Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Bank Indonesia Dalam Pelaksanaan Mediasi Sengketa E-Banking Pada Bank Umum.

ABSTRAK
Bank Indonesia sebagai bank sentral mengemban peran sentral dalam bidang
perbankan di Indonesia, Bank Indonesia mempunyai tugas untuk mengatur dan
mengawasi bank. Tugas Bank Indonesia untuk mengatur dan mengawasi bank
menjadikan Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan peraturan dalam
pelaksanaan dunia perbankan. Fungsi Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan ditetapkan dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia. Seiring dengan
perkembangan teknologi dalam dunia perbankan saat ini ada teknologi yang
memudahkan terjadinya transaksi perbankan yaitu electronic banking atau e-banking,
e-banking merupakan melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainya melalui
sistem elektronik yang disediakan oleh bank. Dalam perjalanan keberadaanya ebanking bukanlah tanpa masalah banyak permasalahan dalam e-banking yang
akhirnya menimbulkan sengketa antara pihak bank dengan nasabah. Sengeketa yang
kemudian timbul dalam dunia perbankan dapat diselesaikan dengan proses mediasi
perbankan. Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator dalam mediasi perbankan pada
bank, hal ini pada kemudian menimbulkan permasalahan dimana terjadi benturan
antara kedudukan Bank Indonesia sebagai pengawas dan pengatur kegiatan
perbankan dengan peran Bank Indonesia sebagai fasilitator mediasi pada sengketa
perbankan.
Metode pendekatan yang digunakan untuk membahas permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif yaitu menitikberatkan
pada penelaahan hukum positif serta dengan mengumpulkan data, meneliti dan

mengkaji berbagai bahan kepustakaan. Spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis
dengan menggambarkan aspek fungsi Bank Indonesia sebagai pengatur dan
pengawas dalam fungsinya sebagai mediator dalam mediasi perbankan serta dasar
pembuktian dalam mediasi pada sengketa e-banking dan menganalisanya
menggunakan metode normatif kualitatif dengan mengacu pada norma-norma, asasasas dan peraturan perundang-undangan yang ada sebagai norma hukum positif untuk
mencapai kejelasan masalah yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fungsi mediasi yang
dilakukan Bank Indonesia bukanlah ruang lingkup fungsi Bank Indonesia sebagai
pengatur dan pengawas kegiatan perbankan yang memiliki dampak terjadinya
benturan kepentingan antara fungsi pengatur dan pengawas kegiatan perbankan
dengan fungsi Bank Indonesia sebagai penyelenggara mediasi perbankan hal ini
dikarenakan sanksi administratif yang diwenangkan kepada Bank Indonesia
berdasarkan PBI No. 10/1/PBI/2008 tentang tentang Mediasi Perbankan berpengaruh
terhadap penilaian tingkat kesehatan bank. Dasar pembuktian dalam mediasi
perbankan menggunakan dokumen elektronik sesuai Undang-undang Nomor 10 Tahun
2008 tentang ITE yang mana memiliki kekuatan hukum apabila penyelenggara sistem
teknologi informasi bank umum memenuhi spesifikasi dalam PBI No. 9/15/PBI/ 2007
tentang Penerapan Manajemen Resiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh
Bank Umum.