1 Penelusuran intelligenceTahap ini merupakan tahap pendefinisian masalah
serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang di hadapi serta keputusan yang akan di ambil.
2 Perancangan design
Tahap ini merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
3 Pemilihan choise
Yaitu memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai. 4
Implementasi implementation Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil.
2.2 Analytical Hierarchy Process AHP
AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan berbagai kriteria. Karena sifatnya yang
multikriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Sebagai contoh untuk menyusun prioritas penelitian, pihak manajemen lembaga penelitian
sering menggunakan beberapa kriteria seperti dampak penelitian, biaya, kemampuan SDM, dan waktu pelaksanaan [7]
Di samping bersifat multikriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu
prosedur yang logis dan terstuktur. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang representatif berkaitan dengan alternatif-alternatif yang disusun prioritasnya [8].
Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan
berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan [5].
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok
tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa subtujuan yang lebih terperinci dan dapat menjelaskan maksud tujuan umum. Penjabaran ini
dapat dilakukan terus hingga diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Pada hierarki terendah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang merupakan ukuran
dari pencapaian tujuan utama dan pada hierarki terendah ini dapat ditetapkan dalam satuan apa suatu kriteria diukur.
Dalam penjabaran hirarki tujuan, tidak ada suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa jauh pembuat keputusan menjabarkan tujuan menjadi tujuan yang lebih
rendah. Pengambil keputusanlah yang menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti, dengan memperhatikan keuntungan atau kekurangan yang diperoleh bila
tujuan tersebut diperinci lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan [4] yaitu:
1. Pada saat penjabaran tujuan ke dalam subtujuan yang lebih rinci harus selalu
memperhatikan apakah setiap tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam subtujuan tersebut.
2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga perlu menghindari terjadinya
pembagian yang terlampau banyak baik dalam arah horizontal maupun vertikal. 3.
Untuk itu sebelum menetapkan tujuan harus dapat menjabarkan hierarki tersebut sempai dengan tujuan yang paling lebih rendah dengan cara melakukan tes
kepentingan.
2.2.1 Langkah-Langkah Analytical Hierarchy Process
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP [4] meliputi : 1.
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan subtujuan-subtujuan kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Menentukan matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga sehingga diperoleh judgment
seluruhnya sebanyak n x [n-12] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya ,jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi. 6.
Mengulang langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7.
Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. 8.
Memeriksa konsistensi hirarki. jika nilainya lebih dari 10maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
2.2.2 Prinsip - Prinsip Analytical Hierarchy Process
Menurut Mulyono Dalam menentukan proiritas AHP menggunakan prinsip - prinsip [3] sebagai berikut:
1. Decomposition
Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan Decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya.
2. Comparative judgment penilaian kriteria dan alternatif
Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya.
Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan
Intensitas Kepentingan
Keterangan 1
Kedua elemen sama pentingnya 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang
lainnya 7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan Kebalikan
Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya
dibanding nilai i
3. Synthesis of priority Menentukan Prioritas
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya untuk mendapatkan local priority.
4. Logical Consistency konsistensi logis
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek serupa yang dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.2.3 Kelebihan AHP
Adapun yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP dibandingkan yang lainnya adalah [4] :
1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih
sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat keputusan.
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap
elemen dalam hierarki. Jadi, metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.
2.3 Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS