Ujian Sampel Model Regresi Linier Dengan Pendekatan Matriks

Proses ini diulang secara berurutan sampai akhirnya nilai F parsial terkecil dari variabel bebas akan lebih besar dari F tabel.

2.2. Ujian Sampel

Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubbungan dengan pengambilan data adalah harus diketahui untuk dianalisa. Untuk menentukan ukuran sampel memenuhi unntuk dianalisa, maka dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf signifikan α = 0,5. Hipotesa : H : ukuran sampel telah memenuhi syarat H 1 : ukuran sampel tidak memenuhi syarat Statistik penguji : N ’ =   2 1 2 1 2 1 20             X X X N Dengan : N ’= ukuran variabel tak bebas ke-i observasi N = Ukuran sampel pengambilan X t = Data yang diuji Kriteria pengujian: H diterima jika N 1 ≤ N

2.3. Model Regresi Linier Dengan Pendekatan Matriks

M enggunakan matriks: Y= Xb + ε Dimana: Maka untuk mendapatkan penaksir kuadrat terkecil bagi b yang minimum Universitas Sumatera Utara = Berdasarkan sifat dari transpose matriks yaitu karena adalah suatu scalar bilangan nyata = real number maka sama dengan transposenya Sehingga: Kemudian disamakan dengan nol, maka diperoleh , dengan syarat ada invers Bentuk penulisan dalam matriks adalah Universitas Sumatera Utara Koefisien regresi b , b 1 , b 2 , …, b k adalah Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah: Y = 1 2 2 1 1 ... e X b X b X b b k k      Dengan : Y = Nilai Variabel tak bebas ke-i observasi b = Konstanta Regresi k b b b ,..., , 2 1 = Koefisien regresi X k = Nilai variabel bebas untuk k =1,2,...,i E j = Galat Bentuk data yang diolah adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Data Observasi No Respon Variabel Observasi Y X 1 X 2 X 3 ... X k 1 Y 1 X 11 X 21 X 31 ... X k1 2 Y 2 X 12 X 22 X 32 ... X k2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . n Y n X 1n X 2n X 3n ... X kn Universitas Sumatera Utara Kemudian data observasi diselesaikan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda yangmerupakanpenduga berbentuk: = k k x b x b b    ... 1 1 Dengan: = Y – e j dengan asumsi bahwa e j ≈ N0,σ 2 . Hal inipenting berarti bahwa residu e j mengikuti distibusi normal dengan nilai rata-rata pengganggu = 0 dan variansi e j = σ 2 . Untuk penganalisa kecocokan penduga yang diperoleh, ketiga asumsi ini harus diperiksa. i. Rata-rata residu ē = 0. ii. Tidak ada autokorelasi antar residu, artinya e j ,e k = 0. Sehingga penduga yang diperoleh merupakan penduga yang tak biasa. iii. Nilai rata-ra residu dan variansi e j = variansi e k = σ 2 . Asumsi ini disebut dengan asumsi homoscedastisitas.

2.4. Membentuk Model Penduga