Kajian Dokumen

A. Kajian Dokumen

Kurikulum selalu mengalami penyempurnaan. Sebagai penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK, pada tahun 2006 telah diluncurkan suatu kurikulum baru yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, disingkat KTSP. Meskipun namanya baru, kurikulum tersebut ternyata tidak baru, karena isi dan target kurikulum harus mengacu pada Standar Isi dimana tuntutan kompetensinya tetap sama dengan KBK 2004 ( http://dewo.wordpress.com/ 2006/03/05 /kurikulum-baru-2006- tidak baru/ ).

Ditinjau dari kurikulum 2006 mata pelajaran IPA, maka ruang lingkup bahan ajar, proses pembelajaran dan asesmen dapat diklasifikasikan sebagai berikut (http://www.Puskur.net/inc/si/sd/PengetahuanAlam.pdf.), (http://www.puskur.net/inc/si/SMP/PengetahuanAlam.pdf.), ( http://www.puskur.net/inc/si/SMA/Pengetahuan lam.pdf )

1. Ruang Lingkup Bahan Ajar

Ruang lingkup bahan ajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori.

• Siswa kelas 1 – 9 yang meliputi : (a) makhluk hidup dan kehidupan, (b) benda dan

sifatnya, (c) energi dan perubahannya, (d) bumi dan alam semesta; dan • Siswa kelas 10-12 yang masing-masing cabang IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) memiliki ruang lingkup bahan ajar sendiri-sendiri

Di samping itu, terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam penyusunannya yang diduga bisa mengganggu proses implementasinya pada satuan pendidikan, meliputi:

ƒ Sistematika Urutan penyajian beberapa SK/ KD kurang memenuhi urutan logika dan atau

prasyarat. Terdapat pada IPA SMP, Biologi SMA, dan Kimia SMA. ƒ Kedalaman/ keluasan kompetensi/ materi

Kedalaman dan atau keluasan kompetensi/ materi pada beberapa SK/KD kurang jelas, dan atau SK/KD yang kurang dalam/ luas bobotnya. (IPA SD, IPA SMP, Kimia SMA, Biologi SMA, Fisika SMA).

ƒ Proporsi/ distribusi kompetensi/ materi Distribusi kompetensi/ materi pada setiap semester kurang merata dan atau kurang sesuai konteks kemampuan/ kebutuhan. (IPA SMP dan Kimia SMA).

ƒ Keterkaitan antara Standar Kompetensi dengan Kompetensi Dasar Hubungan antara pernyataan Standar Kompetensi dengan Kompetensi Dasar

kurang sesuai. (IPA SMP dan Biologi SMA) ƒ Penggunaan bahasa

Penggunaan bahasa yang kurang jelas dan atau kurang konsisten. (IPA SD dan Kimia SMA)

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung, kontekstual dan berpusat kepada siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Proses pembelajaran yang terlihat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung, kontekstual dan berpusat kepada siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Proses pembelajaran yang terlihat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk

• Siswa kelas 1 – 3, belum diperkenalkan pada kerja ilmiah, mereka masih terbatas pada: mengenal, mengidentifikasi, membiasakan, membedakan, menggolongkan, mendeskripsikan.

• Siswa kelas 4 semester 2, baru mulai diperkenalkan dengan kerja ilmiah, yaitu

menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat merubah gerak suatu benda dan dapat mengubah bentuk suatu benda.

• Siswa kelas 5, nampak adanya kerja ilmiah yaitu menyimpulkan hasil penyelidikan

tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap, tetapi sebagian besar hanya mengidentifikasi dan mendeskripsikan.

• Siswa kelas 6, nampak juga adanya kerja ilmiah, yaitu melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak.

• Siswa kelas 7 – 12, nampak bahwa kerja ilmiah banyak digunakan dalam pembelajaran IPA, di samping itu juga pembelajaran IPA yang bersifat analisis dan pemecahan masalah banyak diperkenalkan.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa siswa kelas 1 – 6, masih minim sekali diperkenalkan kerja ilmiah, padahal ini merupakan ciri penting pada mata pembelajaran IPA. Pada latar belakang kurikulum mata pelajaran IPA siswa kelas 1 – 6 sebenarnya telah disebutkan bahwa : ”Pembelajaran IPA sebaiknya secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomuni-kasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup” ( http://www.puskur.net/nc/si/sd/PengetahuanAlam . pdf).

Dengan minimnya pembelajaran IPA dengan kerja ilmiah tersebut berarti sikap ilmiah juga menjadi minim. Untuk siswa kelas 7 – 12, nampak bahwa kerja ilmiah, pemecahan masalah dan menggunakan cara berpikir lebih tinggi (analisis) banyak digunakan dalam pembelajaran IPA.

Dari latar belakang kurikulum IPA untuk siswa kelas 7 – 9 dan IPA Fisika untuk siswa kelas 10 – 12 masing-masing telah disebutkan bahwa: ”Proses pembelajarannya hendaknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup” (http://www.puskur.net/inc/si/SMP/PengetahuanAlam. pdf.), dan ”Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup” (http://www.puskur.net/inc/si/SMA/Pengeta-huanAlam.pdf.).

Di sini nampak bahwa kerja ilmiah IPA pada pembelajaran kurikulum 2006 sangat ditekankan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rustaman (2006a) bahwa ”dalam kurikulum 2004 (KBK) dan kurikulum 2006 (KTSP) ditekankan kemampuan kerja ilmiah dalam Kurikulum Sains mencakup proses sains.

3. Penilaian atau Asesmen

Ditinjau dari kurikulum IPA SD, SMP, dan IPA Fisika SMA, khususnya pada latar belakang, maka asesmen pembelajaran IPA SD, SMP dan SMA ditekankan pada: Ditinjau dari kurikulum IPA SD, SMP, dan IPA Fisika SMA, khususnya pada latar belakang, maka asesmen pembelajaran IPA SD, SMP dan SMA ditekankan pada:

Karena pembelajaran IPA di sekolah dasar belum melibatkan konsep-konsep ilmiah, baru terbatas pada pengungkapan gejala-gejala alam berupa fakta, maka penilaiannya juga perlu lebih berhati-hati. Penilaian konsep pada sekolah dasar tidak tepat karena di luar kemampuan mereka. Berkaitan dengan kerja ilmiah bagi siswa sekolah dasar, keterampilan observasi, mendeskripsikan, dan mengajukan pertanyaan dalam berinkuiri sangat penting untuk dikembangkan.