Deskripsi Topografi Letak dan Keadaan Geografis POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA SAMBIREJO

38 Februari 1982. Dengan demikian penyelesaian Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani. Dalam proses pengolahannya, Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam masa gilingan selama ± 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja, dimana 1 shift adalah 8 jam. Pabrik Gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari 4000 TCD. Pada tahun 1997 PT. Perkebunan Nusantara IX berubah nama menjadi PTP. Nusantara II sampai sekarang.

2.2. Deskripsi Wilayah

2.2.1. Deskripsi Topografi

Pabrik Gula Kwala Madu PGKM terletak di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat berada di ketinggian 20 m dari permukaan laut. Kebun dan Pabrik Gula Kwala Madu sebenarnya terletak di Kabupaten Langkat, namun lokasinya tidak jauh dari Kota Binjai yang hanya berjarak 10 km dari lokasi pabrik. Batas-batas wilayah di kebun kwala madu adalah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Kebun Kwala Bingei, PTPN 2 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sambirejo Sebelah timur berbatasan dengan Kebun Tandem Hilir, PTPN 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun Tanjung Jati, PTPN 2 39

2.2.2. Letak dan Keadaan Geografis

Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berada ± 4 Km dari jalan utama diantara Tandem dan Kwala Begumit. Pabrik ini menempati lokasi seluas ± 2,5 Ha. Pabrik mengarah ke jalan utama dan sumber air sungai berada ± 8 Km di belakang Pabrik Gula Kwala Madu. Sedangkan jalan utama yang dimaksud merupakan jalan yang menghubungkan antara Medan dengan Pangkalan Berandan. Sementara itu Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berjarak ± 45 Km dari Medan. Kebun kwala madu terletak pada ketinggian 0-25 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah ini merupakan wilayah yang berkategori dataran rendah dan tekstur tanah nya cukup sesuai untuk budidaya tanaman tebu, walaupun menurut beberapa ahli tanah di pulau jawa lebih cocok untuk tanaman tebu dibandingkan di sumatera, namun karena upaya perawatan dengan pupuk konvensional maka kendala tersebut dapat diatasi.

2.2.3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM DESA SAMBIREJO

Tabel 2.2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Luas pemukiman 131 ha m2 Luas persawahan 480 ha m2 Luas perkebunan rakyat 272 ha m2 Luas area pemakaman 1 ha m2 Luas pekarangan 145 ha m2 perkantoran 2 ha m2 Luas prasarana umum lainnya 50 ha m2 Total luas 1081 ha m2 Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015 40 Berdasarkan tabel diatas, dapat kita simpulkan bahwa Desa Sambirejo memiliki areal yang cukup luas sehingga memungkinkan penduduk Desa Sambirejo untuk melakukan berbagai aktivitas, wilayah persawahan yang luas tentunya juga dapat diharapkan memiliki kontribusi terhadap ketahanan pangan daerah bahkan nasional, jika lahan-lahan tersebut dikelola secara optimal diharapkan akan menunjang produktifitas daerah terutama menunjang kesejahteraan penduduk lokal, sehingga jika masyarakat sejahtera diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri, artinya masyarakat yang dapat mengidentifikasi kebutuhan dan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Secara lebih terperinci, menurut data yang penulis ambil dari buku dokumen profil desa sambirejo maka dapat diuraikan lagi sebagai berikut : Tabel 2.3. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan TANAH SAWAH LUAS Sawah irigasi teknis ----- ha m2 Sawah irigasi semi teknis 200 ha m2 Sawah tadah hujan 280 ha m2 Sawah pasang surut ----- ha m2 Total luas 480 ha m2 TANAH KERING LUAS Tegal ladang 6 ha m2 Pemukiman 131 ha m2 41 Pekarangan 145 ha m2 Total luas 282 ha m2 TANAH FASILITAS UMUM LUAS Kas desa kelurahan 4.000 m2 Lapangan olahraga 8.800 m2 Perkantoran pemerintah 4 ha Pemakaman desa 1 ha Tempat pembuangan sampah 10 ha Bangunan sekolah 15 ha Terminal 5 ha Daerah tangkapan air 1 ha Usaha perikanan 4 ha Sutet aliran listrik tegangan tinggi 8,8 ha Total luas 50 ha Sumber : Buku profil Desa Sambirejo 2015 Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Sambirejo merupakan area lumbung padi yang memiliki area persawahan yang luas, sehingga penggunaan lahan untuk areal persawahan terbilang dominan, tampak juga pada tabel bahwa tipe persawahan di Desa Sambirejo adalah tipe sawah beririgasi, sehingga diperlukan sumber air irigasi yang memadai untuk mengairi persawahan di Desa Sambirejo, sedangkan dari 42 ibukota propinsi yakni Kota Medan lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berjarak 36 Km, tepatnya di Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas 6706,47 Ha, dimana areal unit usaha PT Perkebunan Nusantara 2 yang mengangkut hasil komoditinya tebu ke pabrik gula kwala madu meliputi: 1. Kebun Kwala Madu : 1.966,10 Ha, yakni areal tanaman komoditi tebu di sekitar unit Pabrik Gula Kwala Madu 2. Distrik TbP3GI : 6,0 Ha 3. Kebun Tandem Hilir : 1100,00 Ha ,kantor terletak 5 km sebelah timur laut Pabrik Gula Kwala Madu 4. TandemHulu : 96,60 Ha,kantor terletak 12 km sebelah tenggaraPabrik Gula Kwala Madu 5. Kwala Bingai : 1684,90 Ha, kantor terletak 9 km sebelah utara Pabrik Gula Kwala Madu 6. Tanjung Jati : 424,16 Ha, kantor terletak 10 km sebelah selatan Pabrik Gula Kwala Madu 7. Batang Serangan : 85,00 Ha,kantor terletak di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil rakyat di sekitar pabrik melalui program tebu rakyat intensifikasi seluas 500,25 Ha. Wilayah Kecamatan Stabat sendiri saat ini terdiri dari 12 desa, yang seluruhnya berada di Kabupaten Langkat, Kecamatan Stabat ini sendiri terletak di seputaran Sungai Wampu dan Sungai Bingei, yaitu dua sungai besar yang ada di kecamatan ini. Saat ini Kecamatan Stabat 43 terdiri dari 12 desa induk, yaitu Desa Pantai Gemi, Desa Banyumas, Desa Kwala Begumit, Desa Mangga, Desa Karang Rejo, Desa Ara Condong, Desa Stabat Baru, Desa Kwala Bingei, Desa Sidomulyo, Desa Perdamaian, Desa Dendang dan Desa Paya Mabar. Stabat merupakan Kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Langkat.Kegiatan perekonomiannya banyak bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa.Kecamatan ini dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di Sumatera Utara yakni Sungai Wampu yang sekaligus memisahkan kecamatan ini dengan Kecamatan Wampu di sebelah barat.Kecamatan Stabat juga dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera Jalinsum Lintas Pantai Timur. Lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah Desa Sambirejo, meskipun lokasi Pabrik Gula Kwala Madu secara administratif berdiri di Desa Kwala begumit, namun masyarakat yang menjadi target pemberdayaan adalah masyarakat Desa Sambirejo yang memang terletak di area belakang Pabrik Gula Kwala Madu, sehingga lokasi yang menjadi fokus peneliti adalah Desa sambirejo. Luas Desa Kwala begumit mencapai dengan sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan perkebunan tebu oleh Negara, sebagian tanah diusahakan oleh petani, yakni tanah yang tidak termasuk ke dalam peta HGU. Para petani tersebut menanam padi dan diselingi tanaman palawija. Sebagai salah satu unit PT Perkebunan Nusantara II yang bergerak di bidang produksi gula,maka Pabrik Gula Kwala Madu tentunya memiliki komitmen dalam menjalankan bisnis yang mengedepankan prinsip kemitraan dengan masyarakat setempat. Diantara lahan milik petani tersebut ada yang ditanami tebu juga sebagai perwujudan program tebu rakyat intensifikasi yakni tebu yang dikelola oleh rakyat dengan binaan perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Perkebunan Nusantara 2. Tebu yang diusahakan petani setelah dipanen lalu diangkut ke 44 pabrik gula oleh petani tersebut. Jika dilihat berdasarkan pengamatan peneliti pohon-pohon tebu tersebut ada yang tampak terawat dan ada pula yang tampak kurang terawat. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari perawatan oleh perusahaan, faktor iklim maupun karena kondisi lahan yang sudah tidak produktif lagi. Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu ini terletak sekitar 3 km dari Jalan Lintas Sumatera jalinsum tepatnya jalan yang menghubungkan Kota Banda Aceh dan Kota Medan, sehingga letak Pabrik Gula Kwala Madu terbilang strategis dan mudah dijangkau. Desa Kwala Begumit tempat Pabrik Gula Kwala Madu didirikan terletak pada ketinggian 20 meter diatas permukaan laut dengan cuaca yang cukup sejuk dan bersuhu sedang yaitu antara 37°c. Curah hujan di desa ini rata-rata 3240 mm, dengan jumlah bulan hujan yaitu 8 bulan antara September sampai dengan April. Jenis tanah di Kebun Kwala Madu sendiri adalah tanah alluvial yang memang merupakan jenis tanah yang umum di dataran rendah pesisir timur sumatera.

2.2.4. Pola Pemukiman