NASKAH PUBLIKASI Tinjauan Yuridis Terhadap Independensi Bank Central Di Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia).

NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDEPENDENSI BANK CENTRAL DI
INDONESIA (STUDI PADA BANK INDONESIA).

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna
Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
RIZKI AMALIA FITRIANI
NIM : C 100120007

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS HUKUM
Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102


Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Pembimbing I

: Dr. Aidul Fitriciada. A, SH, MHum

Pembimbing II

: Iswanto, SH, MH

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: RIZKI AMALIA FITRIANI

NIM

: C100120007


Program Studi : Hukum
Judul Skripsi

:TINJAUAN

YURIDIS

TERHADAP

INDEPENDENSI

BANK CENTRAL DI INDONESIA (STUDI PADA BANK
INDONESIA).
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian
persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, ……………
Pembimbing I


Pembimbing II

Dr. Aidul Fitriciada. A, SH, MHum

Iswanto,SH, MH

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDEPENDENSI BANK
CENTRAL DI INDONESIA (STUDI PADA BANK INDONESIA)
RIZKI AMALIA FITRIANI
C100120007
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email
ABSTRAK
Independensi bank sentral digambarkan oleh penerapan dari konsep peran
ideal bagi bank sentral dalam pengelolaan ekonomi nasional secara makro
agar efektif, yang ternyata juga nampak di dalam praktek, sebagaimana
dilaporkan dalam studi mengenai penyelenggaraan fungsi bank sentral di
banyak negara, baik maju maupun berkembang. Ini semua perlu dicermati
dalam upaya untuk menyumbang secara positif pada proses mewujudkan Bank

Indonesia menjadi bank sentral yang independen. Fungsi pokok bank sentral
yaitu pengelolaan kebijaksanaan moneter untuk memelihara kestabilan,
penyelenggaraan sistem pembayaran nasional serta pengawasan perbankan,
saya berpendapat bahwa yang paling utama harus diberikan independensi
adalah mengenai pengelolaan kebijakan moneter. Ini dapat dirumuskan dalam
tugas menjaga nilai rupiah, baik dalam hubungannya dengan harga barang dan
jasa (atau mengendalikan tingkat inflasi), maupun dalam hubungannya dengan
mata uang lain ( mengendalikan nilai tukar).
Kata Kunci: Independensi, Bank Indonesia, Regul asi
ABSTRACT
The independence of the central bank described by the application of the
concept of the ideal role for central banks in macro national economic
management to be effective, which was also apparent in practice, as reported
in a study on the implementation of the function of central banks in many
countries, both developed and developing. This all needs to be examined in an
effort to contribute positively to the process of realizing Bank Indonesia
became an independent central bank. The central bank's main function is the
management of monetary policy to maintain stability, the implementation of
the national payment system and banking supervision, I found the most
important should be given independence is on the management of monetary

policy. This can be formulated in the task of keeping the value of the rupiah,
both in relation to the price of goods and services (or to control the rate of
inflation) , and in relation to other currencies (controlling the exchange rate).
Keywords: independency, Bank Indonesia, Regulation

1

PENDAHULUAN
Independensi Bank Indonesia (BI) mencuat secara meluas setelah
Presiden Habibie mengumumkan susunan Kabinet Reformasi dengan secara
eksplisit menyebutkannya dan mengembalikan ketentuan yang berlaku
sebelum 1983, yaitu tidak memberi kedudukan Menteri Negara ke pada
Gubernur BI. Dengan lain perkataan, Gubernur BI bukan anggota kabinet
lagi. Gubernur BI, berbeda dengan seorang Menteri, bukan pembantu
Presiden dalam kedudukannya sebagai kepala pemerintahan.1
Independensi bank sentral digambarkan oleh penerapan dari konsep
peran ideal bagi bank sentral dalam pengelolaan ekonomi nasional secara
makro agar efektif, yang ternyata juga nampak di dalam praktek,
sebagaimana dilaporkan dalam studi mengenai penyelenggaraan fungsi bank
sentral di banyak negara, baik maju maupun berkembang. Ini semua perlu

dicermati dalam upaya untuk menyumbang secara positif pada proses
mewujudkan Bank Indonesia menjadi bank sentral yang independen.
Fungsi pokok bank sentral yaitu pengelolaan kebijaksanaan moneter
untuk memelihara kestabilan, penyelenggaraan sistem pembayaran nasional
serta pengawasan perbankan, saya berpendapat bahwa yang paling utama
harus diberikan independensi adalah mengenai pengelolaan kebijakan
moneter. Ini dapat dirumuskan dalam tugas menjaga nilai rupiah, baik dalam
hubungannya dengan harga barang dan jasa (atau mengendalikan tingkat

1

Didiek J. Rachbini, et. al,2000, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, PT Mardi
Mulyo, Jakarta, hal 93.

2

inflasi),

maupun


dalam

hubungannya

dengan

mata

uang

lain

(mengendalikan nilai tukar ).
Pemberian status independen ini harus didasarkan atas suatu
penugasan yang eksplisit, jelas dirumuskan seperti dikemukakan di atas.
Karena itu, rumusan penugasan Bank Indonesia dalam Undang-undang
nomor 13 tahun 1968 tentang bank tidak sesuai dengan pemberian status
independen pada BI.2 Rumusan sekarang yang sangat luas itu, meskipun
nampaknya masih relevan dengan tahap atau kondisi ekonomi Indonesia saat
ini, akan menimbulkan kerancuan mengenai tanggung jawab Bank Indonesia

sebagai bank sentral. Rumusan demikian mempersulit pelaksanaan tanggung
jawabya. Kalau sasaran kegiatan BI adalah pertumbuhan dan kesempatan
kerja, maka sulit mencari ukuran kinerjanya, kalau terjadi keadaan di mana
sasaran tersebut tidak tercapai. Tuntutan agar setiap lembaga harus
accountable dalam hal ini menjadi sulit untuk direalisasikan.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah
Kewenangan Bank Indonesia dalam melaksanakan indepedensi Bank Sentral
dalam sistem Ketatanegaraan? (2) Bagaimanakah hubungan kelembagaan
antara Bank Indonesia sebagai bank Sentral dengan Pemerintah dan DPR?
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Tujuan objektif mendeskripsikan
indepedensi Bank Indonesia sebagai bank Sentral saat menjalankan
perannya baik itu fungsi, Indepedensi yang dimiliki serta kewenangan yang

2

Hendra Nurtjahjo,2002 et. al, Eksistensi Bank Sentral Dalam Konstitusi Berbagai Negara, Pusat
Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Hal 107

3


dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. (2) Tujuan subjektif,
menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap
penerapan teori-teori yang penulis peroleh selama menempuh kuliah dalam
mengatasi masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu, untuk
mengembangkan daya penalaran dan daya pikir penulis agar dapat
berkembang sesuai dengan bidang penulis. Selain itu juga untuk
memperoleh data

yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam ilmu
hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain
memiliki tujuan yang jelas.
Manfaat Penelitian ini adalah (1) Manfaat teoritis, mengembangkan
pengetahuan dibidang hukum tata Negara tetang perbankan, memberikan
sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu hukum. (2) Manfaat praktis,
mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, dinamis sekaligus untuk
mengetahui kemampuan penulis dalam menetapkan ilmu yang diperoleh. Di
samping itu, memberikan sumbangan pemikiran dan wacana yang luas bagi
para pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, untuk melatih penulis

dalam mengungkapkan masalah tertentu secara sistematis dan berusaha
memecahkan masalah yang ada dengan metode ilmiah yang menunjang
pengembangan ilmu pengetahan yang penulis dapat selama perkuliahan.

4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kewenangan Bank Indonesia dalam melaksanakan indepedensi Bank
Sentral dalam sistem Ketatanegaraan
Bank Indonesia berasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan
salah satu bank milik pemerintah Belanda. De Javasche Bank N.V didirikan
pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1827
dalam rangka membantu pemerintah Belanda, untuk mengurus keuangannya
di Hindia Belanda pada waktu itu. Kemudian De Javasche Bank N.V
dinasionalisir pemerintah Republik Indonesia tanggal 6 Desember 1951
dengan Undang-undang Nomor. 24 Tahun 1951 menjadi bank milik
pemerintah Republik Indonesia.3
Lembaga Negara yang independen, Bank Indonesia adalah badan
hukum yang status badan hukumnya diperoleh melalui penetapan Undangundang. Bank Indonesia adalah badan hukum publik, dengan kriteria: cara
pendiriannya dilakukan penguasa Negara berdasarkan Undang-undang,

pelaksanaan tugasnya berhubungan dengan publik, diberi wewenangan
membuat peraturan sendiri yang mengikat masyarakat. Saat ini produk
peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).4
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank
Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter
secara lebih efektif dan efisien. Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia

3

Sugiyono, 2004., dan Ascarya, Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah
Pengantar : Kelembagaan Bank Indonesia, Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan Bank
Indonesia, Jakarta. hlm. 20
4
Syahrul Bahroen dan Suarpika Bimantoro, 2004, Bank Indonesia Bank Sentral Republik
Indonesia Sebuah Pengantar : Organisasi Bank Indonesia, Pusat Pendidikan Dan Studi
Kebanksentralan Bank Indonesia, Jakarta. hlm. 251-256

5

baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan
dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum

yang merupakan

pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas
sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank
Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri.
Adapun wewenang yang diberikan oleh Undang-undang kepada Bank
Indonesia antara lain wewenang mengelola kekayaan sendiri terlepas dari
APBN. Independensi Bank Indonesia memberikan kewenangan yang lebih
besar kepada Bank Indonesia dengan harapan akan dapat lebih besar
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugasnya. Namun di sisi lain,
independensi menuntut tanggungjawab yang lebih besar.5 Dalam sistem
ketatanegaraan

Indonesia, posisi Bank

Indonesia tampaknya masih

merupakan bagian dari Eksekutif. Konsekuensinya Bank Indonesia dituntut
transparan dan memenuhi prinsip akuntabilitas kepada publik dalam
menetapkan kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat.
Kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilairupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara
lain.6 Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara

5

Sentosa Sembiring, 2000, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung, hlm. 79-81.
Muhammad Djumhana, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia, cetakan. ke v, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 118-119.

6

6

aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain.
Dikaitkan dengan Bank Sentral, maka independensi Bank Sentral
seperti Bank Indonesia terkait hal-hal sebagai berikut: suatu Bank Sentral
yang efektif harus kuat dengan cakupan ekonomi yang luas dalam operasinya
dan terlepas dari campur tangan partisipan serta tekanan partai politik.
Sebagai lembaga independen di lingkungan pemerintah suatu Negara, Bank
Sentral seharusnya memiliki kemampuan atau otoritas atau kewenangan
judgment dalam kaitannya dengan persoalan kebijakan moneter suatu
Negara, namun tidak dalam arti berada dalam posisi isolasi terhadap seluruh
kebijakan perekonomian suatu Negara.7
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran
yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya.
Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak
akan dapat diukur dengan mudah. Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta mengatur dan mengawasiperbankan di Indonesia. Ketiganya perlu

7

Didiek J Rahbini dan Suwidi Tono, 1987, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral,
PT. Mardi Mulyo: Jakarta. Hal 86

7

diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien.8
Pengaturan dan Pengawasan Bank dalam rangka tugas mengatur dan
mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan
dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank,
melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuanketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan
mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan,

penutupan

dan

pemindahan

kantor

bank,

memberikan

persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin
kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan
langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik
dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis
dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

8

Jimly Asshiddiqie, 2007, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, PT
Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, hlm 87

8

Hubungan Kelembagaan Antara Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral
Dengan Pemerintah Dan DPR
Hubungannya dengan Presiden dan DPR, Bank Indonesia setiap awal
tahun anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi
pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan
datang. Khusus kepada DPR, pelaksanaan tugas dan wewenang setiap
triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, BI
menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran tahunan kepada Pemerintah
dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, BI wajib menyampaikan
laporan keuangan tahunan kepada BPK.9
Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah diantaranya ialah
hubungan keuangan serta independensi dan interdependensi. Dalam
hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu
menerbitkan dan menempatkan surat-surat hutang negara untuk membiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan
membeli sendiri surat-surat hutang negara tersebut. Bank Indonesia juga
bertindak sebagai kasir Pemerintah yang menatausahakan rekening
Pemerintah di Bank Indonesia, dan menerima pinjaman luar negeri. Pinjaman
luar negeri diterima karena sesuai dengan peraturan lama, bahwa Bank
Indonesia tidak dapat lagi memberikan kredit kepada Pemerintah dalam
mengatasi defisit. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia
benar-benar terfokus dan efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu.

9

Usman Rachmadi, 2001. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, hlm 136.

9

Dilihat dari hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam
Independensi dan Interdependensi, hal ini seperti koordinasi di antara Bank
Indonesia dan Pemerintah yang diperlukan pada sidang kabinet dalam
membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan
dengan tugas-tugas Bank Indonesia seperti mengenai rancangan APBN serta
kebijakan-kebijakan lainnya. Hubungan independensi dan interdependensi
juga seperti kehadiran Pemerintah dalam Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia dengan hak bicara tetapi tanpa hak suara.
Hubungan yang utama adalah Bank Indonesia juga bertindak sebagai
pemegang kas pemerintah. Disamping itu, atas permintaan Pemerintah, Bank
Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar
negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban
keuangan Pemerintah terhadap pihak luar negeri. BI dipimpin oleh Dewan
Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur
Senior dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyak-banyaknya 7 orang
Deputi Gubernur.10 Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan
diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Deputi Gubernur diusulkan
oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Kerjasama kedua lembaga negara tersebut merupakan konstruksi hukum
yang tercermin dalam Undang-Undang

Dasar 1945, khususnya pada

pembahasan sampai pada pengesahan suatu rancangan anggaran negara
menjadi anggaran negara.
10

Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

10

Independensi yang diberikan kepada Bank Indonesia dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab, kepada Bank Indonesia dituntut untuk
transparan dan memenuhi prinsip akuntabilitas publik dalam menetapkan
kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat. 11 Tuntutan
akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia tersebut dimaksudkan agar
semua pihak yang berkepentingan, apakah itu masyarakat, pemerintah
maupun Dewan Perwakilan Rakyat dapat ikut melakukan pengawasan
terhadap setiap langkah kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia.
Prinsip akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas dan
wewenang Bank Indonesia tersebut diimplementasikan dengan cara
menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media
massa pada setiap awal tahun anggaran. Informasi dimaksud meliputi
laporan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun
sebelumnya, dan rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran
moneter untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan
sasaran laju inflasi serta perkembangan kondisi ekonomi dan keuangan.
Selain sebagai cerminan prinsip transparansi, penyampaian informasi
kepada

masyarakat

tersebut

juga

dimaksudkan

agar

masyarakat

mengetahui arah kebijakan moneter yang akan dipakai.
Laporan mana juga disampaikan secara tertulis kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dan pemerintah pada setiap awal tahun anggaran. Bank
Indonesia diwajibkan pula menyampaikan laporan secara tertulis tentang
11

Sunaryati Hartono, C.F.G.,1994, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20,
Alumni, Bandung, hlm. 213

11

pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat
dan pemerintah setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini sejalan dengan fungsi pengawasan
yang diemban oleh Dewan Perwakilan Rakyat.12
Laporan Tahunan Bank Indonesia yang disampaikan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan wujud prinsip akuntabilitas Bank
Indonesia, sedangkan Laporan Tahunan kepada pemerintahdilakukan
dalam rangka informasi. Dewan Perwakilan Rakyat akan mengevaluasi
laporan yang disampaikan Bank Indonesia tersebut dan digunakan sebagai
bahan penilaian tahunan terhadap kinerja Dewan Gubernur Bank
Indonesia dalam hal diperlukan, Bank Indonesia wajib menyampaikan
penjelasan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.13
Bidang anggaran, demi tercapainya transparansi, sebelum dimulai
tahun anggaran. Bank Indonesia diwajibkan menyampaikan rencana dan
evaluasi realisasi anggaran tahunan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan
pemerintah.

Secara

khusus

Bank

Indonesia

diwajibkan

pula

menyampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat laporan anggaran untuk
kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan
perbankan. Selain itu. Bank Indonesia juga diwajibkan menyampaikan
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia kepada Badan Pemeriksa
Keuangan untuk diperiksa dan hasilnya diumumkan kepada publik melalui

12

Hendra Nurtjahjo, et. al,2002, Eksistensi Bank Sentral Dalam Konstitusi Berbagai Negara.
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 257
13
Hendra Nurtjahjo, et. al,2002, Eksistensi Bank Sentral Dalam Konstitusi Berbagai Negara.
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 257

12

media

massa.14 Atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat bila

diperlukan, Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan
khusus untuk mengetahui lebih dalam mengenai suatu permasalahan atau
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan pelaksanaan
anggaran oleh Bank Indonesia. Kewajiban lain Bank Indonesia adalah
menyusun neraca singkat mingguan yang diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

PENUTUP
Kesimpulan
Indepedensi Bank Indonesia dapat menciptakan iklim yang kondusif
agar perbankan dapat tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai kebutuhan
masyarakat. Dalam hal ini setidaknya terdapat beberapa faktor lainnya yang
mempengaruhi perkembangan perbankan yaitu pengurus dan pemilik,
nasabah/masyarakat, kompetitor/substitusi, infrastruktur, dan regulator/badan
lainnya. Pengawasan Bank Indonesia meliputi pengawasan langsung maupun
tidak langsung dan Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk menyampaikan
laporan kegiatan, keterangan, dan penjelasan sesuai tata cara yang ditetapkan
Bank Indonesia secara periodisasi. Pengawasan Bank Indonesia mengacu
pada prinsip-prinsip pengaturan dan pengawasan Bank yang efektif (secara
rinci 25 butir dasar pengawasan bank).
Hubungan Bank Indonesia dengan DPR dalam mengemban tugas dan
fungsinya berdasarkan UUD 1945 meliputi : fungsi legislasi (legislative);
14

Suseno Piter Abdullah, 2003. Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia Bank Indonesia,
Jakarta hlm 278

13

fungsi anggaran (budget) dan fungsi pengawasan (control). DPR dalam
menjalankan fungsi anggaran bersama Pemerintah menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang berhubungan dengan tugas
dan fungsi Bank Indonesia sebagai pemegang kas Pemerintah. DPR dalam
menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah dalam menjalankan
tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelaksana undang-undang

Saran
Pertama, Masyarakat, sangat diharapkan kepada masyarakat atau publik
hendaknya berhati-hati dalam memilih bank, dimana akan menginvestasikan atau
menanam modal walaupun suatu usaha atau kegiatan perbankan mengandung
resiko, dan diharapkan perbankan yang memperoleh kepercayaan masyarakat
berkenaan menyampaikan informasi kepada nasabah atau masyarakat tentang
pengelolaan resiko, dan manajemen dalam pengawasan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia
Kedua, Bank Indonesia, lebih meningkatkan pengawasan terhadap bank-bank
lain karena Bank Indonesia merupakan bank bagi bank dan sebagai pengawas
terhadap bank-bank sehingga masyarakat tidak salah dalam menentukan bank
sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank akan jauh meningkat.
Ketiga, DPR, Sangat diharapkan kepada DPR dan surveperensi Bank
Indonesia benar-benar dapat menjalankan tugas dan fungsinya khususnya dalam
bidang pengawasan atau kontrol terhadap aktivitas Bank Indonesia sebagai
pemegang kas pemerintah, karena DPR-lah yang mempunyai kewenangan
melaksanakan pengawasan terhadap BI.

14

DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie,Jimly, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi,
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2007.
Djumhana ,Muhammad, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia, cetakan. ke v,
Citra Aditya Bakti, Bandung.
J. Rachbini, Didiek, et. al, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, PT
Mardi Mulyo, Jakarta, 2000
Nurtjahjo, Hendra, et. al, Eksistensi Bank Sentral Dalam Konstitusi Berbagai
Negara, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2002.
Rahbini, Didik J : Suwidi Tono, 1987, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank
Sentral, PT. Mardi Mulyo, Jakarta.
Sembiring ,Sentosa, 2000, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung.
Sugiyono, 2004., dan Ascarya, Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia
Sebuah Pengantar : Kelembagaan Bank Indonesia, Pusat Pendidikan
Dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, Jakarta.
Suseno piter, Abdullah, 2003. Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia
Bank Indonesia, Jakarta.
Syahrul Bahroen dan Suarpika Bimantoro, 2004, Bank Indonesia Bank Sentral
Republik Indonesia Sebuah Pengantar : Organisasi Bank Indonesia,
Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, Jakarta.
Usman Rachmadi, 2001. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.

15