Panduan Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik SM P 9
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator
Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah 5.
Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang
menghargai keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
Dapat menerima kekurangan orang lain
Dapat memaafkan kesalahan orang lain
Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan pada orang lain
Menerima perbedaan dengan orang lain dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku, bahasa, dan
agama.
6. Gotong Royong
adalah bekerja bersama-sama
dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling berbagi
tugas dan tolong- menolong secara
ikhlas.
Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah
Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan bersama
Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
Aktif dalam kerja kelompok
Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain
7. Santun
atau Sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan baik
dalam berbicara maupun bertingkah
laku. Norma kesantunan bersifat
relatif, artinya yang dianggap
baik santun pada tempat dan waktu
tertentu bisa berbeda pada tempat dan
waktu yang lain.
Menghormati orang yang lebih tua.
Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan tidak menyakitkan.
Tidak meludah di sembarang tempat.
Tidak menyela pembicaraan orang lain pada waktu yang tidak tepat
Mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya
Bersikap 3S salam, senyum, sapa
Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik
orang lain
Memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.
8. Percaya Diri
adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang yang memberi
Berpendapat atau melakukan tindakan tanpa ragu-ragu.
Mampu membuat keputusan dengan cepat
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
10 Dilarang M erokok di Sekolah
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator
keyakinan kuat untuk berbuat atau
bertindak pertanyaan di hadapan guru dan teman-
temannya
Indikator sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2 dapat dicontohkan seperti dalam tabel berikut ini.
Tabel 4: Contoh Indikator Sikap Spiritual dan Sosial dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2
Butir Nilai Sikap Spiritual dan Sosial
Contoh Indikator
Sikap Spiritual
Menerima pemberian Tuhan
Memanfaatkan pemberian Tuhan secara benar
Bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya sebagai bangsa Indonesia
Menghargai karunia Tuhan YME
Tawakal
Menyerahkan segala keputusan kepada Tuhan setelah berusaha secara maksimal.
Menerimahasil apa pun sesuai dengan kehendak Tuhan.
Menggantungkan segala sesuatu kepada Tuhan. Sikap Sosial
Suka bertanya
Suka mengamati sesuatu
Tidak puas pada jawaban yang ada Rasa ingin tahu
Kreatif
Menyusun gagasan baru
Menciptakan karya baru
Mampu memecahkan masalah Persatuan dan kesa-
tuan
Menyukai kebersamaan.
Bergaul tanpa membeda-bedakan kepentingan, agama, atau yang lainnya.
Tidak suka bertengkar. Demokratis
Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
Mengambil keputusan secara bersama-sama Rendah hati
Tidak sombong.
Tidak suka pamer.
Menghargai kelebihan orang lain.
Panduan Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik SM P 11
Setiap mata pelajaran dapat mengembangkan indikator sikap sesuai dengan karakter mata pelajaran masing-masing.
4. Teknik dan Bentuk Instrumen
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Ob- servasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantaraan orang
lain. Observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua wali, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi yang be- rupa skala penilaian rating scale yang disertai rubrik. Skala penilaian menentukan
posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman ob- servasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil
pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai dengan indikator penjabaran sikap dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa:
1 selalu, sering, kadang-kadang, dan jarang
2 sangat baik, baik, cukup, dan kurang
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Petunjuk penskoran
memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar obser- vasi lebih efektif dan terarah hendaknya:
1 dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan
mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses; 2
menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian; 3
penilaian perkembangan sikap didasarkan pada kecenderungan sikap peserta didik pada kurun waktu tertentu, misalnya dua minggu terakhir; dan
4 segera membuat kesimpulan setelah observasi selesai dilaksanakan.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kom-
petensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daf- tar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differen- tial
. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pen- dapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fe-
nomena. Skala semantic differential adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi ben- tuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kon-
tinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawa- ban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang dipe-
roleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Ska-
12 Dilarang M erokok di Sekolah
la bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri adalah sebagai berikut.
1 Berupa pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misalnya sikap
responden terhadap sesuatu hal. 2
Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden. 3
Pertanyaan diusahakan yang jelas dan khusus. 4
Harus dihindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian. 5
Harus dihindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. 6
Harus membuat pertanyaan yang berlaku bagi semua responden.
c. Penilaian A ntarpeserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta pe- serta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala peni- laian rating scale dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan
salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
d. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristi- wa kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif
dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menun-
tut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa se- hingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, dan apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang. Terkait dengan pencatatan jurnal, guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan di- tentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diajarkan. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian di- komunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1
Catatan atas pengamatan guru harus objektif. 2
Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan sikap.
3 Pencatatan segera dilakukan jangan ditunda-tunda.