Metode Pendekatan Spesifikasi Penelitian

xxvi keputusan pribadi, maka tak mustahil akan muncul pertanyaan tentang apakah diskresi yang diambil itu tergolong “sah” atau “legitimate”, ataukah tergolong diskresi yang “tidak adil” dan “diskriminatif”. 36 Sekalipun ada nada-nada sumbang yang meragukan praktik-praktik diskresi yang dilakukan oleh Polri, namun Satjipto Rahardjo mengingatkan, bahwa oleh karena hukum itu dirumuskan secara umum dan abstrak sementara pemolisian bukanlah pekerjaan yang abstrak, sehingga wajar bila Polri kemudian diberi kewenangan untuk membuat penafsiran dan pilihan-pilihan hukum in optima forma. Salah satu institusi untuk mewadahi perilaku memilih tersebut adalah kekuasaan untuk melakukan diskresi discrecionary power. 37 Namun, langkah yang ditempuh oleh Polri tersebut harus ditunjang oleh adanya transparansi dan akuntabilitas agar tidak menyimpang menjadi sesuatu yang “tidak adil” atau diskriminatif.

E. METODE PENELITIAN

Riset ini tergolong dalam ranah “socio-legal”, yang melihat hukum sebagai sebuah tatanan normatif yang dioperasionalisasikan dalam kehidupan social tertentu. Tatanan normatif yang dimaksudkan di sini adalah yang mengatur tugas dan wewenang Polri dalam penanggulangan tindak pidana pelanggaran lalu lintas. Tugas dan wewenang Polri Polantas yang terumus secara yuridis-formal itu kemudian coba diamati dalam kehidupan sosial tertentu, terutama dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas. Studi ini didisain dalam beberapa tahapan, yakni: 1 Metode Pendekatan, 2 Spesifikasi Penelitian, 3 Jenis Data, 4 Metode Pengumpulan Data, 38 dan 5 Metode Analisa Data. Untuk kepentingan riset ini, berikut ini akan dijelaskan secara garis besar fase-fase riset tersebut.

1. Metode Pendekatan

Oleh karena fokus dan tujuan dari riset ini lebih berorientasi kepada upaya untuk memahami dan menjelaskan efektivitas tugas dan wewenang yang dimainkan oleh Polri dalam menanggulangi pelanggaran 36 Erlyn Indarti, Ibid, 2000, halaman 61. 37 Satjipto Rahardjo, “Pertanggungjawaban Polisi Berkaitan dengan Tugasnya: Penjelajahan terhadap Peta Permasalahan”, Makalah Seminar Nasional Polisi Indonesia II, diselenggarakan oleh Pusat Studi Kepolisian Fakultas Hukum Undip, 15 Juli 1995, halaman 9-10. 38 Norman K. Denzin Yvonna S. Lincoln, “Introduction Entering the Field of Qualitative Research”, dalam Norman K. Denzin Yvonna S. Lincoln, Handbookof Qualitative Research. London: SAGE Publications, 1994, halaman 12-15. xxvii lalu lintas, maka “tradisi riset kualitatif” 39 yang akan menjadi landasan studi ini. Untuk memahami dan menjelaskan tentang implementasi tugas dan wewenang Polri yang diformatkan dalam ranah studi “socio- legal” secara lebih baik, maka peneliti harus memiliki pemahaman yang relatif memadai tentang tatanan norma yang melandasi peran lembaga kepolisian tersebut. Bertolak dari landasan yuridis itu lalu peneliti mencoba mengamati, memahami dan kemudian menjelaskan perilaku hukum yang ditampilkan oleh Polri dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas.

2. Spesifikasi Penelitian

Untuk dapat memahami dan menjelaskan peran nyata yang dilaksanakan oleh Polri dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas, maka strategi atau pendekatan yang dipakai adalah “pendekatan tekstual” dan “pendekatan kasus” case study. Pendekatan tekstual diperlukan untuk memahami makna- makna atau nilai-nilai yang tersurat maupun tersirat dalam teks-teks peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas dan wewenang Polri. Sedangkan, pendekatan kasus diperlukan untuk memahami bagaimana tugas dan wewenang Polri itu diimplementasikan dalam penanggulangan kasus-kasus nyata pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan. Untuk dapat melakukan studi kasus tersebut, maka tempat yang akan dipilih adalah wilayah hukum Polres Batang Polda Jawa Tengah.

3. Jenis Data