PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
i
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA
KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
ROHIMAH
Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri 1 Sinar Semendo merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan melalui metode latihan terbimbing guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui metode latihan terbimbing, khususnya siswa kelas V-B SD Negeri 1 Sinar Semendo Tanggamus.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi . Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas V-B SD Negeri 1 Sinar Semendo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 24 orang, terdiri atas 10 laki-laki dan
(2)
ii
14 perempuan. Pada siklus I setiap siswa membaca pemahaman. Aspek yang dinilai setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru.
Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan membaca pemahaman guru mem-bimbing siswa dengan lebih sabar. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80%.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa metode latihan terbimbing dapat me- ningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu tercapai KKM sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 65,00.
(3)
iii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA
KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh ROHIMAH
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
(4)
iv
Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Latihan Terbimbing
pada Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Rohimah
NPM : 1113124001
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, Komisi Pembimbing
Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. NIP 195907221986031003 NIP 196001211988101004
Ketua Jurusan, Pendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 1948104211987031004
(5)
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. ...
Sekretaris : Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(6)
vi
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Sukarame, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tangga-mus pada 27 Pebruari 1970. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 3 Talang Padang 1983, SMPN 1 Talang Padang 1986, SPG PGRI 1989, dan D-3 Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI 1994.
Sejak Mei 2008 sampai sekarang, penulis bekerja sebagai pegawai negeri pada Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebagai guru SDN 1 Sinar Semendo Talang Padang.
Tahun 2011 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
(7)
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh keluarga, kepada suami dan anakku tercinta Pramudya Bahari dan Putri Tyanarani yang selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan pen-didikan Bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada guru-guru SD Negeri 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tanggamus, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.
Semoga Allah seantiasa menaungi kita dengan cinta dan mengumpulkan kita di surga-Nya yang penuh cinta....Amin.
(8)
viii SANWACANA
Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pema-haman Melalui Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas V-B Sekolah Dasar Negeri 1 Sinar Semendo”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada.
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku pembimbing I dalam menyelesai-kan Penelitian Tindamenyelesai-kan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini dengan segera.
2. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku pembimbing II dalam penyelesaian PTK ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga memacu semangat peneliti.
(9)
ix
3. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd., sebagai pembahas yang telah memberikan arah- an dan bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. 4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa dan
Sastra Indonesia.
5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah
membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliahan.
7. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.
8. Guru-guru SD Negeri 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tangga-mus, terutama Zahara, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Maizoni, S.Pd. seba-gai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi dalam menyelesaikan PTK ini.
9. Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa.
10. Suamiku Yuriayalin dan putra-putriku tercinta Pramudya Bahari dan Putri Tyanarani, atas segala doa, dorongan dan motivasi serta dukunganya.
11. Para rekan-rekanku di S1 dalam jabatan Mursidi, Puji Astuti, Yuliatun, Diana Iryani atas segala dukungan dan kerjasamanya semoga kalian tetap semangat dan pantang mundur.
12. Sahabat-sahabat terdekatku Hermarika, Evi Maulia, Deviyanti, Fitrina Asti, Fera Isyanti kebersamaan kita selama kuliah adalah kenangan tersendiri untuk masa depan kita.
(10)
x
13. Anak-anak didikku kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Talang Padang Tangga-mus Tahun Pelajaran 2011/2012 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.
Bandar Lampung, Desember 2012 Peneliti
(11)
xi MOTO
”Senjata terkuat adalah kesabaran” (Penulis)
”Bersabarlah dan terus berikhtiar dan bertawakal” (Penulis)
”Berikan yang terbaik apa yang kamu punya kepada semua orang, seperti apa yang telah kamu terima dari banyak orang”
(12)
xii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
RIWAYAT HIDUP ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
SANWACANA ... viii
MOTTO ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Peneliatan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Konsep Membaca ... 8
2.1.1 Pengertian Membaca ... 8
2.1.2 Tujuan Membaca ... 8
2.1.3 Jenis-Jenis Membaca ... 9
2.2 Membaca Pemahaman ... 11
2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman ... 11
2.2.2 Karakteristik Membaca Pemahaman... 12
2.3 Cerita ... 12
2.3.1 Pengertian Cerita ... 13
2.3.2 Unsur-Unsur Cerita ... 13
2.4 Metode dan Teknik ... 13
2.4.1 Pengertian Metode dan Teknik ... 13
(13)
xiii
2.4.3 Faktor Pemilihan Metode Mengajar ... 15
2.4.4 Macam-Macam Metode Mengajar ... 15
2.5 Metode Latihan ... 16
2.5.1 Pengertian Metode Latihan ... 16
2.5.2 Kelebihan Metode Latihan ... 16
2.5.3 Kelemahan Metode Latihan ... 17
2.5.4 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Latihan ... 17
2.5.5 Metode Latihan Terbimbing ... 18
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 19
3.1 Rancangan Penelitian ... 19
3.2 Setting Penelitian ... 20
3.2.1 Subjek Penelitian ... 20
3.2.2 Tempat Penelitian... 20
3.2.3 Waktu Penelitian ... 20
3.3 Prosedur Penelitian... 20
3.3.1 Perencanaan... 21
3.3.2 Tindakan ... 21
3. 3.3 Observasi ... 23
3.3.4 Refleksi ... 24
3.4 Instrumen Penelitian ... 24
3.4.1 Instrumen Observasi Siswa ... 24
3.4.2 Instrumen Penilaian Kegiatan Membaca ... 25
3.4.3 Instrumen Observasi Guru ... 26
3.5 Teknik Analisis Data ... 27
3.6 Indikator Keberhasilan ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Hasil Penelitian Tindakan ... 29
4.2 Siklus I ... 30
4.2.1 Proses Pembelajaran Siklus 1 ... 30
4.2.2 Hasil Pembelajaran Siklus 1 ... 32
4.2.3 Refleksi ... 37
4.3 Siklus 2 ... 38
4.3.1 Proses Pembelajaran Siklus 2 ... 39
4.3.2 Hasil pembelajarn Siklus 2 ... 42
4.3.3 Refleksi ... 45
4.4 Perbandingan Hasil Pembelajaran ... 46
(14)
xiv
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ...
3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 24
3.2 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman ... 25
3.3 Instrumen Proses Pembelajarn Oleh Guru ... 26
3.4 Tolak Ukur penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman ... 28
4.1 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Prasiklus ke Siklus 1 ... 33
4.2 Persentase Hasil Penilaian Membaca Pemahaman Prasiklus Ke Siklus 1 ... 33
4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ke Siklus II ... 42
4.5 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Prasiklus, ke Siklus 1, dan Siklus 2... 44
4.5 Persentase Hasil Penilaian Menulis Narasi Siklus 1 ... 59
4.6 Analisis Tingkat Kompetensi Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ... 47
4.7 Data Ketuntasan Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ... 48
(16)
xvi
4.9 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus,
(17)
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Membaca Pemahaman Siswa Per Indikator Prasiklus ke Siklus 1 ... 36 4.2 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Per Indikator Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 44 4.3 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Membaca ... 48 4.4 Ketuntasan Kemampuan Membaca Pemahamn Siswa Kelas V-B
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 58
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 62
3. Lembar Observasi Siswa ... 66
4. Lembar Observasi Guru ... 67
5. Teks Cerita Rakyat Siklus I ... 69
6. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Prasiklus ... 71
7. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Menyebutkan Tokoh Siklus Satu ... 72
8. Hasil tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Karakter Tokoh Siklus I ... 73
9. Hasil Tes Kemampuan Membaca pemahaman Aspek Kesimpulan Siklus Satu ... 74
10. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus Satu ... 75
11. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Menyebutkan Tokoh Siklus Dua ... 76
12. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Karakter Tokoh Siklus Dua ... 77
14. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Kesimpulan Siklus Dua ... 78
(19)
xix
14. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus Dua ... 79 15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 80 16. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 81 17. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada Siklus Satu ... 82 18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada Siklus Dua ... 84 19. Contoh hasil kerja siswa menulis karangan narasi... 85
(20)
(21)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan itu merupakan kesatu-an yang tidak dapat dipisahkan. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Membaca merupakan kegiatan memaknai lambang-lambang bunyi. Pemaknaan itu akan dapat diwujudkan jika seseorang terlebih dahulu memahami fonologi dari lambang tersebut dan memahami makna morfologis dalam kaitan untaian kata pada suatu tata kalimat.
Membaca pada dasarnya adalah proses kognitif (Tampubolon dalam Kusmana, 2009:74). Membaca adalah komunikasi interaktif antara pembaca dan bacaan. Pembaca menggunakan latar belakang pengalaman dan pengetahuannya untuk memahami bahasa dalam bacaan. Kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam membaca adalah penggunaan pikiran atau penalaran termasuk ingatan. Dengan penalaran tersebut pembaca berusaha menemukan dan memahami informasi dalam bacaan.
Proses membaca terdiri atas beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (a) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (b) aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (c) aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada, (d) aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, (e) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca (Santosa, 2008:6.3).
(22)
Tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Karena itu, di kelas membaca, proses memasukkan informasi dan pengetahuan ke dalam otak siswa harus terjadi. Tetapi ini belum cukup. Kelas seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh kejelasan tentang bagian-bagian bacaan yang belum dipahami sehingga terjadilah penambahan pengetahuan dalam dirinya.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) Sekolah Dasar, tepatnya pembelajaran dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak, dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. dengan indikator: (1) mendengarkan cerita dengan baik, (2) bertanya jawab tentang cerita, (3) menuliskan kesimpulan. Dengan kompetensi ini siswa diharapkan dapat mencapai tujuan membaca.
Realitanya pembelajaran bahasa Indonesia di SD selama ini belum mendapat respon yang positif dari siswa pada umumnya, khususnya siswa SD Negeri 1 Sinar Semendo, lebih-lebih pada kompetensi membaca pemahaman. Hal ini dibuktikan oleh hasil ulangan harian siswa, kemampuan siswa membaca pemahaman masih rendah, lebih dari 70% siswa tidak mampu membaca pemahaman. Dari 25 siswa hanya 2 siswa yang memiliki tingkat kemampuan baik, dengan persentase 8%, 7 siswa memiliki tingkat kemampuan cukup dengan persentase 28%, 10 siswa memiliki tingkat kemampuan kurang dengan persentase 40%, dan 24% siswa memiliki tingkat kemampuan sangat kurang yang terdiri dari 6 siswa. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
(23)
Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Semendo
Kategori Interval Jumlah Siswa Persentase (%)
Baik sekali 86 – 100 - -
Baik 71 – 85 2 8
Cukup 56 – 70 7 28
Kurang 41 – 55 10 40
Sangat Kurang < 40 6 24
Jumlah 25 100
(Sumber: Wali Kelas V SD Negeri 1 Sinar Semendo)
Dari nilai murni hasil tes ulangan harian tahun pelajaran 2011/ 2012 pada kelas V, hasil rata-rata kelas belum masuk kategori tuntas (Ketuntasan belajar minimum bahasa Indonesia adalah 65,00). Nilai rata-rata, hanya mencapai 52,00 dengan nilai tertinggi 70,00 dan nilai terendah 40,00.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran membaca diantaranya, banyaknya kalimat kompleks dalam teks bacaan, pengalamanya membaca dan kemampuannya menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan, misalnya kosakata dan struktur. Selain itu perencanaan, strategi, dan media yang dipilih kurang melibatkan siswa secara langsung dan kurang menyenangkan karena bersifat monoton.
Berdasarkan gambaran di atas, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang apa yang diajarkan, juga penggunaan berbagai macam strategi pembelajaran. Jika kita amati proses pembelajaran membaca pemahaman selama ini, kebanyakan guru menyampaikan materi membaca yang didominasi dengan menggunakan teknik yang cendrung konvensional. Teknik ini lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dan berpusat pada guru. Proses pembelajaran terkesan kaku, monoton, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru cendrung lebih dominan.
(24)
Realita seperti ini apabila tidak segera ditangani secara serius oleh guru dapat menjadi terpuruknya kompetensi membaca, khususya membaca pemahaman. Pihak yang paling mengetahui akar permasalahan yaitu guru itu sendiri. Guru itulah yang dapat menentukan model pembelajaran yang bermutu, inovatif dan menyenangkan karena hanya guru yang mengetahui karakteristik dan tingkat perkembangan siswanya, bukan pihak luar. Salah satu cara untuk mencapai keberhasilan itu apabila guru tepat memilih metode, teknik dan media penyajian. Pemilihan metode dan teknik serta media penyajian yang tepat merupakan hal yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran.
Keprofesionalan seorang guru dituntut demi lancarnya proses belajar mengajar. Ada tiga persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar menjadi guru yang baik, yaitu menguasai (1) bahan ajar (2) keterampilan pembelajaran, dan (3) evaluasi pembelajaran. Dalam penguasaan keterampilan pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efesien apabila didukung dengan kemahiran guru mengatur strategi pembelajaran. Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar (Santosa, 2009: 1.15). metode adalah adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
(25)
penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Salah satu metode tersebut adalah metode latihan.
Pembelajaran melalui metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Djamarah, 2006:95). Metode latihan juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Metode latihan juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Semua proses itu tidak terlepas dari bimbingan guru. Pembelajaran membaca cerita rakyat dalam penelitian ini menggunakan metode latihan terbimbing karena keterampilan membaca bukanlah semata-mata milik golongan orang yang berbakat membaca, melainkan dengan latihan yang sungguh-sungguh keterampilan itu dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan membaca merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih, keterampilan menulis akan meningkat. Begitu juga dengan keterampilan membaca pemahaman cerita rakayat, untuk dapat membaca dan memahami diperlukan usaha yang keras dan latihan terbimbing secara terus-menerus. Peran guru sebagai motivator, fasilitator, sekaligus inspirator bagi siswa sangat diperlukan dalam hal ini yaitu memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam membaca pemahaman cerita rakyat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas tentang” Peningkatan Kemampuan Membaca PemahamanMelalui Metode Latihan Terbimbing pada kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012”.
(26)
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui metode latihan terbimbing kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui metode latihan terbimbing.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas memiliki manfaat yang penting. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut.
A. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, kretifitas pada saat membaca dan meningkatkan kompetensi membaca pemahaman.
B. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang cara mendesain, mengembangkan, mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran. Pengetahuan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran membaca.
C. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide untuk memecahkan masalah pembelajaran membaca pemahaman di kelas sehingga akan membantu teciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kondusif, dan menyenangkan.
(27)
(28)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca
2.1.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan,1990:7). Membaca merupakan kegiatan memaha-mi bahasa tulis (Santosa, 2009:6.3). Membaca merupakan kegiatan memaknai lambang-lambang bunyi atau lambang ortografis tertulis dalam kegiatan berbahasa (Kusmana, 2011:73).
Dari beberapa teori tentang membaca penulis mengacu pada pendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1990: 7).
2.1.2 Tujuan Membaca
Tujuan membaca yaitu mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (Tarigan, 1990: 9). Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas (Santosa, 2009: 6.5). Tujuan yang dimaksud meliputi;
1. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
2. membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
3. menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
4. menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik;
(29)
6. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tulisan;
7. melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat siswa
sebelum melakukan perbuatan membaca;
8. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu
yang dipaparkan dalam sebuah bacaan;
9. mempelajari struktur bacaan;
10.menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh
penulis bacaan.
2.1.3 Jenis-Jenis Membaca
Ada beberapa jenis kemampuan membaca yaitu membaca nyaring (reading out lud), membaca
bersuara (oral reading), membaca lisan (reading aloud), dan membaca dalam hati (silent
reading). Aktivitas membaca nyaring direlisasikan dengan bentuk membaca cerita, membaca puisi, membaca teks drama. Adapun membaca dalam hati dibagi menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif terdiri dari membaca survei, sekilas, dangkal. Membaca intensif terdiri dari membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi mencakup membaca teliti, membaca pemahaman, kritis, dan ide-ide. Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa dan sastra (Tarigan, 1990: 13).
Jenis-jenis membaca yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) dapat dibedakan sebagai berikut.
(30)
Kegiatan membaca teknik bertujuan melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tulisan dengan lafal yang baik dan intonasi yang wajar. Di sini guru harus melatih siswa mengucapkan lafal fonem dengan benar, kata dan kalimat yang baik (tidak menonjolkan kedaerahan).
b. Membaca dalam Hati.
Siswa dilatih membaca tanpa mengeluarkan suara dan bibir tidak bergerak. Bahan bacaan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa, yaitu bahan bacaan yang sederhana dan yang telah dipelajari sebelumnya.
c. Membaca Pemahaman.
Membaca ini merupakan lanjutan dari membaca dalam hati, membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahui pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan isi bacaan atau dengan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan.
d. Membaca Indah.
Pada hakikatnya membaca indah sama dengan membaca teknik, tetapi bahan bacaan yang digunakan adalah puisi atau fiksi/cerita sastra anak-anak. Kegiatan ini bersifat apresiatif sehingga melibatkan emosi, memerlukan penghayatan/penjiwaan, jenis membaca ini dipadukan dengan apresiasi sastra.
e. Membaca Cepat.
Membaca ini bertujuan agar siswa dapat menangkap isi bacaan dalam waktu cepat, dalam hal ini guru menentukan waktu yang sesuai dengan tingkat kesukaran bahan bacaan. Untuk itu siswa
(31)
perlu dilatih gerakan mata, arah pandangan lurus, dari atas ke bawah, hindari membaca kata demi kata, dan menunjuk bacaan dengan satu jari.
f. Membaca Pustaka
Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca di luar jam pelajaran. Jadi, dalam hal ini dapat berupa penugasan dalam bentuk kelompok maupun individu. Membaca pustaka bertujuan untuk mengembangkan minat baca siswa.
g. Membaca Bahasa.
Membaca ini ditekankan untuk memahami kebahasaan, bukan memahami isi. Jadi, melalui membaca ini dapat dilatih mengenai makna dan penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan, serta kalimat (Santosa, 2009: 3.19--3.20).
2.2 Membaca Pemahaman
2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan lanjutan dari membaca dalam hati. Membaca pemahaman merupakan membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahui pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan isi bacaan atau dengan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan (Santosa, 2009: 3.20).
2.2.2 Karakteristik Membaca Pemahaman
Karakteristik membaca pemahaman harus dipahami para guru bahasa Indonesia. Beberapa hal teknis membaca harus diperhatikan dalam membaca pemahaman. Hal-hal teknis tersebut sebagai berikut.
(32)
1. Pada saat membaca tidak boleh ada suara atau bunyi dari mulut pembaca. Penghilangan bunyi pembacaan itu akan meningkatkan pemahaman pembaca pada bacaan yang dibacanya. Selain itu, dengan membaca tanpa suara akan mempercepat menyerap informasi dari bacaan.
2. Mulut tidak berkomat-kamit. Pada saat membaca pemahaman, mulut tidak bergerak-gerak
apalagi bersuara. Mulut tidak difungsikan sama sekali dalam membaca pemahaman. Yang sangat berperan adalah pikiran,
3. Pandangan pembaca tidak bergerak ke kanan dan ke kiri. Pandangan tertuju fokus bacaan,
yang bergerak ke kanan dan ke kiri hanya bola mata.
4. Tangan tidak berfungsi menunjuki kata yang dibaca. Pada saat membaca pemahaman tangan
tidak difungsikan untuk menunjuk huruf atau kata yang sedang dibaca.
2.3Cerita
Cerita dapat berbentuk karangan fiksi dan non fiksi. Karangan fiksi merupakan karya hasil rekaan yang mengandung daya khayalan atau imajinasi pengarangnya dan tidak nyata. Sedangkan karangan non fiksi memuat fakta seperti sejarah, biografi, buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya.
2.3.1 Pengertian Cerita
Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb); karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, dan penderitaan orang; kejadian dsb (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka) (KBBI, 1997:186). Cerita merupakan deretan peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan waktu, jadi secara
(33)
kronologis, dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 1998:92). Cerita sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu (Forster dalam Nurgiyantoro, 1998:91). Cerita merupakan rangkaian peristiwa, dan peristiwa yang dirangkaiakan itu merupakan susunan dari kejadian-kejadian yang lebih kecil (Zulfahnur, 1998:26). Fiksi adalah cerita rekaan (Nurgiyantoro, 1998:90).
2.3. 2 Unsur-Unsur Cerita
Unsur yang membangun struktur cerita ialah unsur ekstrinsik, yaitu permasalahan kehidupan, falsafah, cita-cita, ide-ide dan gagasan serta latar budaya yang menopang kisahan cerita, dan unsur instrinsik (unsur dalam dari sebuah fiksi). Unsur instrinsik ini terdiri atas tema dan amanat, tokoh dan penokohan, alur, sudut pandang, latar, gaya bahasa (Zulfahnur, 1998:24-25). Unsur cerita terdiri atas plot, tema, karakter, dan latar (Nurgiyantoro, 1998: 20).
2.4 Metodedan Teknik Pembelajaran
2.4.1 Pengertian Metodedan Teknik Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Djamarah, 2006:46). Metode didefinisikan sebagai cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2001:740). Selain itu, metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Santosa, 2009:2.26). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai sistem perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan materi pelajaran bahasa Indonesia secara teratur (Santosa, 2009:2.26). Sementara itu, teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001:1158).
(34)
2.4.2 Fungsi Metode Pembelajaran
Penggunaan teknik mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya metode mengajar memiliki fungsi-fungsi seba-gai berikut:
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran,
apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok (Winataputra, 1997: 4.4).
2.4.3 Faktor Pemilihan Metode Mengajar
Ada beberapa faktor yang dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar, dasar pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor:
1. berpedoman pada tujuan;
2. perbedaan individual anak didik;
3. kemampuan guru;
4. sifat bahan pelajaran;
5. situasi kelas;
6. kelengkapan fasilitas;
7. kelebihan dan kelemahan.
(Djamarah, 2010: 229-231).
(35)
Beberapa metode yang perlu dikuasai guru dalam mengatur strategi pembelajaran bahasa, yaitu; 1. diskusi;
2. inkuiri;
3. sosiodrama atau bermain peran;
4. tanya jawab;
5. penugasan;
6. latihan; 7. bercerita;
8. pemecahan masalah;
9. karya wisata.
(Santosa, 2009:1.15-1.16)
2.5 Metode Latihan
2.5 1 Pengertian Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Djamarah, 2006:95). Metode latihan juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode latihan juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
(36)
1. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan
huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan.
5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi
lebih otomatis. (Djamarah, 2009:96).
2.5.3 Kelemahan Metode Latihan
1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lengkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton, mudah membosankan.
4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5. Dapat menimbulkan verbalisme. (Djamarah, 2009: 97).
(37)
Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Langkah jenis kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menyediakan peralatan yang diperlukan.
2. Menciptakan kondisi anak untuk belajar.
3. Memberikan pengertian/penjelasan sebelum latihan dimulai (metode ceramah).
4. Demontrasi proses atau prosedur itu oleh guru dan siswa mengamatinya.
5. Siswa diberi kesempatan mengadakan latihan (metode latihan).
6. Siswa membuat kesimpulan dari latihan yang ia lakukan.
7. Guru bertanya kepada siswa. (Djamarah, 2006:104).
2.5.5 Metode Latihan Terbimbing
Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar. Mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana dalam Djamarah, 2006: 39). Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar, bimbingan belajar memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Jamhur dalam Aisyah, 2011: 22).
Latihan terbimbing adalah pengajaran berprograma. Pengajaran berprograma dibagi dua yaitu (1) program linier (skinner) yang mengharuskan murid melalui semua langkah dari awal sampai
(38)
akhir (2) program bercabang yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk menguasai bagian-bagian yang telah dikuasainya dan membimbing mereka yang mengalami kesukaran tertentu untuk melakukan latihan tertentu (Nasution, 2008:59).
Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan terbimbing adalah seperti berikut.
1) Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.
2) Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.
3) Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan
latihan terdistribusi (distributed practiced).
(39)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca cerita rakyat siswa kelas V SDN 1 Sinar Semendo. Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2006:1.15).
Penelitian tindakan adalah penelitian self-reflecive inquiri, atau penelitian melalui refleksi diri. Yaitu guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri, berarti guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakan di dalam kelas, apa dampak tersebut bagi siswa dan guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.
Dengan usaha tersebut guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya dan berusaha memperbaiki kelemahan dan meng-ulangi untuk menyempurnakan tindakan yang dianggapnya sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dari praktik sendiri. Bukan dari sumber data yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik, sehingga guru mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai guru dan peneliti. Guru bukan hanya sekedar pelaksana pembelajaran, tetapi berperan secara aktif dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan refleksi hail tindakan.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
(40)
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus tepatnya kelas V-B semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas V-B dan berlangsung hingga mencapai indikator yang telah ditentukan.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V-B SD Negeri 1 Sinar Semendo Tanggamus tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kaji tindak dan akan dilaksanakan melalui siklus, setiap siklus meliputi tahap-tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Penelitian menekankan pada perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan di sekolah.
3.3.1 Perencanaan
a) Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tindakan dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
(41)
b) Menetapkan kelas penelitian, yaitu kelas V-B. Waktu penelitian semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer, refleksi dan kolaborasi dilakukan setiap selesai pemberian tindakan.
c) Menyusun rencana pembelajaran dan alokasi waktu.
d) Menentukan strategi pembalajaran yakni menggunakan metode latihan terbimbing. e) Instrumen penelitian.
3.3.2 Tindakan
Pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan secara umum mengikuti prosedur sebagai berikut.
a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.
b) Melaksanakan pengamatan terhadap siswa oleh observer.
c) Mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian. d) Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.
e) Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.
Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia selama 2 kali pertemuan ( 4 × 35 menit ) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
SIKLUS I
A. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan kelas.
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
3. Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa yang berhubungan cerita rakyat yang akan digunakan.
(42)
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan tentang cerita rakyat.
2. Guru menjelaskan mekanisme membaca pemahaman. 3. Guru membagikan teks bacaan cerita rakyat.
4. Siswa mencermati teks bacaan cerita rakyat.
5. Guru membimbing siswa dalam membaca pemahaman.
6. Siswa menyebutkan nama tokoh, sifat tokoh utama, dan menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat.
7. Guru memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus kesatu.
B. Pertemuan Kedua a. Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan kelas.
2. Guru mengiatkan kembali pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang berhubungan dengan materi pada pertemuan pertama.
b. Kegiatan Inti
1. Siswa maju satu persatu membacakan hasil pekerjaanya 2. Siswa dibimbing setelah membacakan pekerjaannya
(43)
3. Siswa bertanya jawab tentang kesulitan dalam membaca pemahaman
c. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa mengadakan refleksi hasil pembelajaran pertemuan kedua siklus satu.
3.3.3 Observasi
Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui metode latihan terbimbing. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode latihan terbimbing yang berlangsung di sekolah.
3.3.4 Refleksi
Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus beri-kutnya.
3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Instrumen Observasi Siswa
(44)
No Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks Skor
1. Keantusiasan Siswa
Semua siswa terlihat antusias. Ada 3-5 siswa yang tidak antusias. Ada 6-8 siswa yang tidak antusias. Ada 9-11 siswa yang tidak antusias. Ada >11 siswa yang tidak antusias.
5 4 3 2 1 5
2. Keaktifan Siswa
Semua siswa terlihat aktif. Ada 3-5 siswa yang tidak aktif. Ada 6-8 siswa yang tidak aktif. Ada 9-11 siswa yang tidak aktif. Ada >11 siswa yang tidak aktif.
5 4 3 2 1 5
3. Kemandirian Siswa
Semua siswa mandiri dalam menulis.
Ada 3-5 siswa yang tidak mandiri dalam menulis. Ada 6-8 siswa yang tidak mandiri dalam menulis. Ada 9-11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis.
Ada lebih dari 11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis. 5 4 3 2 1
3.4.2 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman
Tabel 3.2Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor
Maksimal 1 Tokoh Semua tokoh dapat disebutkan secara tepat
Terdapat 3 nama tokoh dapat disebutkan secara tepat
Hanya 2 nama tokoh dapat disebutkan secara tepat
Hanya 1 nama tokoh dapat disebutkan secara tepat 5 4 3 2 5
(45)
Semua nama tokoh yang disebutkan semua
salah 1
2 karakter atau sifat tokoh utama
Semua karakter atau sifat tokoh dapat disebutkan secara tepat
Terdapat 3 karakter atau sifat tokoh disebutkan secara tepat
Hanya 2 karakter atau sifat tokoh dapat disebutkan secara tepat
Hanya 1 karakter atau sifat tokoh dapat disebutkan secara tepat
karakter atau sifat tokoh disebutkan secara tidak ada yang tepat
5 4 3 2 1 5
3 Menyimpulka
n isi cerita Dapat menyimpulkan isi cerita dengan 4 kalimat secara tepat Dapat menyimpulkan isi cerita dengan 3 kalimat secara tepat
Hanya dapat menyimpulkan isi cerita dengan 2 kalimat secara tepat
Hanya dapat menyimpulkan isi cerita dengan 1 kalimat secara tepat
Menyimpulkan isi cerita dengan 1 kalimat tetapi tidak tepat.
5 4 3 2 1 5
3.4.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru
Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode latihan terbimbing berlangsung di sekolah.
Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru
No Aspek Skor
1 2 3 4 5
I PRAPEMBELAJARAN 1.Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran 3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
(46)
yang relevan
5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai
dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran 7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa
8.Melaksanakan pembelajaran secara runtut
9.Menguasai kelas
10.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
11.Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan posit 12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
13.Menggunakan media secara efektif dan efesien 14.Menghasilkan pesan yang menarik 15.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara
Keterlibatan Siswa
16.Menumbuhkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran
17.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
18.Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme
siswa dalam belajar
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19.Memantau kemajuan belajar selama proses 20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
F Penggunaan Bahasa 21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik, dan benar
22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
III PENUTUP
23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa
24.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan
(47)
Nilai Akhir (NA)=
Nilai setiap aspek yang teramati dikonversikan dengan pedoman penialian sebagai berikut: kriteria A, nilai 85%-100% dengan predikat baik sekali. Kriteria B, nilai 75%-845 dengan predikat baik. Kriteria C, nilai 60%-74% dengan predikat cukup.Kriteria D, nilai 40%-59% dengan predikat kurang. Kriteria E, nilai 0%-39 dengan predikat gagal (Nurgiyantoro, 1987: 211).
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membaca dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa peraspek
( tokoh, karakter atau sifat tokoh, menyimpulkan isi cerita ). 2. Menjumlah skor secara utuh.
3. Menentukan tingkat kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metodelatihan terbimbing.
4. Menghitung tingkat kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metode latihan terbimbing.
5. Menghitung rata-rata kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metode latihan terbimbing dengan rumus.
6. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur yang digunakan.
Tabel 3.5 Tolok Ukur Kemampuan Membaca Cerita Rakyat Melalui Metode Latihan Terbimbing
Interval Prestasi Tingkat Kemampuan Keterangan
85% - 100% Baik Sekali X Skor Ideal (100) Skor yang diperoleh
(48)
75% - 84% Baik
60% - 74% Cukup
40% - 59% Kurang
0% - 39% Gagal
(Nurgiantoro, 1987: 363)
3.6 Indikator Keberhasilan
Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila ketrampilan membaca yang diperoleh mencapai 75% siswa memperoleh nilai 65,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dapat melanjutkan kemampuan dasar berikutnya.
(49)
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat diimplementasikan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan memba-ca pemahaman siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut.
1. Pembelajaran membaca pemahamn jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan metode pelatihan terbimbing akan membantu siswa untuk memahami isi suatu cerita yang akan dibaca sehingga dapat meningkatkan kompetensi membaca pemahaman siswa.
2. Penggunaan metode pelatihan terbimbing dalam pembelajaran membaca pe-mahaman yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam memahami suatu bacaan, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.
3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi membaca pe-mahaman,kompetensi siswa dalam membaca pemahaman cenderung mening-kat..
(50)
30 4. Skor rata-rata kemampuan membaca pemahaman pada prasiklus, di kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo adalah 52,5 dengan kategori kurang, menjadi 64,44 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 77,77 dengan kategori Baik pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan ketuntasan belajar kelas V-B pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase 8,33%, 14 atau 58,33% pada siklus I, dan 22 atau 91,56% pada siklus II; (b) nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas V-B pada prasiklus 73, 80 pada siklus I, dan 86 pada siklus II.
5.2 Saran
Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tanggamus sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam membaca pengumuman, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat dijadikan sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.
2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.
3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan
(51)
31 pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.
4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif, efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya membaca pemahaman.
(52)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA
KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh ROHIMAH NPM 1113124001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
(53)
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Khoiru Iif. 2010. Proses Pembelajarn Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusmana, Suherli. 2011. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Prose Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurcholis, Hanif. 2007. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V.
Jakarta: Erlangga.
Nurgiyantoro, Burhan.1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Prees. ---. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Santosa, Puji, 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tim Universitas Lampung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.
Lampung: Unila.
Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zulfahnur. 1997. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.
(1)
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat diimplementasikan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan memba-ca pemahaman siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut.
1. Pembelajaran membaca pemahamn jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan metode pelatihan terbimbing akan membantu siswa untuk memahami isi suatu cerita yang akan dibaca sehingga dapat meningkatkan kompetensi membaca pemahaman siswa.
2. Penggunaan metode pelatihan terbimbing dalam pembelajaran membaca pe-mahaman yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam memahami suatu bacaan, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.
3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi membaca pe-mahaman,kompetensi siswa dalam membaca pemahaman cenderung mening-kat..
(2)
30
4. Skor rata-rata kemampuan membaca pemahaman pada prasiklus, di kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo adalah 52,5 dengan kategori kurang, menjadi 64,44 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 77,77 dengan kategori Baik pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan ketuntasan belajar kelas V-B pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase 8,33%, 14 atau 58,33% pada siklus I, dan 22 atau 91,56% pada siklus II; (b) nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas V-B pada prasiklus 73, 80 pada siklus I, dan 86 pada siklus II.
5.2 Saran
Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tanggamus sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam membaca pengumuman, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat dijadikan sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.
2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.
3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan
(3)
31
pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.
4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif, efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya membaca pemahaman.
(4)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA
KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh ROHIMAH NPM 1113124001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Khoiru Iif. 2010. Proses Pembelajarn Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusmana, Suherli. 2011. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Prose Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurcholis, Hanif. 2007. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V.
Jakarta: Erlangga.
Nurgiyantoro, Burhan.1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Prees. ---. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Santosa, Puji, 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tim Universitas Lampung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.
Lampung: Unila.
Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zulfahnur. 1997. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.