0.51 0.03 Keanekaragaman Jenis Vektor Malaria (Anopheles Spp.) Dan Karakteristik Habitat Larva Di Desa Tunggulo Kabupaten Gorontalo

26 Tabel 4 Kelimpahan frekuensi dan dominansi Anopheles spp. yang tertangkap melalui resting kandang di Desa Tunggulo bulan April-Juni 2015 Keterangan : Jml = Jumlah, kn = Kelimpahan Nisbi, frek = Frekuensi, dom = Dominansi Gambar 11 Dominansi Anopheles spp. yang tertangkap resting di dalam, di luar rumah dan di sekitar kandang sapi di Desa Tunggulo bulan April- Juni 2015 Perbandingan nilai dominansi nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap saat resting di dalam dan luar rumah serta di sekitar kandang sapi disajikan pada Gambar 11. Nilai dominansi pada penangkapan resting tertinggi yaitu An. vagus dengan nilai masing-masing, di dalam rumah 27.05 , di luar rumah 64.79 dan di sekitar kandang sapi 69.35 . Selanjutnya adalah nyamuk An. tesselatus dengan nilai dominansi di dalam rumah 6.76 , di luar rumah 15.85 dan di sekitar kandang sapi 29.50 . Secara umum dari keempat spesies tersebut mempunyai nilai dominansi tertinggi tertangkap saat resting di sekitar kandang sapi dibandingkan dengan nilai dominansi di dalam dan luar rumah. Dari hasil ini terlihat bahwa secara umum keempat spesies Anopheles yang tertangkap dengan metode resting collection di Desa Tunggulo lebih bersifat zoofilik. Menurut Miyagi et al. 1969 di Pulau Ryukyu Jepang, nyamuk An. tesselatus lebih bersifat zoofilik. Jastal et al. 2007 juga melaporkan bahwa nyamuk An. vagus di Desa Malino Kabupaten Donggala yang tertangkap dengan metode umpan ternak ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan metode lain. Spesies Anopheles Kandang jml ekor kn frek dom An. vagus 903 69.35 1.00 69.35 An. tesselatus 358 27.50 1.00 27.50 An. indefinitus 33 2.53 0.33 0.84 An. barbirostris 8 0.61 0.58 0.36 Total 1302 100 0.00 10.00

20.00 30.00

40.00 50.00

60.00 70.00

An. vagus An. tesselatus An. indefinitus An. barbirostris Dominasi Resting Dalam Rumah Dominasi Resting Luar Rumah 27 Puncak kepadatan malam hari di sekitar kandang terjadi pada jam 22.00-23.00. Hal ini disebabkan kemampuan nyamuk tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan sebagai tempatnya untuk berkembangbiak. Fahmi et al. 2014