TINDAK/PERILAKU KORUPTIF DAN UU /HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK KORUPSI

TINDAK/PERILAKU KORUPTIF DAN UU /HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK KORUPSI

16. Apakah Bapak/Ibu/Sdr. pernah membaca/mempelajari/mendapatkan informasi tentang UU Tindak Pidana Korupsi?

1. Belum pernah  lanjut ke no. 19

2. Sudah pernah, tahun …………………………… lanjutkan ke pertanyaan no. 17

79 ( )

18. Jika Bapak/Ibu/Sdr pernah membaca/mempelajari/mendapat informasi tentang UU Tindak Pidana Korupsi (UU No.31, thn 1999 jo. UU No.20 tahun 2001), apakah Bapak/Ibu/Sdr. memahami bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang tercantum di dalam UU tersebut?

19. Catatan bagi pewawancara: Bagi responden yang memberikan jawaban paham terhadap bentuk/jenis tindak pidana korupsi, maka untuk mengukur tingkat pemahaman responden tentang jenis tindak pidana korupsi, responden diminta untuk menjelaskan apa saja yang dipahami tentang hal- hal tersebut.

a. Apa saja yang Bapak/Ibu/Sdr. pahami tentang korupsi yang menimbulkan kerugian keuangan negara?

…………………………………………………………………………… ……………………………………………………..

b. Apa saja yang Bapak/Ibu/Sdr.pahami tentang korupsi suap-menyuap?

Bentuk/Jenis Tindak Pidana Korupsi Paha Tidak Koding

paham

1. Kerugian keuangan negara

3. Penggelapan dalam jabatan

5. Perbuatan curang

84 ( )

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

85 ( )

7. Gratifikasi 86( ) ……………………………………………………………………… ………………………………………………………….

c. Apa saja yang Bapak/Ibu/Sdr. pahami tentang penggelapan dalam jabatan?

21. Berikut ini Bapak/Ibu/Sdr dapat menyetujui hingga tidak menyetujui terhadap pernyataan- pernyataan di bawah ini. SS= Sangat Setuju

KS = Kurang Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

CS = Cukup Setuju

No Pernyataan

KODIN .

SKALA SIKAP

A. Kerugian keuangan negara

1. Seorang pimpinan atau pejabat berhak

89 ( ) menentukan pemenang tender dalam pengadaan barang & jasa di lingkungan kantornya atas dasar hubungan kedekatan/pertemanan/persaudaraan.

2. Seseorang boleh menerima

90 ( ) tender/pekerjaan dari suatu lembaga pemerintahan asalkan ia bersedia menyisihkan sebagian dari dana proyek untuk para pejabat di dalam birokrasi pemerintahan tersebut.

B. Suap-Menyuap

3. Seorang pemimpin atau pejabat yang

91 ( ) berwenang di kantor pemerintahan boleh menerima uang lelah atau uang jasa dari masyarakat atas pekerjaannya sebagai pelayan publik/masyarakat.

4. Agar urusan masyarakat yang berkaitan

92 ( ) dengan birokrasi pemerintahan berjalan cepat, mudah dan lancar (seperti pembuatan KTP, SIM, Surat ijin, dll) maka menjadi hal yang wajar jika masyarakat memberikan sejumlah dana/tips kepada aparat/petugas birokrasi pemerintahan tersebut.

C. Penggelapan dalam jabatan

5. Adalah hal yang wajar jika pegawai

93 ( ) negeri atau pejabat pemerintahan yang ditugaskan di bagian pengadaan barang dan jasa dengan sengaja menggelapkan uang atau barang/surat berharga untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

6. Seorang pegawai negeri atau orang

94 ( ) selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan boleh dan 94 ( ) selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan boleh dan

D. Pemerasan

7 Seorang pegawai pemerintah/aparat

95 ( ) birokrasi boleh memaksa atau mengintimidasi orang lain untuk memberikan sesuatu (uang, barang, jasa) dengan tujuan agar urusan orang lain tersebut dapat dipermudah.

8. Seorang pegawai negeri atau

96 ( ) penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas boleh meminta atau menerima pekerjaan atau mendapat barang/uang/jasa yang diserahkan kepadanya seolah-olah hal itu merupakan utang kepada dirinya, padahal hal itu bukan merupakan utang.

E. Perbuatan Curang

9. Diperbolehkan seorang pemborong, atau 97 ( ) ahli bangunan menggunakan material bahan bangunan dengan harga dan kualitas yang lebih rendah daripada harga dan kualitas material yang telah dicantumkan dalam rencana anggaran yang disetujui oleh pejabat pemerintah yang berwenang memberikan pekerjaan.

10. Pegawai negeri atau penyelenggara

98 ( ) negara yang tengah menjalankan tugasnya diperbolehkan menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai sehingga pihak yang memiliki hak pakai harus melepaskan haknya tersebut.

F. Benturan kepentingan dalam pengadaan

11. Tidak menjadi masalah jika pegawai

99 ( ) negeri atau penyelenggara negara turut serta (baik langsung maupun tidak langsung) dalam pemborongan, pengadaan atau penyewaan, di mana pada saat yang bersamaan ia bertugas untuk mengurus atau mengawasi pekerjaan tersebut.