Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Iklan Layanan Masyarakat Infografis: Tips Aman Belanja Online T1 362010008 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini berkembang dengan pesat dalam bidang teknologi. Hal ini sangat berdampak dalam bidang komunikasi. Dalam perkembangan terakhir saat dunia informasi menjadi sangat penting dalam segi kehidupan, maka komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia, sehingga sekarang menjadikan dunia seperti tidak memiliki batasan jarak dan waktu lagi untuk berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

Salah satu media komunikasi terbaru dan termuktahir yang sering bermunculan belakangan, termasuk Indonesia ini adalah social media (yang kemudian akan disingkat: sosmed). Sosmed adalah media online elektronik yang bersifat audio visual, langsung, dan dapat membentuk sikap dengan para penggunanya, bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi (Kaplan, 2010). Sosmed juga tidak luput dijadikan sebagai institusi dalam perekonomian untuk bisnis, yang mendatangkan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu. Karena sosmed saat ini sangat mudah diakses dengan berjamurnya telepon pintar murah meriah yang beredar di pasaran Indonesia.

Para produsen berbondong-bondong mengiklankan produk mereka di sosmed untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Dengan segmentasi yang mereka tetapkan diharapkan akan mempermudah mereka memasarkan produk dan akan memperoleh keuntungan yang banyak pula.

Mendirikan sebuah usaha atau bisnis adalah salah satu cara dalam rangka menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh laba. Kebutuhan manusia yang beragam dan terus bertambah dari waktu ke waktu memunculkan celah bagi para pebisnis untuk mendirikan sebuah bisnis baru. Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi


(2)

kebutuhan tersebut sambil memperoleh laba. Mendirikan sebuah usaha atau bisnis dilandasi oleh beberapa faktor pendorong salah satunya adalah jiwa kewirausahaan. Saat ini banyak anak muda yang mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Kegiatan berbisnis termasuk dalam kategori wirausaha, bisnis tak lagi identik dengan suatu usaha yang dijalankan oleh mereka yang berusia matang dengan segenap kemampuan pendukung dalam mendirikan sebuah bisnis.

Seiring berkembangnya zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia, bisnispun mengalami berbagai perubahan dan inovasi. Saat ini banyak pebisnis yang mulai beralih untuk melakukan bisnis secara online. Bisnis yang dilakukan secara online telah berubah menjadi suatu tren dikarenakan jumlah pengguna internet di dunia yang terus meningkat dari waktu kewaktu. Tim WeAreSocial Singapore baru-baru ini membuat slideshow yang memperlihatkan semua fakta dan statistik mengenai 2,5 miliar pengguna internet, termasuk Indonesia. (Millward, 2014)

Gambar 1.1


(3)

Ini menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dijadikan celah yang sangat menjanjikan dan memunculkan motivasi bagi para pebisnis untuk mendirikan bisnis yang berbasis online. Banyaknya pengguna internet ini memunculkan harapan bahwa semakin banyak orang yang

online, maka semakin tinggi potensi calon konsumen dari produk yang mereka pasarkan tersebut. Pergeseran transaksi jual beli konvensional ke pasar online kian hari semakin terlihat nyata. Banyaknya masyarakat yang mulai familiar dengan telepon pintar dan internet juga menjadi salah satu indikasi bahwa perdagangan secara elektronik (e-commerce) Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, bahkan karena proses transaksinya yang terbilang sangat mudah, sekarang ini masyarakat Indonesia lebih tertarik melakukan transaksi pembelian lewat toko online dibandingkan harus jauh-jauh pergi ke pusat perbelanjaan untuk memenuhi produk kebutuhan yang mereka cari.

Didukung data dari MasterCard Online Shopping Behavior Study, pengguna internet Indonesia mempunyai tingkat kepuasan paling tinggi (96 persen) terhadap belanja online di antara 14 negara kawasan Asia Pasifik. Hal ini diikuti dengan peningkatan kemungkinan melakukan transaksi online sebesar 7,3 persen dibanding tahun lalu. Hal ini tentu menandakan kepopuleran belanja online di Indonesia yang akan terus meningkat di masa yang akan datang. Riset yang dilaksanakan setiap tahun oleh MasterCard di total 25 negara ini sedikitnya diikuti oleh 500 orang di setiap negara (Pratama, 2014).

Kemunculan media sosial seperti Facebook dan Instagram memberikan peluang yang luar biasa bagi marketer untuk “memanusiakan” merek. Dimana

message by picture lebih ditonjolkan dalam penggunaan sosmed ini sehingga calon konsumen akan lebih leluasa dalam melihat produk-produk yang dipasarkan. Saat media komunikasi merek dengan konsumen didominasi oleh media-media satu arah dan media broadcast (TV, surat kabar, billboard, dll) maka merek menjadi layaknya sebuah “tembok” yang tidak bisa diajak bicara atau mendengar keluh kesah konsumen. Kini ketika sosmed hadir, merek tak hanya mampu berkomunikasi secara dua arah dengan konsumen, merek juga bisa


(4)

membangun hubungan secara emosional/ personal sehingga sisi kemanusiaannya bisa terwujud secara utuh, natural, dan otentik. Maraknya penggunaan sosmed berpengaruh terhadap pemasaran produk-produk dimana memperkenalkan gaya hidup yang terkini dan ideal bagi para konsumennya. Berikut penulis akan menjabarkan kelebihan dan kelemahan berbelanja secara konvensional dan online.

Tabel 1.1

Kelebihan dan Kelemahan Berbelanja Secara Konvensional dan Online

MODEL BELANJA KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Belanja Konvensional

1. Barang atau jasa yang

ditawarkan dapat terlihat secara nyata sehingga meminimalkan kesalahan pemilihan barang 2. Pelanggan tidak harus dikenai

biaya tambahan utuk ongkos kirim karena mereka bisa langsung membayar di tempat 3. Karena produk bisa dilihat

secara nyata, maka tingkat kepercayaan pembeli cenderung tinggi

4. Tidak terhambat oleh hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, koneksi internet yang sedang terputus misalnya

1. Harus ada infrastruktur

2. Jangkauan pasar nya

terbatas

3. Biaya operasional tinggi 4. Waktu penjualan terbatas 5. Sistem promosi yang

lebih mahal

6. Banyaknya pesaing di sekitar dengan jenis usaha yang sama

2. Belanja Online 1. Jangkauan pasarnya lebih luas karena tidak mengenal batasan tempat dan waktu

2. Informasi yang ditampilkan bisa lebih banyak dan lebih menarik sehingga pembeli mendapat gambaran yang lebih baik mengenai produk

1. Pembeli dikenai biaya kirim

2. Karena pembeli hanya dapat melihat produk dari foto maka sering terjadi kesalahan pemilihan barang, bisa saja barang yang terlihat di foto tidak


(5)

3. Memudahkan pelanggan memilih barang dimana saja asal terhubung dengan koneksi internet

4. Pada umumnya harga pada toko online relatif lebih murah karena stok yang tersedia jauh lebih banyak

5. Pembayaran lebih mudah lewat ATM

sama dengan barang aslinya

3. Tingkat kepercayaan pembeli rendah karena keberadaan toko dan produk tidak terlihat secara fisik

4. Konsumen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan barang pesanan

5. Rentan terhadap

penipuan bisnis online Sumber: Data primer, 2014

Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar pula bagi para penipu online untuk mendapatkan uang dari internet. Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para scammer1 untuk meraup keuntungan. Ada banyak modus penipuan di dunia maya, mulai dari toko online hingga penawaran bisnis online.

Kejahatan online di Ibu Kota Jakarta diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Dalam data Kepolisian Daerah Metro Jaya, ada setidaknya 520 kasus yang dilaporkan pada 2011. Lalu meningkat di tahun 2012 menjadi 600 kasus. Perkembangan kasus cyber sulit diukur. Karena ibarat teori gunung es, 600 kasus hanyalah yang terlihat saja. Namun, ternyata kejahatan online bisa lebih daripada itu. Dari sejumlah kasus yang ditangani Satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya, penipuan online memang paling banyak dilaporkan. Sekitar 40 persen laporan merupakan kasus penipuan online, 30 persen adalah pencemaran nama baik adalah pencurian data, dan kasus kejahatan online lainnya. (Decilya, 2013)

1. Scammer adalah seseorang atau kelompok yang menipu uang kita dengan cara yang sangat licik dan kotor. Mereka menipu lewat dunia maya atau dunia nyata. Pelakunya orang-orang lokal maupun internasional


(6)

Berikut ini adalah contoh bukti penipuan online di media sosial.

Sumber: Facebook (search: Pengaduan Penipuan Online Shop), 2014

Gambar 1.2

Testimoni Dari Korban Penipuan Belanja Online di Facebook

Sumber: Instagram #PenipuanOnline, 2014

Gambar 1.3


(7)

“Pernah ditipu pas beli tas Zara di Instagram, cik. Masa aku udah transfer harganya 600an lebih kan ya. Taunya pas barangnya dateng masih ada price tag harganya di dalem tasnya harganya 260an. Gila kah tuh dia nipu berapa banyak coba. Mana bahan tasnya beda lagi sama yang ditulisin sama jahitannya gak gitu rapi”.

Sumber: Tia Salim, 2015

Dari beberapa contoh dan alasan yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa berbelanja secara online juga banyak memakan korban. Penulis kemudian berencana untuk membuat sebuah produksi iklan layanan masyarakat infografis mengenai tips aman dalam berbelanja online agar konsumen dan calon konsumen mengetahui proses berbelanja online yang aman sehingga tidak akan tertipu lagi. Segmentasi iklan layanan masyarakat ini nantinya akan ditujukan kepada anak muda dengan rentang usia antara 18-28 tahun yang merupakan pemakai aktif internet dan pembeli aktif jasa berbelanja online di Indonesia.

Untuk menentukan isi pesan dan media yang akan dibuat, penulis memakai cara consumer insight dan consumer journey. Dengan cara ini penulis akan dengan mudah menemukan media yang tepat untuk digunakan dan isi pesan yang bisa dicerna dan mudah dipahami oleh target segmentasi.

1.2 Rumusan Produksi

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan permasalahan:

Bagaimana memproduksi iklan layanan masyarakat infografis yang informatif sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online?


(8)

1.3 Tujuan Produksi

Mengacu pada rumusan produksi di atas, maka tujuan penulis membuat produksi media promosi ini adalah sebagai berikut:

Memproduksi iklan layanan masyarakat infografis yang informatif sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online.

1.4 Pembatasan Produksi

Tugas akhir ini berfokus pada upaya memproduksi iklan layanan masyarakat yang mampu memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online. Iklan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.4.1 Berisikan informasi dan pengetahuan tentang berbelanja online yang aman agar membantu konsumen dan calon konsumen tidak tertipu bertransaksi secara online.

1.4.2 Penyajian media akan ditentukan setelah penulis melakukan riset

consumer insight dan consumer journey.

1.4.3 Gaya pendekatan iklan layanan masyarakat ini dengan menggunakan ilustrasi anak muda yang mayoritas telah menjadi pelaku dan pengguna media sosial di Indonesia.

1.4.4 Segmentasi :

1. Segmen Geografi

Primer : Seluruh wilayah Indonesia Sekunder : Kota Salatiga

2. Segmen Demografi Umur : 18-28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Agama : Semua kepercayaan


(9)

1.5 Manfaat Produksi

Produksi ini diharapkan memberikan manfaat bagi para pengguna jasa belanja online dan calon konsumen, antara lain:

1.5.1Manfaat Teoritis

Melalui produksi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan untuk menambah pengetahuan atau disiplin ilmu bagi semua pihak terutama untuk penelitian yang meneliti tentang kasus penipuan e-commerce di Indonesia.

1.5.2Manfaat Praktis

Produksi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada praktisi yang bergerak dalam bidang ekonomi dan bisnis tentang tingginya kasus penipuan e-commerce di Indonesia; serta dapat membantu para konsumen dan calon konsumen untuk memilih secara aman dan teliti toko online mana yang terpercaya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk bertransaksi secara online, sehingga nantinya tidak ada lagi korban penipuan bisnis online.

1.6 Metode Pengumpulan Data 1.6.1Metode Kepustakaan

Disini penulis akan mencari beberapa informasi pustaka mengenai e-commerce bisnis online melalui buku-buku, majalah, surat kabar maupun internet yang memuat artikel tentang e-commerce.

1.6.2Metode Consumer Journey dan Consumer Insight

Dalam pencarian consumer journey penulis akan mengikuti kegiatan beberapa anak muda, mulai dari dia bangun tidur sampai dia akan tidur kembali. Tujuannya adalah mencari tahu bentuk media apa saja yang cocok dan dibutuhkan untuk target segmentasi.

Dalam pencarian consumer insight penulis memakai sistem wawancara dengan target segmentasi mengenai keseharian mereka melakukan transaksi online, dari sini nantinya penulis bisa menggali isi pesan yang


(10)

1.6.3Metode Triangulasi Sumber Data

Selain melakukan pengamatan, penulis akan menggali data tambahan dari narasumber yang berhubungan di bidang pencarian ide sampai tahap pengeksekusian iklan.

1.6.4Metode Observasi

Disini penulis akan melakukan observasi di dalam lingkungan target segmentasi.

1.7 Konsep Produksi

Salah satu media komunikasi terbaru dan termuktahir yang sering bermunculan belakangan ini adalah social media (sosmed), temasuk di Indonesia yang juga tidak luput dijadikan sebagai institusi dalam perekonomian untuk bisnis, yang mendatangkan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu. Karena sosmed saat ini sangat mudah diakses dengan berjamurnya telepon pintar murah meriah yang beredar di pasaran Indonesia. Para produsen berbondong-bondong mengiklankan produk mereka di sosmed untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Dengan segmentasi yang mereka tetapkan diharapkan akan mempermudah mereka memasarkan produk dan akan memperoleh keuntungan yang banyak pula.

Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar pula bagi para penipu online untuk mendapatkan uang dari internet. Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para penipu untuk meraup keuntungan.

Konsep produksi akan diarahkan kepada penyajian info dan pengetahuan tentang berbelanja online dan membantu para konsumen dan calon konsumen untuk memilih secara aman dan teliti toko online mana yang terpercaya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk bertransaksi secara online, sehingga nantinya tidak ada lagi korban penipuan bisnis online; dan iklan ini akan menyajikan data dalam bentuk ilustrasi gambar, angka numerik dan diagram untuk anak muda dengan rentang usia antara 18-28 tahun yang merupakan pemakai aktif internet dan pembeli aktif jasa berbelanja online di Indonesia.


(1)

3. Memudahkan pelanggan memilih barang dimana saja asal terhubung dengan koneksi internet

4. Pada umumnya harga pada toko online relatif lebih murah karena stok yang tersedia jauh lebih banyak

5. Pembayaran lebih mudah lewat ATM

sama dengan barang aslinya

3. Tingkat kepercayaan pembeli rendah karena keberadaan toko dan produk tidak terlihat secara fisik

4. Konsumen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan barang pesanan

5. Rentan terhadap

penipuan bisnis online Sumber: Data primer, 2014

Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar pula bagi para penipu online untuk mendapatkan uang dari internet. Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para scammer1 untuk meraup keuntungan. Ada banyak modus penipuan di dunia maya, mulai dari toko online hingga penawaran bisnis online.

Kejahatan online di Ibu Kota Jakarta diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Dalam data Kepolisian Daerah Metro Jaya, ada setidaknya 520 kasus yang dilaporkan pada 2011. Lalu meningkat di tahun 2012 menjadi 600 kasus. Perkembangan kasus cyber sulit diukur. Karena ibarat teori gunung es, 600 kasus hanyalah yang terlihat saja. Namun, ternyata kejahatan online bisa lebih daripada itu. Dari sejumlah kasus yang ditangani Satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya, penipuan online memang paling banyak dilaporkan. Sekitar 40 persen laporan merupakan kasus penipuan online, 30 persen adalah pencemaran nama baik adalah pencurian data, dan kasus kejahatan online lainnya. (Decilya, 2013)

1. Scammer adalah seseorang atau kelompok yang menipu uang kita dengan cara yang sangat licik dan kotor. Mereka menipu lewat dunia maya atau dunia nyata. Pelakunya orang-orang lokal maupun internasional


(2)

Berikut ini adalah contoh bukti penipuan online di media sosial.

Sumber: Facebook (search: Pengaduan Penipuan Online Shop), 2014

Gambar 1.2

Testimoni Dari Korban Penipuan Belanja Online di Facebook

Sumber: Instagram #PenipuanOnline, 2014

Gambar 1.3


(3)

“Pernah ditipu pas beli tas Zara di Instagram, cik. Masa aku udah transfer harganya 600an lebih kan ya. Taunya pas barangnya

dateng masih ada price tag harganya di dalem tasnya harganya

260an. Gila kah tuh dia nipu berapa banyak coba. Mana bahan tasnya beda lagi sama yang ditulisin sama jahitannya gak gitu rapi”.

Sumber: Tia Salim, 2015

Dari beberapa contoh dan alasan yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa berbelanja secara online juga banyak memakan korban. Penulis kemudian berencana untuk membuat sebuah produksi iklan layanan masyarakat infografis mengenai tips aman dalam berbelanja online agar konsumen dan calon konsumen mengetahui proses berbelanja online yang aman sehingga tidak akan tertipu lagi. Segmentasi iklan layanan masyarakat ini nantinya akan ditujukan kepada anak muda dengan rentang usia antara 18-28 tahun yang merupakan pemakai aktif internet dan pembeli aktif jasa berbelanja online di Indonesia.

Untuk menentukan isi pesan dan media yang akan dibuat, penulis memakai cara consumer insight dan consumer journey. Dengan cara ini penulis akan dengan mudah menemukan media yang tepat untuk digunakan dan isi pesan yang bisa dicerna dan mudah dipahami oleh target segmentasi.

1.2 Rumusan Produksi

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan permasalahan:

Bagaimana memproduksi iklan layanan masyarakat infografis yang informatif sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online?


(4)

1.3 Tujuan Produksi

Mengacu pada rumusan produksi di atas, maka tujuan penulis membuat produksi media promosi ini adalah sebagai berikut:

Memproduksi iklan layanan masyarakat infografis yang informatif sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online.

1.4 Pembatasan Produksi

Tugas akhir ini berfokus pada upaya memproduksi iklan layanan masyarakat yang mampu memberikan pengetahuan tentang proses berbelanja online yang aman serta membantu konsumen dan calon konsumen agar tidak tertipu dalam berbelanja online. Iklan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.4.1 Berisikan informasi dan pengetahuan tentang berbelanja online yang aman agar membantu konsumen dan calon konsumen tidak tertipu bertransaksi secara online.

1.4.2 Penyajian media akan ditentukan setelah penulis melakukan riset

consumer insight dan consumer journey.

1.4.3 Gaya pendekatan iklan layanan masyarakat ini dengan menggunakan ilustrasi anak muda yang mayoritas telah menjadi pelaku dan pengguna media sosial di Indonesia.

1.4.4 Segmentasi :

1. Segmen Geografi

Primer : Seluruh wilayah Indonesia Sekunder : Kota Salatiga

2. Segmen Demografi Umur : 18-28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Agama : Semua kepercayaan


(5)

1.5 Manfaat Produksi

Produksi ini diharapkan memberikan manfaat bagi para pengguna jasa belanja online dan calon konsumen, antara lain:

1.5.1Manfaat Teoritis

Melalui produksi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan untuk menambah pengetahuan atau disiplin ilmu bagi semua pihak terutama untuk penelitian yang meneliti tentang kasus penipuan e-commerce di Indonesia.

1.5.2Manfaat Praktis

Produksi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada praktisi yang bergerak dalam bidang ekonomi dan bisnis tentang tingginya kasus penipuan e-commerce di Indonesia; serta dapat membantu para konsumen dan calon konsumen untuk memilih secara aman dan teliti toko online mana yang terpercaya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk bertransaksi secara online, sehingga nantinya tidak ada lagi korban penipuan bisnis online.

1.6 Metode Pengumpulan Data

1.6.1Metode Kepustakaan

Disini penulis akan mencari beberapa informasi pustaka mengenai e-commerce bisnis online melalui buku-buku, majalah, surat kabar maupun internet yang memuat artikel tentang e-commerce.

1.6.2Metode Consumer Journey dan Consumer Insight

Dalam pencarian consumer journey penulis akan mengikuti kegiatan beberapa anak muda, mulai dari dia bangun tidur sampai dia akan tidur kembali. Tujuannya adalah mencari tahu bentuk media apa saja yang cocok dan dibutuhkan untuk target segmentasi.

Dalam pencarian consumer insight penulis memakai sistem wawancara dengan target segmentasi mengenai keseharian mereka melakukan transaksi online, dari sini nantinya penulis bisa menggali isi pesan yang tepat bagi target segmentasi.


(6)

1.6.3Metode Triangulasi Sumber Data

Selain melakukan pengamatan, penulis akan menggali data tambahan dari narasumber yang berhubungan di bidang pencarian ide sampai tahap pengeksekusian iklan.

1.6.4Metode Observasi

Disini penulis akan melakukan observasi di dalam lingkungan target segmentasi.

1.7 Konsep Produksi

Salah satu media komunikasi terbaru dan termuktahir yang sering bermunculan belakangan ini adalah social media (sosmed), temasuk di Indonesia yang juga tidak luput dijadikan sebagai institusi dalam perekonomian untuk bisnis, yang mendatangkan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu. Karena sosmed saat ini sangat mudah diakses dengan berjamurnya telepon pintar murah meriah yang beredar di pasaran Indonesia. Para produsen berbondong-bondong mengiklankan produk mereka di sosmed untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Dengan segmentasi yang mereka tetapkan diharapkan akan mempermudah mereka memasarkan produk dan akan memperoleh keuntungan yang banyak pula.

Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar pula bagi para penipu online untuk mendapatkan uang dari internet. Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para penipu untuk meraup keuntungan.

Konsep produksi akan diarahkan kepada penyajian info dan pengetahuan tentang berbelanja online dan membantu para konsumen dan calon konsumen untuk memilih secara aman dan teliti toko online mana yang terpercaya sehingga menimbulkan kepercayaan untuk bertransaksi secara online, sehingga nantinya tidak ada lagi korban penipuan bisnis online; dan iklan ini akan menyajikan data dalam bentuk ilustrasi gambar, angka numerik dan diagram untuk anak muda dengan rentang usia antara 18-28 tahun yang merupakan pemakai aktif internet dan pembeli aktif jasa berbelanja online di Indonesia.