Pada metoda pelampumg terlihat bahwa kecepatan aliran debit air lebih besar dari metoda Cipolleti. Hal ini karena pelampung yang digunakan dapat
menghitung aliran debit pada permukaaan atas saja yang mana pada permukaan atas pelampung laju dengan cepat dalam waktu dan jarak yang telah ditentukan.
Artinya luas penampang pelampung yang kecil mempengaruhi kecepatan aliran air.
Pada metoda Current Meter terlihat bahwa kecepatan aliran debit air jauh lebih cepat dibandingkan dengan metoda pelampung dan Cipollleti. Hal ini
dikarenakan ketelitian alat pada Current meter dan pengukuran yang pengambilan data dengan beberapa kali ulangan pada setiap jarak permeternya dan pengukuran
kecepatan aliran air pada permukaan bawah,tengah, serta total luas penampangnya mempengaruhi kecepatan aliran air.
1.7 Penutup
1.7.1 Kesimpulan. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini
adalah bahwa debit yang mengalir pada suatu irigasi dipengaruhi oleh kecepatan aliran, waktu, dan luas penampang. Dalam hal ini alat ukur dan bangunan yang
digunakan masih terawat dengan baik.Alat ukur yang lebih efisien adalah alat ukur Current meter, dikarenakan pengambilan data lebih akurat dibanding
pelampung dan bangunan cipoletti.Dan pada saluran irigasi harus diberikan perawatan agar dapat digunakan untuk kedepannya.
Bila dibandingkan dari ketiga metode ini maka dapat dilihat bahwa metoda current meter lah yang paling teliti karena mengukur laju kecepatan air pada tiga
titik yaitu atas, tengah, dan bawah dengan jarak tiap satu meter kesampingnya, berbeda dengan pelampung yang hanya mengukur pada permukaan atas saja yang
bisa saja dipengaruhi oleh tekanan atmosfer dan arah laju angin. Sementara dengan cipoletti hasil yang didapatkan sangat kecil, hal ini bisa saja tejadi karena
bentuk bangunan cipoletti ataupun memang metode ini yang kurang tepat untuk perhitungan debit.
1.7.2 Saran
TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE 10
Adapun saran untuk praktikum ini adalah agar para praktikan lebih serius dalam melakukan praktikum dan lebih teliti dalam melakukan perhitungan dan
ketika pengambilan data kedalaman air pada bangunan ukur cipoletti, sebaiknya dilakukan tidak pada musim hujan karena jika pada musim hujan dan laju aliran
air deras maka akan membahayakan praktikan dalam pengambilan datanya. Untuk pengambilan data menggunakan alat current meter haruslah berhati-
hati dalam penggunaan alat tersebut, karena jika alat basah maka alat akan rusak dan pengambilan data pun gagal. Selain itu dalam membaca data pun harus teliti
dan hati-hati.
BAB II PENGENALAN JARINGAN IRIGASI
TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE 11
2.1 Latar Belakang
Pemberian air irigasi dari hulu upstream sampai dengan hilir downstream memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai.
Terganggunya salah satu bangunan-bangunan irigasi dan akan mempengaruhi kinerja system yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi
menjadi menurun. Pada pengenalan sistem irigasi kita perlu mengetahuinya, Irigasi
mempunyai fungsi untuk mendukung produktivitas lahan dalam angka meningkatkan produksi pertanian, ketahan pangan pangan dan kesajateraan bagi
masyarakat. Dari itu kita harus mengenal sistem dari suatu sistem irigasi. Dalam
jaringan irigasi pada bangunan utama, irigasi terbuka dll. Dalam ruang lingkup pertanian, air digunakan sebagai saliran irigasi. Irigasi merupakan usaha
penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk penunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi bawah permukaan,
irigasi pompa dan irigasi tambak. Tanpa adanya sistem irigasi usaha pertanian merupakan sesuatu yang tidak
maksimal, karena irigasi merupakan suatu faktor penunjang dalam bidang usaha pertanian.tampa adanya irigasi tersebut petani akan kualahan dalam memcari
kebutuhan air untuk tanaman. Sumber utama dari tanaman adalah air dengan tidak adanya air maka tanaman akan mengalami kelayuan, kurang mineral dan bahkan
akan mengalami kematian pada tanaman. Pada sektor pertanian irigasi digunakan untuk kebutuhan pada lahan
pertanian untuk kebutuhan tanaman, air yang dialirkan dengan cara bendungan maupun dengan cara menggunakan pompa irigasi yang disedot air pada sungai
yang dialirkan kepada lahan petani, dari tempat yang tinggi kemudian merata ke tempat yang rendah bahkan diseluruh kebutuhan tanaman.
2.2 Tujuan