0.63 0.04 Keanekaragaman Jenis Vektor Malaria (Anopheles Spp.) Dan Karakteristik Habitat Larva Di Desa Tunggulo Kabupaten Gorontalo

30 Nyamuk An. indefinitus memiliki kepadatan tertinggi di luar rumah 0.21 nyamukorangjam dibandingkan dengan di dalam rumah, sedangkan puncak kepadatan tertinggi di luar rumah terjadi pada bulan Juni 0.13 nyamukorangjam. Sebaliknya nyamuk An. barbirostris merupakan satu dari keempat spesies yang memiliki nilai kepadatan tertinggi di dalam rumah 0.08 nyamukorangjam dibandingkan dengan di dalam rumah 0.04 nyamukorangjam. Kepadatan Anopheles spp. yang Tertangkap Resting di Dalam dan Luar Rumah serta Sekitar Kandang Gambaran kepadatan Anopheles spp. yang tertangkap resting di dalam dan luar rumah serta sekitar kandang disajikan pada Tabel 6 dan Gambar 15. Kepadatan nyamuk An. vagus ditemukan resting di dalam rumah 0.89 nyamukrumahjam, resting di luar rumah 13.33 nyamukrumahjam dan di kandang sapi 25.08 nyamukkandangjam, lebih padat dibandingkan dengan tiga spesies Anopheles yang lainnya yang ditemukan di Desa Tunggulo. Sebaliknya nyamuk An. barbirostris kepadatannya terendah karena tidak ditemukan resting di dalam rumah, sementara itu, di luar rumah 0.14 nyamukrumahjam, sedangkan di sekitar kandang sapi 0.22 nyamukkandangjam. Keempat spesies yang ditemukan di Desa Tunggulo, umumnya menunjukkan nilai kepadatan tertinggi tertangkap resting di sekitar kandang sapi. Nyamuk An. vagus 25.08 nyamukkandangjam, nyamuk An. tesselatus 9.94 nyamukkandangjam, nyamuk An.indefinitus 0.92 nyamukkandangjam dan nyamuk An. barbirostris 0.22 nyamukkandangjam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sari et. al 2007 bahwa di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, An.vagus bersifat eksofilik, eksofagik dan zoofilik. Muchid et al. 2015 menyatakan bahwa saat penangkapan di sekitar kandang sapi di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, diperoleh empat spesies Anopheles dan dua spesies di antaranya sama dengan yang ditemukan di Desa Tunggulo yaitu An. indefinitus dan An. barbirostris. Nyamuk An. indefinitus ditemukan lebih padat dibandingkan dengan nyamuk An. barbirostris. Tabel 6 Kepadatan populasi Anopheles spp. nyamukorangjam yang tertangkap resting di dalam dan luar rumah serta sekitar kandang sapi di Desa Tunggulo bulan April-Juni 2015 Spesies Anopheles Dalam Rumah Luar Rumah Kandang Sapi An. vagus 0.89 13.33 25.08 An. tesselatus 0.39 3.61 9.94 An.indefinitus 0.00 0.64 0.92 An. barbirostris 0.00 0.14 0.22 31 Gambar 15 Kepadatan Anopheles spp. yang hinggap di dalam dan luar rumah serta sekitar kandang di Desa Tunggulo bulan April-Juni 2015 Sopi dan Triana 2015 melaporkan bahwa di Desa Karuni Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur, nyamuk An. vagus ditemukan lebih banyak resting di sekitar kandang ternak 47.6 dibandingkan dengan yang resting di dinding dalam rumah 38.1 . Sebaliknya, nyamuk An. tesselatus lebih banyak ditemukan resting di dalam rumah 60 dibandingkan dengan resting di sekitar kandang ternak 20 sedangkan dari seluruh populasi nyamuk An. barbirostris yang tertangkap, semuanya juga ditemukan resting di dalam rumah 100 . Menurut Prakash et al. 2004, nyamuk An. vagus merupakan vektor sekunder pada permukiman yang tidak memiliki ternak atau primata. Kandang ternak merupakan tempat mencari makan dan resting nyamuk Anopheles spp. zoofilik. Yuana et. al 2014 melaporkan kejadian malaria enam daerah endemis di Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan bahwa angka kasus malaria dengan penduduk yang memiliki kandang ternak menempel dengan rumah, sebanyak 58.2 , sedangkan 41.8 tidak menderita malaria. Berikutnya pada masyarakat yang memiliki kandang ternak jauh dari rumah, persentase penderita malaria sebesar 16.7 , sedangkan yang tidak menderita malaria sebesar 83.3 . Hal ini membuktikan bahwa penggunaan ternak besar sebagai cattle barrier yang ditempatkan di antara habitat perkembangbiakkan nyamuk dengan permukiman penduduk, bisa mengurangi jumlah nyamuk yang mengisap darah manusia. Kepadatan Anopheles spp. yang Mengisap Darah Orang Per Malam Kepadatan nyamuk Anopheles spp. per orang per malam MBR disajikan pada Tabel 7. Nyamuk An. vagus merupakan spesies dengan kepadatan tertinggi di luar rumah 1.42 nyamuk per orang per malam, sementara itu, di dalam rumah sebesar 0.14 nyamuk per orang per malam. Nyamuk An. tesselatus adalah spesies dengan kepadatan tertinggi kedua setelah nyamuk An. vagus. An. vagus An. tesselatus An.indefinitus An. barbirostris

0.89 0.39

0.00 0.00 13.33

3.61 0.64

0.14 25.08

9.94

0.92 0.22

R a ta a n n y a m u k ek o r ja m Dalam Rumah Luar Rumah Kandang 32 Tabel 7 Rataan kepadatan Anopheles spp. nyamukorangmalam yang tertangkap dengan umpan orang per malam di dalam dan luar rumah bulanan di Desa Tunggulo bulan April-Juni 2015 Spesies Anopheles Bulan Penangkapan Rataan MBR Total Rataan MBR April Mei Juni UOD UOL UOD UOL UOD UOL UOD UOL An. vagus 0.00 0.92 0.25 1.67 0.17 1.67 0.14 1.42 0.78 An. tesselatus 0.00 1.00 0.30 1.75 0.92 1.08 0.42 1.28 0.85 An. indefinitus 0.00 0.00 0.00 0.17 0.00 0.25 0.00 0.14 0.07 An. barbirostris 0.00 0.00 0.00 0.00 0.17 0.08 0.06 0.03 0.04 Keterangan : Keterangan : UOD = umpan orang dalam rumah, UOL = umpan orang luar rumah, MBR= Man Biting Rate Kepadatan nyamuk An. tesselatus di luar rumah 1.28 nyamuk per orang per malam, sedangkan di dalam rumah sebesar 0.42 nyamuk per orang per malam. Berdasarkan rataan nilai MBR kedua spesies tersebut menunjukkan bahwa nyamuk An. vagus dan An. tesselatus di Desa Tunggulo cenderung lebih bersifat eksofagik. Perilaku Anopheles spp. di beberapa daerah di antaranya di Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi, nyamuk An. vagus mengisap darah manusia sepanjang malam di dalam rumah lebih kecil 30.44 dibandingkan dengan di luar rumah 60.56 sehingga di kelompokkan kedalam eksofagik Munif et al. 2008. Syafrudin et al. 2010 menyatakan nyamuk An. vagus di Purworejo cenderung bersifat eksofagik. Hassan et al. 2001 melaporkan hasil penelitiannya pada bulan November sampai Desember di Kampung Bongor Malaysia, dari sembilan jenis nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap, nyamuk An. tesselatus dan An. vagus juga bersifat eksofagik. Hubungan MBR dengan Index Curah Hujan Nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat sejak awal bulan April sampai akhir bulan Juni 2015 menunjukkan fluktuasi yang bervariasi untuk masing-masing spesies. Indeks curah hujan sangat mempengaruhi keberadaan tempat perkembangbiakan larva nyamuk Anopheles spp. Hubungan kepadatan nyamuk Anopheles spp. dengan indeks curah hujan di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat disajikan pada Gambar 16. Nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap mulai awal bulan April sampai akhir Juni menunjukkan fluktuasi kepadatan yang bervariasi pada masing-masing spesies. Secara umum kondisi curah hujan di Desa Tunggulo berbanding lurus dengan kepadatan nyamuk Anopheles spp., artinya jika curah hujan tinggi maka kepadatan nyamuk cenderung meningkat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya korelasi yang sedang kearah positif R = 0.48 dan hubungan tidak nyata antara indeks curah hujan dengan kepadatan nyamuk An. vagus p = 0.12 0.05.