Tindak PidanaPelanggaran Lalu Lintas

xlii Dalam guiding principles di atas dampak keharusan penggunaan upaya non penal, seperti mempertimbangkan faktor struktural dan faktor ketidak adilan yang bersifat sosio-ekonomi, dalam upaya penanggulangan kejahatantindak pidana.

C. Tindak PidanaPelanggaran Lalu Lintas

Sudarto, dalam tulisan; “Perkembangan Masyarakat dan Pembentukan Hukum Pidana”, ditegaskan bahwa pada rentetan jenis kejahatan tindak pidana yang berbarengan dengan berkembangnya masyarakat modern itu dapat ditambahkan jenis tindak pidana yang tidak boleh dianggap enteng yang pada hakikatnya sangat merugikan masyarakat, ialah pelanggaran lalu-lintas. Dalam tahun 1973 menurut Komando Samapto Direktorat Lalu-Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian telah terjadi 32.214 kecelakaan yang menyebabkan 5123 orang meninggal dunia, 55.911 orang luka-luka, serta kerugian benda lebih dari Rp. 2.000.000.000 dua milyard rupiah. 80 Data yang dikemukakan di atas menunjukkan adanya korelasi antara pelanggaran lalu-lintas dengan kecelakaan lalu-lintas. Penyebabnya dapat diklasifikasi yaitu; faktor pengemudiketaatan mematuhi peraturan lalu lintas, prasarana jalan dan juga faktor cuaca misal jalan licin karena hujan. Terhadap tindak pidanapelanggarang lalu litas dilakukan upaya penanggulangan dilakukan baik secara preventif melalui operasi rutinrazzia dan operasi khusus, maupun secara represif melalui sidang pengadilan. Dari data pelaku pelanggaran dapat diklasifikasi dalam usia dan jenis pekerjaan. Berdasarkan usia, maka usia antara 16 tahun hingga 30 tahun menempati urutan teratas dalam pelanggaran lalu lintas, sementara dari jenis pekerjaan, swasta dan pelajar menempati urutan teratas dalam pelanggaran lalu lintas. Keadaan di atas membuktikan kualitas kesadaran hukum masyarakat pemakai jalan belum memenuhi himbauan disiplin nasional. Upaya Polri dalam penegakkan bidang lalu lintas juga dilakukan dengan melakukan tindakan “menegur” pelaku atas “peringatan” oleh Polri di jalan. MABES POLRI melalui Surat Keputusan Kapolri No. Pol. Skep433VII2006 tanggal 1 Juli 2006 mengeluarkan “Panduan Pembentukan Dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat POLMAS dalam bab III tentang” Tugas dan Kemampuan Petugas Polmas huruf b. Uraian Tugas 1 Menyelenggarakan 80 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, opcit, halaman 95. xliii fungsi deteksi sebagaimana uraian sub lampiran 1 buku panduan ini, termasuk; 4 Peta lalu lintas, yaitu peta yang melukiskan lokasi kecelakaan, kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan penyuluhan masyarakat terutama yang berkaitan tindak pidanapelanggaran lalu lintas, Polri melakukan koordinasi dan arahan untuk pelaksanaan siskamling termasuk pengamanan kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak dan pengaturan ketertiban lalu lintas. Dalam pelaksanaan tugas kepolisian secara umum Polri melakukan patroli rutin pada seluruh wilayah penugasan dan mengambil langkah-langkah pengaturanpengamanan kegiatan publik termasuk menjamin ketertiban lalu lintas. xliv

BAB III HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN