Rasulullah SAW, telah melarang buah-buahan sebelum nyata jadinya. la larang penjual dan pembeli. Mutafaq alaih
Jual beli dengan cara ijonan adalah jual beli yang tidak jelas yang dapat mengakibatkan salah satu pihak merasa kecewa dan dirugikan, karena itu hukumnya haram.
C. Prinsip dan Konsep Bank Islam
Sehubungan dengan masalah yang dihadapi umat Islam dalam hal yang berkaitan dengan bunga bank maka didirikanlah bank Islam yang cara kerjanya disesuaikan dengan syariat Islam yang menghindarkan
bunga, yaitu dengan sistem bagi hasil dari perputaran uang yang dilakukan oleh pihak bank maupun oleh pihak peminjam, tentu dengan pembagian yang telah disepakati baik oleh kreditur maupun oleh debitur.
Bank Islam menyediakan pelayanan perbankan berupa :
1. Giro Wadiah Adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadi’ah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil
jika pemiliknya menghendaki. Sarana penyimpanan dana dengan pengelolaan berdasarkan prinsip al- Wadi’ah Yad Dhomanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek
atau bilyet giro. Dengan prinsip tersebut titipan akan dimanfaatkan dan diinvestasikan Bank secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada berbagai jenis usaha dari usaha kecil dan menengah sampai
pada tingkat korporat secara profesional tanpa melupakan prinsip syariah. Bank menjamin keamanan dana secara utuh dan ketersediaan dana setiap saat guna membantu kelancaran transaksi.
2. Tabungan Mudharabah merupakan tabungan dimana pemilik dana shahibul maal mempercayakan dananya untuk dikelola
bank mudharib dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati sejak awal. Tabungan ini tidak dapat diambil sewaktu-waktu sesuai dengan prinsip yang digunakan, tabungan
mudharabah ini merupakan “investasi” yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan, oleh karena itu, modal yang diserahkan kepada pengelola dana bank tidak boleh ditarik sebelum akad tersebut
berakhir. Hal ini disebabkan karena akan mengganggu kelancaran usaha yang dilakukan oleh mudharib sehubungan dengan pengelolaandana tersebut.
3. Tabungan Haji 4. Tabungan Kurban
Prinsip Dasar Operasional Bank Islam Islam adalah suatu Din Way of Life yang praktis, yang mengajarkan segala sesuatu yang baik dan
bermanfaat bagi manusia, dengan mengabaikan waktu, tempat atau tahap-tahap perkembangannya. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan sifat dasar manusia human nature.
9
Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada, paling tidak, pelaksanaan dua ajaran Qur’an yaitu:
1 Prinsip Al Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an :
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” QS 5:2
2 Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang dana dan membiarkannya menganggur Idle dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana dinyatakan di
dalam Al Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…” QS 4: 29
Perbedaan pokok antara Perbankan Islam dengan perbankan konvensional adalah adanya larangan riba bunga bagi perbankan Islam. Bagi Islam, riba dilarang sedang jual-beli Al Bai’ dihalalkan.
Sejak dekade tahun 70-an, umat Islam di berbagai negara telah berusaha untuk mendirikan bank-bank Islam. Tujuan dari pendirian bank-bank Islam ini pada umumnya adalah untuk mempromosikan dan
mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip syariah Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan dan bisnis lain yang terkait.
Prinsip utama yang dianut oleh Bank Islam adalah: · Larangan riba bunga dalam berbagai bentuk transaksi;
· Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah;
· Memberikan zakat.
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai barang dagangan komoditas. Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi,
bukan untuk spekulasi. Islam juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah menyadari kelemahan dari salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu barter
Bai’ al Muqayyadah, dimana barang saling dipertukarkan. Menurut Afzalur Rahman:
“Rasulullah saw menyadari akan kesulitan-kesulitan dan kelemahan – kelemahan akan sistim pertukaran ini, lalu beliau ingin menggantinya dengan sistim pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau
menekankan kepada para sahabat untuk menggunakan uang dalam transaksi-transaksi mereka.”
10
Hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti diriwayatkan oleh Ata Ibn Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri.
“Ternyata Rasulullah saw tidak menyetujui transaksi-transaksi dengan sistim barter, untuk itu dianjurkan sebaiknya menggunakan uang. Nampaknya beliau melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada
unsur riba di dalamnya.”
Dalam konsep Islam tidak dikenal money demand for speculation
permintaan akan uang untuk spekulasi
, karena spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem konvensional yang memberikan bunga atas
harta, Islam malah menjadikan harta sebagai obyek zakat. Uang adalah milik masyarakat sehingga menimbun uang di bawah bantal dibiarkan tidak produktif dilarang, karena hal itu berarti mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang adalah konsep yang mengalir, oleh karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam
perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian.
Bagi mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam menganjurkan untuk melakukan investasi dengan prinsip Musyarakah atau Mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila ia tidak ingin
mengambil resiko karena ber-musyarakah atau ber-mudharabah, maka Islam sangat menganjurkan untuk melakukan Qard yaitu meminjamkannya tanpa imbalan apapun karena meminjamkan uang untuk
memperoleh imbalan adalah riba.
Secara mikro, Qard tidak memberikan manfaat langsung bagi orang yang meminjamkan. Namun secara makro, Qard akan memberikan manfaat tidak langsung bagi perekonomian secara keseluruhan. Hal ini
disebabkan karena pemberian Qard membuat velocity of money percepatan perputaran uang akan bertambah cepat, yang berarti bertambahnya darah baru bagi perekonomian, sehingga pendapatan
nasional National Income meningkat. Dengan peningkatan pendapatan nasional, maka si pemberi pinjaman akan meningkat pula pendapatannya. Demikian pula pengeluaran Shadaqah juga akan
memberikan manfaat yang lebih kurang sama dengan pemberian Qard.
Islam juga tidak mengenal konsep Time Value of Moneynilai waktu dari uang, namun Islam mengenal konsep Economic Value of Time yang artinya bahwa yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam
memperbolehkan penetapan harga tangguh bayar lebih tinggi dari pada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husin bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah saw, adalah orang yang pertama kali menjelaskan
diperbolehkannya penetapan harga tangguh bayar Deferred Payment lebih tinggi daripada harga tunai Cash.
11
Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara adil sesuai prinsip syariah. Memenuhi rasa keadilan
bagi semua pihak dan memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama perbankan islam.
Dengan landasan falsafah dasar sistem ekonomi islam dan dengan visi misi tersebut diatas, maka setiap kelembagaan keuangan syariah akan menerapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1 Menjauhkan Diri dari Kemungkinan Adanya Unsur Riba
a Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka suatu hasil usaha, seperti penetapan bunga simpanan atau bunga pinjaman yang dilakukan pada bank konvensional.
b Menghindari penggunaan sistem presentasi biaya terhadap utang atau imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan secara otomatis utangsimpanan tersebut hanya karena
berjalannya waktu. c Menghindari penggunaan sistem perdaganganpenyewaan barang ribawi dengan imbalan barang
ribawi lainnya barang yang sama dan sejenis, seperti uang rupiah yang masih berlaku dengan memperoleh, kelebihan baik kuantitas maupun kualitas.
d Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka tambahan atas uang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai utang secara sukarela, seperti penetapan bunga pada bank konvensional.
2 Menerapkan Prinsip Sistem Bagi Hasil dan Jual-Beli
Dengan mengacu kepada petunjuk Al-Qur’an, QS. Al-Baqarah 2: 275 dan surat an-Nisaa 4: 29 yang intinya Allah SWT telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba serta suruhan untuk menempuh
jalan perniagaan dengan suka sama suka, maka setiap transaksi kelembagaan ekonomi islami harus selalu dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau yangtransaksinya didasari oleh adanya
pertukaran antara uang dengan barangjasa. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip “ ada barangjasa dulu baru ada uang “, sehingga akan mendorong produksi barangjasa, mendorong
kelancaran arus barangjasa, dapat menghindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi dan inflasi. Dalam operasinya, pada sisi pengerahan dana masyarakat lembaga ekonomi Islam menyediakan sarana
investasi bagi penyimpanan dana dengan sistem bagi hasil dan pada sisi penyaluran dana masyarakat menyedisksn fasilitas pembiayaan investasi dengan sistem bagi hasil serta pembiayaan perdagangan.
a Investasi bagi penyimpan dana berarti nasabah yang menyimpanan dananya pada bank ini tabungan mudharabah atau simpanan mudharabah dianggap sebagai penyedia dana rabbul mal
akan memperoleh hak bagi hasil dari usaha bank sebagai pengelola dana mudharib yang sifat hasilnya tidak tetap dan tidak pasti sesuai dengan besar kecilnya hasil usaha bank. Bagi hasil yang diterima
penyimpanan dana biasanya dihitung sesuai dengan lamanya dana tersebut mengendap dan dikelola oleh bank, bias satu tahun, bias satu bulan, bias satu minggu, bahkan bias satu hari.
12
b Pembiayaan investasi ialah pembiayaan baik sepenuhnya al-mudharabah atau sebagian al- musyarakah terhadap suatu usaha yang tidak berbentuk saham. Dana yang ditempatkan , sepenuhnya
maupun yang sebagian itu tetap menjadi milik bank sehingga pada waktu berakhirnya kontrak, bank berhak memperoleh bagi hasil dari usaha itu sesuai dengan kesepakatan.
c. Pembiayaan Mudharabah. Bunga Bank Dan Riba
Untuk mendudukkan kontroversi bunga bank dan riba secara tepat diperlukan pemahaman yang mendalam, baik tentang seluk-beluk bunga maupun dari akibat yang ditimbulkan oleh dibiarkannya
berlaku sistem bunga dalam perekonomian dan dengan membaca tanda-tanda serta arah yang dimaksud dengan riba dalam Al-Qur’an dan Hadits.
D. Konsep Ekonomi Menurut Islam