PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT.SUMBERTAMAN KERAMIK INDUSTRI(SKI) PROBOLINGGO

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. SUMBERTAMAN KERAMIK INDUSTRI (SKI) PROBOLINGGO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Serly Ardana Tri Reswari 08610300

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,

Alhamdulilah, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri Probolinggo. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan (program) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Sehubungan dengan selesainya karya ilmiah ini, peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak H. Nazarudin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Dra. Aniek Rumijati M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Drs. Achmad Mohyi M.M. dan Ibu Dra. Titik Ambarwati M.M. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir.


(5)

5. Bapak Drs. Wiyono, M.M. selaku dosen wali yang selama ini telah memberikan wawasan serta dorongan untuk menjalankan kuliah dengan baik.

6. Keluarga tercinta, terutama pada Papa dan Mama serta Kakak yang telah memberikan segenap kasih sayangnya dan senantiasa mendoakan serta membimbing dan memberikan semangat bagi penulis.

7. Kepada teman-teman Manajemen 2008 khususnya kls F yang memberikan dorongan dan semangat kepada penulis

Dalam penyusunan laporan ini, saya selaku penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun cara penulisan. Oleh karena itu dengan rendah hati dan terbuka, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dan bermanfaat untuk lebih baiknya laporan ini di kemudian hari. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 30 Juli 2012 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Kegunaan Penelitian... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Pustaka ... 13

1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 13

2. Keselamatan Kerja ... 14

3. Faktor-Faktor Keselamatan Kerja ... 15

4. Indikator-Indikator Keselamatan Kerja... 16

5. Kesehatan Kerja ... 17

6. Tujuan Kesehatan Kerja ... 18

7. Faktor-Faktor Kesehatan Kerja ... 19

8. Indikator-Indikator Kesehatan Kerja... 21

9. Kecelakaan Kerja ... 21

10.Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja ... 22

11.Proses Kecelakaan Kerja ... 24

12.Produktivitas ... 25

a. Pengertian Produktivitas Kerja ... 25

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas ... 26

c. Indikator-Indikator Produktivitas ... 28

d. Pengukuran Produktivitas ... 29

13.Hubungan Antara Keselamatan dan Kecelakaan Kerja Dengan Produktivitas Karyawan... 30

14.Kerangka Pikir ... 32


(7)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Jenis Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

3. Teknik Pengambilan Sampel... 36

D. Definisi Operasional Variabel ... 37

E. Pengukuran Variabel ... 40

F. Sumber Data ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Uji Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 44

I. Teknik Analisis Data ... 45

1. Rentang Skala... 45

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

3. F-test ... 46

4. t-test ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 50

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 51

3. Produksi dan Proses Produksi ... 55

a. Produksi ... 55

b. Proses Produksi ... 56

c. Hasil Produksi ... 62

4. Wilayah Pemasaran ... 63

5. Saluran Distribusi ... 63

B. Karakteristik Responden ... 64

1. Tingkat Pendidikan Responden... 64

2. Status Perkawinan ... 65

3. Usia Responden ... 66

4. Jenis Kelamin ... 67

5. Tanggungan Keluarga Responden ... 68

6. Besarnya Gaji Upah Yang Diterima Setiap Bulan ... 69

7. Lama Bekerja ... 70

C. Uji Instrumen ... 70

1. Uji Validitas ... 71

2. Uji Reliabilitas ... 73

D. Hasil Analisis Data ... 72

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 72

a. Variabel Keselamatan Kerja (X1)... 73

b. Variabel Kesehatan Kerja (X2)... 75

c. Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y) ... 77


(8)

a. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 79

b. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 81

c. Nilai Koefisien Korelasi Berganda ... 81

d. Hasil Uji Hipotesis I ... 82

e. Hasil Uji Hipotesis II ... 82

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pikir ... 32 Gambar 2 Kurva Kriteria Penerimaan Uji t ... 49 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Sumbertaman Keramik Industri

Probolinggo ... 52 Gambar 4.2 Saluran Distribusi PT. Sumbertaman Keramik Industri ... 64


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Target dan Realisasi Produksi Perbulan Pada PT. Sumbertaman

Keramik Industri (SKI) Tahun 2011 ... 6

Tabel 2 Data Kesehatan Kerja Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Tahun 2011 ... 7

Tabel 3 Data Kesehatan Kerja Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Tahun 2011 ... 7

Tabel 3.1 Rincian Sampel Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Rentang Skala... 46

Tabel 4.1 PT. Sumbertaman Keramik Industri Mesin Dan Peralatan Produksi ... 56

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden... 65

Tabel 4.3 Bagian Pekerjaan Responden ... 66

Tabel 4.4 Usia Responden ... 66

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 67

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Tanggungan Keluarga ... 68

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Gaji dan Upah Yang Diterima ... 69

Tabel 4.8 Lama Bekerja Responden ... 70

Tabel 4.9 Uji Validitas ... 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 72


(11)

Tabel 4.12 Kesehatan Kerja ... 75

Tabel 4.13 Produktivitas Kerja Karyawan ... 77

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 79


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Jawaban Responden 4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Uji Reliabilitas 6. Hasil Analisis Regresi


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alifiyaumi, 2007. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto, (http://www.Google.com) diakses Juli 2010.

Aliyan, 2002, Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Tingkat Produktifitas Kerja, (http://www.Google.com) diakses Juli 2010.

Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosoeprapto, Kisdarto, 2001, Produktivitas kerja Aktualisasi Budaya Perusahaan, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Barthos, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Penerbit BPFE: Yogyakarta.

Darma, Agus, 2002, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Effendi, Yusuf. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RI. Jakarta. (On Line) (http://www.portalk3.com) diakses diakses tanggal 10 Juni 2009 .

Handoko, Hani, 1994, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Penerbit BPFE: Yogyakarta.

Husein Umar, 2001, Riset Sumber Daya Munusia Dalam Organisasi, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Lestari, 2004. dengan judul: Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pegolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor, (http://www.Google.com) diakses Juli 2010.

Mathis dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mangkunegara, P. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moenir, AS. 1998. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.


(14)

Manulang, 2001 Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.

Ranupandojo dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Soeprihanto.1996. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi Revisi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Jakarta: LP3S

Sinungan, Muchdarsyah, 2005, Produktivitas kerja Apa Dan Bagaimana, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suma’mur, P.K. 1995. Higene Perusahan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Sulistyarini, 2006. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas kerja Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten, (http://www.Google.com) diakses Juli 2010.

Sedarmayanti. 2001, Manajemen Personalia. Edisi 3. Jakarta: Ghalia. Indonesia. Tulus, Henry, 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.STIE :

YKPN.

Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit, CV. Cahaya Press, Malang.


(15)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatnya produktivitas kerja. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sedarmayanti (2001:66) menjelaskan bahwa secara umum produktivitas mengandung pengertian atas pencapaian kualitas yang di hasilkan, kehadiran, ketepatan waktu dan kuantitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas diantaranya adalah sikap mental, pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan berprestasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi


(16)

2

produktivitas kerja adalah kesehatan kerja, Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas (Tulus, 1992:159).

Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja , baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. “keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan “(Suma’mur, 2001:104). Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib dari para karyawan, Faktor lingkungan fisik pada karyawan, seperti mesin, gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan (Soeprihanto, 1996:47).


(17)

3

Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan dll. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas (Tulus, 1992:159).Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi (Suma’mur, 2001:104).

Perusahaan yang baik yaitu perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktifitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya.

Perhatian terhadap keselamatan kerja pada mulanya lebih menekankan pada perlindungan pekerja dari kerugian atau luka yang disebabkan oleh


(18)

4

kecelakaan akibat kerja. Kemudian seiring dengan kemajuan industri, perusahaan mulai memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam arti luas yaitu terbebasnya pekerja dari kesakitan fisik maupun psikis. Karyawan tidak hanya memerlukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan, tapi karyawan juga perlu mendapatkan jaminan K3. Jaminan itu berguna apabila dalam suatu kondisi karyawan terjadi kecelakaan, sakit atau sesuatu yang dapat membahayakan jiwa karyawan. Disini perusahaan biasanya bekerjasama dengan rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Dalam jaminan K3 tersebut karyawan akan lebih merasa tenang apabila sesuatu keadaan yang tidak diinginkan terjadi.

PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) merupakan salah satu perusahaan di Probolinggo yang bergerak dalam bidang produksi keramik modern yang memproduksi alat-alat rumah tangga, patung-patung, souvenir dan bahan bangunan seperti roster, mozaik dan tempat sabun. Dalam mendukung aktivitas operasional perusahaan maka perusahaan menyiapkan alat pelindung diri (APD) yaitu berupa masker, sarung tangan, sabuk pengaman, pelindung kaki, kaca mata dan helm kerja. Pihak manajemen perusahaan juga menetapkan syarat-syarat alat pelindung diri (APD) yaitu meliputi: nyaman dipakai, tidak mengganggu kerja dan mampu melindungi secara efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja. Selain itu perusahaan juga mengatur pencahayaan sedemikian rupa disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja. Perusahaan juga menyediakan APAR (Alat Pemadam Api


(19)

5

Ringan) di masing-masing bagian. Beberapa upaya tersebut dalam rangka memberikan jaminan atas keselamatan kerja.

Selain memberikan fasilitas jaminan keselamatan kerja karyawan perusahaan juga memberikan fasilitas atas kesehatan kerja para karyawan. Bentuk-bentuk fasilitas tersebut yaitu antara lain: perusahaan menyiapkan tenaga medis (perawat) sebanyak 2 orang, menyiapkan poliklinik, perusahaan juga mengadakan kerjasama dengan dokter perusahan. Bagi karyawan yang mengalami gangguan kesehatan yang sifatnya penyakit ringan ditangani oleh paramedis perusahaan dengan membawa kartu pasien, namun demikian apabila di perusahaan bisa melakukan rujukan ke dokter perusahaan dengan membawa surat rujukan dari perusahaan. Selain itu dalam upaya untuk memberikan pelayanan kepada para karyawan terkait dengan kesehatan kerja para karyawan, maka secara rutin perusahaan memberikan pelayanan cek kesehatan secara gratis yang dilakukan setiap hari Sabtu yang dijadwalkan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Selain itu perusahaan mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jamsostek. Berbagai upaya melalui fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki para karyawan.

Namun demikian apabila dikaitkan dengan kemampuan para karyawan dalam bekerja di perusahaan, selama ini terdapat permasalahan. Dapat dilihat pada tabel berikut.yaitu para karyawan belum mampu memenuhi target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan. Kemampuan para karyawan dalam pemenuhan target produksi tersebut dapat mencerminkan pencapaian produktivitas para karyawan


(20)

6

dalam bekerja di perusahaan dan secara lengkap perbandingan antara target dan realisasi produksi dapat disajikan pada tabel 1.

Tabel 1

Target dan Realisasi Produksi perbulan Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI)

Tahun 2011 (Dalam unit)

Bulan Target Realisasi Selisih

Januari 2.500 2.450 50

Februari 2.600 2.600 0

Maret 2.750 2.550 200

April 3.000 2.850 150

Mei 3.150 3.100 0

Juni 3.250 3.190 60

Juli 3.400 3.345 0

Agustus 3.600 3.530 70

September 3.750 3.750 0

Oktober 4.000 3.825 175

November 4.250 4.150 100

Desember 4.500 4.450 50

Sumber: PT. Sumbertaman Keramik Industri (SAKI)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa antara target dan realisasi produksi PT Sumbertaman Keramik Industri dalam tahun 2011. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa para karyawan belum sepenuhnya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Namun demikian selama ini perusahaan telah menetapkan batas toleransi 5% sebagai batas toleransi atas pencapaian target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Aktivitas pada karyawan PT Sumbertaman Keramik Industri tidak terlepas dari terjadinya kecelakaan kerja, menurut hasil wawancara awal pada salah satu pegawai bagian produksi bahwa kecelakaan terkadang terjadi, meskipun tidak sampai terjadi korban meninggal namun demikian kondisi tersebut dapat mecerminkan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja belum maksimal.


(21)

7

Adapun data mengenai kecelakaan dan kesehatan kerja karyawan secara lengkap dapat disajikan pada tabel 2.

Tabel 2

Data Kesehatan Kerja

Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Tahun 2011

Bulan Jumlah Keterangan

Januari 4

Sakit mata, sesak napas dan paru-paru dan gangguan pendengaran,

Februari 0

Maret 3

April 1

Mei 2

Juni 0

Juli 2

Agustus 2

September 3

Oktober 3

November 0

Desember 0

Sumber: PT. Sumbertaman Keramik Industri (SAKI)

Adapun data mengenai kecekakaan kerja dapat disajikan pada tabel 3. Tabel 3

Data Kecelakaan Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Tahun 2011

Bulan Jumlah Keterangan

Januari 4

Tangan melepuh dan terkilir.

Februari 0

Maret 1

April 1

Mei 3

Juni 0

Juli 3

Agustus 1

September 0

Oktober 4

November 0

Desember 0


(22)

8

Pada PT Sumbertaman Keramik Industri (SKI) tidak terlepas dari terjadinya kecelakaan kerja, menurut hasil wawancara awal pada salah satu pegawai bagian produksi bahwa kecelakaan yang sering terjadi yaitu seringnya pegawai mengalami gangguan pernafasan akibat kontak langsung dengan gerabah/gips sebagai bahan baku akibat tidak menggunakan masker karena kurangnya kesadaran karyawan tentang pentingnya menggunakan masker, kecelakaan lainnya adalah gangguan pendengaran akibat suara mesin yang bising, ada juga akibat kurangnya pengawasan dan pengetahuan pekerja pada saat pelepasan sarung tangan pada tahap pembakaran, tangan pegawai melepuh akibat terkena tungku. Adanya karyawan yang terkilir karena karyawan bekerja sambil bercanda.

Penerapan sistem keselamatan dan kesehatan pada pabrik ini ditunjukan dari sebagian besar pekerja yang bekerja pada perusahaan PT Sumbertaman Keramik Industri yang telah menggunakan alat perlindungan diri seperti sarung tangan, helm, sepatu bot, dan masker. Namun pada saat observasi peneliti melihat ada beberapa orang pekerja yang masih mengabaikan pentingnya alat perlindungan diri ini karena dianggap kurang bebas dalam bergerak.

Dari data hasil produksi yang belum dapat mencapai target dan juga data kecelakaan yang ada dalam perusahaan, sehingga muncul adanya hubungan antara produktivitas dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Dilihat dari akibat kecelakaan yang terjadi membuat pekerja tidak masuk kerja sehingga mengakibatkan hilangnya waktu kerja. Penurunan produktivitas selama pekerja belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja, membuat kerugian waktu


(23)

9

dalam bekerja, adanya peningkatan biaya premi asuransi untuk pekerja, penurunan hasil produksi, serta denda atas keterlambatan atau kegagalan untuk memenuhi pesanan.

Berdasarkan kondisi tersebut maka perusahaan ini telah melsanakan program K3 yang mengutamakan pentingnya keselamatan dan kesehatan pekerja. Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya peningkatan produktivitas karyawan, maka perlu dibahas melalui

penelitian tentang “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Probolingo”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan yang hendak dicari jawabannya. Dengan kata lain masalah adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana produktivitas karyawan di PT. Sumbertaman Keramik Industri? 2. Bagaimana keselamatan kerja karyawan di PT. Sumbertaman Keramik

Industri?

3. Bagaimana kesehatan kerja karyawan di PT. Sumbertaman Keramik Industri? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja


(24)

10

5. Diantara keselamatan dan kesehatan kerja manakah yang paling berpengaruh pada produktivitas karyawan pada PT. Sumbertaman Keramik Industri? C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas maka dalam penelitian ini penulis hanya berfokus membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau dari teorinya Suma’mur (2001) pada karyawan bagian produksi PT. Sumbertaman Keramik Industri. Hal ini karena pada bagian produksi karyawannya selalu berhubungan dengan mesin-mesin dan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sangat rentan terhadap resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan. Serta produktivitas karyawan yang ditinjau dari indikator menurut Sedarmayanti (2001) yang meliputi kualitas yang dihasilkan, kehadiran, ketepatan waktu, dan kuantitas.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan di PT. Sumbertaman Keramik Industri

2. Untuk mengetahui keselamatan kerja karyawan di PT. Sumbertaman Keramik Industri

3. Untuk mengetahui kesehatan kerja karyawan di PT. Sumbertaman Keramik Industri

4. Untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas pada PT. Sumbertaman Keramik Industri


(25)

11

5. Untuk menganalisis variabel keselamatan dan kesehatan manakah yang paling berpengaruh pada produktivitas karyawan pada PT. Sumbertaman Keramik Industri

2. Kegunaan Penelitian a) Bagi perusahaan

1) Merupakan bahan tambahan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan perusahaan untuk menjaga kesejahteraan karyawannya.

2) Sebagai bahan informasi dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawannya.

b) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan perbandingan peneliti yang akan datang oleh pihak lain yang mengadakan penelitian lebih lanjut.


(26)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian yang menyangkut masalah keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas dan kinerja karyawan di sajikan sebagai berikut:

1. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten (Sulistyarini, 2006) dengan variabel yang diteliti Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan. Responden yang diteliti karyawan bagian produksi 30 orang pada CV. Sahabat di Klaten. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa antara variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kinerja karyawan terdapat korelasi yang positif dan signifikan dengan koefisien korelasinya sebesar 0,357 dan taraf sinifikan 35,7%.

2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto (Alifiyaumi, 2007) dengan variabel yang diteliti program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Efektifitas dan Produktivitas Kerja Karyawan. Responden yang diteliti pegawai PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto sebanyak 62 orang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan program


(27)

13

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto dan program keselamatan kerja lebih berpengaruh daripada program kesehatan kerja.

3. Penelitian yang berhubungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dilakukan oleh Lestari (2004) dengan judul: Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pegolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif keselamatan dan kesehatan kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian pegolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor.

A. Kajian Pusataka

1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan di setiap perusahaan baik yang berskala kecil maupun besar. Pada dasarnya setiap perusahaan pasti memiliki wilayah yang dianggap berbahaya sehingga perlu ada jaminan keamanan agar para karyawan menjadi nyaman selama bekerja. Untuk itu penerapan keselamatan dan kesehatan kerja penting adanya dalam perusahaan dan juga pelaksanaannya harus dilandasi oleh peraturan, undang-undang, serta ilmu yang berkaitan dengan penerapannya agar dapat bermanfaat bagi perusahaan.

Penting adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi sebuah perusahaan, hal ini ditandai dengan munculnya peranan dari pemerintah dengan


(28)

14

dikeluarkannya undang-undang mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut (tambangnews: 2009) undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan kerja yaitu :

a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya;

c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien;

d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;

e. bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.

2. Keselamatan kerja

Menurut Suma’mur (2001:104), keselamatan kerja merupakan rangkaian

usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Adapun menurut wayne (2008) keselamatan adalah


(29)

15

perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oeh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Keselamatan kerja adalah upaya mengurangi tingkat kecelakaan yang tidak diharapkan saat melakukan pekerjaan pada lingkungan perusahaan. Keselamatan kerja bersasaran disegala tempat kerja, baik di darat didalam tanah di permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat pada umumnya dengan maksud dan tujuan untuk :

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaanya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien.

Dari berbagai penjelasan yang telah terurai diatas dapat ditarik kesimpulan bawasanya keselamatan kerja sangat penting dan sudah seharusnya dipenuhi oleh setiap perusahaan karena dengan keselamatan kerja yang baik maka dapat meningkatkan produksi dan produktifitas perusahaan.

3. Faktor-faktor Keselamatan Kerja

Faktor-faktor dari keselamatan kerja menurut Manulang (2001:44) adalah: 1) Faktor manusia


(30)

16

Apabila karyawannya kurang keterampilan atau kurangnya pengetahuan dalam pengoperasian mesin yang berhubungan dengan proses produksi, maka akan menjadi resiko untuk terjadinya kecelakaan.

2) Faktor peralatannya

Apabila bahan yang seharusnya terbuat dari besi, akan tetapi supaya lebih murah dibuat dari bahan lainnya sehingga dengan mudah dapat menimbulkan kecelakaan, juga jarangnya mesin yang di perbaiki secara bertahap akan menyebabkan resiko kecelakaan.

3) Faktor bahaya/sumber bahaya a) Perbuatan bahaya

Misalnya karena methode kerja yang salah, keletihan/kelesuan, sikap kerja yang tidak sempurna dan dapat menimbulkan kecelakaan.

b) Kondisi/keadaan berbahaya

Keadaan yang tidak aman dari mesin/peralatan-peralatan, lingkungan, proses produksi, dan sifat pekerja yang semuanya itu dapat menimbulkan resiko kecelakaan.

4) Faktor yang dihadapi

Kurangnya pemeliharaan/perawatan mesin-mesin peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna dikarenakan mesin mudah rusak dan terganggu. 4. Indikator-indikator keselamatan kerja

Adapun indikator-indikator keselamatan kerja menurut Suma’mur (2001:67) : a) Pemberian pelatihan Keamanan


(31)

17

Memberikan pelatihan keamanan bagi karyawan dalam hal ini adalah pelatihan penggunaan peralatan kerja, adanya penyuluhan tentang pencegahan terjadinya kecelakaan serta memberikan buku petunjuk K3 pada setiap karyawan bagian produksi.

b) Pencahayaan

Adanya jendela-jendela kaca yang ada di ruangan berfungsi untuk membantu pencahayaan sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan dengan baik.

c) Adanya alat pengamanan

Penyediaan alat-alat pengaman di tempat kerja seperti sarung tangan, masker, penutup kepala, sepatu karet, alat pemadam kebakaran untuk pencegahan pertama terjadinya kecelakaan.

d) Peraturan di tempat kerja

Adanya larangan atau himbauan terhadap karyawan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja misalnya larangan merokok di tempat produksi, tanda peringatan terhadap mesin-mesin yang berbahaya, tanda adanya tegangan tinggi.

5. Kesehatan Kerja

Menurut Suma’mur (2001) kesehatan kerja adalah spesialis dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun social, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap


(32)

penyakit-18

penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Adapun juga menurut Manulang (2001) kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik phisik, mental maupun social sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.

Kesehatan kerja adalah Pengertian suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.

Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.

Suatu pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.


(33)

19

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005) adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai

5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 7. Faktor-faktor Kesehatan Kerja

Adapun faktor-faktor dari kesehatan kerja menurut Manulang (2001) adalah: 1) faktor phisik, yang dapat berupa :

a) suara yang terlalu bising

b) suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah c) penerangan yang kurang memadai

d) ventilasi yang kurang memadai e) radiasi


(34)

20

g) tekanan udara yang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah h) bau-bauan di tempat kerja

i) kelembapan udara

2) faktor kimia, yang dapat berupa : a) gas/uap

b) cairan c) debu-debuan

d) butiran Kristal dan bentuk-bentuk lain

e) bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun 3) faktor biologis, yang dapat berupa :

a) bakteri virus

b) jamur, cacing dan serangga

c) tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang hidup/timbul dalam lingkungan tempat kerja

4) faktor faal, yang dapat berupa :

a) sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja

b) peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja c) gerak yang senantiasa berdiri atau duduk

d) proses, sikap dan cara kerja yang monoton e) beban kerja yang melampaui batas kemampuan 5) Faktor psikologis, yang dapat berupa :


(35)

21

a) kerja yang terpaksa/dipaksakan yang tidak sesuai dengan kemampuan b)suasana kerja yang tidak menyenangkan

c) pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikapatasan atau teman sekerja yang tidak sesuai

d)pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan 8. Indikator-indikator kesehatan kerja

Menurut Agus (2007) indicator-indikator kesehatan adalah: a) Kebersihan di lingkungan kerja

Adanya ketersediaan tempat-tempat sampah, baik untuk sampah kering dan sampah basah di setiap sudut bagian di dalam perusahaan dan petunjuk larangan membuang sampah di sembarang tempat.

b) Tersedianya air bersih

Adanya ketersediaan air bersih di tempat kerja sebagai kebutuhan misal sebagai air minum, alat pencuci di bagian produksi, air untuk di kamar mandi.

c) Adanya ventilasi udara

Adanya exhaust fan yang berfungsi sebagai ventilasi udara yang dapat mengisap udara dari ruangan ke luar dan sebaliknya memasukkan udara baru ke dalam ruangan sehingga membuat ruangan tidak pengap, dan bagus untuk pernapasan yang lebih baik.


(36)

22

Adanya klinik kesehatan yang menyediakan dokter praktek dalam perusahaan, juga dapat membantu untuk antisipasi pertolongan pertama saat kecelakaan terjadi serta untuk melayani kesehatan karyawan.

8. Kecelakaan Kerja

Menurut john ridley (2008) bahwa kecelakaan adalah sebuah kejadian yang tak terduga yang menyebabkan cedera dan kerusakan. Akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma bagi keduanya, baik bagi pekerja cedera dapat berpengaruh terhadap pribadi, keluarga dan kualitas hidupnya, sedangkan bagi perusahaan dapat menimbulkan kerugian produksi, waktu yang terbuang untuk penyelidikan dan akan mengeluarkan lebih banyak lagi biaya.

Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang paling tidak diinginkan oleh para pekerja juga oleh perusahaan karena dengan adanya kecelakaan kerja akan terganggu suatu proses kerja yang bisa mengakibatkan suatu kerugian pada perusahaan. Kecelakaan kerja terjadi karena berbagai sebab dan kejadian itu tidak terlepas dari ketiga faktor yaitu faktor manusia sebagai pekerja, alat untuk pelindung dalam keselamatan kerja dan perusahaan sebagai penyedia bahan untuk keselamatan kerja.

Rendahnya tingkat keselamatan akan meninggikan tingkat kecelakaan yang akan terjadi di perusahaan. Kecelakaan yang terjadi dapat berdampak pada operator yang bekerja yaitu manusia. Kecelakaan yang terjadi pada barang menyebabkan kerusakan hasil produksi yang mudah diperbaiki dan sulit diperbaiki, sedangkan kecelakaan pada manusia dapat menyebabkan cacat baik


(37)

23

fisik maupun mental yang bersifat sementara dan permanen bahkan bisa juga menyebabkan kematian pada diri pekerja.

9. Klasifikasi kecelakaan akibat kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut organisasi perburuhan internasional (dikutip : sulistyawan 2007) adalah sebagai berikut :

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

- Terjatuh.

- Tertimpa benda jatuh.

- Tertekan benda.

- Pengaruh suhu tinggi.

- Kontak dengan bahan-bahan.

- Jenis-jenis kelalaian. b. Klasifikasi menurut penyebab :

- Pembangkit tenaga terkecuali motor-motor tenaga listrik

- Mesin angkut dan alat angkut.

- Peralatan lain (bencana bertekanan, alat listrik, alat kerja,instalasi. pendingin, instalasi listrik).

- Bahan-bahan atau material.

- Zat-zat dan radiasi bahan peledak.f.Lingkungn kerja. c. Klasifikasi menurut sifat luka dan kelainan :


(38)

24

- Regang otot

- Memar dan Amputasi.

- Keracunan mendadak.

- Luka bakar.

- Mati lemas.

- Pengaruh listrik.

- Pengaruh radiasi

- Luka-luka lain.

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh:

- Kepala.

- Leher.

- Badan.

- Anggota atas.

- Anggota bawah.

- Banyak tempat.

- Kelainan umum

- Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut. 10. Proses kecelakaan kerja

Menurut teori domino Hainrich (dalam buku john ridley 2008) ada 5 faktor yang menyebabkan yang terjadinya kecelakaan kerja yang mana sebagian


(39)

25

besar faktor saling berkaitan satu sama lain, diantara faktor-faktor tersebut antara lain :

1. situasi kerja 2. kesalahan orang. 3. Tindakan tidak aman 4. Kecelakaan

5. Cedera

Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain

11. Produktivitas

a. Pengertian Produktivitas Kerja

Sedarmayanti (2001) menjelaskan bahwa secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Sejalan dengan itu menurut sinungan (2005) mengartikan produktivitas sebagai suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan masukan (output dan input), masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.


(40)

26

Produktivitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang menunjukkan adanya kaitan output dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan selama sebulan. Berbagai jenis factor produksi tenaga kerja merupakan factor produksi yang memegang peranan utama, sebab pada dasarnya produksi dan teknologi adalah hasil karya manusia. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama. Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas menurut Sedarmayanti (2001) adalah:

1. Sikap Mental

sikap mental berupa motivasi kerja. Motivasi adalah daya dorong yang dimiliki, yang dapat membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan rela untuk bekerja sekuat tenaga agar dapat mencapai tujuan.

2. Pendidikan

Pendidikan di suatu organisasi akan mempengaruhi produktivitas kerjanya, karena orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi maka akan


(41)

27

mempunyai wawasan yang lebih luas tentang arti pentingnya produktivitas disini dapat berupa pendidikan formal atau non formal.

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik

4. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah ataupun memimpin serta mengandalkan para stafnya.

5. Tingkat Penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

6. Gizi dan Kesehatan

Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan berdampak pada kinerjanya serta memiliki semangat yang tinggi yang akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

7. Jaminan Sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja.


(42)

28

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik sehinga akan dapat meningkatkan produktivitas.

9. Sarana Produksi

Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik, maka akan menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.

10.Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan mempermudah dalam penyelesaian proses produksi.

11.Kesempatan Berprestasi

Memberikan kesempatan bagi pegawai yang bekerja untuk mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nanti akan bermanfaat bagi dirinya maupun bagi organisasi.

Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan, karena mempunyai manfaat yang baik. Peningkatan produktivitas bermanfaat dalam pendapatan masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam kerja dan lain-lain. Dengan memiliki produktivitas yang baik maka akan bermanfaat bagi karyawan yaitu dapat meningkatkan gaji atau upah, memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan semangat kerja, menimbulkan rasa aman di tempat kerja dan lain-lain. Oleh karenanya meningkatkan produktivitas


(43)

29

karyawan merupakan suatu keinginan perusahaan. Melalui para manajernya, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan potensi karyawan

c. Indikator-Indikator Produktivitas

Perusahaan dalam memperoleh tingkat produktivitas kerja karyawan yang tinggi harus ditunjang oleh beberapa indikator yang berhubungan dengan tingkat efisiensi dan juga terhadap kemajuan ekonomi bagi perusahaan.

Adapun indicator-indikator produktivitas kerja menurut Sedarmayanti (2001) adalah sebagai berikut :

a. Kualitas yang di hasilkan

Memiliki kualitas produk yang baik tidak terlepas kepada mutu barang yang dihasilkan oleh karyawan yang telah di tetapkan oleh perusahaan sebagai standart produk yang akan dihasilkan. Banyaknya tingkat kesalahan yang terjadi dalam proses produksi maka akan berpengaruh terhadap bertambahnya biaya produksi yang di bebankan oleh perusahaan. Sebaliknya apabila tingkat kesalahan kecil maka akan membantu mengurangi biaya produksi perusahaan. b. Kehadiran

Tingkat kehadiran karyawan dapat dilihat dari rutinitas karyawan dalam melakukan kegiatan produksi secara berkesinambungan yang dilihat dari daftar hadir setiap harinya.

c. Ketepatan waktu

Dengan karyawan menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan tepat waktu maka akan membantu perusahaan dalam memenuhi target produksinya.


(44)

30

d. Kuantitas

Hasil output atau jumlah hasil keluaran yang mampu dihasilkan karyawan dalam waktu tertentu, dengan melihat keluaran (output), pimpinan perusahaan dapat memantau karyawannya dari waktu ke waktu.

d. Pengukuran Produktivitas

Produktivitas adalah pengukuran operasional yang paling umum. Pengukuran tersebut menunjukkan jumlah output yang dihasilkan untuk masing-msing unit sumber daya yang digunakan. Manfaat dari pengukuran produktivitas menurut sinungan (2005) adalah :

1. Sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.

2. Sebagai standart untuk menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata. 3. Sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara

periodik terhadap masalah masalah yang saling berkaitan.

Pengamatan atas perubahan-perubahan dari data yang kurang memenuhi syarat, dapat memberikan dasar bagi penganalisaan proses perbaikan atas produktif. Informasi produktivitas dalam bentuk data di masa lalu tentang gambaran pelaksanaan kerja dapat memberikan petunjuk-petunjuk pada semua tingkatan manajemen dalam memberikan pedoman dan mengendalikan permasalahan perusahaan.

Secara umum pengukuran produktivitas dibedakan menjadi tiga macam menurut Sinungan (2005) yaitu:


(45)

31

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian secara relatif. c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya. Dan inilah yang terbaik

yang memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

12.Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktifitas Karyawan

Penyakit akibat kerja bila tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu dapat menjadi bomerang bagi pekerja dan perusahaan ditempat mana mereka bekerja. Bagi pekerja penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan semangat kerja yang dimiliki karyawan, sedangkan bagi perusahaan berakibat bagi menurunnya jumlah produksi dan kapasitas perusahaan. Adapun menurut Barthos (2001) bahwa karyawan yang keselamatan dan kesehatannya buruk akan berdampak pada produktivitas kerja mereka yang akan menurun, juga mereka tidak menaruh minat dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.

Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan salah satu usaha untuk melindungi karyawan ditempat kerja, dengan adanya perlindungan


(46)

32

karyawan dari kekhawatiran dalam bekerja, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan (K3) diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Seiring pendapat Menurut hariandja (2002) mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sehingga menjadi suatu kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkannya, dengan adanya usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan akan berdampak positif dalam membantu mengurangi biaya-biaya kecelakaan kerja.

Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting yang menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek perusahaan akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mengurangi resiko serta biaya-biaya kecelakaan kerja dan loyalitas kerja mereka akan meningkat.

Menurut Sculler dan Jackson (Yuli, 2005:214), apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dengan baik maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.


(47)

33

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pengaruh jaminan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Probolingo. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka pikir

Dari kerangka pikir diatas menyatakan bahwa keselamatan kerja yang berindikatorkan Pemberian pelatihan Keamanan disini yaitu dengan pemberian pengetahuan tentang penanganan peralatan kerja serta latihan pencegahan terjadinya resiko kecelakaan, pencahayaan, tersedianya alat pengamanan (sarung tangan, masker, sepatu, penutup kepala, alat pemadam kebakaran dll), peraturan di tempat kerja agar karyawan dapat berhati-hati dalam menjalankan mesin, dan Kesehatan kerja pada karyawan yang berindikator : kebersihan di lingkungan kerja, adanya ventilasi udara agar sirkulasi udara masuk dengan baik, tersedianya air bersih, serta adanya ketersediaan layanan kesehatan. Apabila tolak ukur variabel keselamatan dan kesehatan dapat dipenuhi maka akan berdampak baik pada produktifitas kerjanya, Seperti menurut (Barthos Pelaksanaan keselamatan (X1)

 Pemberian pelatihan Keamanan

 Pencahayaan

 Adanya alat pengamanan

 Peraturan di tempat kerja PRODUKTIVITAS KARYAWAN

 Kualitas yang dihasilkan

 Kehadiran

 Ketepatan waktu

 kuantitas Pelaksanaan kesehatan kerja (X2)

 Kebersihan di lingkungan kerja

 Tersedianya air bersih

 Adanya ventilasi udara

 Tersedianya pelayanan kesehatan


(48)

34

2001) bahwa karyawan yang keselamatan dan kesehatannya buruk akan berdampak pada produktivitas kerja mereka yang menurunn, juga mereka tidak menaruh minat dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas pada perusahaan akan berkurang pula. Adapun mengenai Produktivitas kerja karyawan dengan menggunakan indikator meliputi kualitas barang yang dihasilkan, tingkat kehadiran, ketepatan waktu, kuantitas produksi dapat tercapai (Sedarmayanti 2001).

14. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan. Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Diduga variabel keselamatan (X1) dan kesehatan (X2) berpengaruh signifikan

terhadap terhadap produktivitas (Y) kerja karyawan PT Sumbertaman Keramik Industri

b) Diduga variabel keselamatan (X1) lebih berpengaruh terhadap produktivitas


(1)

karyawan merupakan suatu keinginan perusahaan. Melalui para manajernya, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan potensi karyawan

c. Indikator-Indikator Produktivitas

Perusahaan dalam memperoleh tingkat produktivitas kerja karyawan yang tinggi harus ditunjang oleh beberapa indikator yang berhubungan dengan tingkat efisiensi dan juga terhadap kemajuan ekonomi bagi perusahaan.

Adapun indicator-indikator produktivitas kerja menurut Sedarmayanti (2001) adalah sebagai berikut :

a. Kualitas yang di hasilkan

Memiliki kualitas produk yang baik tidak terlepas kepada mutu barang yang dihasilkan oleh karyawan yang telah di tetapkan oleh perusahaan sebagai standart produk yang akan dihasilkan. Banyaknya tingkat kesalahan yang terjadi dalam proses produksi maka akan berpengaruh terhadap bertambahnya biaya produksi yang di bebankan oleh perusahaan. Sebaliknya apabila tingkat kesalahan kecil maka akan membantu mengurangi biaya produksi perusahaan. b. Kehadiran

Tingkat kehadiran karyawan dapat dilihat dari rutinitas karyawan dalam melakukan kegiatan produksi secara berkesinambungan yang dilihat dari daftar hadir setiap harinya.

c. Ketepatan waktu

Dengan karyawan menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan tepat waktu maka akan membantu perusahaan dalam memenuhi target produksinya.


(2)

d. Kuantitas

Hasil output atau jumlah hasil keluaran yang mampu dihasilkan karyawan dalam waktu tertentu, dengan melihat keluaran (output), pimpinan perusahaan dapat memantau karyawannya dari waktu ke waktu.

d. Pengukuran Produktivitas

Produktivitas adalah pengukuran operasional yang paling umum. Pengukuran tersebut menunjukkan jumlah output yang dihasilkan untuk masing-msing unit sumber daya yang digunakan. Manfaat dari pengukuran produktivitas menurut sinungan (2005) adalah :

1. Sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.

2. Sebagai standart untuk menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata. 3. Sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara

periodik terhadap masalah masalah yang saling berkaitan.

Pengamatan atas perubahan-perubahan dari data yang kurang memenuhi syarat, dapat memberikan dasar bagi penganalisaan proses perbaikan atas produktif. Informasi produktivitas dalam bentuk data di masa lalu tentang gambaran pelaksanaan kerja dapat memberikan petunjuk-petunjuk pada semua tingkatan manajemen dalam memberikan pedoman dan mengendalikan permasalahan perusahaan.

Secara umum pengukuran produktivitas dibedakan menjadi tiga macam menurut Sinungan (2005) yaitu:


(3)

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian secara relatif. c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya. Dan inilah yang terbaik

yang memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

12.Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktifitas Karyawan

Penyakit akibat kerja bila tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu dapat menjadi bomerang bagi pekerja dan perusahaan ditempat mana mereka bekerja. Bagi pekerja penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan semangat kerja yang dimiliki karyawan, sedangkan bagi perusahaan berakibat bagi menurunnya jumlah produksi dan kapasitas perusahaan. Adapun menurut Barthos (2001) bahwa karyawan yang keselamatan dan kesehatannya buruk akan berdampak pada produktivitas kerja mereka yang akan menurun, juga mereka tidak menaruh minat dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.

Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan salah satu usaha untuk melindungi karyawan ditempat kerja, dengan adanya perlindungan


(4)

karyawan dari kekhawatiran dalam bekerja, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan (K3) diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Seiring pendapat Menurut hariandja (2002) mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sehingga menjadi suatu kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkannya, dengan adanya usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan akan berdampak positif dalam membantu mengurangi biaya-biaya kecelakaan kerja.

Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting yang menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek perusahaan akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mengurangi resiko serta biaya-biaya kecelakaan kerja dan loyalitas kerja mereka akan meningkat.

Menurut Sculler dan Jackson (Yuli, 2005:214), apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dengan baik maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.


(5)

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pengaruh jaminan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sumbertaman Keramik Industri (SKI) Probolingo. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka pikir

Dari kerangka pikir diatas menyatakan bahwa keselamatan kerja yang berindikatorkan Pemberian pelatihan Keamanan disini yaitu dengan pemberian pengetahuan tentang penanganan peralatan kerja serta latihan pencegahan terjadinya resiko kecelakaan, pencahayaan, tersedianya alat pengamanan (sarung tangan, masker, sepatu, penutup kepala, alat pemadam kebakaran dll), peraturan di tempat kerja agar karyawan dapat berhati-hati dalam menjalankan mesin, dan Kesehatan kerja pada karyawan yang berindikator : kebersihan di lingkungan kerja, adanya ventilasi udara agar sirkulasi udara masuk dengan baik, tersedianya air bersih, serta adanya ketersediaan layanan kesehatan. Apabila tolak ukur variabel keselamatan dan kesehatan dapat dipenuhi maka akan berdampak baik pada produktifitas kerjanya, Seperti menurut (Barthos Pelaksanaan keselamatan (X1)

 Pemberian pelatihan Keamanan

 Pencahayaan

 Adanya alat pengamanan

 Peraturan di tempat kerja PRODUKTIVITAS KARYAWAN

 Kualitas yang dihasilkan

 Kehadiran

 Ketepatan waktu

 kuantitas Pelaksanaan kesehatan kerja (X2)

 Kebersihan di lingkungan kerja

 Tersedianya air bersih

 Adanya ventilasi udara

 Tersedianya pelayanan kesehatan


(6)

2001) bahwa karyawan yang keselamatan dan kesehatannya buruk akan berdampak pada produktivitas kerja mereka yang menurunn, juga mereka tidak menaruh minat dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas pada perusahaan akan berkurang pula. Adapun mengenai Produktivitas kerja karyawan dengan menggunakan indikator meliputi kualitas barang yang dihasilkan, tingkat kehadiran, ketepatan waktu, kuantitas produksi dapat tercapai (Sedarmayanti 2001).

14. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan. Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Diduga variabel keselamatan (X1) dan kesehatan (X2) berpengaruh signifikan

terhadap terhadap produktivitas (Y) kerja karyawan PT Sumbertaman Keramik Industri

b) Diduga variabel keselamatan (X1) lebih berpengaruh terhadap produktivitas