Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN

48 Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Dengan Metode Bartlett Sumber Variansi X 2 hitung X 2 tabel X 2 1- a k-1 Keputusan Uji Kolom 4,146850 18,5 H o diterima Baris 5,306269 24,7 H o diterima Karena masing-masing sumber variansi memenuhi kriteria X 2 hitung X 2 tabel sehingga X 2 hitung tidak terletak pada daerah kritik, maka H o diterima. Jadi populasi-populasi yang diperbandingkan mempunyai variansi-variansi yang sama atau dengan kata lain kedua sumber variansi berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Jalan Untuk menguji ada tidaknya perbedaan efek pengaruh beberapa perlakuan faktor terhadap variabel terikat maka dilakukan uji statistik dengan Anava Dua Jalan. Hasil pengujian analisis variansi dua jalan tersebut adalah sebagai indikator ada pengaruh perbedaan variasi penambahan tembaga dan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. Kemudian untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel serta interaksi antara kedua variabel tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 13 , yaitu tabel ringkasan hasil uji F untuk anava dua jalan sebagai berikut : perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 4. 49 Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji F Untuk Anava Dua Jalan. Sumber Variasi Dk JK KT Fobs Fa p Rata-rata Perlakuan 1 217366,38 Kolom A 2 473,47 236,73483 252,08 6,01 0,01 Baris B 1 596,70 596,70454 635,40 8,28 0,01 Interaksi AB 2 63,98 31,992462 34,06 6,01 0,01 Kekeliruan galat 18 16,90 0,9390931 - - - Jumlah 24 218517,44 - - - - Keterangan : A : Variasi penambahan tembaga. B : Jenis cetakan pada proses pengecoran. AB : Pengaruh bersama interaksi antara variasi penambahan tembaga dan Jenis cetakan pada proses pengecoran. Berdasarkan rangkuman hasil Uji F untuk anava dua jalan pada tabel 13, dapat diambil keputusan uji sebagai berikut : a. Perbedaan Pengaruh Variasi Penambahan Tembaga Cu Terhadap Tingkat Kekerasan Paduan Alumunium Silikon Al-Si Faktor A. Berdasarkan tabel 13, menunjukkan bahwa F observasi = 252,08 dan F tabel = 6,01 sehingga F observasi F tabel . Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh antara variasi penambahan tembaga Cu terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. Jadi hipoteses pertama diterima. b. Perbedaan Pengaruh Jenis Cetakan Pada Proses Pengecoran Terhadap Tingkat Kekerasan Paduan Alumunium Silikon Al-Si Faktor B. Berdasarkan tabel 13, menunjukkan bahwa F observasi = 635,40 dan F tabel = 8,28 sehingga F observasi F tabel . Jadi dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. Jadi hipotesis kedua dapat diterima. c. Interaksi Bersama Variasi Penambahan Tembaga Cu Dan Jenis Cetakan Pada Proses Pengecoran Terhadap Tingkat Kekerasan Paduan Alumunium Silikon Al-Si Faktor AB. 50 Berdasarkan tabel 13, menunjukkan bahwa F observasi = 34,06 dan F tabel = 6,01 sehingga F observasi F tabel . Jadi dapat disimpulkan ada interaksi bersama variasi penambahan tembaga Cu dan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. Jadi hipotesis ketiga dapat diterima. d. Tingkat Kekerasan Terbesar Dari Interaksi Antara Variasi Penambahan Tembaga Cu Dan Jenis Cetakan Pada Proses Pengecoran Paduan Alumunium Silikon Al-Si. Berdasarkan tabel 13, menunjukkan bahwa tingkat kekerasan yang paling besar pengaruhnya adalah jenis cetakan pada proses pengecoran, hal ini ditunjukkan oleh nilai F observasi yang paling besar adalah jenis cetakan pada proses pengecoran dengan nilai F observasi = 635,40 . 2. Hasil Komparasi Ganda Pasca Anava Dua Jalan Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis variansi dua jalan, maka untuk melihat perbedaan reratanya agar menjadi lebih jelas, dilanjutkan dengan uji komparasi ganda pasca anava. Komparasi ganda setelah anava yang dilakukan disini adalah dengan menggunakan uji Scheffe untuk analisis variansi dua jalan. Rataan masing-masing komparasi untuk komparasi ganda pasca anava dapat dilihat pada lampiran hasil perhitungan uji Scheffe untuk analisis variansi dua jalan dapat dilihat pada tabel 14, 15, 16 dan 17. Tabel 14. Hasil Komparasi Rataan Antar Baris. Sumber Perbedaan Antar Baris No Jenis Cetakan F observasi p–1F a;p-1,N-pq Kesimpulan 1 F B1-B2 635,0866 8,28 Ada Perbedaan Keterangan : Ada Perbedaan jika F observasi p–1F a;p-1,N-pq. Tabel 15. Hasil Komparasi Rataan Antar Kolom. 51 Sumber Perbedaan Antar Kolom No Penambahan Tembaga F observasi p–1F a;q-1,N-pq Kesimpulan 1 F A1-A2 131,6743 12,02 Ada Perbedaan 2 F A1-A3 504,2073 12,02 Ada Perbedaan 3 F A2-A3 120,5521 12,02 Ada Perbedaan Tabel 16. Hasil Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom Yang Sama. Sumber Perbedaan Antar Kolom No Jenis Cetakan dan Penambahan Tembaga F observasi p–1F a;pq-1,N-pq Kesimpulan 1 F A1B1-A1B2 92,2090 21,25 Ada Perbedaan 2 F A2B1-A2B2 170,9769 21,25 Ada Perbedaan 3 F A3B1-A3B2 440,3917 21,25 Ada Perbedaan Keterangan : Ada Perbedaan jika F observasi p–1F a;pq-1,N-pq. Tabel 17. Hasil Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris Yang Sama. Sumber Perbedaan Antar Kolom No Penambahan Tembaga dan Jenis Cetakan F observasi p–1F a;pq-1,N-pq Kesimpulan 1 F A1B1-A2B1 40,6709 21,25 Ada Perbedaan 2 F A1B1-A3B1 103,7605 21,25 Ada Perbedaan 3 F A2B1-A3B1 14,5078 21,25 Tidak Ada Perbedaan 4 F A1B2-A2B2 97,0351 21,25 Ada Perbedaan 5 F A1B2-A3B2 465,2327 21,25 Ada Perbedaan 6 F A2B2-A3B2 137,3259 21,25 Ada Perbedaan Hasil perhitungan uji lanjut pasca anava dengan metode Scheffe menunjukkan bahwa tidak semua F observasi lebih besar dari kriteria uji, sehingga Keterangan : Ada Perbedaan jika F observasi p–1F a;pq-1,N-pq. Keterangan : Ada Perbedaan jika F observasi p–1F a;q-1,N-pq. 52 tidak semua kombinasi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda perbedaan yang signifikan terhadap besarnya nilai kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. a. Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa hipotesis nolnya ditolak. Oleh karna itu dapat disimpulkan bahwa jenis cetakan yang berbeda memberikan efek pengaruh yang berbeda pula terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. b. Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa Pada semua variasi penambahan tembaga 2, 5, dan 8 berbeda pengaruhnya terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. c. Dari tabel 16, Pada variasi pemakaian jenis cetakan dalam penambahan tembaga 2, 5, 8 berbeda pengaruhnya terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. d. Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa, penambahan tembaga 2 dengan jenis cetakan pasir berbeda pengaruhnya dengan 5 dan 8, pada penambahan tembaga 5 dengan jenis cetakan pasir tidak berbeda pengaruhnya dengan penambahan tembaga 8, pada penambahan tembaga 2 dengan jenis cetakan logam berbeda pengaruhnya dengan penambahan tembaga 5 dan 8, terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si. e. Dari tabel 10, dapat disimpulkan bahwa interaksi pengaruh variasi penambahan tembaga Cu dan jenis cetakan terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon Al-Si yang paling rendah adalah 86,40 HBN pada penambahan tembaga 2 dengan cetakan pasir, Sedangkan tingkat kekerasan yang paling tinggi adalah 107,76 HBN pada penambahan tembaga 8 dengan menggunakan cetakan logam. Sehingga dalam perlakuan tersebut kekerasannya meningkat sekitar 21,36 HBN dari 86,4 HBN menjadi 107,76 HBN.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dokumen yang terkait

TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (1%, 2%, 3%) Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 1 18

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (1%, 2%, 3%) Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 1 6

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR.

0 0 7

PENDAHULUAN Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint.

0 0 7

ABSTRAKSI TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon(Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 2 18

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Dengan Variasi (7%, 8%, 9%) Pada Paduan Aluminium Silikon(Al-Si) Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis.

0 2 8

PENGARUH VARIASI JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN, DAN KETANGGUHAN PENGECORAN PULLEY PADUAN ALUMINIUM Al-Si MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR.

0 0 18

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA DAN PERAK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN Al-Si TUGAS AKHIR - Pengaruh penambahan tembaga dan perak terhadap sifat fisis dan mikanis paduan Al-Si - USD Repository

0 0 83

PENGARUH PENAMBAHAN SENG (Zn) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN TEMBAGA–SENG MELALUI PROSES PENGECORAN

0 0 97

Pengaruh Penambahan Nikel (Ni) Terhadap Sifat Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Paduan Aluminum–Silikon (Al-Si) Melalui Proses Pengecoran - ITS Repository

0 0 99