam suatu organisasi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan pekerjaan. Permasalahan yang terjadi dalam struktur birokrasi Indonesia adalah rendahnya kualitas pegawai dan kurang memiliki daya saing dalam menghadapi era globalisasi. Untuk mengatasi permasalahan kualitas pegawai di atas Pasal 31 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 menetukan bahwa untuk mencapai daya guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu keahlian, kemampuan, dan keterampilan. Dalam pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Pendidikan dan pelatihan kepegawaian juga merupakan bagian dari sebuah sistem pembinaan karier PNS yang bermakna pada pengembangan kepegawaian, oleh karena itu menurut Pasal 3, sasaran pendidikan dan pelatihan adalah untuk mewujudkan pegawai yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan jabatan masing-masing43.

43


(19)

Selain upaya pengembangan kualitas, upaya pengembangan kompetensi juga sangat penting. Upaya pengembangan kompetensi pegawai merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat. Untuk menciptaan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian, dan kesetiaan perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan, dan pengembangan wawasan PNS melalui Pendidikan dan Pelatihan Jabatan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan PNS secara menyeluruh44.

Menurut A.W. Widjaja yang perlu diperhatikan, bahwa didalam usaha pendidikan dan pelatihan pegawai itu harus mempunyai dua macam orientasi (pengaruh), yaitu :

a) harus diarahkan bagi kepentingan organisasi (organizational oriented) dan di samping itu juga,

b) Harus diarahkan bagi kepentingan pegawai(personel oriented)45.

Dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa tujuan diadakannya diklat, antara lain sebagai berikut:

a) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

b) Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

c) Memantapan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.

44 Ibid., halaman 129

45


(20)

d) Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik46.

Dasar Pertimbangan instansi dalam melaksanakan diklat untuk para pegawainya adalah pembinaan dan pengembangan karier pegawai yang bersangkutan, kepentingan promosi, tersedianya anggaran dan syarat-syarat yang dipenuhi oleh pegawai untuk mengikuti diklat. Untuk pemilihan pegawai yang di ikutsertakan dalam diklat diasarkan pada kebutuhan organisasi, alasan peningkatan kinerja, kemampuan dan keterampilan pegawai, kepangkatan dan sebagainya47.

2. Meningkatkan Disiplin PNS

Di lingkungan pegawai negeri dalam rangka menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksana tugas pekerjaan telah dibuat suatu ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dimana ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 dan ketentuan pelaksanaanya ditetapkan dalam Surat Edaran Kepala Badan Administraasi Kepegawaian Negara No.23/SE/1980 Tahun 198048.

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa, dan berdisiplin tinggi dalam menjalankan tugas. Sikap dan perilaku seorang PNS dapat dijadikan panutan atau keteladanan bagi PNS di lingkungannya dan masyarakat pada umumnya. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka harus mampu mengendalikan diri sehingga irama dan suasana kerja berjalan harmonis. Tetapi kenyataan yang ada sekarang justru jauh dari kata

46 Ibid., halaman 95 47

Ibid., halaman 96

48


(21)

sempurna. Masih banyak PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dengan berbagai cara.

Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat faktor penting yang harus di perhatikan adalah kedisiplinan aparat pemerintah sebagai ujung tombak negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selain itu kedidiplinan pegawai merupakan hal penting dalam menunjang keberhasilan.Usaha untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil bukanlah tugas yang mudah diwujudkan walaupun telah tersedia perangkat aturan yang sistematis dan jelas. Namun perlu disadari meskipun peraturannya telah lengkap dan baik tidak akan berjalan optimal jika PNS sebagai pelakunya tidak bersikap baik.

Peningkatan disiplin nasional dengan berbagai upaya yang sedang dan akan terus dilakukan harus terus dioptimalkan untuk mencapai terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa. Pemerintah yang bersih dan berwibawa merupakan salah satu persyaratan pokok bagi terselanggaranya pembangunan nasional yang berdayaguna dan berhasilguna. Dengan aparatur yang bersih dan berwibawa, akan tercipta pemerintahan yang bersih dan berwibawa pula. Dengan demikian, semuanya tergantung pada aparatur pelaksananya. Disiplin yang tinggi berpengaruh besar terhadap produktivitas kerja, dayaguna, dan hasilguna pegawai. Produktivitas kerja dapat meningkat bila setiap pegawai bekerja dengan disiplin, penuh semangat pengabdian dengan mengerahkan segala kemampuannya yang ditunjang sarana organisasi, manajemen dan aspek-aspek lainnya yang turut mempengaruhi49.

Apabila peraturan disiplin PNS beserta sanksinya diterapkan secara maksimal dan konsisten terhadap pegawai yang kurang menaati jam kerja atau kurang bekerja sungguh-sungguh, dapat dibayangkan betapa banyaknya pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin. Kerena dengan tidak menaati jam kerja atau tidak bekerja dengan

49


(22)

efektif, sudah termasuk pelanggaran disiplin PNS, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS.

Di dalam Pemerintah Peraturan Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 6 ayat (1) memuat tingkat hukuman disiplin terdiri atas:

a. hukuman disiplin ringan

b. hukuman disiplin sedang

c. hukuman disiplin berat

Pasal 6 ayat (2) Pemerintah Peraturan Nomor 30 Tahun 1980, jenis hukuman ringan terdiri atas:

a. teguran lisan

b. teguran tertulis

c. pernyataan tidak puas secara tertulis

Pasal 6 ayat (3) Pemerintah Peraturan Nomor 30 Tahun 1980, jenis hukuman ringan terdiri atas:

a. penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun

b. penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun

c. penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu (1) tahun.

Pasal 6 ayat (4) Pemerintah Peraturan Nomor 30 Tahun 1980, jenis hukuman ringan terdiri atas:

a. penurunan pangkat pada tingkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama satu(1) tahun

b. pembebasan dari jabatan

c. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS


(23)

d. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS50.

Tujuan hukuman disiplin adalah untukagar tidak terjadi kesalahan yang ke dua kali,memperbaiki dan mendidikPegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.Karena itusetiap pejabat yang berwenang menghukum sebelum menjatuhkanhukuman disiplin harus memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yangmelakukan pelanggaran disiplin.Terhadap PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplindiadakan pemeriksaan.Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahuiapakah PNS yang bersangkutanbenar telah melakukan pelanggarandisiplin. Pemeriksaan juga bertujuan untuk mengetahui latar belakangserta hal-hal yang mendorong pelanggaran disiplin tersebut. Pemeriksaandilaksanakan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk.

B. Upaya Yang dilakukan Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi dalam Meningkatkan Efektivitas Program Kerja Pemeritah Daerah Kabupaten Dairi

Semua hal-hal yang merupakan hasil pengalaman dalam operasinya itu baik yang merupakan yang keberhasilan (success) maupun yang merupakan kegagalan (failure) menjadi bahan masukan (inputs) dan umpan balik (feed back), bagi keperluan penilaian (evaluasi) dan selanjutnya bahan bagi perumusan kebijakan berikutnya di masa depan (the next policy). Untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang menjadi visi atau goal dari kebijakan itu perlu di tetapkan kebijakan umum atau publik policy yang menyangkut beberapa hal, yaitu pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi sumber-sumber yang ada51.

50

Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 142-143

51


(24)

Untuk melaksanakan kebijakan itu perlulah kekuasaan (power) dan kewenangan (authority), baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses itu. Cara yang dipakai bisa secara persuasif (meyakinkan orang) dan bila perlu ialah cara coersive (paksaan). Setiap proses proses pembentukan kebijakan umum atau kebijakan pemerintah adalah hasil dari suatu proses pengambilan suatu keputusan. Sebenarnya proses pengambilan keputusan itu adalah proses pemilihan diantara beberapa alternatif atau paradigma (paradigms) yakni pemikiran-pemikiran yang akhirnya ditetapkan sebagai kebijakan pemerintah52.

Proses komunikasi ekfektif diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan. Itu artinya pemimpin harus mengkomunikasikan kepada bidang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan agar memahami kebijakan yang menjadi tenggung jawabnya, maka untuk mengimplementasikan kebijakan secara tepat, ukuran implementasi mesti tidak hanya diterima, namun kebijakan yang di laksanakan bagi mereka harus juga jelas.

Selain itu, sumber daya yang tersedia harus mendukung agar tidak menghambat pelaksanaan kebijakan. Adapun pentingnya sumber daya ini mencakup: jumlah staf yang tepat, keahlian yang di perlukan, informasi yang relevan tentang cara melaksanakan kebijakan dan berbagai penyesuaian lainnya. Jika sumber daya tidak cukup, berarti kebijakan tidak akan terlaksana karena prosedur kerja, kegiatan yang ditetapkan tidak dapat dibumikan dalam memenuhi tujuan dan harapan.

Negara kita memiliki jumlah organisasi yang sangat banyak, baik yang diolah oleh pihak swasta maupun milik negara. Setiap instansi ataupun badan pemerintahan yang berdiri di bawah pimpinan Negara merupakan sarana pendukung demi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang merupakan cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD 1945. Salah satu badan yang berada di dalam naungan pemerintahan Negara Kesatuan Repulik Indonesia adalah Badan Kepegawaian Negara. Badan inilah yang memiliki fungsi untuk

52


(25)

memperhatikan kondisi kepegawaian Indonesia. Badan ini memiliki unit yang lain salah satunya adalah Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD).

Dalam hal ini, Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi BKPPD Kabupaten Dairi, berdasarkan pada Peraturan Daerah untuk mengoptimalkan kinerja secara efisien, efektif dan professional kepegawaian dan Diklat daerah. Tugas Pokok yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kepegawaian yang menjadi kewenangan daerah yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dan fungsi, yaitu :

1. Penyampaian penyusunan peraturan perundang-undangan Daerah di bidang Kepegawaian sesuai dengan norma, standard an prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan ;

2. Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian Daerah;

3. Penyiapan Kebijakan Teknis Pengembangan Kepegawaian Daerah;

4. Penyiapan dan Pelaksanaan Pengangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standart dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

5. Penyelenggaraan Administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah;

6. Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah;

7. Penyampaian sistem informasi Kepegawaian Daerah kepada BKN;

8. Penyedian calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi semua satuan perangkat daerah;


(26)

9. Penyelenggaraan diklat di bidang kepegawaian dengan perangkat daerah; peran besar dalam mengimplementasikan kebijakan moratorium tentang efektivitas program kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi. Selain itu Badan Kepegawaian Dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) di Kabupaten Dairi Dalam meningkatkan efektivitas program kerja Pemeritah Daerah Kabupaten Dairi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

1. Penghitungan Jumlah PNS

Pelaksanaan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai negeri sipil di Kabupaten Dairi dilakukan secara bersama melalui pedoman yang dikeluarkan Menteri PAN&RB Nomor 26 Tahun 2011, yaitu digabungkan beberapa unsur instansi terkait dan melakukan analisis Pegawai Negeri Sipil. Tahapan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai tercantum dalam Kep.Men.PAN Nomor KEP/75/M.PAN/7/2004, dan tugas dari pemerintah kabupaten yaitu :

a. Mengumpulkan dan menyajikan data perumusan jumlah kebutuhan pegawai dilingkungannya

b. Merumuskan jumlah pegawai dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten. c. Menyampaikan hasil perumusan kebutuhan pegawai Pemerintah Daerah

Kabupaten kepada Tim Provinsi.

Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai negeri sipil di Kabupaten Dairi, melalui pedoman Peraturan Menteri PAN&RB Nomor 26 tahun 2011, yaitu :

a. Adanya analisis jabatan

b. Memperkirakan persediaan pegawai c. Menghitung kebutuhan pegawai


(27)

d. Menghitung keseimbangan antara kebutuhan dan persediaan53

.

2. Pembinaan Karier PNS

Pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil merupakan upaya yang dilakukan Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD). Dalam pasal 12 UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, secara tegas disebutkan Pembinaan PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna. Pembinaan ini dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem kerja.

Adapun yang dimaksud dengan sistem karier adalah sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapannya, sedangkan dalam pengembangan lebih lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat objektif lainnya turut menentukan. Dalam sistem karier dimungkinkan naik pangkat tanpa ujian jabatan, dan pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan jenjang yang telah ditentukan. Sistem karier dapat dibagi dua, yaitu sistem karier terbuka dan tertutup.

Sistem karier terbuka, yaitu bahwa untuk menduduki sebuah jabatan yang lowong dalam suatu unit organisasi, terbuka bagi setiap warga negara asalkan ia mempunyai kecakapan dan pengalaman yang diperlukan untuk jabatan itu. Sistem karier tertutup, adalah bahwa suatu jabatan yang lowong dalam suatu organisasi hanya dapat diduduki oleh pegawai yang telah ada dalam organisasi itu, tidak boleh diduki oleh orang luar54.

Guna untuk mendukung proses penataan pegawai negeri sipil dalam kerangka moratorium CPNS ini, pemerintah daerah melaksanakan pembinaan karier di dalam lingkup SKPD Kabupaten Dairi yaitu dengan memberikan Pendidikan dan pelatihan

53

Hasil wawancara dengan Drs. J. Sigalingging sebagai Kepala BKPPD Kabupaten Dairi

54


(28)

(Diklat). Diklat berperan dalam mengembang dan meningkatkan kemampuan pegawai sehingga diharapkan agar setiap pegawai terampil dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada.

3. Melakukan Perputaran (Roling) Jabatan PNS

Dalam pelaksanaan kebijakan moratorium CPNS ini, Pemerintah Kabupaten Dairi melakukan roling jabatan guna untuk efektifitas kinerja birokrasi, dan salah satu alasan yaitu untuk menguji produktifitas dan keseriusan kerja dari para PNS yang ada. Hal-hal yang perlu dirumuskan dalam mempertimbangkan PNS untuk melakukan roling jabatan, diantaranya adalah:

a. Penilaian pelaksaan pekerjaan, yaitu suatu penilaian dalam jangka waktu tertentu yang dapat menggambarkan tentang kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan seseorang PNS.

b. Keahlian, dimana penempatan seorang PNS harus selalu diusahakan agar sesuai dengan keahliannya, misalnya dengan memperhatikan latar belakang pendidikan formal maupun keahlian yang secara nyata.

c. Perhatian (interst), dimana bakat seorang PNS perlu diperhatikan untuk dikembangkan sesuai bidang yang ditekuni.

d. Daftar urut kepangkatan, hal ini perlu disebabkan bahwa PNS yang lebih tinggi daftar urut kepangkatannya akan diprioritaskan untuk dipertimbangkan lebih dahulu apabila ada jabatan yang lowong.

e. Kesetiaan, adalah merupakan unsur penting dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan. Kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah, bukan kesetiaan dan pengabdian yang semu.


(29)

f. Dapat dipercaya, yaitu kepercayaan bahwa ia akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak akan menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi, seseorang atau golongan. Dan syarat-syarat objektif lainnya, misalnya pengalaman, kemungkinan pengembangan, dan lain-lain.55

4. Meningkatkan Disiplin PNS Di Kabupaten Dairi

Dalam hal ini, upaya yang perlu ditempuh Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi dalam rangka meningkatkan kedisiplinan PNS yaitu:

1) Memberikan sanksi atau tindakan tegas bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan memberikan efek jera sehingga PNS lain tidak meniru dan melakukannya dan juga agar tidak melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat

2) Menghimbau agar setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggungjawab mengawasi dan melakukan pembinaan secara dini dilingkungan kerjanya mengenai kedisiplinan.

3) Menghimbau agar setiap PNS intropeksi diri dan sadar akan tugasnya dan juga mensyukuri bahwa tidak semua orang bisa berkesempatan menjadi PNS.

Disiplin pegawai perlu dioptimalkan kembali dengan cara perlu adanya ketegasan aturan dalam organisasi yang mempengaruhi kedisiplinan para pegawainya misalnya pada aturan jam kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan keseriusan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga sekecil apapun permasalahan yang menyangkut pelanggaran disiplin seorang PNS, segera tindak, tangani tangani dan selesaikan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Peraturan disiplin mengharuskan setiap PNS wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah; mengutamakan kepentingan negara

55


(30)

diatas kepentingan sendiri atau golongan, menjunjung tinggi kehormatan atau martabat negara, pemerintah dan PNS; mengangkat dan menaati sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan; menyimpan rahasia negara/jabatan; memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah; melaksanakan tugas kedinasan;bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat; memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan Korps PNS56.

C. Hambatan-Hambatan Yang Dialami Pemerintah Kabupaten Dairi Dalam Meningkatkan Efektivitas Program Kerja Pemeritah Daerah Kabupaten Dairi

1. Sasaran kebijakan yang menimbulkan multiintepretasi

Standar kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini secara hukum telah jelas dan tepat berdasarkan tujuan dilaksanakannya kebijakan ini yaitu dalam rangka reformasi birokrasi. Permasalahan yang terjadi dari kebijakan ini yaitu sasaran kebijakan yang belum sepenuhnya menyentuh titik permasalahan yang ada. Multiintepretasi terjadi diantara pelaksana (implementor) kebijakan moratorium CPNS di Kabupaten Dairi, banyak pegawai yang mengetahui bahwa kebijakan ini sasarannya yaitu kepada masyarakat karena dengan melakukan pemberhentian penerimaan calon pegawai negeri sipil, setiap masyarakat yang ingin berkarir dalam birokrasi dapat dipastikan harus beralih untuk mencari kerja di tempat lain atau dalam hal ini terpaksa harus menunggu hingga penerimaan CPNS dibuka kembali. Persoalan multiintepretasi yang terjadi dikalangan Badan Kepegawaian Daerah yaitu karena beberapa pegawai tidak mengetahui secara rinci penjelasan dalam peraturan bersama tiga menteri tentang moratorium calon pegawai negeri sipil ini. Kebijakan ini

56


(31)

dipahami setelah adanya komunikasi yang intensif dengan pihak pengelola kebijakan57.

2. Sumber Daya Manusia Kurang Produktif

Di era sekarang, manajemen sumber daya manusia yang berbasis kompetensi dimana sumber daya manusia dituntut untuk terus berkembang dan memiliki kemampuan yang handal untuk menjawab tantangan globalisasi. Sumber daya manusia didalam suatu organisasi haruslah memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar organisasi tersebut dapat tetap hidup dan berkembang, sehingga pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dari rekruitment haruslah berorientasi pada model kompetensi. Peran Manajemen SDM sendiri sangat berpengaruh terhadap produktivitas kinerja pegawai , karena sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup suatu organisasi.

Produktivitas kinerja pegawai menunjukkan kemampuan seorang pegawai untuk menghasilkan sejumlah output dalam satu satuan waktu tertentu. Produktivitas tenaga kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga kerja. Hal ini mengingat bahwa secara nyata, seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya belum tentu memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

Kurangnya produktivitas kinerja pegawai mengakibatkan tujuan-tujuan yang yang telah ditentukan menjadi tidak tercapai. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang ada hendaklah dikembangkan sedemikian rupa guna mencapai kesejahteraan. Pengembangan SDM ini amat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas SDM dan juga memiliki tujuan-tujuan terntentu yang pastinya harus dicapai.

57


(32)

3. Disiplin PNS Masih Rendah

Masalah disiplin di kalangan PNS masih tetap mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Rendahnya tingkat disiplin kerja pegawai sering sekali dikeluhkan oleh berbagai pihak kerena menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan yang mereka dapatkan. Salah satu contohnya peleyanan perizinan misalnya, masyarakat sering sekali mengeluhkan adanya pelayanan yang lambat, pegawainya sering tidak ada ditempat, dan cenderung berbelit-belit sehingga menghambat aksebilitas masyarakat. Rendahnya kualitas pelayanan menunjukkan bahwa birokrasi belum efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat.

Masih banyaknya pegawai yang tidak mematuhi jam kerja menyebabkan tingkat disiplin kerja masih kurang, beberapa pegawai kadang hadir terlambat dan pulang mendahului sebelum waktunya bahkan terkadang terdapat pegawai yang keluar pada jam kerja dikarenakan urusan pribadi.

Gaji kecil ataupun gaji besar tidak banyak pengaruhnya, sebab ini sudah menyangkut mental. Justru itu, perlu peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar. Sayangnya, jumlah PNS yang dikenakan sanksi relatif sangat kecil.

Salah satu masalah dalam penerapan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah, tidak adanya tolak ukur atau batasan terhadap penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil. Artinya terhadap pelanggaran apa hukumannya apa. Hal ini telah menimbulkan ketidakseragaman penerapannya. Lebih jauh, penjatuhan hukuman disiplin akan banyak dipengaruhi oleh unsur subyektivitas dari pejabat yang berwenang menghukum.

Apabila ditelaah dan dicermati semua kewajiban dan larangan, sebenarnya sudah mencakup semua gerak-gerik, tindakan, kelakuan, perbuatan,sikap, ucapan


(33)

PNS. Dengan kata lain, semua pola kehidupan PNS sudah diatur sedemikian rupa, yang apabila tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap melanggar peraturan disiplin, dan karenanya dapat dijatuhi hukuman disiplin58.

4. Komunikasi Yang Kurang Efektif

Komunikasi menjadi kendala dalam implementasi kebijakan moratorium CPNS di Kabupaten Dairi, komunikasi yang kurang efektif terjadi karena unsur pelaksana yang terdiri dari berbagai pihak dan instansi, hal ini mengakibatkan komunikasi menjadi tidak efektif, seringkali informasi yang masuk tertahan pada pihak pelaksana lain59.

58 Ibid., halaman 175


(34)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni:

1. Implementasi kebijakan moratorium CPNS terhadap efektivitas program kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi sudah berjalan dengan baik dan dapat dilaksanakan. Sumber daya yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya dan berpengaruh positif terhadap program kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi. Latar Belakang Diberlakukannya Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Dairi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Penghitungan Jumlah PNS b. Pembinaan Karier PNS

c. Melakukan Roling Jabatan PNS

2. Dampak Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Kerja Pemerintahan Di Kabupaten Dairi

1 . Dampak Positif

a. Untuk melakukan penataan atau rekonstruksi pegawai pemerintah yang lebih baik

b. Menghemat Anggaran Belanja Pegawai

2 . Dampak Negatif

a. Kurang efektifnya pelaksanaan program kerja karena kekurangan sumber daya manusia akibat moratorium calon pegawai negeri sipil.


(35)

b. Semakin meningkatnya pengangguran

3. Upaya Yang dilakukan Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi dalam Meningkatkan Efektivitas Program Kerja Pemeritah Daerah Kabupaten Dairi

Pengembangan Kualitas dan Kompetensi PNS dengan melakukan pendidikan dan latihan. Dasar Pertimbangan instansi dalam melaksanakan diklat untuk para pegawainya adalah pembinaan dan pengembangan karier pegawai yang bersangkutan, kepentingan promosi, tersedianya anggaran dan syarat-syarat yang dipenuhi oleh pegawai untuk mengikuti diklat. Untuk pemilihan pegawai yang di ikutsertakan dalam diklat diasarkan pada kebutuhan organisasi, alasan peningkatan kinerja, kemampuan dan keterampilan pegawai, kepangkatan dan sebagainya

c. Meningkatkan Disiplin PNS dengan cara

i. Memberikan sanksi atau tindakan tegas bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan memberikan efek jera sehingga PNS lain tidak meniru dan melakukannya dan juga agar tidak melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat

ii. Menghimbau agar setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggungjawab mengawasi dan melakukan pembinaan secara dini dilingkungan kerjanya mengenai kedisiplinan.

iii. Menghimbau agar setiap PNS intropeksi diri dan sadar akan tugasnya dan juga mensyukuri bahwa tidak semua orang bisa berkesempatan menjadi PNS.


(36)

B. SARAN

1. Kebijakan moratorium CPNS terhadap efektivitas program kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi dapat berjalan dengan baik dan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini adalah sebagai goal dari suatu sistem dan pengelolaan aparatur yang baik. Kedepannya perlu lebih ditingkatkan komunikasi dan kerjasama tim untuk mencapai keberhasilan program kerja.

2. Pada dasarnya masih banyak Pegawai Negeri Sipil yang tidak bekerja dengan sharusnya. Rendahnya tingkat disiplin kerja pegawai yang berakibat terhadap rendahnya kualitas pelayanan yang masyarakat dapatkan. Kedepannya perlu ditingkatkan pengawasan dan penanaman kesadaran terhadap para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi.

3. Upaya yang dilakukan oleh Badan Kepeawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi sudahlah baik, akan tetapi melihat hambatan-hambatan yang juga dialami oleh BKPPD Kabupaten Dairi maka sebenarnya moratorium CPNS perlu dikaji ulang.


(37)

BAB II

LATAR BELAKANG DIBERLAKUKANNYA MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)

A. Pengertian Moratorium CPNS

Dalam suatu bidang hukum, moratorium (dari Latin, morari yang berarti penundan) otorisasi legal untuk menunda pembayaran utang atau kewajiban tertentu selama batas waktu yang ditentukan. Istilah ini juga sering digunakan untuk mengacu ke waktu penundaan pembayaran itu sendiri28. Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil adalah bentuk kebijakan pemerintah untuk menata PNS dengan melakukan penundaan sementara penerimaan PNS di Indonesia. Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011,Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil.

Bentuk moratorium atau penundaan sementara yang dilakukan adalah menunda melakukan penerimaan CPNS terhitung dari 1 September 2011 sampai 31 September 2012 sehingga pada jangka waktu tersebut setiap instansi baik pusat maupun daerah tidak dapat melakukan penambahan formasi PNS, namun dalam penundaan penambahan formasi PNS ini ada beberapa hal yang dikecualiakan, yaitu :

1. Bagi kementerian/lembaga yang membutuhkan PNS untuk melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik, tenaga dokter dan perawat pada UPT Kesehatan, jabatan yang bersifat khusus dan mendesak dan memiliki lulusan ikatan dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

28


(38)

2. Pemerintahan daerah yang besaran anggaran belanja pegawai dibawah atau kurang dari 50% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah(APBD) Tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik,tenaga dokter,bidan,perawat dan jabatan yang bersifat khusus dan mendesak.

3. Tenaga honorer yang telah bekerja dilembaga pemerintah pada atau sebelum tanggal 1 Januari 2005 dan telah diverifikasi dan divalidasi berdasarkan kriteria yang diatur dalam Peraturan Pemrintah Nomor 48 Thun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2007 sesuai kebutuhan organisasi,redistribusi,dan kemampuan keuangan negara yang akan ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Moratorium CPNS ini tetap dapat dilakukan penerimaan PNS sesuai dengan pengecualian yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri,Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, yaitu untuk tenaga pendidik, tenaga kesehatan seperti dokter, bidan atau perawat,dan tenaga khusus dan mendesak baik di kementrian/lembaga maupun pemerintah daerah, tenaga honorer yang telah bekerja sebelum tanggal 1 Januari 2005 pun tetap dapat diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, penerimaan PNS hanya dapat dilakukan sebatas pengecualian yang telah ditetapkan oleh peraturan bersama tersebut.

B. Dasar Hukum Moratorium CPNS


(39)

 Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.

 Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor

02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor

141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipi.

 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calom Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai.

 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Janda/Duda.


(40)

Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami pembengkakan jumlah dalam pegawai negeri sipil yang tidak di ikuti dengan pelayanan yang efektif dan efisien. Sistem perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan dan kebutuhan pegawai negeri sipil tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah Pegawai Negeri Sipil di daerah yang begitu besar mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan kualitas pelayanan publik yang ada. Pemerintah, dalam rangka reformasi birokrasi telah mengeluarkan satu kebijakan yakni Kebijakan Moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Kebijakan Moratorium penerimaan CPNS ini merupakan upaya pemerintah dalam melakukan penataan pegawai di instansi-instansi pemerintah.

Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertuang dalam peraturan bersama Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai sebuah kementrian negara, lembaga ini bertugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunaan aparatur negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut lembaga ini dibebani fungsi:

1. merumuskan kebijakan pemerintah dibidang pendayagunaan aparatur negara;

2. pengkoordinasian dan penigkatan keterpaduan rencana dan program, pemantauan, analisis, dan evaluasi dibidang pendayagunaan aparatur negara;

3. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan fungsinya kepada Presiden29.

29


(41)

Kewenangan Kantor Menpan sebagaimana tercantum dalam Keppres No. 101 Tahun 2001 khususnya yang berkaitan dengan dengan kepegawaian sering kali bersinggungan dengan lembaga lain yang juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan pengembangan SDM aparatur negara, misalnya BKN. Namun demikian Keppres ini telah menempatkan Kantor Menpan sebagai lembaga yang berwenang membuat kebijakan pendayagunaan aparatur negara30.

Faktor yang melatarbelakangi adanya kebijakan moratorium yaitu:

1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang

Dalam pasal 15 ayat 2 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, formasi ditetapkan untuk jangka waktu tertantu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja. Analisis kebutuhan merupakan suatu pedoman dalam penyusunan formasi pegawai negeri sipil.

Sebagai bahan untuk menetapkan formasi, perlu disusun analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil oleh Instansi yang bersangkutan. Analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses analisa secara logis dan teratur dari segala dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah dan susunan pangkat serta kualitas Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh sesuatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan. Analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai salah satu usaha agar setiap Pegawai Negeri Sipil yang ada pada setiap satuan organisasi negara mempunyai pekerjaan tertentu31.

30 Mitfah, Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2005, Halaman

11-14

31


(42)

Instansi yang menetapkan jumlah pegawai yang akan direkrut, yaitu Badan Kepegawaian Negara dan Menpan dengan memperhatikan pertimbangan dari Menteri Keuangan, karena terkait dengan anggaran yang masih menanggung semua gaji PNS. Instansi yang berwenang melakukan rekrutmen pada pemerintahan pusat adalah biro / bagian kepegawaian dari masing-masing instansi, sedang di daerah yang bertanggung jawab adalah Badan Kepegawaian Daerah32. Penyusunan formasi harus dilakukan dengan tepat. Jika penyusunannya kurang tepat akan menyebabkan adanya ketidak akuratan database formasi pegawai dan berdampak pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam menejemen kepegawaian. Ketidak akuratan dalam penyusunan formasi pegawai, akan berakibat pula pada kondisi kepegawaian saat ini, disatu sisi terjadi penumpukan tenaga administrasi.

Untuk itu, perlunya pemahaman yang tepat dan tanggung jawab pada setiap jabatan, serta kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Dengan pemahaman ini, analisis jabatan akan menjadi daftar tanggung jawab yang relevan dengan rancangan strategi dan struktur organisasi, termasuk kewenangan, tantangan dan hubungan kerja yang tercakup didalamnya. Prinsip-prinsip ini penting untuk dipahami, pasalnya sering terjadi dibanyak organisasi, bahwa uraian jabatan dibuat tanpa batasan standar jabatan yang sebenarnya dibutuhkan oleh organisasi.

Pemerintah diharapkan dapat secara profesional mengangkat, memindah, dan juga memberhentikan jumlah pegawai negeri agar menjadi rata di semua bidang. Perlu adanya pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil yang teratur dan terarah agar semuanya berjalan dengan seimbang. Dalam menempatkan seseorang dalam jabatan atau pengangkatan pegawai dalam suatu pekerjaan, pemerintah harus menggunakan

32


(43)

prinsip “the right man on the right place” artinya orang yang tepat ditugaskan pada

tempat yang tepat.

2. Besarnya anggaran negara untuk membiayai belanja pegawai

Pertumbuhan jumlah Pegawai Negeri Sipil dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal ini juga diiringi dengan peningkatan beban belanja pegawai yaitu membayar gaji Pegawai Negeri Sipil.

Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan kepada rakyat kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara sehingga pengelolaan dapat diharapkan memenuhi syarat akuntabilitas, transparan, dan kewajaran. Belanja negara dalam APBN terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Belanja pemerintahan pusat meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, dan lainnya. Belanja pegawai adalah pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil sebagai imbalan. Sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dari pemerintah kepada pegawai yang telah mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan, perlu diberikan gaji yang layak baginya33.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiYuddy Chrisnandimenyatakan, moratorium pegawai negeri sipil (PNS) masih akan berlaku pada 2016. Alasannya, keterbatasan anggaran negara. Pemerintah tidak memiliki cukup uang untuk terus menerus menambah pegawainya. Anggaran belanja pegawai pemerintah pusat saat ini telah melebihi 42% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

33


(44)

Negara (APBN). Sementara, di tingkat daerah ada yang telah mencapai 80%, sehingga perlu dilakukan penghematan. Oleh karena itu harus penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) harus segera ditunda. Meski demikian, untuk pegawai pada sektor pendidikan dan kesehatan. Dua bidang kerja itu masih dapat dilakukan penerimaan karena meski dokter jumlahnya sudah banyak, di daerah-daerah terluar dokter masih dibutuhkan, sekaligus untuk menjaga kedaulatan negara kita, pengangkatan PNS di daerah tertentu juga masih memungkinkan jika ada formasi jabatan yang mendesak harus diisi untuk kepentingan masyarakat, dengan syarat anggaran pegawai di daerah masih memadai.

Kebijakan moratorium atau penghentian sementara pengangkatan PNS, menurut Yuddy, ditempuh karena jumlah PNS telah mencapai kurang labih 4.517.000 pegawai. Dengan jumlah itu, rasio kepegawaian terhadap jumlah penduduk secara nasional ada pada angka 1,77. Sementara, banyak daerah yang rasio kepegawaiannya terhadap jumlah penduduk setempat tidak normal yakni mencapai angka 2,5 -3. Dengan rasio yang tinggi, maka belanja anggaran pegawainya juga akan membengkak tinggi. Setiap pengadaan satu pegawai akan meningkatkan beban belanja barang dan modal yang terkait dengan pegawai. Tidak cuma gaji, pengadaan baju korpri, kertas, serta belanja barang lainnya ikut membengkak34.

Yuddy merinci, saat awal merekrut maka PNS akan menerima gaji sebesar Rp 2,8 juta plus tunjangan Rp 2,2 juta. Besaran biaya itu diakui tidak memberatkan negara. Tapi, negara juga harus mengeluarkan uang untuk memberikan baju Korpri dan kebutuhan lain seperti komputer. "Belanja barang beli baju Korpri, berapa juta orang dikasih. Sekretaris beli komputer. Jumlah belanja modal, belanja barang, plus belanja pegawai itu angkanya sudah mencapai di atas 80%. Uang negara yang tersedia dari APBN untuk program-program pembangunan kurang dari 20%. Ini postur APBN

34

http://nasional.kompas.com/read/2015/11/25/06421231/Menteri.Yuddy.Moratorium.PNS.Masih.B erlaku.pada.2016 diakses pada hari rabu, 24 Agustus 2016


(45)

yang kurang sehat. Menurut pemerintah negara baru akan sehat bila belanja untuk PNS di kisaran 30%. Dengan moratorium, belanja barang kebutuhan PNS tentu akan berkurang35.

D. Tujuan Diberlakukannya Moratorium CPNS

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah saat ini sedang melaksanakan reformasi birokrasi. Proses reformasi birokrasi belum berjalan dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan, hal ini ditandai dengan pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil yang tidak efektif. Sistem perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan dan kebutuhan PNS tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah pegawai negeri sipil di daerah yang begitu besar mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah PNS dengan kualitas pelayanan publik yang ada. Salah satu bidang yang direformasi adalah penataan SDM Aparatur yang antara lain meliputi penataan jumlah dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil. Salah satu langkah dalam penataan SDM Aparatur tersebut telah ditetapkan program moratorium penerimaan CPNS yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada instansi untuk menghitung kebutuhan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, namun tetap memberi kesempatan kepada instansi untuk melakukan penerimaan CPNS bagi jabatan yang dikecualikan sepanjang instansi tersebut telah melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

Penataan ulang Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang ini. Sejauh ini masih banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kelebihan pegawai dan ada juga yang

35

http://bisnis.liputan6.com/read/2150941/menteri-yuddy-beber-detail-alasan-moratorium-pns diakses pada hari jumat, 26 Agustus 2016


(46)

kekurangan jumlah pegawai. Penataan ini dilakukan agar kinerja PNS lebih maksimal dan diharapkan jumlah PNS dapat disesuaikan dengan beban kerja di setiap SKPD yang ada.

Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertuang dalam peraturan bersama Menteri PAN&RB, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141/PMK.01/2011. Tujuannya yaitu :

1. Guna mengatasi pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak efektif dan efisien

2. Untuk melakukan penataan organisasi dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Penghematan anggran belanja Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Dengan demikian, dikeluarkannya kebijakan moratorium CPNS dalam rangka menciptakan birokrasi yang lebih efektif, efisien, dan produktif dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik, serta mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah.


(47)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum dan kebijaksanaan publik merupakan variabel yang memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga telah tentang kebijaksaan tentang pemerintah semakin dibutuhkan untuk dapat memahami peranan hukum saat ini. Kompleksnya persoalan ekonomi, sosial, dan politik merupakan sebab kebutuhannya, serta sangat berperan bagi pemerintah dalam menemukan alternatif kebijaksaan dan bermanfaat bagi masyarakat. Peraturan hukum adalah salah satu tindak nyata dalam melakukan kebijaksaan pemerintah. Oleh karena itu setiap kebijaksaan pemerintah diwujudkan dalam peraturan hukum maka sangat diperlukan pemahaman fungsi hukum.

Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan,pemrintah dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu sendiri antara lain “opgelegd om de samenleving vreedzaam, rechtvaardig, en doelmatig te

ordenen” (diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil dan bermakna). Artinya

sasaran dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan,pemerintahan dan kemasyarakatan yang bertumpu pada keadialan, kedamaian dan kemanfaatan atau kebermaknaan1. Pada masa sekarang ini hampir semua negara-negara didunia menganut negara hukum, yakni yang menempatkan hukum sebagai aturan main penyelenggaraan kekuasaan negara dan pemerintahan. Sebagai negara hukum sudah barang tentu memiliki hukum administrasi negara,sebagai instumen untuk mengatur dan menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan negara2.

1

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, halaman 19.

2


(48)

Hukum Administrasi Negara adalah hukum dan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemerintah dalam arti sempit atau administrasi negara, peraturan-peraturan tersebut dibentuk oleh lembaga legislatif untuk mengatur tindakan pemerintah dalam hubungannya dengan warga negara dan sebagian peraturan-peraturan itu dibentuk pula oleh administrasi negara. Pembentukan peratuaran-perturan oleh administrasi negara atau pemerintah merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan dalam suatu negara hukum yang modern3.

Pegawai Negeri Sipil sebagai alat pemerintah(aparatur pemerintah) memiliki keberadaan yang sentral dalam membawa komponen kebijaksaan-kebijaksanaan atau peraturan-peraturan pemerintah guna terealisasinya tujuan nasional.Komponen tersebut terakumulasi dalam bentuk pendistibusian tugas,fungsi dnan kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Dengan adanya pergeseran paradigma dalam pelayanan publik, secara otomatis hal tersebut akan menciptakan perubahan sistem dalam hukum kepegawaian dengan adanya penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksaan tugas, fungsi dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintah, sistem dan penataan manajemen kepegawaian4.

Dengan demikian pegawai negeri dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan secara efektif dan efisien. Menyadari pentingnya peranan pegawai negeri tersebut pemerintah telah banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan pegawai negeri sehingga memiliki kemampuan dan kinerja yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan nasional.

Setiap Pegawai Negeri harus segera menjalankan tindakan-tindakan yang diperintahkan kepadanya,tanpa mempersoalkan terlebih dahulu benar atau tidaknya tindakan

3Ibid., halaman 35-36 . 4

Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, halaman 3.


(49)

itu,atau apakah tindakan itu termasuk atau tidak termasuk tugasnya yang ditetapkan dalam perjanjian kerjanya. Pekerjaan pemerintah untuk menyelenggarakan kepentingan umum adalah luas sekali dan tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu selengkapnya dalam suatu peraturan. Pekerjaan itu tidak akan berjalan lancar jika setiap tindakan, baik yang sudah diketahui maupun yang sudah tidak dapat diketahui terlebih dahuluakan terjadi,harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pegawai dan mendapat persetujuannya5.

Dalam jumlah dan susunan Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan dalam formasi. Formasi adalah penentuan jumlah dan susunan pangakat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan agar mampu melaksanakan tugas-tugas pokok yang di tetapkan oleh pejabat yang berwenang. Perencanaan formasi kepegawaian didasarkan atas pasal 15 Undang –Undang No. 43 Tahun 1999 yang menyataan bahwa :

1) Jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan ditetetapkan dalam formasi

2) Formasi sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan6.

Formasi ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan. Formasi Pegawai Negeri Sipil ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaa Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan dan pertimbangan dari Badan Kepegawaian Negara.

Pada hakikatnya Reformasi Birokrasi merupakan upaya melakukan pembaharuan, penataan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksaan (business process) dan sumber daya manusia. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Proses reformasi birokrasi belum berjalan dengan maksimal

5 Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1979, halaman

39-40.

6


(50)

sesuai dengan yang diharapkan, hal ini ditandai dengan pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil yang tidak efektif dan tidak efisien.Oleh karena itu,pemerintah melalui Kementrian Keuangan,Kementrian Dalam Negeri, serta Kementrian Pendayagunaa Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengeluarkan kebijakan penundaan sementara atau dikenal dengan istilah moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai wujud upaya pelaksanaan Reformasi Birokrasi di kementrian/lembaga.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

dalam skripsi ini yang berjudul “Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diajukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Latar Belakang diberlakukannya Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS) ?

2. Apa Dampak Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Kerja Di Pemerintahan Kabupaten Dairi ?

3. Apa Upaya Yang Dilakukan Oleh Badan Kepegawaian Dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi Dalam Meningkatkan Efektivitas Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi ?


(51)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kebijakan moratoriun CPNS terhadap efektivitas program kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi.

b. Untuk mengetahi hambatan-hambatan yang dialami setelah keluarnya kebijakan moratorium.

c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan setelah keluarnya kebijakan moratorium.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi,rekomendasi dan referensi bagi penulis berikutnya,khususnya yang berkaitan dengan kebijakan moratorium CPNS.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti serta menambah ilmu pengetahuan di bidang Pemerintahan dan di bidang Penyelenggara Tugas dan Peran Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) dalam pelayanan publik.

2) Bagi Kantor Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi.


(52)

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan Pelayanan Publik dan Perekrutan di Bidang Kepegawaian baik secara teori maupun praktek agar jauh lebih baik lagi

3) Bagi Universitas Sumatera Utara.

Untuk menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa program studi Administrasi Negara pada khusunya, mengenai kontribusi peran dari Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi dalam pelayanan publik dan mahasiswa Universitas Sumatera Utara pada umumnya .

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul skripsi ini adalah ”Implementasi Kebijakan Moratorium Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan

Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi” merupakan judul skripsi yang belum pernah ditulis sebelumnya,sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bukti uji bersih dari pihak fakultas hukum USU. Jika ada Judul skripsi yang hampir sama, hal itu berada di luar sepengetahuan penulis dan substansinya jelas berbeda dengan substansi dari skripsi ini.

Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan


(53)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebijakan7 dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Menurut Carl J. Friedrich, kebijakan adalah serangkaian konsep tindakan yang diusulkan oleh seseorang atau pemerintah dalam satu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang, terhadap pelaksaan usulan tersebut dalam rangka mencapau tujuan tertentu. Carl Friedrich merinci apa-apa yang pokok dalam suatu kebijakan, yaitu adanya:

a. tujuan (goal),

b. sasaran (objectives) dan c. kehendak (purpose)8.

Kebijakan Publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Jika suatu pemerintah negara melakukan pelayanan dengan berorientasi kepada public interest atau public needs maka yang harus dipirkan oleh pemerintah itu ialah how to serve the public, sehingga pemerintah itu bertindak sebagai public sevant (pealayanan masyarakat) yang menyelenggarakan public service (layanan publik)9.

2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Pegawai” berarti

orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti

negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.

7 W.J.S, Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986 halaman 478;

514

8

Said Zainal Abidin, PhD, Kebijakan Publik, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, 2004, Halaman 20-21.

9


(54)

Pengertian Pegawai Negeri menurud Mahmud M.D. dalam buku Hukum

Kepegawaaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian stipulatif dan pengertian ekstensif

(perluasan pengertian).

1. Pengertian Stipulatif

Pengertian yang bersifat stipulatif (penetapan tentang makna yang diberikan oleh Undang-Undang tentang Pegawai Negeri terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999. Pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan hukum (administrasi), sedangkan dalam pasal 3 ayat (1) berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah, atau mengenal kedudukan pegawai negeri. Pengertian stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1 angka 1 : Pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 3 ayat (1) : Pegawai negeri berkedudukan sebagai aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam menyelenggarakan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.

Pengertian diatas berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan-peraturan kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan perundang-undangan,kecuali diberikan defenisi lain10.

2. Pengertian Ekstensif

Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai Negeri menurut UU Nomor 43 Tahun 1999, tetapi dalam hal tertentu dianggap

10


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,kasih dan karunianya penulis diberikan kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintahan Kabupaten Dairi

Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara”

Selama penyusunan skripsi ini,penulis mendapatkan bantuan, dukungan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting,SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. OK.Saidin, SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Puspa Melati Hsb. SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr.Jelly Leviza,SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum, selaku Ketua Depertemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Bapak Amsali Sembiring, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II penulis yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses pengerjaan skripsi ini.


(2)

7. Seluruh Staf Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Kedua orang tua penulis Ayahanda dan Ibunda yang telah selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-teman stambuk 2011 yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan.Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam menyempurnakan skripsi ini.Semoga bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2016

Deddy Siagian NIM 110200570


(3)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM KERJA PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN DAIRI Deddy Siagian

Suria Ningsih, SH., M.Hum Amsali Sembiring SH, M. Hum

Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil adalah bentuk kebijakan pemerintah untuk menata Pegawai Negeri Sipil dengan melakukan penundaan sementara penerimaan calon pegawai negeri sipil di Indonesia, Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi dipilih peneliti untuk dijadikan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum baik bagi Pemerintah maupun

Masyarakat. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah : pertama,

apa latar belakang diberlakukannya moratorium calon pegawai negeri sipil (CPNS)? Kedua, Apa dampak moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terhadap efektivitas kerja di pemerintahan kabupaten dairi ? ketiga, Apa upaya yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi dalam meningkatkan efektivitas program kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi ? Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian Kepustakaan, yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan dan memeriksa atau menelusuri dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat memberi informasi atau keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian dan juga dengan wawancara atau interview, yaitu situasi peran antar pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang responden.

Bahwa berdasarkan penelitian tersebut maka ditemukan latar belakang diberlakukannya moratorium adalah Formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang dan besarnya anggaran negara untuk membiayai belanja pegawai. Terdapat dampak positif akibat berlakunya moratorium yaitu untuk melakukan penataan dan rekonstruksi pegawai pemerintah yang lebih baik dan menghemat anggaran belanja negara, dan dampak negatif yaitu pelaksanaan program kerja yang kurang efektif karena kekurangan sumber daya manusia dan penambahan pengangguran. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten dairi untuk meningkatkan efektivitas kerja yaitu dengan melakukan pembinaan karier dan juga melakukan pertukaran jabatan

Kata Kunci : Moratorium, Pegawai Negeri Sipil


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 5

B. RUMUSAN MASALAH ... 5

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 6

D. KEASLIAN PENULISAN ... 7

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 8

F. METODE PENELITIAN... 24

G. SISTEMATIKA PENULISAN ... 28

BAB II LATAR BELAKANG DIBERLAKUKANNYA MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)... 31

A. Pengertian Moratorium CPNS ... 31

B. Dasar Hukum Moratorium CPNS ... 33

C. Latar Belakang Diberlakukannya Moratorium CPNS ... 34

D. Tujuan Diberlakukannya Moratorium CPNS ... 41


(5)

(CPNS) TERHADAP EFEKTIFITAS KERJA PEMERINTAHAN DI

KABUPATEN DAIRI ... 43

A. Kondisi Geografis Dan Kependudukan Kabupaten Dairi ... 43

B. Visi Misi Kabupaen Dairi... 46

C. Kondisi Kepegawaian Di Kabupaten Dairi ... 47

D. Dampak Moratorium CPNS Terhadap Efektivitas Kerja Di Pemerintahan Kabupaten Dairi ... 57

BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAERAH (BKPPD) KABUPATEN DAIRI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PROGRAM KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAIRI ... 60

A. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Pusat Dalam Meningkatkan Kualitas Pegawai Negeri Sipil (PNS)... 60

B. Upaya Yang dilakukan Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Dairi dalam Meningkatkan Efektivitas Program Kerja Pemeritah Daerah Kabupaten Dairi ... 67


(6)

Kabupaten Dairi ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. KESIMPULAN ... 80

B. SARAN ... 83


Dokumen yang terkait

Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP Nomor 53 tahun 2010(Studi pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi)

12 116 79

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi

4 60 134

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Publik (Studi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tamiang)

9 136 135

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

48 558 118

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar)

9 73 80

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar)

15 76 47

Penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Honorer Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara (Studi Pemko Medan)

4 71 102

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi

0 0 27

ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN DAIRI

0 0 15