6 dapat  menghidrolisis  5,26  pati  gram  standar  per  jam  suhu  37
o
C,  pH  5,6  pada kondisi standar Kearsley dan Dzeidzic, 1995.
C. Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus
Saccharomyces  cerevisiae merupakan  salah  satu  spesies  khamir  yang
memiliki  daya  konversi  gula  menjadi  etanol  sangat  tinggi.  Mikroba  ini  biasanya dikenal  dengan  baker’s  yeast  dan  metabolismenya  telah  dipelajari  dengan  baik.
Produk  metabolik  utama  adalah  etanol,  CO
2
dan  air  sedangkan  beberapa  produk lain  dihasilkan  dalam  jumlah  sangat  sedikit.  Khamir  ini  bersifat  fakultatif
anaerobik. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu 30
o
C dan pH 4,0-4,6 agar dapat tumbuh dengan baik. Selama proses fermentasi akan timbul panas, apabila
tidak  dilakukan  pendinginan,  suhu  akan  makin  meningkat  sehingga  proses fermentasi terhambat  Oura di dalam Delwegg, 1983.
Saccharomyces  cerevisiae tumbuh  optimum  pada  suhu  25-30
o
C  dan maksimum pada 35-47
o
C Frazier dan Westhoff, 1978. pH pertumbuhan khamir yang  baik  antara  3-6.  Perubahan  pH  dapat  mempengaruhi  pembentukan  hasil
samping fermentasi. Pada pH tinggi maka lag phase akan berkurang dan aktivitas fermentasi akan naik Prescott dan Dunn, 1959. Pertumbuhan mikroba di dalam
suatu kultur mempunyai kurva seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Mikroba Stanburry dan Whitaker, 1984.
Dalam industri fermentasi diperlukan substrat yang murah, mudah tersedia dan  efisien  penggunaannya.  Substrat  yang  digunakan  harus  dapat  difermentasi.
7 Pemilihan  substrat  harus  memperhitungkan  jumlah  karbon  yang  tersedia  di
dalamnya.  Karbohidrat  merupakan  sumber  energi  tradisional  dalam  industri fermentasi.  Glukosa  dan  sukrosa  jarang  digunakan  sebagai  satu-satunya  sumber
karbon  karena  mahal  harganya.  Beberapa  proses  fermentasi  dalam  skala  besar menggunakan  garam  amonium,  urea,  atau  gas  amonia  sebagai  sumber  nitrogen
Fardiaz, 1988. Saccharomyces cerevisiae
var. ellipsoideus merupakan galur khamir yang biasa  digunakan  untuk  pembuatan  minuman  keras  wine  dan  mampu
menghasilkan  rendemen  alkohol  tinggi  Frazier  dan  Westhoff,  1978.  Pada  awal klasifikasi,  khamir  diklasifikasikan  berdasarkan  kemampuan  fermentasi  dan
morfologi  selnya.  Nama  Saccharomyces  cerevisiae  digunakan  untuk  khamir  dari industri  bir  di  Jerman  dan  Inggris,  sedangkan  nama  Saccharomyces  ellipsoideus
merupakan  jenis  khamir  anggur  yang  mempunyai  bentuk  ellipsoidal.  Pada klasifikasi  ulang  ditemukan  bahwa  perbedaan  morfologi  saja,  tidak  cukup  untuk
membedakan  dua  spesies  khamir,  sehingga  nama  khamir  anggur  menjadi Saccharomyces  cerevisiae
var.  ellipsoideus  Campbell  di  dalam  Priest  dan Campbell,  1999.  Perbedaan  morfologi  Saccharomyces  cerevisiae  dan
Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar  2.  Morfologi  Saccharomyces  cerevisiae  var.  ellipsoideus  A  dan Saccharomyces cerevisiae
B Pelczar dan Chan, 1986
D. FERMENTASI