Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Dengan Metode Backward Pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo

(1)

MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN REGRESI LINIER

BERGANDA DENGAN METODE

BACKWARD

PADA

KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA

DI TANAH KARO

SKRIPSI

RIA DESRINA SARAGIH

110823013

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

PERSETUJUAN

Judul : MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN

REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN METODE BACKWARD PADA KASUS

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI TANAH KARO

Kategori : SKRIPSI

Nama : RIA DESRINA SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 110823013

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 2013

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si Dra. Mardiningsih, M.Si NIP. 195312181980031003 NIP.196304051988112001

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua.

Prof. Dr. Tulus, Vordipl.Math, M.Si, Ph.D. NIP. 19620901198031002


(3)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode Backward pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo. Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Pembimbing 1 dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA-USU dan kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA-USU Medan, Dekan FMIPA-USU Bapak Dr. Sutarman, M.Sc dan Pembantu Dekan FMIPA-USU, seluruh staff dan dosen Matematika FMIPA-USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada Orangtua saya Bapak JK. Saragih dan Ibu R. Pintubatu dan keluarga yang selama ini yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, 2013 Penulis


(4)

ABSTRAK

Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel . Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah


(5)

ABSTRACT

Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value and co-absence of these variables in the model is based on . Persentacedeterminace of backward method is described 66,09 % with the hypothesis (tolerance) of 5% and the most influential factor of the problem is bad environment Keyword : Method of Backward, Influential to the Increasing Abuse of Drugs


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Tinjauan Pustaka 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Uji Sampel 7

2.2 Regresi Linier Berganda 8

2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward 8 2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 8

2.3.2 Menentukan Nilai masing – masing Variabel X 9

2.3.3 Pemilihan Variabel yang pertama Keluar dari Model 11

2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda kedua 12 2.3.5 Pemilihan Variabel kedua Kedua Keluar dari Model 12 2.4 Membentuk Model Penduga 12 2.5 Koefisien Korelasi Determinasi 13

2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga 13 2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan 13

2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu 13

2.7 Pembuktian Asumsi 14

2.7.1 Asumsi Pertama 14

2.7.2 Asumsi Kedua 14

2.7.3 Asumsi Ketiga 15


(7)

3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 16

3.1.1 Profil Kabupaten Karo 16

3.2 Data 18

3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah 18

3.2.2 Kurangnya Perhatian Orangtua 19

3.2.3 Mudahnya Mendapatkan Narkoba 19

3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko 20

3.3 Pengujian Sampel 22

3.4 Metode Backward 24

3.4.1 Menghitung Koefisien Regresi Ganda antara Y dengan 29

3.4.2 Uji Keberartian Regresi Berganda antara Y dengan 30

3.4.3 Uji Korelasi Parsial Y dan 31

3.4.4 Menghitung Koefisien Regresi Ganda antara Y dengan 34

3.4.5 Uji Keberartian Regresi Berganda antara Y dengan 35

3.4.6 Uji Korelasi Parsial Y dan 36 3.4.7 Menghitung Koefisien Regresi Ganda antara Y dengan 38

3.4.8 Uji Keberartian Regresi Berganda antara Y dengan 39

3.4.9 Uji Korelasi Parsial Y dan 40

3.5 PembentukanPenduga 42

3.5.1 Bentuk Persamaan Penduga 42

3.5.2 Koefisien Korelasi Determinasi 42 Bab 4 Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan 46

4.2 Saran 47


(8)

ABSTRAK

Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel . Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah


(9)

ABSTRACT

Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value and co-absence of these variables in the model is based on . Persentacedeterminace of backward method is described 66,09 % with the hypothesis (tolerance) of 5% and the most influential factor of the problem is bad environment Keyword : Method of Backward, Influential to the Increasing Abuse of Drugs


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Narkoba merupakan bahan aditif yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat mempengaruhi kesadaran, pikiran, dan perilaku yang dapat menimbulkan ketergantungan kepada pemakainya. Bila hal terakhir ini terjadi kepada seseorang, maka dapat dipastikan berakhirlah semua masa depan gemilangnya (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Dampak kejahatan narkoba akan berimbas kepada seluruh anggota keluarga. Merusak tatanan dan tata kramayang ada. Seorang anggota keluarga yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba akan membuat susah seisi rumah. Tidak jarang hilangnya barang - barang berharga dari dalam rumah.Keributan selalu timbul berasal dari perilaku seorang pecandu narkoba. Tidak jarang dari hilangnya barang - barang berharga dari dalam rumah, yang kemudian diketahui dicuri dan dijual dengan murah untuk mendapatkan narkoba oleh salah seorang anggota keluarga(Mastar’ain Tanjung, 2009)

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, saat ini di Tanah Karo marak terjadi penyalahgunaan narkoba, bukan hanya dari warga masyarakat saja namun Kepala Lingkungan dan Pemerintah Daerah juga turut serta dalam melakukan tindakan tersebut. Dalam kehidupan sehari - hari, bukan hal yang baru ketika melihat


(11)

banyak pelajar di Tanah Karo bukannya menuntut ilmu ke sekolah sebagaimana mestinya namun membolos bahkan memakai dan mengedarkan narkoba(www. beritasumut.com).

Tanah karo merupakan salah satu daerah yang menjadi daerah strategis baik dalam pengedaran dan penggunaan narkoba karena merupakan tempat singgah alternatif terdekat baik dari Kota Medan dan Aceh. Tanah Karo menduduki peringkat kedua penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara setelah Kota Medan dan bukan merupakan prestasi yang membanggakan namun sangat mengecewakan, dan masalah narkoba ini sangat mengancam generasi muda di Tanah Karo. Meningkatnya penyalahgunaan narkobadapatterjadi olehfaktor - faktorseperti pendidikan yang kurang baik, tekanan ekonomi, kurangnya perhatian keluarga, lingkungan pergaulan, senang dengan kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba yang membuat peluang meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Kar

Berdasarkan faktor - faktor tersebut,maka penulis ingin menganalisa hubungan antara penyalahgunaan narkoba dengan faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua,senang dengan kegiatan beresiko,dan mudahnya mendapatkan narkoba dengan menggunakan metode backward.Penulis dalam Tugas Akhir ini menggunakan metode backward karena metode backward merupakan metode penentuan model dalam regresi linier berganda di mana dalam metode ini melakukan penyeleksian variabel. Dengan cara meregresikan semua variabel - variabel Xdengan variabel Ysehingga akan diperoleh variabel X yang memiliki pengaruh terbesar pada variabel Y.

Metode backward membahas sejauh mana pengaruh setiap variabel yang ada dalam metode, atau bagaimana pengaruh langsung dari variabel bebas tertentu terhadap variabel tak bebasnya sehingga melalui metode ini penulis akan menganalisa faktor apakah yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo menggunakan metode backward. Dari uraian di atas, penulis mengangkat judul “Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode


(12)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Uji Sampel

Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan data adalah harus diketahui ukuran sampel yang memenuhi untuk di analisa. Untuk menentukan ukuran sampel yang memenuhi untuk di analisa maka

dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf signifikan α = 0,05

Dengan statistik penguji

= (2.1)

keterangan :

= Ukuran sampel yang di perlukan = Ukuran sampel pengambilan

= Data yang di uji

kriteria pengujian adalah di terima ≤ N


(13)

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yaitu :

= + + + . . . + (2.2)

Keterangan :

=penduga penyalahgunaan narkoba

= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba = koefisien regresi

2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward

Metode backward merupakan langkah mundur, semua variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian variabel X di dasarkan pada nilai terkecil dan turut tidaknya variabel X pada model juga ditentukan oleh nilai

2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Lengkap

Menentukan koefisien regresi linier berganda , pada persamaan

= n + + + +…+ (2.3)

Dapat digunakan dengan metode eliminasi dengan rumus sebagai berikut ini:

= + + …+

(2.4) .

. .


(14)

2.3.2 Menentukan nilai dari masing - masing variabel X

Untuk menentukan nilai dari masing - masing variabel X diperlukan tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Analisa Variansi

Sumber

Variansi dk Jumlah Kuadrat

Rata – rata Jumlah Kuadrat Regresi p - 1 JKR

(jumlahkuadratRe gresi)

KTR (kuadrat total regresi)

KTR (kuadrat total regresi) / KTS (kuadrat total sisa)

Sisa n - p JKS

(jumlahkuadratsis a)

KTS (kuadrat total sisa) Total n – 1

JKT (jumlah kuadrat total) = ∑ (2.5) JKR (jumlah kuadrat regresi) =

∑ Y + ∑ Y + ∑ Y + ∑ Y+ ∑ Y (2.6)

KTR (kuadrat total regresi)= (2.7)

KTS (kuadrat total sisa) = (2.8)


(15)

{( ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑ – ∑ )} (2.9) keterangan :

n = total sampel p = jumlah variabel

Kemudian dihitung nilai dari dari masing - masing variabel bebas X dengan menggunakan tabel 2.2 sebagai berikut ini :

Tabel 2.2 Uji Korelasi Parsial

= (2.10)

keterangan :

KTS (kuadrat total sisa) =

= Koefisien regresi = Galat taksiran

No

Koefisien

Regresi Galat baku

1

2

3


(16)

2.3.3 Pemilihan Variabel yang Pertama Keluar dari Model

Variabel yang pertama diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak adalah variabel yang memiliki nilai terkecil pada tabel 2.2, misalnya nilai dari variabel

. Untuk menentukan apakah keluar atau tidak, maka nilai dari nilai variabel di bandingkan dengan nilai , dengan hipotesa sebagai berikut :

adalahregresi antara Y dan tidak signifikan adalahregresi antara Y dan signifikan Keputusan

Bila < maka terima Bila ≥ maka tolak

2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda yang Kedua

Bila ditolak maka proses berakhir dan penduga yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda lengkap. Sebaliknya jika diterima maka langkah selanjutnya adalah membentuk persamaan regresi linier berganda yang memuat semua variabel

. Untuk itu prosedur yang dilakukan adalah melakukan pengeliminasian kembali.

2.3.5 Pemilihan Variabel yang Kedua Keluar dari Model.

Untuk memilih variabel yang keluar dari model didasarkan pada nilai dari variabel bebas yang termuat pada persamaan regresi linier berganda yang kedua,


(17)

proses ini diulang secara berurutan sampai pada akhirnya nilai terkecil dari variabel bebas akan lebih besar dari .

2.4 Membentuk Model Penduga

Apabila proses pengeluaran variabel bebas dari persamaan regresi telah selesai, maka ditetapkan persamaan regresi yang menjadi penduga linier yang diinginkan. Adapun bentuk persamaan penduga pada metode backward adalah

= + ∑ (2.11)

Keterangan :

= Penduga penyalahgunaan narkoba(variabel tidak bebas) = Variabel X yang ada pada persamaan

= Koefisien regresi

2.5 Koefisien Korelasi Determinasi (Indeks Determinasi)

Koefisien korelasi determinasi adalah salah satu nilai statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara variabel dan menyatakan besar proporsi atau sumbangan dari secara bersama - sama terhadap variasi atau naik turunnya nilai Y. Koefisien korelasi determinasi dinyatakan dengan . Harga di peroleh dengan rumus


(18)

Harga yang diperoleh akan sesuai dengan yang dijelaskan masing - masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini berakibat bahwa variabel yang berpengaruh, sebagai penduga digunakan dalam satuan persen dimana persentase variasi penduga tersebut adalah : x 100 %

2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga 2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan

Diterima atau tidaknya suatu penduga yang diperoleh atas besarnya adalah tergantung yang menilainya atau yang membuat keputusan. Suatu penduga sangat baik digunakan bila persentase variasi yang dijelaskan sangat besar (mendekati satu)

2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu (sisa)

Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok apabila ketiga asumsi dipenuhi. Ketiga asumsi itu dibuktikan dengan analisa residu dari penduga yaitu, selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran oleh penduga berdasarkan prediktor observasi

2.7 PembuktianAsumsi 2.7.1 Asumsi Pertama

Rata - rata residu sama dengan nol (0), keberartian dari keadaan ini akan terlihat pada perhitungan dalam tabel 2.3


(19)

Variansi ( ) , keadaan ini akan diuji melalui uji statistika yaitu uji t dengan terlebih dahulu menghitung koefisien Rank Spearman dengan membandingkan harga

dengan . Untuk menguji ini, maka data yang diperlukan dengan tabel 2.3 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Koefisien Korelasi Rank Spearman

No observasi

Penduga ( )

Residu (e)

Rank penduga

Rank residu

1 2 3 4


(20)

- - - -

- - - -

N

Jumlah

Koefisien Korelasi Rank Spearman :

= 1- 6 (2.13)

Keterangan :

= korelasirank spearman

= perbedaan (selisih) rank diberikan oleh dua karakter yang berbeda. n = jumlah observasi

Kemudian diuji dengan menggunakan uji t, dengan cara

(2.14)

= (2.15)

keterangan :

n – 2 = derajat kebebasan

α = taraf nyata hipotesa

Dengan membandingkan terhadap maka di peroleh bila < maka variansi ( = variansi ( ) sehingga variansi seluruh residu adalah sama.


(21)

Asumsi ini akan dibuktikan dengan plot residu yaitu diagram pencar dari residu. Bila plot residu menunjukkan pola tertentu yang beraturan maka asumsi dilanggar, sedangkan bila plot residu menunjukkan pola tidak beraturan maka asumsi dipenuhi yaitu tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini untuk menentukan faktor dominan pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

1.3 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Menggunakan data sekunder dari Polres Tanah Karo dari tahun 2011 s/d 2012 2. Menggunakan satu variabel tidak bebas yaitu Penyalahgunaan narkoba dan

empat variabel bebas yaitu lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua,senang dengan kegiatanberesiko,dan mudahnya mendapatkan narkoba

3. Metode yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi linier berganda pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah Metode backward. 4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk menentukan sejauh mana hubungan fungsional antara variabel - variabel penduga terhadap jumlah penyalahgunaan narkoba yang dianalisa dengan menggunakan metode backward


(22)

1.5 Tinjauan Pustaka

Regresi dapat ditafsirkan sebagai studi ketergantungan suatu variabel tidak bebas pada peubah lainnya. Analisa regresi berguna untuk menelaah dua peubah atau lebih dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui sehingga dalam menerapkannya lebih baik lagi. Dalam penyelesaian persamaan regresi linier berganda ada berbagai macam metode, misalnya dengan metode backward yaitu menyeleksi variabel dengan cara meregresikan semua variabel - variabel X dan Y serta mengeluarkan satu demi satu variabelnya (Khairul Saleh, 2010).

Dalam metode backward, dimulai dengan model yang lengkap kemudian variabel bebas akan di evaluasi, jika ada yang tidak signifikan maka akan di keluarkan yang paling tidak signifikan, dilakukan terus - menerus sampai tidak ada lagi variabel tidak bebas yang tidak signifikan (Forum Statistik, Deny Kurniawan L

Dengan menggunakan metode backward, setiap variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian ini didasarkan pada nilai dari masing - masing variabel X yaitu variabel yang memiliki nilai terkecil dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model yang didasarkan pada (Draper, N . dan Smith, H. 1992).

Model regresi terbaik adalah model yang dapat menjelaskan perilaku variabel respon dengan sebaik - baiknya dengan memilih variabel penjelas dari sekian banyak variabel penjelas yang tersedia dalam data (I Putu Ria Antara, 2012)

Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol bahwa regresi linear melawan hipotesis tandingannya, sedangkan regresi diperiksa melalui pengujian hipotesis nol yang menyatakan koefisien-koefisien regresi (Sudjana, 1992)


(23)

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai penduga jumlah penyalahgunaan narkoba, maka penulis menggunakan metode

backward dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data yang diperoleh dari Polres Tanah Karo

2. Membentuk persamaan regresi linier berganda. Bentuk umum dari persamaan penduga adalah :

Ŷ = + + + . . . +

Keterangan :

Ŷ = penduga penyalahgunaan narkoba

= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba = koefisien regresi

n =banyakvariabel yang diteliti

3. Menentukan nilai dari masing - masing variabel dan menentukan hasil Analisa Variansi dan Uji Korelasi Parsial.

4. Pemilihan variabelyang pertama keluar dari model.

Variabel pertama yang diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak adalah variabel mempunyai harga F parsial terkecil, dengan hipotesa sebagai berikut :

Uji Hipotesa :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan adalah regresi antara Y dan signifikan Keputusan :


(24)

Bila ≥ maka tolak

Keterangan : =

diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS 5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua

6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai variabel bebas yang lebih signifikan

7. Menganalisa residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward

dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan menggunakan Metode Rank Spearman.

= 1- 6 (1.1) Keterangan :

= Metode Rank Spearman

= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda. n = Jumlah observasi

8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.

BAB 3 PEMBAHASAN


(25)

Bila ≥ maka tolak

Keterangan : =

diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS 5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua

6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai variabel bebas yang lebih signifikan

7. Menganalisa residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward

dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan menggunakan Metode Rank Spearman.

= 1- 6 (1.1) Keterangan :

= Metode Rank Spearman

= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda. n = Jumlah observasi

8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.

BAB 3 PEMBAHASAN


(26)

Penulis menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Polres Tanah Karo, adapun yang diperoleh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah sebagai berikut :

3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah

Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupannya, karena lingkungan yang baik akan menghasilkan seseorang yang berperilaku baik juga. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah dapat memicu seseorang menjadi pemakai bahkan menjadi pengedar gelap narkoba. Menurut informasi yang di peroleh penulis dari Polres Tanah Karo, lingkungan pergaulan yang salah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, lingkungan pergaulan yang salah dapat melingkupi seperti bergaul dengan teman atau komunitas yang senang memakai narkoba ini biasanya terjadi dengan berteman pada teman sebaya, pergi ke tempat yang memiliki transaksi tukar menukar narkoba yang besar seperti berkunjung ke tempat hiburan seperti kafe, diskotik, karaoke dan tempat - tempat kumuh seperti pondok - pondok yang dijadikan transaksi, bahkan memiliki pergaulan yang malas sekolah bahkan putus sekolah, dan hidup dalam lingkungan yang salah sehingga terbentuklah komunitas yang di rasa cocok dengan si pelaku penyalahgunaan narkoba tersebut.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena faktor lingkungan pergaulan yang salah pada Januari 2011 adalah sebanyak 23 kasus yaitu data yang diperoleh dari tindak pidana narkoba pada tempat - tempat sebagai tukar - menukar narkoba seperti pondok - pondok kumuh, tempat hiburan malam yang diakumulasikan setiap bulannya jika ada kasus tindak pidana tersebut.

Menurut teori Waddington, mengenai “develope mental land scape”, jika seorang di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka sulitlah bagi kalangan tersebut untuk mengubah pengaruhnya, terlebih lagi jika lingkungan itu sangat kuat


(27)

mempengaruhi orang tersebut. Dengan demikian untuk mencegah penggunaan narkoba, maka land scape (lingkungan) harus baik juga. Faktor penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo akibat pergaulan yang salah ini diukur dengan satuan orang

3.2.2 Kurangnya Perhatian Orang tua

Buruknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orang tuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga yang sedang bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat anak menjadi orang yang temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini, mereka berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani, peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya.

Data yang di peroleh Penulis dari Polres Tanah Karobahwasanya kurangnya perhatian orang tua mempengaruhi penggunaan narkoba di Tanah Karo, banyak dari orang tua si pengguna narkoba tidak mempedulikan anaknya, sibuk dengan pekerjaan atau bisnisnya sendiri. Bahkan tidak mau tau akan aktivitas si anak tersebut sehingga kurangnya pengawasan terhadap si anak tersebut. Informasi yang diperoleh penulis dari Polres Tanah Karo penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo juga dapat terjadi karena dari keluarga si pelaku penyalahgunaan tersebut ada yang memakai atau pun menjadi pengedar baik itu orang tua atau saudaranya sendiri. Faktor penyalahgunaan narkoba karena kurangnya perhatian orang tua diukur dengan satuan keluarga

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena faktor kurangnya perhatian orangtua pada Januari 2011 sebanyak 36 kasus yaitu karena orangtua yang sibuk bekerja dan tidak memperdulikan anaknya, orangtua yang suka memukul anaknya sehingga menjadi pemakai narkoba karena masalah - masalah dalam keluarga, jumlah kasus ini diakumulasikan setiap bulannya


(28)

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir setiap orang dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk.Semakin banyak masuknya narkoba melaui bandar udara, pelabuhan-pelabuhan, bahkan melalui transportasi darat. Menurut informasi yang penulis peroleh dari Polres Tanah Karo maraknya penggunaan narkoba di Tanah Karo adalah karena begitu mudahnya mendapatkan narkoba di Tanah Karo, penyebaran pengedar narkoba bukan hanya di kalangan anak sekolah maupun mahasiswa tetapi, di Kalangan Pejabat dan Anggota Kepolisian dan TNI juga sudah bertindak sebagai Pengedar Narkoba di Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba diukur dengan satuan kasus.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena faktor mudahnya mendapatkan narkoba pada Januari 2011 adalah sebanyak 42 kasus diperoleh dari jawaban tersangka ketika diintrogasi pihak yang berwajib yaitu mudahnya mendapatkan narkoba karena sudah begitu banyak akses dan bandar narkoba. Kasus penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba diakumulasikan setiap bulannya.

3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko

Senang kegiatan beresiko merupakan faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri. Dengan terlihat hebat maka akan menimbulkan kepuasan diri dalam hidupnya. Di Tanah Karo kegiatan beresiko banyak sekali di temukan seperti adanya sekelompok orang yang ikut dalam balap liar, olahraga ekstrim dan kegiatan ekstrim untuk kekebalan tubuh bahkan menggunakan narkoba untuk lebih percaya diri. Menurut Polres Tanah Karo si pengguna memakai narkoba untuk lebih meningkatkan kualitas diri demikianlah


(29)

banyak terjadi di Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena senang kegiatan beresiko di ukur dengan satuan kegiatan.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena faktor senang dengan kegiatan beresiko pada Januari 2011 diperoleh sebanyak 17 kasus, dan pada Januari 2012 sebanyak 26 kasus, hasil perhitungan tersebut diperoleh dari akumulasi setiap bulannya

Berdasarkan data yang di peroleh dari Kantor Kepolisian Resort Tanah Karo Jumlah penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah seperti tabel 3.2

Tabel 3.2 Jumlah Penyalahgunaan Narkoba dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya.

No Tahun Bulan

Penyalahgunaan narkoba (Y)

Lingkungan pergaulan yang salah

Kurangnya perhatian

orangtua

Mudahnya mendapatkan

narkoba

Senang kegiatan beresiko

( ) ( ) ( (


(30)

2 Februari 122 26 28 52 16

3 Maret 128 25 32 49 20

4 April 138 20 38 50 25

5 Mei 140 29 29 36 40

6 Juni 100 22 25 28 21

7 Juli 120 21 35 30 30

8 Agustus 123 23 25 39 30

9 September 135 30 38 35 30

10 Oktober 110 20 20 38 30

11 November 125 32 29 38 24

12 Desember 112 20 34 23 32

13 2012 Januari 125 30 45 20 26

14 Februari 127 37 32 30 26

15 Maret 144 45 35 33 30

16 April 150 32 42 32 42

17 Mei 162 57 46 29 28

18 Juni 172 60 42 40 25

19 Juli 166 62 60 24 20

20 Agustus 152 32 39 32 47

21 September 164 36 46 36 43

22 Oktober 172 45 38 40 44

23 November 160 33 41 42 40

24 Desember 182 45 37 45 53

SUMBER DATA : POLRES TANAH KARO

Berdasarkan tabel 3.2, maka lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua, mudahnya mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan beresiko bersama - sama mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo sehingga jumlah penyalahgunaan narkoba meupakan variabel tidak bebasdan lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua, mudahnya mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan beresiko merupakan variabel bebas


(31)

Faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Tahun 2011diperolehsebanyak 118 kasus di Januari 2011 diperoleh dari 23 kasus tindak pidana narkoba karena faktor lingkungan pergaulan yang salah, 36 kasus karena kurangnya perhatian orangtua, masalah ekonomi sebanyak 0 kasus, mudahnya mendapatkan narkoba sebanyak 42 kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 17 kasus dan 0 kasus karena malas belajar dan sekolah. Pada Januari 2012 ada sebanyak 125 kasus diperoleh dari 30 kasus tindak pidana narkoba karena faktor lingkungan pergaulan yang salah, 45 kasus karena kurangnya perhatian orangtua, masalah ekonomi sebanyak 2 kasus, mudahnya mendapatkan narkoba sebanyak 20 kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 26 kasus dan 2 kasus karena malas belajar dan sekolah, demikian selanjutnya data terdapat pada lampiran

3.3 Pengujian Sampel

Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan data adalah harus diketahui untuk dianalisa. Untuk menentukan ukuran sampel memenuhi untuk dianalisa, maka dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf

signifikan α = 0.5.


(32)

: Ukuran sampel telah memenuhi syarat : Ukuran sampel tidak memenuhi syarat

Pengujian sampel dapat dihitung dengan rumus :

= (3.1)

Keterangan :

: Ukuran sampel yang di perlukan : Ukuran sampel pengambilan

: Data yang di uji

kriteria pengujian : di terima ≤ N

Untuk memudahkan perhitungan maka digunakan tabel 3.3 sebagai berikut ini :


(33)

No ( )

1 118 13.924 2 122 14.884 3 128 16.384 4 138 19.044 5 140 19.600 6 100 10.000 7 120 14.400 8 123 15.129 9 135 18.225 10 110 12.100 11 125 15.625 12 112 12.544 13 125 15.625 14 127 16.129 15 144 20.736 16 150 22.500 17 162 26.244 18 172 29.584 19 166 27.556 20 152 23.104 21 164 26.896 22 172 29.584 23 160 25.600 24 182 33.124

3.347 478.541

Sehingga dari hasil perhitungan diatas diperoleh : N = 24


(34)

= 478.541

maka uji sampelnya yaitu :

=

=

= = = 10,08

Dengan nilai < N (10,08 < 24) dan sesuai dengan kriteria ujinya, maka diterima sehingga data inimemenuhi kriteria untuk dianalisa.

3.4 Metode Backward

Drapper dan Smith (1992) menyatakan bahwa salah satu metode pemilihan persamaan regresi terbaik adalah metode eliminasi langkah mundur (backward). Eliminasi langkah mundur mulai dengan regresi terbesar dengan menggunakan semua variabel bebas (X) dan secara bertahap mengurangi banyaknya variabel di dalam persamaan sampai suatu keputusan dicapai untuk menggunakan persamaan yang diperoleh dengan jumlah variabel tertentu. Metode eliminasi langkah mundur mencoba memeriksa hanya regresi terbaik yang mengandung sejumlah tertentu variabel bebas (X).

Langkah awal yakni dengan menghitung koefisien regresi maka terlebih dahulu dilakukan tabel penggandaan antara variabel yaitu tabel penggandaan suatu variabel dengan variabel lain.


(35)

Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas) = Lingkungan pergaulan yang salah

= Kurangnya perhatian orangtua = Mudahnya mendapatkan narkoba = Senang kegiatan beresiko


(36)

Tabel 3.4 Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain

NO

1 118 23 36 42 17 529 1.296 1.764 289

2 122 26 28 52 16 676 784 2.704 256

3 128 25 32 49 20 625 1.024 2.401 400 4 138 20 38 50 25 400 1.444 2.500 625 5 140 29 29 36 40 841 841 1.296 1.600

6 100 22 25 28 21 484 625 784 441

7 120 21 35 30 30 441 1.225 900 900

8 123 23 25 39 30 529 625 1.521 900

9 135 30 38 35 30 900 1.444 1.225 900

10 110 20 20 38 30 400 400 1.444 900

11 125 32 29 38 24 1.024 841 1.444 576 12 112 20 34 23 32 400 1.156 529 1.024

13 125 30 45 20 26 900 2.025 400 676

14 127 37 32 30 26 1.369 1.024 900 676 15 144 45 35 33 30 2.025 1.225 1.089 900 16 150 32 42 32 42 1.024 1.764 1.024 1.764 17 162 57 46 29 28 3.249 2.116 841 784 18 172 60 42 40 25 3.600 1.764 1.600 625 19 166 62 60 24 20 3.844 3.600 576 400 20 152 32 39 32 47 1.024 1.521 1.024 2.209 21 164 36 46 36 43 1.296 2.116 1.296 1.849 22 172 45 38 40 44 2.025 1.444 1.600 1.936 23 160 33 41 42 40 1.089 1.681 1.764 1.600 24 182 45 37 45 53 2.025 1.369 2.025 2.809


(37)

Sambungan Tabel 3.4Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain

No

1 828 966 391 2.714 1.512 612 4.248 714 4.956 2.006 2 728 1.352 416 3.172 1.456 448 3.416 832 6.344 1.952 3 800 1.225 500 3.200 1.568 640 4.096 980 6.272 2.560 4 760 1.000 500 2.760 1.900 950 5.244 1.250 6.900 3.450 5 841 1.044 1.160 4.060 1.044 1.160 4.060 1.440 5.040 5.600

6 550 616 462 2.200 700 525 2.500 588 2.800 2.100

7 735 630 630 2.520 1.050 1.050 4.200 900 3.600 3.600 8 575 897 690 2.829 975 750 3.075 1.170 4.797 3.690 9 1.140 1.050 900 4.050 1.330 1.140 5.130 1.050 4.725 4.050 10 400 760 600 2.200 760 600 2.200 1.140 4.180 3.300 11 928 1.216 768 4.000 1.102 696 3.625 912 4.750 3.000 12 680 460 640 2.240 782 1.088 3.808 736 2.576 3.584 13 1.350 600 780 3.750 900 1.170 5.625 520 2.500 3.250 14 1.184 1.110 962 4.699 960 832 4.064 780 3.810 3.302 15 1.575 1.485 1.350 6.480 1.155 1.050 5.040 990 4.752 4.320 16 1.344 1.024 1.344 4.800 1.344 1.764 6.300 1.344 4.800 6.300 17 2.622 1.653 1.596 9.234 1.334 1.288 7.452 812 4.698 4.536 18 2.520 2.400 1.500 10.320 1.680 1.050 7.224 1.000 6.880 4.300 19 3.720 1.488 1.240 10.292 1.440 1.200 9.960 480 3.984 3.320 20 1.248 1.024 1.504 4.864 1.248 1.833 5.928 1.504 4.864 7.144 21 1.656 1.296 1.548 5.904 1.656 1.978 7.544 1.548 5.904 7.052 22 1.710 1.800 1.980 7.740 1.520 1.672 6.536 1.760 6.880 7.568 23 1.353 1.386 1.320 5.280 1.722 1.640 6.560 1.680 6.720 6.400 24 1.665 2.025 2.385 8.190 1.665 1.961 6.734 2.385 8.190 9.646


(38)

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis regresi linier berganda dengan metode backwardpada SPSS 17 adalah sebagai berikut:

1. Klik Analyze.

2. Pilih Regression, Liniear.

3. Masukkan variabel dependen (Y) ke dalam kotak Dependent.

4. Masukkan variabel bebas(X1,X2,X3, danX4) ke dalam kotak Independent.

5. Pada bagian Method, pilih Backward.

6. Pilih Options, kemudian pilih Use Probability of Fpada bagian Stepping Method Criteria, untuk tingkat signifikansi isi 0,05 pada entry dan 0,1 pada

removal. Pilih continue.

7. Pada bagian Statistics, pilih Covariance Matrix dan Collinearity diagnostics. Pilih continue.

8. Pada bagian Plot, masukkan Zpred ke dalam kotak Y dan masukkan Sresid ke dalam kotak X, pilih Histrogram dan Normal probability plot. Pilih continue. 9. Pada bagian Save, pilih Unstandardized Residuals, pilih continue.

10.Pada toolbar menu, pilih Transform, Compute Variable. Ketikkan nama variabel absut pada kotak Target Variable. Pada kotak Function Group pilih

All, lalu muncul Abs pindahkan ke kotak Numeric Expression. Pindahkan

Unstandardized residual ke Numeric Expression. Akan muncul variabel absut di halaman Data View. Kemudian uji variabel absut dengan menjadikannya variabel dependen.

11.Pilih ok.

Sebelum memulai dengan menggunakan SPSS, maka penulis akan menghitung dengan cara manual, dengan menggunakan n = 4 dengan variabel - variabel sebagai sebagai berikut dalam tabel 3.5.

Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas) = Lingkungan pergaulan yang salah

= Kurangnya perhatian orangtua = Mudahnya mendapatkan narkoba


(39)

= Senang kegiatan beresiko .

Tabel 3.5 Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain

No

1 118 23 36 42 17 828 966 391 2.714 1.512 612 4.248 714 4.956 2.006 2 122 26 28 52 16 728 1.352 416 3.172 1.456 448 3.416 832 6.344 1.952 3 128 25 32 49 20 800 1.225 500 3.200 1.568 640 4.096 980 6.272 2.560 4 138 20 38 50 25 760 1.000 500 2.760 1.900 950 5.244 1.250 6.900 3.450


(40)

3.4 Perhitungan dengan Menggunakan SPSS

3.5.1 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dengan

Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.9berikut ini :

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.9 tersebut maka dapat diperoleh nilai koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 3,507 = 0,988

Tabel 3.9 Koefisien Regresi berganda antara dengan

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.507 2.999 1.170 .257

Lingkungan Pergaulan

yang Salah .988 .040 .555 24.630 .000

Kurangnya Perhatian

Orangtua .958 .062 .361 15.347 .000

Mudahnya

Mendapatkan Narkoba .985 .048 .365 20.540 .000 Senang Kegiatan

Beresiko 1.058 .038 .466 27.612 .000


(41)

= 0,958 = 0,985 = 1,058

= 3,507 + 0,988 + 0,958 + 0,985 + 1,058

1.5.2 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Regression 11711.466 4 2927.867 890.181 .000a

Residual 62.492 19 3.289

Total 11773.958 23

a. Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba, lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua b. Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.6 dengan taraf nyata di pilih 0,05 diperoleh = = 2,80 dan nilai dari = 890,181. Dengan Hipotesa sebagai berikut :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan adalah regresi antara Y dan signifikan


(42)

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.11.

3.5.3 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Uji Korelasi Parsial antara dengan , dapat diperoleh seperti tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Penyalahguna an Narkoba Lingkunga n Pergaulan yang Salah Kurangn ya Perhatian Orangtua Mudahnya Mendapatkan Narkoba Senang Kegiata n Beresik o Spearma n's Penyalahguna an Narkoba Correlatio n Coefficien t

1.000 .837** .707** .158 .439*

Sig.

(2-tailed) . .000 .000 .461 .032

N 24 24 24 24 24

Lingkungan Pergaulan yang Salah Correlatio n Coefficien t


(43)

Sig.

(2-tailed) .000 . .002 .678 .383

N 24 24 24 24 24

Kurangnya Perhatian Orangtua Correlatio n Coefficien t

.707** .609** 1.000 -.233 .216

Sig.

(2-tailed) .000 .002 . .273 .310

N 24 24 24 24 24

Mudahnya Mendapatkan Narkoba Correlatio n Coefficien t

.158 -.089 -.233 1.000 -.094

Sig.

(2-tailed) .461 .678 .273 . .662

N 24 24 24 24 24

Senang Kegiatan Beresiko Correlatio n Coefficien t

.439* .187 .216 -.094 1.000

Sig.

(2-tailed) .032 .383 .310 .662 .

N 24 24 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.11 dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α


(44)

2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan antara variabel X2 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

3. Koefisien korelasi antara mudahnya mendapatkan narkoba (X3) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y)adalah sebesar 0,158 yang berarti hubungan antara variabel X3 dan Y sangat tidak erat dan tidak signifikan. Signifikansi

koefisien korelasi tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih besar dari α (0,461 > 0,05).

4. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

, pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 ANOVA antara Y dengan ,

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Lingkungan

Pergaulan

Between


(45)

yang Salah Within

Groups 114.500 2 57.250

Total 3717.958 23

Kurangnya Perhatian Orangtua

Between

Groups 1535.333 21 73.111 1.075 .590 Within

Groups 136.000 2 68.000

Total 1671.333 23

Mudahnya Mendapatka n Narkoba

Between

Groups 1456.958 21 69.379 .857 .669 Within

Groups 162.000 2 81.000

Total 1618.958 23

Senang Kegiatan Beresiko

Between

Groups 2101.458 21 100.069 1.097 .583 Within

Groups 182.500 2 91.250

Total 2283.958 23

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh = 3,42 dan nilai F pada tabel 3.12 yang terkecil adalah 0,857 ( , hal ini berarti faktor mudahnya mendapatkan narkoba ( keluar dari model persamaan regresi.


(46)

3.5.4 Menghitung Koefisien Regresi Berganda dan ,

Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.13 berikut ini :

Tabel 3.13 Koefisien Regresi berganda antara dengan

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardiz ed Coefficien

ts

t Sig.

B

Std.

Error Beta

(Constant) 50.71

7 9.042 5.609 .000

Lingkungan Pergaulan yang

Salah 1.040 .188 .584 5.535 .000

Kurangnya Perhatian

Orangtua .579 .280 .218 2.069 .052

Senang Kegiatan Beresiko 1.065 .180 .469 5.921 .000

Dependent Variable: Penyalahgunaan Narkoba

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.13 tersebut maka dapat diperoleh nilai koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 50,717 = 1,040 = 0,579 = 1,065


(47)

= 50,717 + 1,040 + 0,579 + 1,065

3.5.5 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.14 berikut ini :

Tabel 3.14 Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 10323.879 3 3441.293 47.463 .000a

Residual 1450.080 20 72.504

Total 11773.958 23

Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, kurangnya perhatian orangtua, lingkungan pergaulan yang salah

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 4.0 dengan taraf nyata di pilih 0,05 diperoleh = = 3,03 dan nilai dari = 47,463. Dengan Hipotesa sebagai berikut :


(48)

adalah regresi antara Y dan signifikan

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.15

3.5.6 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Uji Korelasi Parsial antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Correlations

Penyalahguna an Narkoba

Lingkun gan Pergaula

n yang Salah

Kurangnya Perhatian Orangtua

Senang Kegiatan Beresiko Spearman'

s

Penyalahguna an Narkoba

Correlation

Coefficient 1.000 .837

**

.707** .439* Sig.


(49)

N 24 24 24 24 Lingkungan

Pergaulan yang Salah

Correlation

Coefficient .837 **

1.000 .609** .187 Sig.

(2-tailed) .000 . .002 .383

N 24 24 24 24

Kurangnya Perhatian Orangtua

Correlation

Coefficient .707

** .609**

1.000 .216 Sig.

(2-tailed) .000 .002 . .310

N 24 24 24 24

Senang Kegiatan Beresiko

Correlation

Coefficient .439 *

.187 .216 1.000 Sig.

(2-tailed) .032 .383 .310 .

N 24 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.15dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan antara variabel X2 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi


(50)

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

3. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

pada tabel 3.16

Tabel 3.16 ANOVA antara Y dengan ,

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Lingkungan Pergaulan yang Salah

Between

Groups 3603.458 21 171.593 2.997 .280 Within

Groups 114.500 2 57.250

Total 3717.958 23 Kurangnya

Perhatian Orangtua

Between

Groups 1535.333 21 73.111 1.075 .590 Within

Groups 136.000 2 68.000

Total 1671.333 23 Senang

Kegiatan Beresiko

Between

Groups 2101.458 21 100.069 1.097 .583 Within

Groups 182.500 2 91.250


(51)

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh = 3,42 dan nilai F pada tabel 3.16 yang terkecil adalah 1,075 ( , hal ini berarti faktor kurangnya perhatian orangtua ( keluar dari model persamaan regresi.

3.5.7 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dan ,

Koefisien regresi Berganda antara dan , dapat diperoleh seperti tabel 3.17 berikut ini :

Tabel 3.17Koefisien Regresi berganda antara dengan ,

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 62.526 7.539 8.294 .000

Lingkungan Pergaulan

yang Salah 1.297 .151 .729 8.566 .000

Senang Kegiatan

Beresiko 1.085 .193 .478 5.618 .000

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.17 maka dapat diperoleh nilai koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 62,526 = 1,297 = 1,085


(52)

3.5.8Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.18 berikut ini :

Tabel 3.18 Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 10013.651 2 5006.825 59.730 .000a

Residual 1760.307 21 83.824

Total 11773.958 23

Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, lingkungan pergaulan yang salah

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.18 dengan taraf nyata di pilih 0,05 diperoleh = = 3,42 dan nilai dari = 59,730. Dengan Hipotesa sebagai berikut :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan adalah regresi antara Y dan signifikan

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.19


(53)

Tabel 3.19Uji Korelasi Parsial antara dengan Penyalahgu naan Narkoba Lingkungan Pergaulan yang Salah Senang Kegiatan Beresiko Spearman' s Penyalahguna an Narkoba Correlation

Coefficient 1.000 .837

**

.439*

Sig. (2-tailed) . .000 .032

N 24 24 24

Lingkungan Pergaulan yang Salah

Correlation

Coefficient .837

**

1.000 .187

Sig. (2-tailed) .000 . .383

N 24 24 24

Senang Kegiatan Beresiko

Correlation

Coefficient .439

*

.187 1.000

Sig. (2-tailed) .032 .383 .

N 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.19dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

2. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi


(54)

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

pada tabel 3.20

Tabel 3.20ANOVA antara Y dengan ,

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Lingkungan

Pergaulan yang Salah

Between Groups 3603.458 21 171.593 2.997 .280 Within Groups 114.500 2 57.250

Total 3717.958 23

Senang Kegiatan Beresiko

Between Groups 2101.458 21 100.069 1.097 .583 Within Groups 182.500 2 91.250

Total 2283.958 23

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh = 3,42 dan nilai F pada tabel 3.20 yang terkecil adalah 1,097 ( , hal ini berarti faktor senang kegiatan beresiko ( keluar dari model persamaan regresi.

3.6 Pembentukan Penduga

3.6.1 Bentuk Persamaan Penduga

Diantara empat variabel yang diteliti ternyata hanya 2 variabel yang termasuk kedalam persamaan penduga yaitu dan maka berikutnya akan diperoleh persamaan regresi berganda.


(55)

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward yang di peroleh dari persamaan regresi ganda antara Y dan dan adalah

= 62,526 + 1,297 + 1,085

3.6.2 Koefisien Korelasi Determinasi

Koefisien korelasi determinasi yang terbentuk oleh metode backward adalah

= x 100%

= x 100%

= 66,09 %

Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 66,09%, sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model).

3.6.3 Analisa Residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.


(56)

Tabel 3.21Rank Spearman dan Residu No Y

e Rank Rank e d ( – e)

1 118 127,547 -9,547 9 7 2 4

2 122 125,53 -3,53 6 12 -6 36

3 128 127,093 0,907 8 15 7 47

4 138 125,556 12,444 7 19 -12 144

5 140 129,525 10,475 10 18 -8 64

6 100 119,09 -19,09 2 2 0 0

7 120 124,661 -4,661 5 10 -5 25

8 123 120,199 2,801 3 16 -13 169

9 135 136,646 -1,646 12 13 -1 1

10 110 113,532 -3,532 1 11 -10 100

11 125 132,852 -7,852 11 8 3 9

12 112 122,884 -10,884 4 5 -1 1

13 125 141,322 -16,322 15 3 12 144

14 127 140,401 -13,401 14 4 10 100

15 144 151,277 -7,277 19 9 10 100

16 150 141,536 8,464 16 17 -1 1

17 162 171,933 -9,933 22 6 16 256

18 172 172,588 -0,588 23 14 9 81

19 166 186,83 -20,83 24 1 23 529

20 152 139,532 12,468 13 20 -7 49

21 164 148,644 15,356 18 21 -3 9

22 172 153,281 18,719 21 23 -2 4

23 160 141,977 18,023 17 22 -5 25

24 182 152,613 29,387 20 24 -4 16


(57)

a. Asumsi pertama dipenuhi karena dari perhitungan pada tabel 3.21 nilai dari rata - rata residu = 0

b. Asumsi kedua juga dipenuhi pembuktian asumsi kedua diperoleh dengan menguji menggunakan Metode Rank Spearman :

= 1- 6

= 1 – 6 = 1 – 6 = = 0,168

=

=

= = 0,79

Nilai dari n = 24 dan menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh nilai dari

adalah = 1,72 sehingga nilai dari < maka asumsi kedua dipenuhi yang berarti nilai variansi seluruh residu adalah sama


(58)

c. Asumsi ke tiga

Gambar 3.1 Uji heteroskedastisitas

Dari gambar 3.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi faktor apakah yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo berdasarkan variabel bebasnya.


(59)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari empat faktor yang diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, maka ada dua faktor penduga yang sangat mempengaruhi yaitu lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko

Persamaan penduga yang terbentuk dari metode backward adalah

= 62,526 + 1,297 + 1,085

= Lingkungan pergaulan yang salah = Senang dengan kegiatan beresiko

Berdasarkan pembahasan terhadap penduga tersebut maka, penduga tersebut cukup baik untuk dipergunakan. Pembahasan tersebut adalah


(60)

1. Persentase yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan hipotesa (taraf nyata) sebesar 5 % yang berarti bahwa variansi nilai yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 66,09%, sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model).

2. Faktor yang paling berpengaruh dari 2 penduga yang ada dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko

4.2 Saran

Saran dari penulis adalah dalam menggunakan metode backward sebaiknya men ggunakan variabel yang lebih banyak agar dapat diperlihatkan secara sistematis penduga yang dihasilkan oleh metode backward dan menghasilkan variabel yang lebih signifikan


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Antara Ria I Putu. 2012. Jurnal Ekonomi. Peramalan Pemasaran dengan Metode Regresi Terbaik.

Hasan M. Iqbal. 1999. Pokok - Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksara

Isnaini Dewi. 2012. Jurnal Sains dan Seni. Permodelan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Surabaya Selatan Terkait Keberadaan Supermarket

Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Universitas Gajah Mada

Khairul Saleh. 2010. Jurnal Eksakta Biagrotek. Penyeleksian Variabel dengan Prosedur Regresi Bertahap

N.R drapper and H. Smith. 1992. Analisa Regresi Terapan. edisi kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Paksi Wicaksono. 2010. Jurnal Teknik Informatika. Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward dan Backward

Sembiring. R.K. 1995. Analisa Regresi. Bandung : ITB

Sudjana. 1992. Metode Statistika,Tarsito. Bandung

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2011.Analisis Data untuk Riset Manajemen dan bisnis. Medan :USU Press

Tanjung, H. Mastar’Ain. 2009. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta : Harian Letupan - Indonesia,


(62)

(1)

a. Asumsi pertama dipenuhi karena dari perhitungan pada tabel 3.21 nilai dari rata - rata residu = 0

b. Asumsi kedua juga dipenuhi pembuktian asumsi kedua diperoleh dengan menguji menggunakan Metode Rank Spearman :

= 1- 6

= 1 – 6

= 1 – 6 = = 0,168

=

=

= = 0,79

Nilai dari n = 24 dan menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh nilai dari

adalah = 1,72 sehingga nilai dari < maka asumsi kedua dipenuhi yang berarti nilai variansi seluruh residu adalah sama


(2)

c. Asumsi ke tiga

Gambar 3.1 Uji heteroskedastisitas

Dari gambar 3.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi faktor apakah yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo berdasarkan variabel bebasnya.


(3)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari empat faktor yang diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, maka ada dua faktor penduga yang sangat mempengaruhi yaitu lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko

Persamaan penduga yang terbentuk dari metode backward adalah

= 62,526 + 1,297 + 1,085

= Lingkungan pergaulan yang salah = Senang dengan kegiatan beresiko

Berdasarkan pembahasan terhadap penduga tersebut maka, penduga tersebut cukup baik untuk dipergunakan. Pembahasan tersebut adalah


(4)

1. Persentase yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan hipotesa (taraf nyata) sebesar 5 % yang berarti bahwa variansi nilai yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 66,09%, sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model).

2. Faktor yang paling berpengaruh dari 2 penduga yang ada dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko

4.2 Saran

Saran dari penulis adalah dalam menggunakan metode backward sebaiknya men ggunakan variabel yang lebih banyak agar dapat diperlihatkan secara sistematis penduga yang dihasilkan oleh metode backward dan menghasilkan variabel yang lebih signifikan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Antara Ria I Putu. 2012. Jurnal Ekonomi. Peramalan Pemasaran dengan Metode Regresi Terbaik.

Hasan M. Iqbal. 1999. Pokok - Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksara

Isnaini Dewi. 2012. Jurnal Sains dan Seni. Permodelan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Surabaya Selatan Terkait Keberadaan Supermarket

Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Universitas Gajah Mada Khairul Saleh. 2010. Jurnal Eksakta Biagrotek. Penyeleksian Variabel dengan

Prosedur Regresi Bertahap

N.R drapper and H. Smith. 1992. Analisa Regresi Terapan. edisi kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Paksi Wicaksono. 2010. Jurnal Teknik Informatika. Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward dan Backward

Sembiring. R.K. 1995. Analisa Regresi. Bandung : ITB Sudjana. 1992. Metode Statistika,Tarsito. Bandung

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2011.Analisis Data untuk Riset Manajemen dan bisnis. Medan :USU Press

Tanjung, H. Mastar’Ain. 2009. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta : Harian Letupan - Indonesia,


(6)