1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia saat ini berkembang dengan pesat dalam bidang teknologi. Hal ini sangat berdampak dalam bidang komunikasi. Dalam perkembangan terakhir saat
dunia informasi menjadi sangat penting dalam segi kehidupan, maka komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi salah satu bagian yang sangat
penting dalam melengkapi kehidupan manusia, sehingga sekarang menjadikan dunia seperti tidak memiliki batasan jarak dan waktu lagi untuk berkomunikasi
dengan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Salah satu media komunikasi terbaru dan termuktahir yang sering
bermunculan belakangan, termasuk Indonesia ini adalah social media yang kemudian akan disingkat: sosmed. Sosmed adalah media online elektronik yang
bersifat audio visual, langsung, dan dapat membentuk sikap dengan para penggunanya, bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
Kaplan, 2010. Sosmed juga tidak luput dijadikan sebagai institusi dalam perekonomian untuk bisnis, yang mendatangkan keuntungan bagi pihak-pihak
tertentu. Karena sosmed saat ini sangat mudah diakses dengan berjamurnya telepon pintar murah meriah yang beredar di pasaran Indonesia.
Para produsen berbondong-bondong mengiklankan produk mereka di sosmed untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Dengan segmentasi yang
mereka tetapkan diharapkan akan mempermudah mereka memasarkan produk dan akan memperoleh keuntungan yang banyak pula.
Mendirikan sebuah usaha atau bisnis adalah salah satu cara dalam rangka menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
memperoleh laba. Kebutuhan manusia yang beragam dan terus bertambah dari waktu ke waktu memunculkan celah bagi para pebisnis untuk mendirikan sebuah
bisnis baru. Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi
2
kebutuhan tersebut sambil memperoleh laba. Mendirikan sebuah usaha atau bisnis dilandasi oleh beberapa faktor pendorong salah satunya adalah jiwa
kewirausahaan. Saat ini banyak anak muda yang mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Kegiatan berbisnis termasuk
dalam kategori wirausaha, bisnis tak lagi identik dengan suatu usaha yang dijalankan oleh mereka yang berusia matang dengan segenap kemampuan
pendukung dalam mendirikan sebuah bisnis. Seiring berkembangnya zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi
dan meningkatnya kebutuhan manusia, bisnispun mengalami berbagai perubahan dan inovasi. Saat ini banyak pebisnis yang mulai beralih untuk melakukan bisnis
secara online. Bisnis yang dilakukan secara online telah berubah menjadi suatu tren dikarenakan jumlah pengguna internet di dunia yang terus meningkat dari
waktu kewaktu. Tim WeAreSocial Singapore baru-baru ini membuat slideshow yang memperlihatkan semua fakta dan statistik mengenai 2,5 miliar pengguna
internet, termasuk Indonesia.
Millward, 2014
Gambar 1.1 Tingkat Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia 2014
3
Ini menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dijadikan celah yang sangat menjanjikan dan memunculkan motivasi
bagi para pebisnis untuk mendirikan bisnis yang berbasis online. Banyaknya pengguna internet ini memunculkan harapan bahwa semakin banyak orang yang
online, maka semakin tinggi potensi calon konsumen dari produk yang mereka pasarkan tersebut. Pergeseran transaksi jual beli konvensional ke pasar online kian
hari semakin terlihat nyata. Banyaknya masyarakat yang mulai familiar dengan telepon pintar dan internet juga menjadi salah satu indikasi bahwa perdagangan
secara elektronik e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, bahkan karena proses transaksinya yang terbilang sangat mudah, sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih tertarik melakukan transaksi pembelian lewat toko online dibandingkan harus jauh-jauh pergi ke pusat perbelanjaan untuk memenuhi
produk kebutuhan yang mereka cari. Didukung data dari MasterCard Online Shopping Behavior Study,
pengguna internet Indonesia mempunyai tingkat kepuasan paling tinggi 96 persen terhadap belanja online di antara 14 negara kawasan Asia Pasifik. Hal ini
diikuti dengan peningkatan kemungkinan melakukan transaksi online sebesar 7,3 persen dibanding tahun lalu. Hal ini tentu menandakan kepopuleran belanja online
di Indonesia yang akan terus meningkat di masa yang akan datang. Riset yang dilaksanakan setiap tahun oleh MasterCard di total 25 negara ini sedikitnya diikuti
oleh 500 orang di setiap negara Pratama, 2014. Kemunculan media sosial seperti Facebook dan Instagram memberikan
peluang yang luar biasa bagi marketer untuk “memanusiakan” merek. Dimana message by picture lebih ditonjolkan dalam penggunaan sosmed ini sehingga
calon konsumen akan lebih leluasa dalam melihat produk-produk yang dipasarkan. Saat media komunikasi merek dengan konsumen didominasi oleh
media-media satu arah dan media broadcast TV, surat kabar, billboard, dll maka merek menjadi layaknya sebuah “tembok” yang tidak bisa diajak bicara atau
mendengar keluh kesah konsumen. Kini ketika sosmed hadir, merek tak hanya mampu berkomunikasi secara dua arah dengan konsumen, merek juga bisa
4
membangun hubungan secara emosional personal sehingga sisi kemanusiaannya bisa terwujud secara utuh, natural, dan otentik. Maraknya penggunaan sosmed
berpengaruh terhadap pemasaran produk-produk dimana memperkenalkan gaya hidup yang terkini dan ideal bagi para konsumennya. Berikut penulis akan
menjabarkan kelebihan dan kelemahan berbelanja secara konvensional dan online.
Tabel 1.1 Kelebihan dan Kelemahan Berbelanja Secara Konvensional dan Online
MODEL BELANJA KELEBIHAN
KELEMAHAN
1. Belanja Konvensional
1. Barang atau jasa yang ditawarkan dapat terlihat secara
nyata sehingga meminimalkan kesalahan pemilihan barang
2. Pelanggan tidak harus dikenai biaya tambahan utuk ongkos
kirim karena mereka bisa langsung membayar di tempat
3. Karena produk bisa dilihat secara nyata, maka tingkat
kepercayaan pembeli cenderung tinggi
4.
Tidak terhambat oleh hal-hal yang berhubungan dengan
teknologi, koneksi internet yang sedang terputus misalnya
1. Harus ada infrastruktur
2. Jangkauan pasar nya
terbatas 3. Biaya operasional tinggi
4. Waktu penjualan terbatas 5. Sistem promosi yang
lebih mahal 6. Banyaknya pesaing di
sekitar dengan jenis usaha yang sama
2. Belanja Online 1. Jangkauan pasarnya lebih luas
karena tidak mengenal batasan tempat dan waktu
2. Informasi yang ditampilkan bisa lebih banyak dan lebih
menarik sehingga pembeli mendapat gambaran yang
lebih baik mengenai produk 1. Pembeli dikenai biaya
kirim 2. Karena pembeli hanya
dapat melihat produk dari foto maka sering terjadi
kesalahan pemilihan barang, bisa saja barang
yang terlihat di foto tidak
5
3. Memudahkan pelanggan memilih barang dimana saja
asal terhubung dengan koneksi internet
4. Pada umumnya harga pada
toko online relatif lebih murah karena stok yang tersedia jauh
lebih banyak 5. Pembayaran lebih mudah
lewat ATM sama dengan barang
aslinya 3.
Tingkat kepercayaan pembeli rendah karena
keberadaan toko dan produk tidak terlihat
secara fisik 4. Konsumen membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mendapatkan
barang pesanan 5. Rentan terhadap
penipuan bisnis online Sumber: Data primer, 2014
Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar pula bagi para penipu online untuk mendapatkan
uang dari internet. Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para scammer
1
untuk meraup keuntungan. Ada banyak modus penipuan di dunia maya, mulai dari toko online
hingga penawaran bisnis online. Kejahatan online di Ibu Kota Jakarta diperkirakan terus meningkat setiap
tahunnya. Dalam data Kepolisian Daerah Metro Jaya, ada setidaknya 520 kasus yang dilaporkan pada 2011. Lalu meningkat di tahun 2012 menjadi 600 kasus.
Perkembangan kasus cyber sulit diukur. Karena ibarat teori gunung es, 600 kasus hanyalah yang terlihat saja. Namun, ternyata kejahatan online bisa lebih daripada
itu. Dari sejumlah kasus yang ditangani Satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya, penipuan online memang paling banyak dilaporkan. Sekitar 40 persen laporan
merupakan kasus penipuan online, 30 persen adalah pencemaran nama baik adalah pencurian data, dan kasus kejahatan online lainnya. Decilya, 2013
1. Scammer adalah seseorang atau kelompok yang menipu uang kita dengan cara yang sangat licik dan kotor. Mereka menipu lewat dunia maya atau dunia nyata. Pelakunya orang-orang lokal maupun internasional
6
Berikut ini adalah contoh bukti penipuan online di media sosial.
Sumber: Facebook search: Pengaduan Penipuan Online Shop, 2014
Gambar 1.2 Testimoni Dari Korban Penipuan Belanja Online di Facebook
Sumber: Instagram PenipuanOnline, 2014
Gambar 1.3 Testimoni Dari Korban Penipuan Belanja Online di Instagram
7
“Pernah ditipu pas beli tas Zara di Instagram, cik. Masa aku udah transfer harganya 600an lebih kan ya. Taunya pas barangnya
dateng masih ada price tag harganya di dalem tasnya harganya 260an. Gila kah tuh dia nipu berapa banyak coba. Mana bahan
tasnya beda lagi sama yang ditulisin sama jahitannya gak gitu rapi”.
Sumber: Tia Salim, 2015
Dari beberapa contoh dan alasan yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa berbelanja secara online juga banyak memakan korban.
Penulis kemudian berencana untuk membuat sebuah produksi iklan layanan masyarakat infografis mengenai tips aman dalam berbelanja online agar
konsumen dan calon konsumen mengetahui proses berbelanja online yang aman sehingga tidak akan tertipu lagi. Segmentasi iklan layanan masyarakat ini nantinya
akan ditujukan kepada anak muda dengan rentang usia antara 18-28 tahun yang merupakan pemakai aktif internet dan pembeli aktif jasa berbelanja online di
Indonesia. Untuk menentukan isi pesan dan media yang akan dibuat, penulis
memakai cara consumer insight dan consumer journey. Dengan cara ini penulis akan dengan mudah menemukan media yang tepat untuk digunakan dan isi pesan
yang bisa dicerna dan mudah dipahami oleh target segmentasi.
1.2 Rumusan Produksi