Aplikasi Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Pemodelan Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun 2009

(1)

APLIKASI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

UNTUK PEMODELAN TINGKAT

KEPADATAN PENDUDUK

DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TUGAS AKHIR

ELY FITRIYANA RITONGA

092407022

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

APLIKASI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA UNTUK PEMODELAN TINGKAT

KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ELY FITRIYANA RITONGA 092407022

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

PERSETUJUAN

Judul : APLIKASI ANALISIS REGRESI LINIER

BERGANDA UNTUK PEMODELAN TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ELY FITRIYANA RITONGA

Nomor Induk Mahasiswa : 092407022

Program Studi : D-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof. Dr. Tulus, M.Si Dr. Sutarman, M.Sc


(4)

PERNYATAAN

APLIKASI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA UNTUK PEMODELAN TINGKAT

KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN

TAHUN 2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

ELY FITRIYANA RITONGA 092407022


(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Allah SWT, yang tiada hentinya memberikan nikmat amal, insani dan ilmu, serta semangat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, fasilitas dan dorongan serta bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, sebagai Pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya dan memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data pada salah satu instansi sehubungan dengan rencana judul Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis untuk menyelesaiakan penulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsih, M.Si sebagai Ketua dan

Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU yang telah mendukung proses penyelesaian Tugas Akhir ini kepada penulis sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data pada salah satu instansi sehubungan dengan rencana judul Tugas Akhir ini.

5. Bapak/Ibu dosen Departemen Matematika dan D-3 Statistika FMIPA USU yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

6. Ayahanda tersayang Ibrahim Ritonga, S.Pd, Ibu tercinta Rini S., Kakanda Irma Lusiana Khajjani Ritonga S.H, Adinda Sholli Wanhar Ritonga, Taufik Gani Ritonga dan Adil Hakim Ritonga yang tak henti-hentinya mendoakan penulis dan memberikan dukungan yang berupa moril dan materil serta memberikan semangat sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Teman-teman seangkatan, khususnya Meilindasari, Putri Ratnasari, dan teman-teman kosan terkasih Sadifa Asrofa dan Anita yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.


(6)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat dimanfaatkan bagi kemajukan ilmu pengetahuan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Medan, Juni 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.7 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Landasan Teori 8

2.1 Analisis Regresi Linier Berganda 8

2.2 Kesalahan Standar Estimasi 10

2.3 Koefisien Determinasi 11

2.4 Koefisien Korelasi 11

2.5 Uji Regresi Linier Berganda 13

2.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 14

Bab 3 Gambaran Umum Kota Medan 16

3.1 Sejarah Kota Medan 16

3.1.1 Medan Tanah Deli 16

3.1.2 Kampung Medan dan Tembakau Deli 18

3.1.3 Legenda Kota Medan 21

3.1.4 Penjajahan Belanda di Tanah Deli 23 3.1.5 Kota Medan Masa Penjajahan Jepang 26 3.1.6 Kota Medan Menyambut Kemerdekaan

Republik Indonesia 27

3.2 Visi dan Misi Kota Medan 29

3.3.1 Visi Kota Medan 30

3.3.2 Misi Kota Medan 31

Bab 4 Analisis Data 33

4.1 Pengolahan Data 33

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 39

4.3 Kesalahan Standar Estimasi 44


(8)

4.5 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel Y dengan Xi 49

4.6 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel Xi dengan Xi 52

4.7 Uji Regresi Linier Ganda 54

4.8 Uji Koefisien Regresi Linier Ganda 55

Bab 5 Implementasi Sistem 61

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 61

5.2 Pengenalan SPSS 62

5.3 Cara Kerja SPSS 62

5.4 Pengoperasian SPSS 64

5.4.1 Mengaktifkan Lembar Kerja SPSS 64

5.4.2 Pemasukan Data dengan SPSS 65

5.4.3 Penyimpanan dokumen SPSS 67

5.4.4 Analisis Regresi Linier dan

Korelasi dengan SPSS 68

Bab 6 Penutup 71

6.1 Kesimpulan 71

6.2 Saran 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 13

Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009 34 Tabel 4.2 Nilai – Nilai Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung

Koefisien Regresi Linier Berganda 39

Tabel 4.3 Penyimpangan Tingkat Kepadatan Penduduk 44


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Cara Kerja SPSS 63

Gambar 5.2 Tampilan Mengaktifkan Lembar Kerja SPSS 64 Gambar 5.3 Tampilan Input Data Pada Variable View 66 Gambar 5.4 Tampilan Input Data Pada Data View 67 Gambar 5.5 Tampilan Pada Saat Menyimpan File 67 Gambar 5.6 Tampilan Pada Saat Membuat Persamaan

Regresi Linier Berganda 68

Gambar 5.7 Tampilan Pada Saat Memasukkan Variabel Dependen

dan Variabel Independen 69

Gambar 5.8 Tampilan Pada Menu Statistics 69


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulis terhadap pemilihan judul penelitian dalam tugas akhir ini yang berjudul “Aplikasi Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Pemodelan Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun 2009”, selain itu penulis juga menguraikan tentang rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Akan tetapi, kekayaan sumberdaya alam ini sering kali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan sumberdaya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.


(12)

Pulau Sumatera merupakan salah satu dari 3 pulau terbesar yang terdapat di dunia. Di pulau ini terdapat beberapa provinsi yang salah satunya adalah provinsi Sumatera Utara. Dan provinsi Sumatera Utara ini sendiri terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota, yang salah satunya adalah kota Medan.

Wilayah kota Medan mencakup areal seluas 265,10 kilometer persegi yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 144 Kelurahan/Desa. Medan merupakan kota yang multietnis, dengan penduduk aslinya Batak, Nias dan Melayu, dan para pendatang yang telah lama menetap, seperti Jawa dan Minang, yang masing-masing memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Penduduk provinsi ini sebagian besar beragama Islam, dan selebihnya beragama Kristen, Hindu, dan lain sebagainya.

Kota Medan merupakan kota yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar dan disertai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Semakin tahun penduduk di kota ini khususnya daerah perkotaan semakin padat yang menyebabkan meningkatnya kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Hal ini mengakibatkan kota Medan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi di provinsi Sumatera Utara. Kepadatan penduduk di kota ini adalah sebesar 7.913 Jiwa/Km2.

Kepadatan penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk pada setiap wilayah satu kilometer persegi. Angka kepadatan penduduk disetiap wilayah berbeda. Kepadatan penduduk identik dengan banyaknya penduduk yang disertai dengan rumah sebagai tempat tinggal yang rapat dalam satu wilayah yang sempit. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh dua faktor antara lain faktor internal seperti pertumbuhan


(13)

penduduk yang relatif tinggi (kelahiran lebih tinggi dibanding kematian), dan faktor eksternal seperti banyaknya migrasi yang terjadi.

Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk disuatu wilayah. Hal ini terjadi karena penduduk bertambah sedangkan ruang atau wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu, yang dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan bagi penduduk itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan suatu penelitian yang berjudul “APLIKASI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA UNTUK PEMODELAN TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN TAHUN 2009”. Adapun faktor-faktor yang menurut penulis berpengaruh dalam meningkatnya kepadatan penduduk yang terjadi di daerah kota Medan ini adalah kelahiran dan kematian yang merupakan faktor internal. Dan faktor eksternalnya adalah migrasi yang terus menerus terjadi di kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Belum tersedia model regresi linier berganda yang dapat digunakan untuk pemodelan tingkat kepadatan penduduk di kota Medan tahun 2009 berdasarkan varabel-variabel yang mempengaruhi, diantaranya adalah kelahiran, kematian dan migrasi.


(14)

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak menyimpang, maka penulis hanya memuat tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Selain itu penulis juga membatasi wilayah penelitian yaitu pada ruang lingkup kota Medan saja.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah menentukan model regresi linier berganda yang dapat digunakan untuk pemodelan tingkat kepadatan penduduk di kota Medan berdasarkan varabel-variabel yang mempengaruhi, diantaranya adalah kelahiran, kematian dan migrasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dalam memilih tempat tinggal, khususnya di kota Medan. Sehingga persebaran penduduk disuatu wilayah dapat merata dengan baik. Dan dapat mengurangi dampak negatif akibat terjadinya kepadatan penduduk yang terus menerus meningkat disuatu wilayah.


(15)

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian riset dimana data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari kantor BPS Provinsi Sumatera Utara. Disain dan metode penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan variabel penelitian

2. Pengumpulan data tingkat kepadatan penduduk, yaitu data sekunder berupa riset yang diambil dari Kantor BPS Provinsi Sumatera Utara

3. Faktor-faktor tingkat kepadatan penduduk X1= Kelahiran

X2= Kematian

X3= Migrasi

4. Membentuk model persamaan regresi linier berganda

5. Menghitung kesalahan standar estimasi

6. Menghitung koefisien determinasi


(16)

8. Uji regresi linier berganda

9. Uji koefisien regresi linier berganda

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan tugas akhir ini secara garis besarnya dibagi dalam 6 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

Bab ini berisi tentang sejarah singkat kota Medan, visi dan misi kota Medan

BAB 3 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang analisis regresi linier berganda, kesalahan standar estimasi, koefisien determinasi, koefisien korelasi, uji regresi linier berganda dan uji koefisien regresi linier berganda.


(17)

BAB 4 : ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan bagaimana pengolahan data, persamaan regresi linier berganda, kesalahan standar estimasi, koefisien determinasi, koefisien korelasi, uji regresi linier berganda dan uji koefisien regresi linier berganda.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan pengertian implementasi sistem, pengenalan SPSS, cara kerja SPSS, dan cara pengoperasian SPSS.

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis sesuai dengan analisis yang telah dilakukan.


(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan beberapa metode yang digunakan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Adapun Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, kesalahan standar estimasi, koefisien determinasi, koefisien korelasi, uji regresi linier berganda dan uji koefisien regresi linier berganda.

2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana. Jika regresi linier sederhana mempersoalkan tentang hubungan satu variabel independen dan satu variabel dependen, maka pada regresi linier berganda mempersoalkan hubungan linier antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

Jika banyaknya variabel independen adalah k, maka model regresi populasi dapat dinyatakan dengan:


(19)

Dengan :

Y : Variabel dependen X : Variabel independen

β0, β1, β2, .. βk : Koefisien regresi berganda : Galat

Jika diasumsikan = 0, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda dari suatu populasi sebagai berikut:

(2.2)

Persamaan garis regresi linier berganda untuk sampel, satu variabel dependen dan tiga variabel independen dapat dinyatakan sebagai berikut:

(2.3)

Koefisien-koefisien bo,b1,b2,b3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:

Y

=

b

0

n

+

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

(2.4)

3 1 3 2 1 2 2 2 1 1 0

1

b

X

b

X

b

X

X

b

X

X

YX

=

+

+

+


(20)

3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 0

2

b

X

b

X

X

b

X

b

X

X

YX

=

+

+

+

2 3 3 2 3 2 1 3 1 3 0

3

b

X

b

X

X

b

X

X

b

X

YX

=

+

+

+

(2.7)

2.2 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel independen yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel independen sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel independen sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

(2.8)

Dengan: Yi adalah nilai data hasil pengamatan,

Λ i

Y didapat dalam regresi dengan rumus (2.3) diatas yang telah dihitung berdasarkan data sampel berukuran n.


(21)

2.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi disimbolkan dengan R2. R2 mengukur proporsi keragaman atau

variasi total di sekitar nilai tengah −

Y yang dapat dijelaskan oleh regresi tersebut. Ukuran ini sering disebut sebagai persentase dengan mengalikannya dengan 100. Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 sampai dengan 1. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka 1 maka model yang digunakan semakin tinggi keterandalannya. Jika mendekati angka 0 maka semakin rendah derajat keterandalannya. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(2.9) Dengan :

: Nilai regresi linier berganda : Nilai Rataan Y

Y : Variabel dependen

2.4 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Besar


(22)

hubungan koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤ +1. Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

a. Korelasi antara variabel dependen dan variabel independen

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

)

)(

(

)

,

(

i i i i i i i i

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

y

x

r

=

b. Korelasi antara variabel independen dan variabel independen

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

)

)(

(

)

,

(

i i i i i i i i

X

X

n

X

X

n

X

X

X

X

n

x

x

r

=

Dengan :

r(x,y) : Koefisien korelasi antara X dan Y

r(x,x) : Koefisien korelasi antara X dan X

Xi : Variabel independen

Yi : Variabel dependen

(2.10)


(23)

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

R Interpretasi

0 Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi

2.5 Uji Regresi Linier Berganda

Perumusan Hipotesa:

Ho : bi = 0 i = 1, 2, 3, ……, k (variabel independen (Xi) tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y))

H1 : bi≠ 0 i = 1, 2, 3, ……, k (variabel independen (Xi) berpengaruh terhadap

variabel dependen (Y))

) 1 /(

) 1 (

/

2 2

− − −

=

k n R

k R


(24)

Dengan :

R2 : Koefisien determinasi n : Jumlah sampel

k : Jumlah variabel independen

Dimana:

Ftab dapat dilihat pada tabel distribusi F dengan derajat kebebasan (dk=n-k-1) dan dengan α yang telah ditentukan.

Kriteria Pengujian:

H0 diterima jika Fhit≤ Ftab.

H0 ditolak Jika Fhit > Ftab.

2.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Perumusan Hipotesa:

Ho : bi = 0, i = 1, 2, 3, ……, k (variabel independen (X1, X2, X3) tidak

mempengaruhi variabel dependen (Y))

H1 : bi≠ 0, i = 1, 2, 3, .…..., k (Minimal ada satu parameter koefisien regresi

yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi variabel dependen (Y))

Dimana:


(25)

Kriteria Pengujian: H0 diterima jika thit≤ ttab.

H0 ditolak Jika thit > ttab.

Bentuk kekeliruan baku koefisien bi, yaitu:

(2.13)

Selanjutnya hitung Statistik t, yaitu:


(26)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum kota Medan. Uraian ini dimulai dengan sejarah kota Medan yang dimulai dari Medan Tanah Deli, Kampung Medan dan Tembakau Deli, Legenda Kota Medan, Penjajahan Belanda di Tanah Deli, Kota Medan masa Penjajahan Jepang, Kota Medan menyambut kemerdekaan Republik Indonesia dan dilanjutkan dengan visi dan misi kota Medan.

3.1 Sejarah Kota Medan

3.1.1 Medan Tanah Deli

Pada zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badrah, Sei Belawan dan Sei Sulang-Saling/Sei Kera.


(27)

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Sejak zaman kemerdekaan lama-kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

Dulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaanya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah sepeti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata dengan kualitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni: Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan oktober sampai dengan bulan desember sedangkan Maksima Tambahan antara bulan januari sampai dengan bulan september. Secara rinci curah hujan di kota Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.


(28)

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana-sini terutama dimuara-muara sungai diselingin pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona di Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

3.1.2 Kampung Medan dan Tembakau Deli

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”. Perkembangan kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak dipertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Sehingga dengan demikian kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan ke kampung ini dan istri guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan dan melahirkan anaknya pertama laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di kampung Medan yang mereka namai si Sepuluh Dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak yang kedua Guru Patimpus dan ini pun laki-laki dinamai si Kecik.


(29)

Pada zaman Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berpikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh.

Keterangan yang menguatkan bahwa adanya kota Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Woord en Boeld ditulis oleh N.Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kata kampung Medan ini merupakan benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antar dua sungai yakni Sungai Deli dan Sungai Babura. Rumah Administratcur teletak di seberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari kampung Medan ini adalah wisma Benteng sekarang dan Rumah Administratcur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.

Sekitar tahun 1612 setelah dua dasawarsa berdiri kampung Medan, Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim panglimanya bernama Gocah Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di sungai Lalang, Percut, selaku wali dan wakil sultan Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas kekuasaannya, sehingga meliputi kecamatan Percut, Sei Tuan dan kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampong-kampung Gunung Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut, dan Sigara-gara.


(30)

Dengan tampilnya Gocah pahlawan mulailah berkembang Kerajaan Deli dan tahun 1632 Gocah Pahlawan kawin dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi perkawinan ini raja-raja di kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan.

Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh putranya Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibu kotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

Jhon Anderson seorang Inggris melakukan kunjungan ke kampung Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang tapi dia hanya melihat penduduk yang berdiam dipertemuan antara dua sungai tersebut. Anderson menyebutkan dalam bukunya “Mission to the East Coast of Sumatera” (terbitan Edinburg 1826) bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar. Batu-batu ini diambil dari sebuah candi Hindu kuno di Jawa.

Pesatnya perkembangan kampung “Medan Putri”, juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863 Sultan Deli memberikan kepada Nienhuys Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen en Mainz & Co, tanah seluas 4000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Spassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau Deli. Maret 1864, contoh hasil


(31)

panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji kualitasnya. Ternyata daun tembakau sangat baik dan berkualitas tinggi untuk pembungkus cerutu.

Kemudian di tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremmer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij di Labuhan. Kemudian melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun 1874. Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahannya dari Labuhan ke Kampung “Medan Putri”. Dengan demikian “Kampung Medan Putri” menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai kota Medan.

3.1.3 Legenda Kota Medan

Menurut legenda di Zaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli lama kira-kira 10 Km dari kampung Medan yakni Deli Tua lahirlah seorang putri yang sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan putri ini tersohor kemana-mana mulai dari Aceh sampai ku ujung Utara Pulau Jawa.

Sultan Aceh jatuh cinta pada putri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki Putri Hijau. Sultan Aceh sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Deli.


(32)

Menurut legenda yang tersebut di atas, dengan menggunakan kekuatan ghaib seorang dari saudara Putri Hijau menjelma jadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya.

Kesultanan Deli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa putra mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.

Putri Hijau ditawan dan dimasukkan kedalam sebuah peti kaca yang dimuat kedalam sebuah kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai diujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaanya harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur dan permohonan tuan putri dikabulkan. Tetapi baru saja upacara dimulai tiba-tiba berhembuslah angin rebut yang maha dahsyat disusul gelombang-gelombang yang sangat tinggi.

Dari dalam laut muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk kedalam laut.

Legenda ini sampai sekarang terkenal dikalangan masyarakat Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu dan Malaisya. Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan Benteng dari Putri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedang sisa


(33)

meriam penjelmaan abang Putri Hijau itu dapat dilihat di Halaman Istana Maimun Medan.

3.1.4 Penjajahan Belanda di Tanah Deli

Belanda yang menjajah Nusantara kurang lebih setengah abad namun untuk menguasai Tanah Deli mereka sangat banyak mengalami tantangan yang tidak sedikit. Mereka mengalami perang di Jawa dengan Pangeran Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Belanda sangat banyak mengalami kerugian sedangkan untuk menguasai Sumatera, Belanda juga berperang untuk melawan Aceh, Minangkabau dan Sisingamangaraja di daerah Tapanuli.

Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun mulai tahun 1864-1942. Setelah perang Jawa berakhir barulah Gubernur Jendral Belanda J.Van den Bosch mengarahkan pasukannya ke Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera keseluruhan diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti di tengah jalan karena Menteri Jajahan Belanda waktu itu J.C. Baud menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nama Perang Paderi (1821-1837).

Sultan Ismail yang berkuasa di Riau secara tiba-tiba diserang oleh gerombolan Inggris dengan pimpinannya bernama Adam Wilson. Berhubung pada waktu itu kekuatannya terbatas maka Sultan Ismail meminta perlindungan pada Belanda. Pada


(34)

saat itu terbukalah kesempatan bagi Belanda untuk menguasai Kerajaan Siak Sri Indrapura yang rajanya adalah Sultan Ismail. Pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail untuk menandatanganiperjanjian agar daerah taklukan Kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Karena Daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda otomatislah Kampung Medan menjadi jajahan Belanda, tapi kehadiran Belanda belum secara fisik menguasai Tanah Deli.

Pada tahun 1858 juga Elisa Netscher diangkat menjadi residen wilayah Riau dan sejak itu pula lah mengangkat dirinya sebagai pembela Sultan Ismail yang berkuasa di Kerajaan Siak. Tujuan Netscher itu adalah dengan duduknya dia sebagai pembela Sultan Ismail secara politis tentunya akan mudah bagi Netscher menguasai daerah taklukan Kerajaan Siak yakni Deli yang didalamnya termasuk Kampung Medan Putri.

Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibu kota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan. 1 Maret 1887, Ibu Kota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya Pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibu Kota Deli telah resmi pindah ke Medan.

Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota


(35)

Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay, Berdasarka “Acte Van Schenking” (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M de- Hondt Junior, tanggal 30 November 1918, Sultan Deli menyerahkan Kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masal awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Pada tahun 1918 penduduk Medan tercatat sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa 409 Orang, Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 oarang dan Timur Asing lainnya 139 orang.

Sejak itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun. Beberapa diantaranya adalah Kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), sekarang RISPA, hubungan kereta api Pangkalan Berandan-Besitang (1919), Konsulat Amerika (1919), Sekolah Guru Indonesia di Jl. H.M Yamin sekarang (1923), Mingguan Soematra (1924), Perkumpulan Renang Medan (1924), Pusat Pasar, R.S Elizabeth, Klinik Sakit Mata dan Lapangan Olah Raga Kebun Bunga (1929).

Secara historis perkembangan Kota Medan, sejak awal telah memposisikan menjadi pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Sedang dijadikannya Medan sebagai Ibukota Deli juga telah menjadikannya Kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintah. Sampai saat ini disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara.


(36)

3.1.5 Kota Medan Masa Penjajahan Jepang

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.

Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Shingapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Devisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjen Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni, Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).

Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang mereka beli dari rakyat disekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa mereka membantu orang Asia karena mereka adalah saudara tua orang-orang Asia sehingga mereka dieluelukan menyambut kedatangannya.

Ketika peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang Kota Medan kacau balau, orang pribumi mempergunakan kesempatan ini membalas dendan terhadap orang Belanda. Kedaaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang dengan mengerahkan pasukannya yang bernama “Kempetai” (Polisi Militer Jepang). Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang


(37)

zaman Belanda disebut “Gementee Besteur” oleh Jepang dirubah menjadi “Medan Sico” (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil ditingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gonseribu.

Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat masyarakat semakin papah, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh nusantara semboyan saudara tua hanyalah simbol saja. Disebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Dikawasan Titi Kuning Medan Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun landasan pesawat tempur Jepang.

3.1.6 Kota Medan Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia

Dimana-mana diseluruh Indonesia menjelang tahun 1945 bergema persiapan Proklamasi demikian juga di Kota Medan tidak ketinggalan para tokoh pemudanya melakukan berbagai macam persiapan. Mereka mendengar bahwa bom atom telah jatuh melanda Kota Hirosima, berarti kekuatan Jepang sudah lumpuh. Sedangkan tentara sekutu berhasrat kembali untuk menduduki Indonesia.


(38)

Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya, terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengarahan pemuda. Apa yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut masa pemuda seperti Heiho, Romusha, Gyu Gun, dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945 karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang.

Beliau juga menyampaikan bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena kehidupan mereka terhimpit dimana mereka hanya diberikan uang saku yang terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat ditengah Kota.

Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun diantaranya Letnan Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitian untuk menanggulangi para bekas Haiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di Kota Medan. Panitia ini dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun” yang berkantor di Jl. Istana No. 17 (Gedung Pemuda sekarang).

Pada tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke Kota Medan walaupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada


(39)

waktu itu sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei” sudah ada perwakilannya di Medan namun mereka tidak mau menyiarkan berita kemerdekaan tersebut, akibatnya masyarakat tambah bingung.

Sekelompok kecil tentara sekutu tepatnya tanggal 1 September 1945 yang dipimpin Letnan I Pelaut Brondgeest tiba di Kota Medan dan berkantor di Hotel De Boer (sekarang Hotel Dharma Deli). Tugasnya adalah mempersiapkan mengambilalihkan kekuasaan dari Jepang. Pada ketika itu pula tentara Belanda yang dipimpin oleh Westerling didampingi perwira penghubung sekutu bernama Mayor Yacobs dan Letnan Brodgeest berhasil membentuk kepolisian Belanda untuk kawasan Sumatera Timur yang anggotanya diambil dari Eks Knil dan polisi Jepang yang pro Belanda.

Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda melakukan berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia demikian juga di Kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendi, Gazali Ibrahim, Roos Lila, A. Malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim Jusni.

3.2 Visi dan Misi Kota Medan

Untuk mewujudkan pembangunan kota Medan yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis dan dapat dievaluasi, maka perlu dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan


(40)

pembinaan kemasyarakatan di kota Medan untuk lima tahun kedepan.

Rencana strategi yang ditetapkan sekaligus menjadi strategi dasar bagi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan kota, serta memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, di samping adanya rencana pembangunan kota yang handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.

3.2.1 Visi Kota Medan

Pembangunan kota Medan merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh

karena itu visi merupakan simpul dalam upaya menyusun rencana strategis pembangunan kota. Sebagai gambaran identitas masa depan kota Medan maka, perumusan visi itu didasarkan pada pertimbangan dibawah ini:

1. Prasyarat pembangunan kota, seperti berkembangnya demokrasi dan partisipasi, mendorong penegakan hukum, keadilan sosial dan ekonomi, pemerintahan yang kuat, efisien dan efektif, birokrasi yang kreatif dan inovatif, stabilitas politik dan keamanan yang kondusif, pelayanan publik yang prima, pemerataan pembangunan dan pembangunan kota yang berkelanjutan.


(41)

2. Masalah dan tantangan serta kebutuhan pembangunan kota Medan dalam rangka mewujudkan kemajuan kota Medan yang metropolitan.

3. Kebijakan pembangunan nasional, sektoral dan regional yang mendorong perkembangan kota Medan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Indonesia bagian barat.

4. Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi.

5. Nilai-nilai luhur, norma dan budaya yang telah lama dianut seluruh warga kota Medan.

3.2.2 Misi Kota Medan

Untuk mempertegas tugas dan tanggung jawab pembangunan dari seluruh stakeholder maka visi pembangunan kota dijabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin dicapai dalam pembangunan kota sehingga diharapkan seluruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi kota Medan adalah:

1. Mewujudkan percepatan pembangunan daerah pinggiran, dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.


(42)

2. Mewujudkan tata pemerintahan yang lebih baik dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif.

3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial, ekonomi, budaya. Membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta budaya daerah.

4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.


(43)

BAB 4

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan diuraikan bagaimana cara pengolahan data dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah analisis regresi linier berganda, kesalahan standar estimasi, koefisien determinasi, koefisien korelasi, uji regresi linier berganda dan uji koefisien regresi linier berganda.

4.1 Pengolahan Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Data statistik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur sistematis. Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.


(44)

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang tingkat kepadatan penduduk di kota Medan seperti yang diuraikan sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan adalah data kepadatan penduduk serta faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kelahiran, kematian dan migrasi. Adapun datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009

No Kecamatan Kelurahan

Tingkat Kepadatan

Penduduk

Kelahiran Kematian Migrasi 1 M eda n T im ur

Gang Buntu 13550 20 14 39

2 Sidodadi 14976 23 5 16

3 Printis 9957 21 6 14

4 Gaharu 18771 39 15 17

5 Durian 18307 45 13 21

6 Glugur Darat

II 15463 76 49 28

7 Glugur Darat I 16325 108 37 120

8 Pulo Brayan

Darat I 21751 125 48 215

9 Pulo Brayan

Darat II 16064 62 23 134

10 Pulo Brayan

Bengkel Baru 9426 59 16 92

11 Pulo Brayan

Bengkel 10294 107 9 103

12 M eda n K ot a

Siti Rejo I 21356 18 38 43

13 Sudi Rejo II 9514 272 33 345

14 Sudi Rejo I 13524 40 23 65

15 Teladan Timur 16403 16 45 238

16 Teladan Barat 8302 20 6 10

17 P. Merah Barat 10616 12 14 15

18 Mesjid 14750 23 15 7

19 Kota Matsum

III 22816 36 29 16

20 Sei Rengas I 21521 21 37 7

21 Pasar Baru 22355 14 28 17

22 Pusat Pasar 8763 18 27 26


(45)

Sambungan Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009

No Kecamatan Kelurahan

Tingkat Kepadatan

Penduduk

Kelahiran Kematian Migrasi 24 M ed an D en ai

Binjai 9647 265 61 480

25 Medan

Tenggara 7695 66 24 120

26 Denai 11601 20 53 42

27 Tegal Sari

Mandala III 34241 270 35 60

28 Tegal Sari

Mandala II 25238 223 21 153

29 Tegal Sari

Mandala I 23534 106 47 72

30 M ed an B el aw an Belawan Pulau

Sicanang 923 93 28 37

31 Belawan

Bahagia 24148 78 11 7

32 Belawan

Bahari 10352 104 33 47

33 Belawan II 13572 267 81 58

34 Bagan Deli 6027 113 43 96

35 Belawan I 19498 271 76 223

36 M ed an S el ay an

g Sempakala 1772 61 21 388

37 Beringin 9786 42 13 17

38 PB Selayang II 2082 118 27 57

39 PB Selayang I 5478 56 28 63

40 Tanjung Sari 5801 154 61 376

41 Asam

Kumbang 3723 251 59 317

42 M ed an B ar at

Kesawan 5600 11 20 4

43 Silalas 5788 1 2 11

44 Sei Agul 23280 86 8 28

45 Karang

Berombak 54779 17 6 15

46 Glugur Kota 11799 64 30 5

47 Pulo Brayan

Kota 25940 12 11 16

48 M ed an M ai m u

n Kampung Baru 17276 8 27 42

49 Sei Mati 51091 27 12 18

50 Suka Raja 350655 4 2 12

51 Jati 2945 0 0 6

52 Hamdan 16381 26 28 17


(46)

Sambungan Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009

No Kecamatan Kelurahan

Tingkat Kepadatan

Penduduk

Kelahiran Kematian Migrasi 54 M eda n T em bung

Indra Kasih 14701 152 118 668

55 Sidorejo Hilir 17007 147 103 712

56 Sidorejo 18152 163 97 706

57 Bantan Timur 23027 206 116 867

58 Bandar

Selamat 20236 148 107 589

59 Bantan 19255 254 128 1065

60 Tembung 16831 167 114 337

61 M eda n T unt unga n Baru Ladang

Bambu 2103 34 5 4

62 Sidomulyo 1906 11 4 5

63 Lalu Cih 982 16 6 3

64 Namu Gajah 1612 8 4 0

65 Kemenangan

Tani 2269 81 12 28

66 Simalingkar B 1044 33 8 12

67 Simpang

Selayang 3009 41 10 12

68 Tanjung

Selamat 3087 32 7 24

69 Mangga 10636 179 38 42

70 M ed an P et is ah Sei Sikambing

D 9993 172 124 110

71 Petisah Tengah 9504 131 123 170

72 Sekip 11680 112 115 178

73 Sei Putih

Timur II 29253 170 124 151

74 Sei Putih

Timur I 21156 136 98 107

75 Sei Putih Barat 19138 145 84 340

76 Sei Putih

Tengah 13822 194 152 174

77

M

eda

n J

ohor

Kwala Bekala 5658 0 0 0

78 Gedung Johor 7463 0 0 0

79 Kedai Durian 4977 0 0 0

80 Suka Maju 7857 0 0 0

81 Titi Kuning 8166 0 0 0

82 Pangkalan


(47)

Sambungan Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009

No Kecamatan Kelurahan

Tingkat Kepadatan

Penduduk

Kelahiran Kematian Migrasi 83 M ed an D el i

Tanjung Mulia 6435 436 83 421

84 Tanjung Mulia

Hilir 10095 93 51 132

85 Mabar Hilir 6928 344 71 306

86 Mabar 6392 156 60 21

87 Kota Bangun 5271 39 17 115

88 Titi Papan 6464 63 33 163

89 M ed an P ol oni

a Sari Rejo 9772 138 36 96

90 Suka Damai 1329 47 13 89

91 Polonia 9796 7 101 6

92 Anggrung 7105 15 2 7

93 Madras Hulu 6563 6 10 0

94 M ed an P er ju an g an

Pandau Hilir 24274 31 45 106

95 Sei Kera Hulu 36577 27 42 60

96 Pahlawan 28258 113 27 81

97 Sei Kera Hilir I 26904 33 24 34

98 Sei Kera Hilir

II 21141 76 42 83

99 Sidorame

Timur 26154 63 36 64

100 Sidorame

Barat II 22516 43 48 88

101 Sidorame

Barat I 30332 38 18 28

102 Tegal Rejo 17299 276 108 141

103 M ed an A rea Pasar Merah

Timur 17235 0 0 0

104 Tegal Sari II 28525 0 0 0

105 Tegal Sari III 34809 0 0 0

106 Tegal Sari I 36921 0 0 0

107 Suka Ramai I 26309 0 0 0

108 Kota Matsum

II 36000 0 0 0

109 Kota Matsum

IV 35922 0 0 0

110 Kota Matsum I 36135 0 0 0

111 Sei Rengas

Permata 16327 0 0 0


(48)

Sambungan Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Medan 2009

No Kecamatan Kelurahan

Tingkat Kepadatan

Penduduk

Kelahiran Kematian Migrasi

113

M

ed

an

A

rea Sei Rengas II 18697 0 0 0

114 Pandau Hulu II 19169 0 0 0

115 M eda n S ungga l

Sunggal 5546 71 104 73

116 Tanjung Rejo 9079 143 125 147

117 Babura 10707 108 53 12

118 Simpang

Tanjung 4341 9 5 8

119 Sei Sikambing

B 5290 83 65 70

120 Lalang 12215 45 50 25

121 M ed an M ar el

an Tanah Enam Ratus 6816 32 12 16

122 Rengas Pulau 5544 75 9 18

123 Terjun 1199 22 7 12

124 Paya Pasir 1046 21 4 10

125 Labuhan Deli 3422 40 7 12

126 M ed an B ar u

Titi Rantai 8554 27 22 74

127 Padang Bulan 5353 19 21 82

128 Merdeka 7603 53 34 236

129 Darat 11193 62 6 93

130 Babura 10652 29 42 214

131 Petisah Hulu 11542 61 32 264

132 M ed an H el v et ia

Cinta Damai 9667 23 18 439

133 Sei Sikambing

CII 14528 14 29 218

134 Dwi Kora 10450 32 26 627

135 Helvetia Timur 13075 61 33 516

136 Helvetia

Tengah 22331 73 49 428

137 Helvetia 11910 31 27 236

138 Tanjung Gusta 9381 43 36 722

139 M ed an L ab u h

an Besar 5311 325 65 1413

140 Tangkahan 1909 210 42 874

141 Martubung 1863 115 34 185

142 Sei Mati 1051 165 61 215

143 Pekan Labuhan 7273 40 36 227

144 Nelayan Indah 2149 85 37 125


(49)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi linier berganda terlebih dahulu kita menghitung koefisien-koefisien regresinya (b0, b1, b2, b3) dengan mencari penggandaan suatu

variabel dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 37 sampel dari 144 Populasi. Sampel tersebut di ambil karena di dalam variabel independen terdapat beberapa outlier yang harus dikeluarkan dari data penelitian. Untuk lebih menyederhanakan tabel 4.1 maka faktor-faktor yang akan dicari persamaan regresinya dan akan diubah ke dalam bentuk notasi adalah variabel independen (Xi) dan variabel dependen (Y), yaitu tingkat kepadatan penduduk (Y),

kelahiran (X1), kematian (X2) dan migrasi (X3). Adapun data yang dapat disajikan

dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai – Nilai Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Berganda

No Y X1 X2 X3 YX1 YX2 YX3

1 14528 14 29 218 203392 421312 3167104

2 11910 31 27 236 369210 321570 2810760

3 8554 27 22 74 230958 188188 632996

4 11542 61 32 264 704062 369344 3047088

5 6816 32 12 16 218112 81792 109056

6 1199 22 7 12 26378 8393 14388

7 1046 21 4 10 21966 4184 10460

8 3422 46 7 12 157412 23954 41064

9 4341 9 5 8 39069 21705 34728

10 24274 31 45 106 752494 1092330 2573044

11 22516 43 48 88 968188 1080768 1981408

12 1329 47 13 89 62463 17277 118281

13 7105 15 2 7 106575 14210 49735


(50)

Sambungan Tabel 4.2 Nilai – Nilai Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Berganda

No Y X1 X2 X3 YX1 YX2 YX3

15 2103 34 5 4 71502 10515 8412

16 1906 11 4 5 20966 7624 9530

17 982 16 6 3 15712 5892 2946

18 2269 81 12 28 183789 27228 63532

19 1044 33 8 12 34452 8352 12528

20 3009 41 10 12 123369 30090 36108

21 3087 32 7 24 98784 21609 74088

22 17276 8 27 42 138208 466452 725592

23 16381 26 28 17 425906 458668 278477

24 13448 21 16 20 282408 215168 268960

25 5788 1 2 11 5788 11576 63668

26 11799 64 30 5 755136 353970 58995

27 9786 42 13 17 411012 127218 166362

28 7695 66 24 120 507870 184680 923400

29 13550 20 14 39 271000 189700 528450

30 9957 21 6 14 209097 59742 139398

31 9426 59 16 92 556134 150816 867192

32 21356 18 38 43 384408 811528 918308

33 13524 40 23 65 540960 311052 879060

34 8302 20 6 10 166040 49812 83020

35 10616 12 14 15 127392 148624 159240

36 14750 23 15 7 339250 221250 103250

37 21521 21 37 7 451941 796277 150647


(51)

Sambungan Tabel 4.2 Nilai – Nilai Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Berganda

No X1X2 X1X3 X2X3 Y2 X12 X22 X32

1 406 3052 6322 211062784 196 841 47524

2 837 7316 6372 141848100 961 729 55696

3 594 1998 1628 73170916 729 484 5476

4 1952 16104 8448 133217764 3721 1024 69696

5 384 512 192 46457856 1024 144 256

6 154 264 84 1437601 484 49 144

7 84 210 40 1094116 441 16 100

8 322 552 84 11710084 2116 49 144

9 45 72 40 18844281 81 25 64

10 1395 3286 4770 589227076 961 2025 11236 11 2064 3784 4224 506970256 1849 2304 7744

12 611 4183 1157 1766241 2209 169 7921

13 30 105 14 50481025 225 4 49

14 663 4485 1955 27783441 1521 289 13225

15 170 136 20 4422609 1156 25 16

16 44 55 20 3632836 121 16 25

17 96 48 18 964324 256 36 9

18 972 2268 336 5148361 6561 144 784

19 264 396 96 1089936 1089 64 144

20 410 492 120 9054081 1681 100 144

21 224 768 168 9529569 1024 49 576

22 216 336 1134 298460176 64 729 1764

23 728 442 476 268337161 676 784 289

24 336 420 320 180848704 441 256 400

25 2 11 22 33500944 1 4 121

26 1920 320 150 139216401 4096 900 25

27 546 714 221 95765796 1764 169 289

28 1584 7920 2880 59213025 4356 576 14400

29 280 780 546 183602500 400 196 1521

30 126 294 84 99141849 441 36 196

31 944 5428 1472 88849476 3481 256 8464

32 684 774 1634 456078736 324 1444 1849


(52)

Sambungan Tabel 4.2 Nilai – Nilai Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Berganda

No X1X2 X1X3 X2X3 Y2 X12 X22 X32

34 120 200 60 68923204 400 36 100

35 168 180 210 112699456 144 196 225

36 345 161 105 217562500 529 225 49

37 777 147 259 463153441 441 1369 49

Jumlah 21417 70813 47176 4797165202 47564 16291 254939

Dari tabel 4.2 diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut:

n = 37

1

X

= 1148

YX

1 = 10186972

2

X

= 631

YX

2 = 8402477

3

X

= 1867

YX

3 = 21717440

Y

= 343428

X

12 = 47564

2 1

X

X

= 21417

X

22 = 16291

3 1

X

X

= 70813

X

32 = 254939

3 2

X

X


(53)

Persamaan 2.4 s/d 2.7 :

Y

=

b

0

n

+

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

3 1 3 2 1 2 2 2 1 1 0

1

b

X

b

X

b

X

X

b

X

X

YX

=

+

+

+

3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 0

2

b

X

b

X

X

b

X

b

X

X

YX

=

+

+

+

2 3 3 2 3 2 1 3 1 3 0

3

b

X

b

X

X

b

X

X

b

X

YX

=

+

+

+

Dari persamaan diatas maka dapat disubsitusikan ke dalam nilai – nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

343428 = 37 b0 + 1148 b1 + 631 b2 + 1867 b3

10186972 = 1148 b0 + 16291 b1 + 21417 b2 + 70813 b3

8402477 = 631 b0 + 21417 b1 + 16291 b2 + 47176 b3

21717440 = 1867 b0 + 70813 b1 + 47176 b2 + 254939 b3

Setelah Persamaan diatas diselesaikan, maka dapat diperoleh koefisien – koefisien regresi linier berganda sebagai berikut:

b0 = 4150,063

b1 = -105,276

b 2 = 538,802

b 3 = -15,668

Dengan demikian, persamaan regresi linier ganda X1, X2, dan X3 atas Y adalah:


(54)

4.3 Kesalahan Standar Estimasi

Dengan didapat persamaan regresi linier bergandanya, maka dapat diketahui seberapa besar penyimpangan tingkat kepadatan penduduk di kota Medan. Maka penyimpangan ataupun kesalahan standar estimasinya dapat dicari sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penyimpangan Tingkat Kepadatan Penduduk

No Y

1 14528 14885,28 -357,28 127649,00 2 11910 11735,86 174,14 30324,74 3 8554 12001,52 -3447,52 11885394,15 4 11542 10832,70 709,30 503106,49 5 6816 6995,98 -179,98 32392,80 6 1199 5417,46 -4218,46 17795404,77 7 1046 3937,68 -2891,68 8361813,22 8 3422 2890,74 531,26 282237,19 9 4341 5771,18 -1430,18 2045414,83 10 24274 23471,36 802,64 644230,97 11 22516 24106,46 -1590,46 2529563,01 12 1329 4811,67 -3482,67 12128990,33 13 7105 3538,77 3566,23 12717996,41 14 5271 7401,69 -2130,69 4539839,88 15 2103 3201,86 -1098,86 1207493,30 16 1906 5068,83 -3162,83 10003493,61 17 982 5651,37 -4669,37 21803016,20 18 2269 1649,22 619,78 384127,25 19 1044 4798,18 -3754,18 14093867,47 20 3009 5033,54 -2024,54 4098762,21 21 3087 4176,62 -1089,62 1187271,74 22 17276 17197,28 78,72 6196,84 23 16381 16232,79 148,21 21966,20 24 13448 10246,58 3201,42 10249090,02 25 5788 4950,01 837,99 702227,24


(55)

Sambungan Tabel 4.3 Penyimpangan Tingkat Kepadatan Penduduk

No Y

26 11799 13497,79 -1698,79 2885887,46 27 9786 6466,31 3319,69 11020341,70

28 7695 8252,38 -557,38 310672,46

29 13550 8976,53 4573,47 20916627,84 30 9957 4952,60 5004,40 25044019,36 31 9426 5117,70 4308,30 18561448,89 32 21356 22055,61 -699,61 489454,15 33 13524 11312,71 2211,29 4889803,46 34 8302 5120,56 3181,44 10121560,47 35 10616 10194,85 421,15 177367,32 36 14750 9700,93 5049,07 25493107,86 37 21521 21765,09 -244,09 59579,93 Jumlah 343428 343417,69 10,31 257351740,79

Dari tabel 4.3 diatas, maka dapat dihitung kesalahan standar estimasinya dengan menggunakan rumus 2.8 sebagai berikut:

Dimana:

= 257351740,79

n = 37

k = 3

Diperoleh:

1

3

37

79

257351740,

123 .

=

y


(56)

33

79

257351740,

123 .

=

y

s

9815

7798537,59

123 .

=

y

s

2792,58618

123 .

=

y

s

59

,

2792

123 .

=

y

s

Dengan nilai penyimpangan atau nilai standar estimasi yang didapat, ini berarti bahwa rata-rata tingkat kepadatan penduduk di kota Medan yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata tingkat kepadatan penduduk di kota Medan yang diperkirakan adalah sebesar 2792,59.

4.4 Koefisien Determinasi

Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk di kota Medan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Koefisien Determinasi

No

1 5.603,44 31.398.539,83 5.246,16 27.522.194,75 2 2.454,02 6.022.214,16 2.628,16 6.907.224,99 3 2.719,68 7.396.659,30 -727,84 529.751,07 4 1.550,86 2.405.166,74 2.260,16 5.108.323,23 5 -2.285,86 5.225.155,94 -2.465,84 6.080.366,91 6 -3.864,38 14.933.432,78 -8.082,84 65.332.302,47


(57)

Sambungan Tabel 4.4 Koefisien Determinasi

No

7 -5.344,16 28.560.046,11 -8.235,84 67.829.060,51 8 -6.391,10 40.846.159,21 -5.859,84 34.337.724,83 9 -3.510,66 12.324.733,64 -4.940,84 24.411.899,91 10 14.189,52 201.342.477,83 14.992,16 224.764.861,47 11 14.824,62 219.769.358,14 13.234,16 175.142.990,91 12 -4.470,17 19.982.419,83 -7.952,84 63.247.664,07 13 -5.743,07 32.982.853,02 -2.176,84 4.738.632,39 14 -1.880,15 3.534.964,02 -4.010,84 16.086.837,51 15 -6.079,98 36.966.156,80 -7.178,84 51.535.743,75 16 -4.213,01 17.749.453,26 -7.375,84 54.403.015,71 17 -3.630,47 13.180.312,42 -8.299,84 68.887.344,03 18 -7.632,62 58.256.888,06 -7.012,84 49.179.924,87 19 -4.483,66 20.103.207,00 -8.237,84 67.862.007,87 20 -4.248,30 18.048.052,89 -6.272,84 39.348.521,67 21 -5.105,22 26.063.271,25 -6.194,84 38.376.042,63 22 7.915,44 62.654.190,39 7.994,16 63.906.594,11 23 6.950,95 48.315.705,90 7.099,16 50.398.072,71 24 964,74 930.723,27 4.166,16 17.356.889,15 25 -4.331,83 18.764.751,15 -3.493,84 12.206.917,95 26 4.215,95 17.774.234,40 2.517,16 6.336.094,47 27 -2.815,53 7.927.209,18 504,16 254.177,31 28 -1.029,46 1.059.787,89 -1.586,84 2.518.061,19 29 -305,31 93.214,20 4.268,16 18.217.189,79 30 -4.329,24 18.742.318,98 675,16 455.841,03 31 -4.164,14 17.340.061,94 144,16 20.782,11 32 12.773,77 163.169.200,01 12.074,16 145.785.339,71 33 2.030,87 4.124.432,96 4.242,16 17.995.921,47 34 -4.161,28 17.316.251,24 -979,84 960.086,43 35 913,01 833.587,26 1.334,16 1.779.982,91 36 419,09 175.636,43 5.468,16 29.900.773,79 37 12.483,25 155.831.530,56 12.239,16 149.797.037,51 Jumlah -10,39 1.352.144.358,00 -0,08 1.609.522.197,03

Dari tabel 4.4 diatas, maka dapat dihitung koefisien determinasi dengan menggunakan rumus 2.9 sebagai berikut:


(58)

Dimana: ∑ ∑ Diperoleh: 03 , 197 . 522 . 609 . 1 00 , 358 . 144 . 352 . 1 2 = R 840090532 , 0 2 = R 840090532 , 0 7 0,91656452 = R 0,92 = R

Dari perhitungan diatas, diperoleh koefisien korelasinya (R) adalah sebesar 0,92. Sedangkan koefisien determinasinya ( ) adalah sebesar Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Artinya 84% tingkat kepadatan penduduk di kota Medan dipengaruhi oleh ketiga faktor yang dianalisis, sedangkan 16% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.


(59)

4.5 Menghitung Koefisien Korelasi Antar Variabel Dependen (Y) dengan Variabel Independen (Xi)

Untuk mengukur seberapa besar hubungan variabel dependen (Y) terhadap variabel independen (Xi). Dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasinya, yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Y (Tingkat Kepadatan Penduduk) dengan X1

(Kelahiran)

Nilai yang negatif menandakan hubungan yang berlawanan arah antara Y (tingkat kepadatan penduduk) dengan X1 (kelahiran), artinya peningkatan Y (tingkat kepadatan

penduduk) akan menurunkan X1 (kelahiran), dan sebaliknya penurunan Y (tingkat

kepadatan penduduk) akan meningkatkan X1 (kelahiran). Hubungan antara Y (tingkat


(60)

dengan nilai r yang rendah yaitu sebesar -0,11 (0,10 ≤ r ≤ 0,20 berarti korelasi sangat rendah).

2. Koefisien korelasi antara Y (Tingkat Kepadatan Penduduk) dengan X2

(Kematian)

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y (tingkat kepadatan penduduk) dengan X2 (kematian), artinya peningkatan Y (tingkat kepadatan

penduduk) akan meningkatkan X2 (kematian), dan sebaliknya penurunan Y (tingkat

kepadatan penduduk) akan menurunkan X2 (kematian). Hubungan antara Y (tingkat

kepadatan penduduk) dengan X2 (kematian), tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai


(61)

3. Koefisien korelasi antara Y (Tingkat Kepadatan Penduduk) dengan X3

(Migrasi)

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y (tingkat kepadatan penduduk) dengan X3 (migrasi), artinya peningkatan Y (tingkat kepadatan penduduk)

akan meningkatkan X3 (migrasi), dan sebaliknya penurunan Y (tingkat kepadatan

penduduk) akan menurunkan X3 (migrasi). Hubungan antara Y (tingkat kepadatan

penduduk) dengan X3 (migrasi) tergolong rendah, ini ditandai dengan nilai r yang


(62)

4.6 Menghitung Koefisien Korelasi Antar Variabel independen (Xi) dengan Variabel Independen (Xi)

Untuk mengukur seberapa besar hubungan variabel independen (Xi) terhadap variabel

independen (Xi). Dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasinya, yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Kelahiran (X1) dengan Kematian (X2).


(63)

(64)

4.7 Uji Regresi Linier Berganda

Perumusan hipotesa:

H0 : b1 =b2 =b3 =0 (variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Y))

H1 : b1 =b2=b3 ≠0 (variabel bebas (Xi) berpengaruh terhadap variabel dependen

(Y))

Kriteria Pengujian: H0 diterima jika Fhit≤ Ftab.

H0 ditolak Jika Fhit > Ftab.

Fhit =

) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − −

R n k

k R

Fhit =

) 1 3 37 /( ) 8 0,84009863 1 ( 3 / 8 0,84009863 − − −

Fhit =

1 0,00470298

9 0,28003287

Fhit = 57,79240966

Fhit = 57,79

Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 3, dk penyebut = 33, dan α = 0,05. Ftab


(65)

Ftab

Ftab

Maka didapat Fhit = 57,79 > Ftab = 2,88

Karena Fhit > Ftab maka H0 ditolakdan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi

linier berganda Y atas X1, X2, X3 memiliki pengaruh yang signifikan. Yang berarti

bahwa kelahiran, kematian, dan migrasi mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk di kota Medan.

4.8 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

H0 : bi = 0 dimana i = 1, 2, ...k (variabel bebas (X1, X2, X3 ) tidak

mempengaruhi variabel dependen (Y))

H1 : bi ≠ 0 dimana i = 1, 2, ....k (Minimal ada satu parameter koefisien regresi

yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi variabel dependen (Y))

Kriteria Pengujian: H0 diterima jika thit≤ ttab.


(66)

=

=

= =

= 3

=

=16291 =16291 =16291 =

=

=254939 =254939 =254939 =

Dari Perhitungan yang sebelumnya didapat harga – harga:

7798537,6

2 1234 .

=

y

s

x

22=

2 1

x

=

x

32=

R1 = r12 = R2 = r12 =


(67)

Dimana:

( )

2

(

2

)

2 ... 12 .

1

i i k y bi

R

x

s

s

=

Diperoleh:

( )

(

2

)

1 2 1 2 ... 12 . 1

1

R

x

s

s

b y k

=

(

11944

,

97

)(

1

0

,

053

)

6

,

7798537

1

=

b

s

(

11944

,

97

)(

0

,

947

)

6

,

7798537

1

=

b

s

887

,

11311

6

,

7798537

1

=

b

s

411

,

689

1

=

b

s

26

,

26

1

=

b

s

( )

(

2

)

2 2 2 2 ... 12 . 2

1

R

x

s

s

b y k

=

(

5529

,

89

)(

1

0

,

053

)

6

,

7798537

2

=

b

s

(

5529

,

89

)(

0

,

947

)

6

,

7798537

2

=

b

s


(68)

806

,

5236

6

,

7798537

2

=

b

s

178

,

1489

2

=

b

s

59

,

38

2

=

b

s

( )

(

2

)

3 2 3 2 ... 12 . 3

1

R

x

s

s

b y k

=

(

160731,19

)(

1

0

,

084

)

6

,

7798537

3

=

b

s

(

160731,19

)(

0

,

916

)

6

,

7798537

3

=

b

s

697

,

147213

6

,

7798537

3

=

b

s

974

.

52

3

=

b

s

28

,

7

3

=

b

s

Sehingga diperoleh distribusi ti dengan perhitungan

i b i i s b

t = sebagai berikut:

1 1 1 sb b t = 26 , 26 28 , 105

1=−

t

4

1=−


(69)

2 2 2 b s b t = 59 , 38 8 , 538 2= t 96 , 13 2= t 3 3 3 sb b t = 28 , 7 67 , 15

3=−

t

15

,

2

3

=

t

Dari tabel distribusi t dengan dk=33 dan α = 0,05

ttab

ttab

ttab


(70)

Maka dari perhitungan diatas dapat diperoleh: 1. t1 = 4 (nilai mutlak) > ttabel = 2,04

2. t2 = 13,96 (nilai mutlak) > ttabel = 2,04

3. t3 = 2,15 (nilai mutlak) > ttabel = 2,04

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga koefisien regresi yaitu kelahiran (X1),

kematian (X2) dan migrasi (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat


(71)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan diuraikan tentang implementasi sistem dengan menggunakan program SPSS 16.0. Uraian ini dimulai dari pengertian implementasi sistem, pengenalan SPSS, cara kerja SPSS, dan cara pengoperasian SPSS.

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan disain sistem yang ada dalam disain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil disain tertulis ke dalam program. Dalam pengolahan data pada tugas akhir ini penulis menggunakan prangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS 16.0.


(72)

5.2 Pengenalan SPSS

SPSS adalah salah satu program untuk pengolahan data Statistik yang penggunaannya cukup mudah. SPSS merupakan suatu singkatan dari Statistical Product and Service Solution. SPSS dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa dari universitas Standford. Pada awalnya SPSS ditunjukkan untuk menganalisis data ilmu – ilmu sosial atau dulu disebut Statistic Package for Social Sience.

Namun seiring berjalannya waktu program ini dikembangkan berubah nama sesuai kebutuhannya. Dan kini, SPSS telah banyak digunakan pada berbagai ilmu untuk memproses data statistik karena dianggap dapat melakukan proses analisis dengan cepat.

5.3 Cara Kerja SPSS

Cara kerja komputer dengan menggunakan program SPSS pada perinsipnya adalah sama, yaitu meliputi tiga bagian diantaranya input, proses dan output.

1. Input

Pada komputer, input adalah berupa data yang akan diolah dengan menggunakan software pada komputer. Proses inputing dapat melalui keyboard, mouse, touch screen atau hardisk. Pada lembar kerja SPSS, input berupa data yang akan ditabulasi pada data editor bagian view data, sedangkan proses coding dan pendefenisian variabel pada view variable.


(73)

2. Proses

Pada komputer, proses berupa eksekusi program komputer menjalankan perintah-perintah sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Dalam SPSS, proses berupa analisis perhitungan baik secara deskriptif maupun inferensi, baik dengan analisis regresi ataupun dengan yang lainnya. Pada SPSS, proses berupa eksekusi data untuk menganalisis input yang ada pada data editor sesuai dengan perintah dari pemakai/pengguna software tersebut.

3. Output

Pada komputer, output berupa hasil pengolahan data yang telah diproses dengan menggunakan software yang dikehendaki. Bentuk output pada komputer bisa dalam bentuk cetakan, tampilan, gambar maupun suara. Pada lembar kerja SPSS, output berupa hasil analisis, baik dalam bentuk penyajian data maupun dalam bentuk grafik atau tabel serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Pada SPSS, output data berupa hasil analisis program SPSS yang disajikan dalam output navigator.

Dengan demikian, cara kerja Program SPSS dapat dilihat dalam sistematika berikut:

Gambar 5.1 Cara Kerja SPSS Input data

dengan Data editor

Proses data dengan Data editor

Output data dengan


(74)

5.4 Pengoperasian SPSS

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengoperasikan SPSS, adalah sebagai berikut:

5.4.1 Mengaktifkan Lembar Kerja SPSS 16.0

Dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Double klik pada desktop yang berlambang SPSS 16.0, atau 2. Klik menu start kemudian pilih dan klik SPSS 16.0


(75)

5.4.2 Pemasukan Data dengan SPSS

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pemasukan data dengan program SPSS 16.0 adalah:

1. Masukkan Program SPSS for Windows

2. Klik variable view pada SPSS data editor untuk menginput nama variabel

3. Pada kolom name:

a. Berikutnya pada baris pertama, ketik Tingkat_Kepadatan_Penduduk, pada kolom type atur sesuai kebutuhan dengan melihat type data, kemudian pilih numeric, setelah itu pada kolom width pilih angka 8, dan kolom decimal pilih angka 2, dan yang lainnya dapat diabaikan.

b. Berikutnya pada baris kedua, ketik Kelahiran, pada kolom type atur sesuai kebutuhan dengan melihat type data, kemudian pilih numeric, setelah itu pada kolom width pilih angka 8, dan kolom decimal pilih angka 2, dan yang lainnya dapat diabaikan.

c. Berikutnya pada baris ketiga, ketik Kematian, pada kolom type atur sesuai kebutuhan dengan melihat type data, kemudian pilih numeric, setelah itu pada kolom width pilih angka 8, dan kolom decimal pilih angka 2, dan yang lainnya dapat diabaikan.


(76)

d. Berikutnya pada baris keempat, ketik Migrasi, pada kolom type atur sesuai kebutuhan dengan melihat type data, kemudian pilih numeric, setelah itu pada kolom width pilih angka 8, dan kolom decimal pilih angka 2, dan yang lainnya dapat diabaikann.

Gambar 5.3 Tampilan input data pada variable view

4. Pindah ke data view, maka di dapat empat variabel. Input data seperti biasa. Pada variabel Tingkat_Kepadatan_Penduduk, variabel Kelahiran, variabel Kematian dan yang terakhir adalah variabel Migrasi. Masing-masing variabel diisi sebanyak 37 data.


(77)

Gambar 5.4 Tampilan input data pada data view

5.4.3 Penyimpanan Dokumen SPSS

Adapun cara dalam penyimpanan berkas atau lembar kerja SPSS adalah dengan cara klik menu file kemudian pilih save. Atau dapat juga dilakukan dengan cara tekan tombol Ctrl+s. Kemudian beri nama pada file tersebut.


(78)

5.4.4 Analisis Regresi Linier dan Korelasi dengan SPSS 16.0

Adapun langkah-langkah dalam analisis regresi dengan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:

a. Klik Analyse-Regression-Linear

Gambar 5.6 Tampilan pada saat membuat persamaan regresi linier berganda

b. Klik variabel Tingkat_Kepadatan_Penduduk lalu pindahkan ke kotak dependen, kemudian selanjutnya sorot variabel Kelahiran, variabel kematian, variabel Migrasi dan pindahkan ke kotak independen.

Gambar 5.7 Tampilan pada saat memasukkan variabel dependen dan variabel independen


(79)

c. Pilih dan klik menu statistics kemudian pada regression coefficient berikan tanda ceklis pada kotak estimate, model fit, descriptive, part and partial correlation, kemudian pada residual berikan tanda ceklis pada casewise diagnostic serta all cases, selanjutnya pilih menu continue.

Gambar 5.8 Tampilan pada menu statistics

d. Pilih dan klik menu plots, kemudian pindahkan zpred pada kolom Y dan sresid pada kolom X dan pada standardized residual plots ceklis normal probability plot dan pilih menu continue.


(80)

e. Kemudian klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Dan tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran.


(1)

c. Pilih dan klik menu statistics kemudian pada regression coefficient berikan tanda ceklis pada kotak estimate, model fit, descriptive, part and partial correlation, kemudian pada residual berikan tanda ceklis pada casewise diagnostic serta all cases, selanjutnya pilih menu continue.

Gambar 5.8 Tampilan pada menu statistics

d. Pilih dan klik menu plots, kemudian pindahkan zpred pada kolom Y dan sresid pada kolom X dan pada standardized residual plots ceklis normal probability plot dan pilih menu continue.


(2)

e. Kemudian klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Dan tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran.


(3)

BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat penulis peroleh dari hasil penelitian tugas akhir ini.

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya analisis, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat nilai koefisien – koefisien b0=4150,06; b1=-105,28; b2=538,8 dan b3=-15,67. Sehingga persamaan regresi linier ganda yang didapat adalah

Y = 4150,06–105,28X1+538,8X2-15,67X3.

2. Pada uji regresi linier berganda dengan taraf nyata 0,05, dk pembilang=3 dan dk penyebut = 33, maka Ftabel yang didapat sebesar 2,88 dan Fhitung sebesar 57,79. Maka diperoleh Fhitung > Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini menunjukan bahwa adanya hubungan fungsional yang


(4)

signifikan antara kelahiran (X1), kematian (X2) dan migrasi (X3) yang mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk (Y).

3. Koefisien determinasi (R) sebesar 0,84, menunjukan bahwa 84% tingkat kepadatan penduduk dipengaruhi oleh ketiga faktor yang di analisis yaitu faktor kelahiran (X1), kematian (X2), migrasi (X3) dan sisanya 16% dipengaruhi oleh faktor – faktor yang lain.

4. Pada analisis koefisien korelasi antara variabel dependen (terikat) dengan variabel independen (bebas), korelasi yang kuat terjadi pada tingkat kepadatan penduduk(Y) dengan kematian (X2) yaitu sebesar 0,85 dan tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu sebesar 0,85 (0,81 ≤ r ≤ 0,99 berarti korelasi tinggi).

6.2 Saran

Dari analisis dan kesimpulan yang telah didapat, ada beberapa saran yang penulis dapat berikan, yang mungkin bisa membantu masyarakat dalam pemilihan tempat tinggal sehingga dapat meminimalkan tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di daerah Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Untuk lebih meminimalkan terjadinya tingkat kepadatan penduduk di Kota Medan yang terus menerus meningkat maka diharapkan kepada masyarakat sekitar


(5)

apabila hendak melakukan perpindahan, hendaknya memilih tempat tinggal yang jauh dari pusat kota.

2. Dengan melihat tingkat kepadatan penduduk yang semakin tahun semakin bertambah, hendaknya masyarakat setempat melakukan apa yang dicanangkan oleh pemerintah yaitu mengikuti program keluarga berencana. Agar pertumbahan penduduk dapat diminimalkan. Sehingga tingkat kepadatan penduduk yang terjadi juga tidak meningkat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Anton Dajan. 1972. Pengantar Metode Statistik. Jilid 1. Jakarta : LP3ES. BPS. Kota Medan Dalam Angka 2010.

BPS. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2011.

Drafer, N.R dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Lungan Richard. 2006. Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi Enam. Bandung : Tarsito.