Pencernaan dan Absorpsi

7.3 Pencernaan dan Absorpsi

Hampir semua makanan yang dimakan harus dirombak dulu sebelum dapat dimanfaatkan oleh unggas. Digesti mereduksi makanan menjadi hasil-hasil sederhana yang larut dalam air, melalui serangkaian reaksi-reaksi hidrolisis. Reaksi itu memecah polimer besar yang berantai panjang menjadi molekul-molekul komponennya yang cukup kecil untuk diabsorpsi melalui dinding usus ke dalam darah. Reaksi itu dikatalisasi oleh enzim-enzim pencernaan yang tergolong hidrolase. Proses digesti dapat dibagi atas tingkat primer, sekunder dan tertier atau dalam fisis, kimiawi dan biologis.

Fisis adalah deglutisi dan mastikasi, kimiawi meliputi reaksi dengan asam dan empedu, biologis merupakan hidrolisis oleh enzim, terbagi atas : karbohidrat, menjadi dextrin, oligosakarida (primer), disakarida, trisakarida (sekunder), monosakarida (tertier). Protein, menjadi polipeptida (primer), peptida (sekunder), asam amino (tertier). Lemak, menjadi digliserida, monogliserida, asam lemak (primer), monogliserida, asam lemak (sekunder), gliserol, asam lemak (tertier). Kondisi dalam inglucies baik untuk pencernaan dan isinya dikerjai oleh enzim-enzim dari 3 sumber, termasuk amilase saliva, enzim yang berasal dari tumbuhan dalam makanan (amilase dan invertase) dan enzim-enzim bakteria. Kondisi dalam tembolok cocok bagi pertumbuhan bakteria dan yang paling besar jumlahnya adalah lactobacilli. Sampai 25% dari amilum dapat dihidrolisis dalam tembolok menjadi oligosakarida, maltotriosa dan maltosa. Sakarosa dengan cepat dipecah dalam tembolok menjadi glukosa dan fruktosa. Laktobacilli mengubah gula-gula ini menjadi asam laktat, asam asetat, CO2 dan ethanol. Hasil ini menurunkan pH isi tembolok

dari netral menjadi sekitar 4,5 dalam waktu 6-8 jam. Beberapa hasil digesti dapat diabsorpsi dari tembolok, tetapi hanya dengan jalan diffusi karena epithelia tembolok tak beradaptasi untuk absorpsi

secara transport aktif. Pencernaan protein tingkat pertama terjadi dalam proventrikulus dan empedal. Bagian luar bolus makanan cepat diasamkan, tetapi bagian dalam lebih lambat. pH optimum bagi pepsin adalah 2,0 dan asam menghidrolisis sakarosa dan beberapa polimer fruktose. Bahan makanan hanya tinggal sebentar dalam proventrikulus sebelum memasuki empedal, tetapi dapat keluar masuk beberapa kali. Kerja gerus secara transport aktif. Pencernaan protein tingkat pertama terjadi dalam proventrikulus dan empedal. Bagian luar bolus makanan cepat diasamkan, tetapi bagian dalam lebih lambat. pH optimum bagi pepsin adalah 2,0 dan asam menghidrolisis sakarosa dan beberapa polimer fruktose. Bahan makanan hanya tinggal sebentar dalam proventrikulus sebelum memasuki empedal, tetapi dapat keluar masuk beberapa kali. Kerja gerus

7.3.1 Pencernaan Karbohidrat

Amilum yang masih tinggal setelah digesti amilase saliva, diserang oleh amilase pankreas dan kedua tipe polimer glukosa, amilase dan amilopektin dipecah menjadi dextrin, maltose dan glukose. Hidrolisis berlangsung pada permukaan sel epithelium, yang juga bertindak sebagai katalisator. Sambungan cabang amilopektin dan dextrin dipecah oleh enzim spesifik, oligo-1,6-glukosidase dan oligosakarida linier yang tinggal diserang oleh amilase, membebaskan maltose dan glukose. Disakarida seperti maltose dan sakarose dipecah menjadi gula oleh disakaridase dalam mikrovilli (brush border). Enzim-enzim itu membentuk bagian dari membrana dan hasil-hasil dari hidrolisisnya, yaitu gula-gula bebas, tidak dilepaskan ke dalam lumen intestinum, yang akan dapat digunakan oleh mikroorganisme, tetapi diangkut langsung ke dalam sel-sel epithelia dan dari sana via jaringan kapiler, venae mesenterika dan porta ke dalam hati. Mekanisme transport ke dalam sel adalah suatu proses aktif untuk gula seperti glukose dan galaktose, artinya membutuhkan energi, ion-ion Na dan oxigen untuk dapat menggerakan gula-gula itu melawan derajat konsentrasinya, (concentrasion gradient) ke dalam sel xylose dan fruktose diabsorpsi dengan kecepatan seban- ding dengan konsentrasinya tetapi masuknya secara diffusi bukan secara transport aktif.

7.3.2 Pencernaan Protein

Semua enzim pencernaan protein adalah spesifik untuk ikatan-ikatan antara asam-asam amino spesifik. Pepsin, tripsin dan chymotripsin melakukan serangan pertama dan mengurangi rantai yang panjang menjadi serangkaian polipeptida, yang lalu diserang oleh 2 golongan enzim yang spesifik untuk memisahkan asam-asam amino terminal, yaitu amino-peptidase yang terdapat dalam mikrovilli melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan-amino bebas dan karboxipeptidase yang disekresikan dalam getah pankreas melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan karboxil bebas. Hasil akhir proses itu adalah asam-asam amino bebas dan dipeptida. Dipeptida dipecah oleh Semua enzim pencernaan protein adalah spesifik untuk ikatan-ikatan antara asam-asam amino spesifik. Pepsin, tripsin dan chymotripsin melakukan serangan pertama dan mengurangi rantai yang panjang menjadi serangkaian polipeptida, yang lalu diserang oleh 2 golongan enzim yang spesifik untuk memisahkan asam-asam amino terminal, yaitu amino-peptidase yang terdapat dalam mikrovilli melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan-amino bebas dan karboxipeptidase yang disekresikan dalam getah pankreas melepaskan asam-asam amino dari ujung-ujung gugusan karboxil bebas. Hasil akhir proses itu adalah asam-asam amino bebas dan dipeptida. Dipeptida dipecah oleh

energi, ion Na, oxigen dan vitamin B 6 (pyridoxal phosphate)

7.3.3 Pencernaan Lemak

Lemak sedikit mengalami digesti sebelum masuk ke usus halus, meskipun lemak dapat membentuk emulsi kasar. Dalam usus halus makanan dengan baik bercampur dengan getah empedu, yang mengemulsikan lemak, yang lalu dapat dipecah menjadi monogliserida dan asam-asam lemak bebas oleh lipase pankreas. Enzim ini spesifik untuk memisahkan asam-asam lemak dari gugusan- hidroxil gliserol, dengan meninggalkan 2-monogliserida. Monogliserida ini bersama dengan asam-asam lemak bebas dan garam empedu berkonjugasi membentuk mikro-emulsi yang disebut micelle, yang mampu menembus mikrovilli sel epithelium.

Pada mammalia monogliserida itu mengalami re-esterifisasi menjadi trigliserida dalam mukosa usus dan diangkut ke hati via sistem limfatika dalam bentuk chylomicron. Pada unggas sistem limfatika itu dapat diabaikan dan 90% lemak diangkut dalam darah portal sebagai lipoprotein dengan densitas rendah ( LDL = Low Density Lipoprotein). Garam-garam empedu berkonjugasi (conjugated bile salts) disekresikan ke dalam lumen usus dan dire- absorpsi dalam ileum dengan proses aktif. Sel-sel epithelia juga mengandung esterase yang menghidrolisis ester-ester dari gliserol dan asam-asam lemak berantai pendek yang larut dalam air.

7.3.4 Digesti mikroba

Duodenum, jejunum dan bagian atas ileum tak banyak mengandung populasi mikroorganisme, tetapi dalam bagian bawah ileum yang gerak isinya lebih lambat, besar populasi meningkat dengan cepat. Populasinya menyerupai populasi dalam tembolok dan organisme yang predominant adalah lactobacilli . Mikroorganisme itu menyerang karbohidrat yang tak dapat dicerna oleh amilase dan gula-gula yang turun ke bawah karena tempat absorpsi diatas penuh; dan protein yang belum tercerna di bagian atas. Protein yang tak dapat dicerna itu cenderung menghasilkan senyawa-senyawa yang merugikan seperti amina, H2S dan hasil-hasil deaminasi, yang tak mempunyai nilai gizi bagi unggas.

Bila intestinum mengalami kontaminasi berat dengan bakteria, garam-garam empedu berkonjugasi dapat dipecah menjadi cholate atau deoxycholate . Selain memberi pengaruh tak baik pada absorpsi lemak, cholate/deoxycholeta ini sangat merusak sel-sel epithelia dan secara drastis Bila intestinum mengalami kontaminasi berat dengan bakteria, garam-garam empedu berkonjugasi dapat dipecah menjadi cholate atau deoxycholate . Selain memberi pengaruh tak baik pada absorpsi lemak, cholate/deoxycholeta ini sangat merusak sel-sel epithelia dan secara drastis

Caeca mempunyai populasi bakteria yang terbesar dan bertindak sebagai kamar fermentasi . Bahan yang masuk ke dalam caeca adalah campuran halus dari amilum, karbohidrat, serat kasar, protein, peptida dan urine dari kloaca . Hasil utama fermentasi adalah asam lemak volatil, terutama asam asetat, asam propionat, CO2 dan methane . Asam-asam lemak diabsorpsi dari caeca ke dalam darah portal, tetapi banyak dari hasil- hasil fermentasi itu, termasuk vitamin-vitamin dimanfaatkan oleh bakteria dan tidak oleh unggas. Absorpsi air dari caeca dan kolon merupakan suatu adaptasi pada konservasi air yang penting pada unggas. Ayam tanpa caeca minum lebih sering dan menghasilkan kotoran yang lebih berair daripada normal. Diperkirakan unggas memperoleh sedikit manfaat langsung dari digesti bakteria dalam caeca.

Faeces unggas tersusun atas residu yang tak dapat dicerna, sel-sel lepas (rusak), bakteria serta hasil-hasil digestinya, residu sekresi pencernaan dan protein endogenous lainnya. Nilai gizinya tinggi bagi ruminansia dan dapat pula digunakan sebagai supplement pada ransum babi dan unggas setelah dikeringkan dan disterilisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D.; Lee Wilke, W. and Dee Fails, A. 2009. Anatomy and Physiology of Farm Animals. 7 th Ed. Wiley Blackwell. Ames,Iowa.

nd Michael Aker, R. and Michael Denbow, D. 2013. Anatomy and Physiology of Domestic Animal. 2 Ed. Wiley Blackwell. Ames,Iowa.

th

William O.R. 2015. Dukes’ Physiology of Domestic Animals. 13 Ed. Departmen of Biomedical Sciences. College of Veterinary Medicine. Iowa State Unuversity of Science and Technology. Wiley Blackwell. Ames,Iowa.

th

William O.R. 2013. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals. 4 Ed. Departmen of

Biomedical Sciences. College of Veterinary Medicine. Iowa State Unuversity of Science and Technology. Wiley Blackwell. Ames,Iowa.