Indeks Pendidikan Kecamatan Tegalsari Tahun 2005-2012
Gambar 4 Grafik Perkembangan IPM
Kecamatan Tegalsari
Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi Sumber: diolah peneliti
lain yang juga menyebabkan IPM meningkat Hasil penelitian menunjukkan adanya
4. IPM
tergantung kebijakan dari masing-masing perkembangan positif IPM Kecamatan Tegalsari
bidang yaitu bidang kesehatan, bidang setelah dilakukan pemekaran dibuktikan
pendidikan dan juga bidang perekonomian. dengan adanya peningkatan IPM Kecamatan Tegalsari pertahunnya dari angka 64,92 pada
5. Perbandingan IPM kecamatan Tegalsari
tahun 2006 hingga menjadi 70,66 pada tahun
dengan Kecamatan induk dan IPM
2012 seperti yang terlihat dalam Tabel 8 dan
Kabupaten Banyuwangi
Gambar 4. Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan Dengan adanya pemekaran berdampak
IPM Kecamatan Tegalsari maka peneliti positif bagi Kecamatan Tegalsari. Pembangunan
mengambil perbandingan dengan IPM di Kecamatan Tegalsari semakin meningkat
kecamatan induk yaitu Kecamatan Gambiran pasca pemekaran, adanya perkembangan
dan IPM Kabupaten Banyuwangi secara berbagai infrastruktur seperti sekolah didikuti
keseluruhan.
bertambahnya tenaga pengajar, puskesmas Dari data diatas terlihat perbandingan IPM diikuti perkembangan tenaga medis, pasar, dan
antara Kecamatan Tegalsari sebagai kecamatan pembangunan pengaspalan jalan,
pemekaran dengan Kecamatan Gambiran pembangunan kantor kecamatan. Dengan
sebagai kecamatan induk dan Kabupaten adanya pembangunan-pembangunan tersebut
Banyuwangi secara keseluruhan. Terlihat bahwa pada akhirnya memicu peningkatan IPM
IPM Kecamatan Tegalsari selalu dibawah IPM Kecamatan Tegalsari. Pemekaran hanya sebagai
Kecamatan Gambiran setiap tahunnya. Dan IPM pemicu, peningkatan IPM tersebut tidak semata-
Kecamatan Tegalsari untuk tahun 2011 kebawah mata karena pemekaran, banyak faktor-faktor
selalu dibawah IPM Kabupaten Banyuwangi, tetapi untuk tahun 2012 IPM Kecamatan Tegalsari mampu diatas IPM kabupaten
Tabel 9. Perbandingan IPM Kecamatan
Banyuwangi, yaitu 70,66 sedangkan IPM
Tegalsari, Kecamatan Gambiran dan Kabupaten Banyuwangi 69,82. Kabupaten Banyuwangi
Tahun Kec. Tegalsari Kec. Gambiran Kabupaten (Kec. Pemekaran) (Kec. Induk) Banyuwangi
Gambar 5 Perbandingan IPM Kecamatan Tegalsari,
Gambiran, dan Kabupaten Banyuwangi
Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi Sumber: diolah peneliti
Namun ada peningkatan IPM setelah desa dan masyarakat Kecamatan Tegalsari pemekaran dibandingkan ketika belum
dalam sebuah wawancara dengan peneliti pemekaran. Yaitu dari angka 63,98 pada tahun
sebagai berikut:
2003 dan 64,23 pada tahun 2004 ketika masih
1. Potensi wilayah yang kurang heterogen, bergabung dengan Kecamatan Gambiran
dimana masyarakat Tegalsari adalah menjadi 64,92 pada tahun 2006 setelah
masyarakat lokal, yang pekerjaannya pemekaran menjadi Kecamatan Tegalsari. Ketika
sebagian besar adalah petani seperti hasil perbandingan data IPM tersebut peneliti
pernyataan informan berikut ini: sampaikan ke Camat Kecamatan Tegalsari,
Bapak Abin Hidayat Camat Kecamatan Bapak Drs. Abin Hidayat, MM. berikut
Tegalsari:
tanggapan Beliau: “.......... ya potensi, disini masyarakat lokal, “…….untuk pembangunan itu wajar kalau
notabene pekerjaaannya petani, masyarakat kecamatan induk maju duluan, tapi disini ini
petani dengan masyarakat pebisnis dan lambat bukan karena, ya lambat kalau njenengan
pedagang kan beda tingkat mengambil nilai rata-rata, tapi kalau dilihat dari
pembangunannya. Dari segi peningkatannya infrastuktur disini justru condong lebih maju.
memang agak lambat, satu karena Memang kondisi riil masyarakatnya begitu ,
masyarakatnya tidak heterogen, disini kalau tidak dipacu dengan infrastruktur maka
masyarakatnya rata-rata petani, sifat ndak bisa masyarakat itu diberdayakan tanpa
perantauannya itu kecenderungan hanya adanya infrastuktur, terus yang kedua notabene
perantauan ke luar negeri”. (Kamis, 12 Bupati kan asalnya dari sini, Karangdoro, sedikit
Desember 2013).
banyak mungkin psikologis lah, contohnya gini, Bapak Drs. Sucipto Poernomo, selaku masak Bupati mau pulang ke desanya jalannya
Kepala Desa Tamansari:
rusak”. (Kamis, 12 Desember 2013) “.........memang dengan potensi masyarakat Dari pernyataan diatas dapat disimpulan
disini yang sebagian besar petani, menurut bahwa menurut Bapak Camat wajar jika
saya agar pembangunan maju pesat di Kecamatan Gambiran sebagai kecamatan induk
Kecamatan Tegalsari ini perlu adanya maju duluan, tetapi kalau dilihat dari segi
program-program inovasi di bidang infrastruktur justru menurut Beliau Kecamatan
pertanian misalnya, adanya produk Tegalsari lebih maju, hal ini disebabkan karena
unggulan pertanian seperti yang ada di Blitar kondisi masyarakatnya yang tidak bisa
ada produk unggulan Blimbing yang sampai diberdayakan tanpa adanya infrastruktur dan
masuk ke Supermarket...”(Selasa, 10 juga karena Bupati Banyuwangi saat ini yaitu
Desember 2013)
Bapak Abdullah Azwar Anas berasal dari
2. Kurangnya pelopor pembangunan di Kecamatan Tegalsari tepatnya dari Desa
Kecamatan Tegalsari, walaupun potensi Karangdoro.
pertaniannya bagus tetapi belum ada orang yang bisa menjadi pelopor seperti pernyataan
yang disampaiakan Bapak Lahuri, Kepala Untuk menjawab apa hambatan dan
6. Hambatan dan Tantangan
Desa Karangmulya dan masyarakat sebagai tantangan yang dihadapi Kecamatan Tegalsari
berikut:
untuk meningkatkan IPM peneliti meminta Bapak Lahuri, selaku Kepala Desa tanggapan dari Camat Kecamatan Tegalsari
Karangmulya:
Bapak Abin Hidayat selaku pemangku jabatan “.........potensi pertanian disini ok, yang jelas tertinggi. Kepala Desa dan masyarkat di
kalau dari Tegalsari mindset pola pikirnya Pemerintah Kecamatan Tegalsari. Yang
untuk dikembangkan itu tidak ada, harus ada dimaksud hambatan disini adalah halangan atau
kesinambungan antara pertanian dan orang rintangan yang dihadapi saat ini untuk
yang bisa menjadi pelopor. Merubah pola meningkatkan IPM Kecamatan Tegalsari,
pikir dari pertanian ke industri tidak sedangkan yang dimaksud tantangan disini
segampang teori, tetapi harus bisa ada adalah hal atau objek yang kedepannya bisa
pelopor pembangunan, pelopor berpengaruh dalam meningkatkan IPM
pembangunan ini yang di Tegalsari saya rasa kecamatan Tegalsari.
belum terlalu ada, jadi sifatnya datar-datar Berikut beberapa hambatan yang dihadapi
saja”. (Senin, 9 Desember 2013). untuk meningkatkan IPM Kecamatan Tegalsari yang merupakan pendapat dari Camat, kepala
Bapak Hidayat, selaku warga Desa
Karangmulya: Hal itu seperti penjelasan Bapak Abin “..........begini ya mas, memang saya akui
Hidayat dalam wawancara dengan peneliti kalau tanah pertanian di desa sini itu subur
sebagai berikut:
atau loh. Tapi menurut saya kurang bisa “.......rencana kedepan kan ada pemekaran dimanfaatkan dengan baik, artinya
kabupaten, ibukotanya di Genteng, ini nanti sebenarnya bisa dibuat produktif lagi,
akan dibuat jalan tembus dan terminal yang tanaman lebih bervariasi lagi.......dan perlu
letaknya di Desa Dasri, ini nanti Tegalsari seseorang atau kelompok yang memulai
apakah ada korelasi antara itu dengan duluan....” ( Senin, 9 Desember 2012)
pembangunan ekonomi secara global masyarakat Tegalsari'. (Kamis, 12 Desember
3. Budaya masyarakat Tegalsari yang masih
tradisional atau ketinggalan zaman. Seperti halnya pernyataan dari Camat sebagai
3. Adanya program dari Bapak camat untuk berikut:
memberdayakan masyarakat. Beliau “.....kalau di Tegalsari itu yang
menginginkan tiap desa mempunyai produk mempengaruhi pemicu kesejahteraan suatu
unggulan yang merupakan khas wilayah antaralain SDMnya, kultur
kewilayahan dari masing-masing desa di masyarakatnya, lingkungan sekitar
Kecamatan Tegalsari. Program ini ternyata kewilayahan, infrastruktur, dan potensi
mendapat respon yang sangat positif dari wilayah. Masyakat disini itu masyarakat
masyarakat. Hal ini sejalan dengan utun, kultur masyarakatnya tradisional”.
pernyataaan yang disampaikan informan (Kamis, 9 Desember 2013).
berikut ini: Bapak Abin Hidayat Camat Kecamatan Sedangkan tantangan yang dihadapi untuk
Tegalsari:
meningkatkan IPM Kecamatan Tegalsari sebagai “...... Saya Mas disini mempunyai program berikut:
dalam program pemberdayaan masyarakat,
1. Adanya kucuran dana yang cukup untuk saya ingin setiap desa memiliki ciri khas Kecamatan Tegalsari, dengan adanya dana
produk unggulan yang khas kewilayahan, yang banyak tersebut menjadi tantangan agar
kayak Tegalsari ini krupuk kromoleo, waluh dana tersebut mampu dimaksimalkan untuk
Tegalrejo, Tamansari gethuk godhong, sale meningkatkan pembangunan di Kecamatan
goreng Karangmulyo, dan Karangdoro Tegalsari utamanya pembangunan
rencana menciptakan bordir”. (Kamis, 12 infrastruktur, SDM dan lain sebagainya. Hal
Desember 2013).
ini sejalan dengan pernyataan informan Bapak Samani Assidiq, selaku Kepala berikut ini:
Desa Tegalsari:
“.....Banyuwangi khususnya Tegalsari ini “..........saya sangat setuju dan akan terus kucuran dana cukup banyak, ada sekitar 14
memberikan dukungan kepada warga di miliar, lebih dari cukup, porsinya lebih tinggi
desa saya untuk terus mengembangkan dan dari kecamatan lain, tapi jelas 14 miliar bukan
menggali produk-produk yang khas di Desa hanya untuk infrastruktur saja, untuk porsi
Tegalsari ini, melalui keikutsertaan warga pembangunan sekitar 3-4 miliar”. (Kamis, 12
dalam pelatihan-pelatihan kewirausahaan di Desember 2013).
Kabupaten atau ke luar kota...” (Senin, 09 Desember 2013)
2. Adanya wacana kedepan tentang rencana Bapak Andik, pemilik home industri salr pemekaran Kabupaten Banyuwangi yaitu
goreng di Desa Karangmulyo sebagai berikut: pembentukan Kabupaten Banyuwangi
“........saya sebagai warga sangat senang Selatan yang berencana beribukota di
sekali dengan adanya program Bapak Camat Genteng yang secara langsung berbatasan
yang memiliki program untuk peningkatan dengan kecamatan Tegalsari, rencananya
hasil pertanian/ladang dengan cara akan dibuat jalan lingkar dan terminal yang
mengolahnya menjadi makanan khas seperti letaknya masuk dalam wilayah Tegalsari. Itu
sale seperti. Dulu banyak pisang tapi tidak merupakan tantangan yang dapat
punya keinginan untuk mengolahnya. dimanfaatkan masyarakat Tegalsari untuk
Sekarang lumayan untuk tambahan meningkatkan perekonomiannya seperti
penghasilan he....he....” (Selasa, 10 Desember membuat tempat usaha, toko atau usaha lain.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
pembangunan.
1. Kesimpulan
b. Pemerintah Kecamatan Tegalsari harus
a. Pemekaran Kecamatan Tegalsari lebih aktif menjadi pelopor atau menjadi berdampak positif pada perkembangan
penggerak pembangunan di Kecamatan IPM Kecamatan Tegalsari karena terlihat
Tegalsari melalui program-program adanya peningkatan IPM Kecamatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat Tegalsari per-tahunnya pasca pemakaran
meningkatkan pembangunan manusia yaitu 64,92 pada tahun 2006, hingga
Kecamatan Tegalsari contohnya mencapai 70,66 pada tahun 2012. Dan ada
memberikan pelatihan kepada peningkatan IPM setelah dilakukan
masyarakat sesuai bakat, minat dan pemekaran dibandingkan ketika belum
kemampuan untuk membentuk dilakukan pemekaran. Yaitu dari angka
kelompok usaha.
63,98 pada tahun 2003 dan 64,23 pada
c. Kebijakan pemekaran kecamatan seperti tahun 2004 ketika masih bergabung
pemekaran Kecamatan Tegalsari dapat dengan Kecamatan Gambiran menjadi
diterapkan didaerah lain jika memang 64,92 pada tahun 2006 setelah pemekaran
daerah tersebut memang sudah siap dan menjadi Kecamatan Tegalsari
layak dimekarkan, karena kebijakan
b. Hambatan saat ini yang dialami pemekaran kecamatan dapat berdampak pemerintah kecamatan Tegalsari untuk
positif bagi wilayah dan masyarakat meningkatkan IPM Kecamatan Tegalsari
pemekaran, tetapi disisi lain perlu juga antara lain karena potensi wilayah yang
diketahui bahwa pemekaran kecamatan kurang heterogen, dimana masyarakat
juga akan berdampak negatif pada Tegalsari adalah masyarakat lokal yang
anggaran yaitu terjadi pembekakan pekerjaannya sebagian besar adalah
anggaran.
petani, kurangnya pelopor pembangunan di Kecamatan Tegalsari, dan budaya masyarakat Tegalsari yang masih
DAFTAR PUSTAKA
tradisional. Agusniar, Ami. 2006. Analisis Dampak Pemekaran
c. Tantangan ke depan yang dialami Wilayah Terhadap Perekonomian Wilayah dan pemerintah Kecamatan Tegalsari untuk
Kesejahteraan
meningkatkan IPM kecamatan Tegalsari Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Tesis
adalah adanya kucuran dana yang cukup Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
banyak untuk Kecamatan Tegalsari,
Bogor
adanya wacana kedepan tentang rencana Arikunto, Suharsimi. 1994. Prosedur Penelitian. pemekaran Kabupaten Banyuwangi yaitu
Jakarta : Rineka Cipta
pembentukan Kabupaten Banyuwangi BPS, 2012. Indeks Pembangunan Manusia 2010-2011. Selatan yang berencana beribukota di
Badan Pusat Statistik Jakarta Genteng yang secara langsung berbatasan
Dwiyanto, Agus, dkk. 2003, Reformasi Tata dengan kecamatan Tegalsari, dan adanya
pemerintahan dan Otonomi Daerah, Pusat studi program dari Bapak Camat untuk
Kepedudukan dan Kebijakan Universitas Gajah memberdayakan masyarakat. Beliau Mada, Yogyakarta Dye, R. Thomas, 1987, Understanding Public Policy,
menginginkan tiap desa mempunyai prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey produk unggulan yang merupakan khas
Islamy, Irfan M, 2001, Prinsip-prinsip perumusan kewilayahan dari masing-masing desa di
kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Kecamatan Tegalsari
Koentjoroningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
2. Saran
Muluk, M.R Khairul. 2007. Desentralisasi dan
a. Untuk meningkatkan IPM Kecamatan Pemerintahan Daerah, Malang: Bayumedia Tegalsari juga harus ditunjang dengan
Publishing
kebijakan-kebijakan dari pemerintah Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 2009.
Analisis Data Kualitatif. Jakarta:UI Press. pusat maupun Pemerintah Daerah Ratnawati, Tri, 2009. Pemekaran Daerah, Yogyakarta: Kabupaten Banyuwangi yang
Pustaka Pelajar
mendukung peningkatan IPM seperti Rondinelli, Dennis A & Cheema, G. Shabbir. 1983. sekolah murah atau gratis, biaya
Decentralization and D e v e l o p m e n t P o l i c y kesehatan murah, dan pemerataan
Implementation in Developing Countries. Beverly
Hills London: Sage Publications. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Supriyady, Deddy Bratakusuma & Riyadi. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta: Gramedia Pusta Utama 2003
Smith, Brian C. 1985. Decentralization: The Territorial Dimension of The State. London: George Allen & Unwin.
Osborne, David, dan Ted Gaebler. 1995. Mewirausahakan Birokrasi, Cetakan Pertama, Alih Bahasa Abdul Rosyid, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
UNDP,1990. Human Development Index. Wasistiono, Sadu.2002. Menata Ulang Kelembagaan
Pemerintahan Kecamatan, Bandung: Citrapindo Widjaja, AW. 2002. Pemerintah Desa dan Administrasi
Desa. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada www.banyuwangikab.go.id diakses tanggal 15 Mei 2013 www.kemendagri.go.id diakses tanggal 15 Mei 2013
Sumber Peraturan Perundang-undangan:
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2000 Tentang Kecamatan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Otonomi Daerah)
200