STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) PADA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL. ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pe

(1)

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DAN

TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) PADA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL.

( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2011/2012 )

( Skripsi )

Oleh

RUDI HARYANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) PADA HASIL BELAJAR

EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL. ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo

Tahun Pelajaran 2011/2012 )

Oleh

RUDI HARYANTO

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe TGT dengan memperhatikan kemampuan awal belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.Penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1Bangunrejotahun pelajaran 2011/2012yang terdiri dari 6 kelas sebanyak 205 siswa pada semester ganjil. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel berjumlah 66 siswa dari dua kelas yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan awal dan tes hasil belajar. Kemudian, data dianalisis menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan t-test separated varians

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan :

1) Pengujian hipotesis pertama menggunakan rumus Analisis Varian Dua Jalan diperoleh Fhitung 54.961 dan Ftabel 4.08, menunjukan bahwa Fhitung>Ftabel, maka hipotesis diterima.

2) Pada hipotesis keduamenggunakan rumus T-test Dua Sampel Independen diperoleh Thitung 2.221 dan Ttabel 2.086, menunjukan bahwa Thitung> Ttabel, maka hipotesis diterima.

3) Hipotesis ketiga T-test Dua Sampel Independen diperoleh thitung 0.817 dan ttabel 2,086, menunjukan bahwa thitung < ttabel, maka hipotesis di tolak.


(3)

4) Hipotesis keempat Analisis Varian Dua Jalan diperoleh Fhitung 0,567 dan Ftabel 4,08, menunjukan bahwa Fhitung<Ftabel, maka hipotesis di tolak.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT di bandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT.

2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGTpada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

4. Tidak ada interaksi antara model pembelajaraan kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada pada mata pelajaran ekonomi.

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT, kemampuan awal, hasil belajar.


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Eddy Purnomo, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1 003


(5)

Judul Skripsi

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Dr. Eddy Purnomo, M.Pd. NIP. 19530330 198303 1 001

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. NIP. 19560108 198503

: STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN

KEMAMPUAN AWAL. ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2011/2012 )

:

Rudi Haryanto

Nomor Pokok Mahasiswa : 0613031038

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing

. Eddy Purnomo, M.Pd. Drs. Hi. Nurdin

530330 198303 1 001 NIP. 19600817

2. Mengetahui

Ketua Program engetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

198503 1 002 NIP. 19600817

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN

Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembimbing II,

Hi. Nurdin, M.Si. 19600817 198603 1 003

Ketua ProgramStudi Ekonomi,

Nurdin, M.Si. NIP. 19600817 198603 1 003


(6)

Motto

Di dalam perjuangan jangan sampai ada kata istirahat, karena dengan

istirahat kita akan terlena dan akan melupakan pentingnya perjuangan.

Perjuangan itu suatu tujuan yang harus kita capai dengan

sungguh-sungguh agar sukses nantinya.

( Rudi Haryanto)

Hal kecil dengan cinta. Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal

kecil dengan cinta yang besar. ( Mother Teresa)

Allah adalah terang yang membimbingmu di waktu malam, dan manakala engkau kehilangan hatimu,engkau akan menemukan

keberanianmu di dalam terang itu. (Phil Bosmas)

Kegagalan bukanlah langkah terakhir untuk suatu kesuksesan tetapi langkah awal untuk mencapai kesuksesan dan kemenangan.

( Rudi Haryanto)

Pengalaman membuat engkau mampu untuk mengenal sebuah kesalahan bilamana engkau melakukannya lagi.


(7)

PERSEMBAHAN

Puji Syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala kerendahan hatiku, Untuk semua perjuangan dan kerja keras yang kulakukan selama ini, akan kupersembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku…..

Kedua Orang Tuaku Bapak Paulus Samino dan Mamak Margareta Sunarsih tercinta yang telah memeberikan dukungan, mendidik, mencurahkan segala tenaga dan pikiran untuk kesuksesanku, kasih sayang dan semua pengorbanan yang telah membesarkanku, dan mendoakan dengan tulus ikhlas demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Terima kasih atas semua yang telah bapak dan mamak berikan untukku hingga detik ini baik moril maupun spiritual. Maaf jika aku terlalu sering membuat bapak dan ibu sedih juga marah tapi jauh di lubuk hatiku, aku sangat menyayangi kalian..

Adik-adikku tersayang Cicilia Rina Fitriani dan Rio Aji Pangestu ( jangan nakal n bandel belajar dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-cita mu kelak ).

Semua keluaga besarku terimakasih atas dukungan dan do’a yang telah di berikan. Para pendidik selama menembuh pendidikan dasar sampai bangku kuliah.

Seseorang yang selalu mendukung dan menyayangiku...


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sinarsari Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah, pada hari sabtu tanggal 16 mei 1987 yang merupakan buah hati pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Paulus Samino dan Ibu Margareta Sunarsih.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah dasar di SD Negeri 2 Sinar Sari Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2000. Kemudian dilanjutkan di SLTP Negeri 4 Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah selesai pada tahun 2003. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bangunrejo kabupaten Lampung Tengah dan tamat pada tahun 2006.

Dan pada tahun 2006 penulis , terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Lampung melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru ( SPMB ). Penulis melaksanakan kuliah kertja lapangan ( KKL ) dengan rute Lampung-Surabaya-Denpasar Bali-Djogyakarta pada tanggal 20-28 Januari 2009. Penulis melaksanakan praktek pengalaman lapangan ( PPL ) di SMP Negeri 6 Bandar Lampung mulai tanggal 18 Juli sampai 17 Oktober 2009.


(9)

SANWACANA

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunianya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Studi Perbandingan Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT ) Dan Teams Games Tournament ( TGT ) Pada Hasil Belajar Ekonomi Dengan Memperhatikan kemampuan Awal. ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung.


(10)

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS sekaligus Pembimbing II atas motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bpk Dr. Hi. Eddy Purnomo, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dan bimbingan.

8. Bpk Drs. Yon Rizal, M.Si. selaku Pembahas yang telah memberikan saran dan nasehat yang sangat berguna.

9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis;

10. Bapak Achmad Syarief Hamka, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian

11. Bapak Ahmad Musawemen, S.Pd. selaku guru mitra telah memberikan waktu, kesempatan, dan masukan kepada penulis.

12. Kedua orang tuaku, Bapak Paulus samino dan Ibu Margareta sunarsih tercinta yang senantiasa mendoa’kan, merawat, menjaga, membesarkan, dan


(11)

13. Untuk adikku tersayang Cicilia Rina Fitriani (manyol), dan Yohanes Rio Aji Pangestu terimakasih atas ketulusan cinta, kelucuan dan kenakalan, kasih sayang, do’a dan motivasi kalian selama ini yang begitu berarti dalam hidupku.

14. Keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a, dukungan dan kasih sayangnya.

15. Teman-teman sejawat dan seperjuanganku FKIP Ekonomi 2006 dan kakak-kakak tingkatku terimakasih atas do’a, semangat, motivasi dan dukungan kalian.

16. Keluarga dari kak Dwi dan mba Ari yang sudah saya anggap sebagai saudara kandung selama ini memberikan tempat tinggal yang nyaman bagiku.

17. Teman-teman seperjuangan PPL di SMPN 6 Bandar Lampung Sofyan,Dedi, Nili, Iis, Santi, Ridho, mb Eka semoga sukses!!

18. Teman-teman Gank-I (almrhum Edy, Patih, Yohan/Takel, Tamrin/bareskrim, Berman/Kuncung, Tedi) trimakasih slama ini telah menemani dalam keadaan suka maupun duka.

19. Buat Yohan/Takel dan Aris yang slama ini telah berbagi tempat istirahatnya terimakasih.

20. Teman-teman yang selalu memberi motivasi dan dukungan kepada saya selama menyelesaikan skripsi ini, terimakasih.


(12)

skripsi ini, Terimakasih…

Akhir kata, penulis mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya sekripsi ini meskipun penulis menyadari bahwa sekripsi ini jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis agar skripsi ini berguna dan

bermanfaat bagi kita semua amin…

Terimakasih

Bandar Lampung, Mei 2012


(13)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rudi Haryanto

NPM : 0613031038

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2012

Rudi Haryanto NPM 0613031038


(14)

III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah sauatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono, 2005: 115). Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu

mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar ekonomi dengan perlakuan yang berbeda.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Sugiono, 2005: 7). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimental semu (quasi eksperimental design). Penelitian eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2009:16). Penelitian ini merupakan eksperimen di bidang pendidikan sehingga dapat di definisikan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan, tindakan, treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan tersebut dibandingkan


(15)

dengan tindakan lain. Berdasarkan tindakan tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk penelitian pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.

1. Desain penelitian

Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pola Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dangan pola treatmen by level design. Penelitian quasi eksperimen dapat di artikan sebagai penelitian yang yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak di gunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang di teliti adalah manusia. (sukardi,2003:16).

Kelompok sampel di tentukan secara random. kelas I (X4) melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai kelas eksperimen dan kelas II ( X 6) melaksanakan model pembelajaran koooperatif tipe TGT sebagai kelas kontrol. Dalam kelas eksperimmen maupun kelas kontrol terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Desain penilitian di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Desain Penelitian. Pembelajaran kooperatif

kemampuan awal

Kooperatif NHT

Kooperatif TGT

Rendah Hasil belajar Ekonomi > hasil belajar ekonomi Hasil belajar Ekonomi < hasil belajar ekonomi Tinggi


(16)

2. Prosedur penelitian

Prosedur yang di tempuh dalam penelitian ini adaalah sebagai berikut

a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan tehnik cluster random sampling.

c. Memberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. Tes ini mencakup 1 kompetensi dasar yaitu menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB dan PN.

d. Memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, guru mengunakan model

pembelajaran NHT, Guru hanya sebagai fasilitator. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, pada masing-masing kelompok terdapat anak yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah. Tiap anak di beri nomor . guru memberikan materi pelajaran dan soal tiap kelompok yang akan di bahas kemudian tiap kelompok akan membahas materi dan soal tersebut. Siswa akan mencari tahu sendiri materi yang belum di pahami dengan memdiskusikannya bersama teman satu kelompok. Kemudian guru memanggil nomor siswa untuk menjawab soal, siswa yang di panggil kemudian menjawab soal di depan kelas. setiap siswa di tuntut siap di panggil untuk menjawab soal di depan kelas . Sedangkan untuk kelas kontrol guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru hanya sebagai fasilitator. Guru hanya memberikan materi pelajaran secara


(17)

singkat. Siswa akan mencari tahu sendiri materi yang belum dipahami dengan cara bertanya kepada anggota kelompoknya. Setelah itu, tiap siswa yang mendapat soal yang sama membentuk kelompok ahli untuk membahas materi tersebut. Kemudian mereka kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil diskusi dari kelompok ahli kepada kelompok asal. Di akhir pelajaran guru mengulas secara singkat jawaban yang tepat atas pertanyaan –pertanyaan kemudian meyimpulkan bersama siswa.

e. Pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama yaitu 5 kali pertemuan pada kompetensi dasar membandingkan PDB Dan pendapattan perkapita Indonesia dengan Negara lain dan mendeskripsikann indeks harga. f. Melakukan tes akhir pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui tingkat

kondisi subjek yang berkenaan dengan variable dependen.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun pelajaran 2011/2012 Yang terdiri dari 6 kelas sebanyak 205 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian (Koestoro , 2006: 248). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling Sampel adalah sebagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian (Koestoro, 2006: 248). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling.


(18)

Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 6 kelas, yaitu X1, X2, X3, X4,X5 dan X6.. Hasil teknik cluster random sampling diperoleh kelas X4 dan X6 sebagai sampel, kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil undian diperoleh kelas X4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan kelas X6 sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Kelas X4 dan X6 merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan akademis yang relatif sama karena dalam pendistribusian siswa tidak

dikelompokkan ke dalam kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan termasuk ke dalam sampel.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 siswa yang tersebar ke dalam 2 kelas yaitu kelas X4 sebanyak 33 siswa yang merupakan kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan X6 sebanyak 33 siswa yang merupakan kelas pembanding yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

C. Variable Penelitian

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai X1 dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai X2 sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah hasil belajar


(19)

NHT sebagai Y1 dan melalui kooperatif tipe TGT sebagai Y2, kemudian Y1 dan Y2 dibandingkan. Adapun variable moderator dalam penelitian ini adalah

kemampuan awal siwa pada mata pelajaran ekonomi. Variable moderator adalah variable yang mempengaruhi ( memperkuat atau memperlemah ) hubungan antara variable independen dan dependen ( Sugiyono 2005: 33). Diduga kemampuan awal mempengaruhi ( memperkuat atau emperlemah ) hubungan antara model pembelajaran kooperatif dengan hasil belajar Ekonomi yaitu melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TGT.

D. Devinisi Operasional Variabel

1. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi adalah hasil dari suatu pembelajaran yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar ini diukur dengan tes dan berupa nilai yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka.

2. Kemampuan awal pada mata pelajaran ekonomi adalah kemampuan yang dimiliki siswa pada tingkat dasar ( basik) dalam mata pelajaran ekonomi, yaitu pada kompetensi dasar menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, dan PN dan pendapatan nasional.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik sebagai berikut:


(20)

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan jumlah siswa dan gambaran umum mengenai sejarah berdirinya sekolah SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

2. Tehnik Tes.

Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan awal dan hasil belajar. Bentuk tes adalah pilihan ganda yang masing-masing berjumlah 35 butir soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu A, B, C, D, E. Jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal sebelum siswa diberi perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa, dan tes sesudah eksperimen dilakukan yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar ekonomi. Sebelum tes akhir diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu diadakan uji coba tes atau instrumen untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal , tingkat kesukaran soal dan daya beda soal. Uji coba instrumen tes di laksanakan di kelas X1 SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu alat ukur yang dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Untuk mengukur tingkat validitas item soal pada penelitian ini digunakan rumus korelasi point biserial, sebagai berikut.


(21)

rpbi = t t p SD M Mq

p Sudijono (2008: 185)

Keterangan:

rpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

SDt = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah

Hasil perhitungan uji validitas soal terdapat pada lampiran 19 dan 24. Dalam perhitungan soal kemampuan awal dari 35 item soal terdapat 5 item yang tidak valid . Sedangkan dalam perhitungan uji coba soal tes hasil belajar dari 35 item soal terdapat 4 item soal yang tidak valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberi hasil yang tetap. Penelitian ini menggunakan rumus KR-21 dari Kuder dan Richardson untuk menguji tingkat reliabilitas, yaitu:

r11 = 

            ( )( ) ) ( 1 1 2 t S n Mt n Mt n n

Sudijono (2008: 258) Keterangan:

r11 = reliabilitas internal seluruh instrumen n = jumlah item dalam instrumen


(22)

Mt = means skor total St2 = varians total

Tabel 4. Tingkatan Besarnya Reliabilitas Antara 0,800 sampai 1,000

Antara 0,600 sampai 0,799 Antara 0,400 sampai 0,599 Antara 0,200 sampai 0,399 Antara 0,000 sampai 0,1999

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat rendah Arikunto, 2006: 276

Hasil perhitungan uji realibilitas soal tes kemampuan awal adalah sebesar 0,79 berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat realibilitas tinggi. Sedangkan hasil perhitungan uji realibilitas soal tes hasil belajar adalah sebesar 0, 71 berati soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Perhitungan uji realibilitas terdapat pada lampiran 20 dan 25.

3. Taraf Kesukaran

Untuk menguji taraf kesukaran soal tes yang digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus:

P = JS

B

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes


(23)

Menurut Arikunto (2006: 210) klasifikasi kesukaran:

- soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal yang sukar.

- soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal yang sedang.

- soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal yang mudah.

Hasil tes kemampuan awal dari 35 item soal terdapat 12 soal tergolong mudah ,19 soal tergolong sedang,dan 2 soal tergolong sukar. sedangkan , tes hasil belajar dari 35 item soal terdapat 17 soal tergolong mudah , 15 soal tergolong sedang dan 3 soal tergolong sukar. Perhitungan pada lampiran 21 dan 26.

4. Daya Beda

Untuk mencari daya beda soal digunakan rumus:

D =  

B B A A

J B J

B P

A – PB

Keterangan:

D = daya beda soal J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

benar PA =

A A

J


(24)

PB =

B B

J

B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya beda:

D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor)

D = 0,20 – 0,40 = cukup (satisfactory) D = 0,40 – 0,70 = baik (good)

D = 0,70 – 1,00 = baik sekali (excellent)

D = Negatif = semuanya tidak baik, baik semua butir soal yang mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2006: 218)

Hasil perhitungan daya beda soal tes kemampuan awal dari 35 item soal terdapat 2 soal tergolong baik sekali, 15 soal tergolong baik , 16 soal tergolong cukup , 2 soal tergolong. Sedangkan tes hasil belajar dari 35 soal terdapat 18 soal tergolong baik, 13 soal tergolong cukup dan 4 soal tergolong jelek . Perhitungan pada lampiran 22 dan 27.

G. Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors berdasarkan sampel yang akan di uji hipotesisnya, apakah sampel berdistibusi normal atau sebaliknya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.


(25)

Lo = F (Zi) – S (Zi)

(Sudjana, 2005 : 466)

Keterangan:

Lo = Harga mutlak terbesar F (Zi) = Peluang angka baku S (Zi) = Proporsi angka baku

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan rumus uji F:

(Sudjana, 2005 : 250)

Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung ≤ Ftabel maka data sampel akan homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk (n1–1 ; n2–1)

H. Teknis Analisis Data

a. Analisis Varians Dua Jalan

Analisis varians atau Anava merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan, antara lain dapat mengetahui antarvariabel manakah yang memang mempunyai perbedaan secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama lain. Arikunto ( 2005: 244-245).


(26)

Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal pada mata pelajaran ekonomi.

Tabel 5. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan Sumber

Variasi Jumlah Kuadrat (JK) db MK Fo p Antara A

Antara B

Antara AB (Interaksi)

Dalam (d)

JKA=

N X n X T A A

 

( )2 ( )2

JKB=

N X n X T B B

 

( )2 ( )2

JKAB=

N X n X T B B

 

( )2 ( )2 - JKA–JKB

JK(d) = JKA – JKB - JKAB

A – 1 (2) B – 1 (2) dbAxdbB

(4)

dbT-dbA

-dbB

-dbAB A A db JK B B db JK AB B A db JK d d db JK d A MK MK d B MK MK d AB MK MK Total (T)

JKT = ΣXT2 - N

XT

)2

( N – 1

(49)

Keterangan:

JKT = jumlah kuadrat total JKA = jumlah kuadrat variabel A JKB = jumlah kuadrat variabel B

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JKd = jumlah kuadrat dalam

MKA = mean kuadrat variabel A MKB = mean kuadrat variabel B

MKAB = mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B MKd = mean kuadrat dalam


(27)

FB = harga Fo untuk variabel B

FAB = harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B (Suharsimi Arikunto, 2005: 253).

Cara untuk menentukan kesimpulan :

Tabel 6. Cara Menentukan Kesimpulan

Jika FOFt 1% Jika FOFt 5% Jika FO<Ft 5% 1. harga Fo yang

diperoleh sangat signifikan

1. harga Fo yang diperoleh

signifikan 1. harga Fo yang diperoleh tidak signifikan 2. ada perbedaan mean

secara sangat signifikan

2. ada perbedaan mean

secara signifikan 2. tidak ada perbedaan mean secara sangat signifikan

3. hipotesis nihil (Ho)

ditolak 3. hipotesis nihil (Ho) ditolak 3. hipotesis nihil (Ho) diterima 4. p<0,01 atau p=0,01 4. p<0,01 atau p=0,01 4. p<0,01 atau p=0,01

(Suharsimi Arikunto, 2005: 256).

Jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan pengujian menggunakan uji t.

2. T-Test Dua Sampel Independen.

Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu:

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    (separated varians)

             2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 n n n n S n S n X X t (polled Varians)


(28)

Keterangan: 1

X = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 2

X = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol 2

1

S = banyaknya sampel kelompok 1 2

2

S = banyaknya sampel kelompok 2

1

n = banyaknya sampel kelompok 1

2

n = banyaknya sampel kelompok 2

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:

a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak

b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.

Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test.

1. Bila jumlah anggota sampel n1n2 dan varians homogen,maka dapat menggunakan rumus t-test baik separated varians maupun polled varians untuk mengetahui t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dkn1 n22.

2. Bila n1 tidak sama dengan n2dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians, dengan dk =n1n22.

3. Bila n1n2narians homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians maupun separated varians, dengan dk =n1 1 atau

2

2 


(29)

4. Bila n1 tidak sama dengan n2dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti harga t tabel hitung dariselisih harga t tabel dengan dk =

n11

dan dk =n21,dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t terkecil.(Sogiono, 2005: 134-135)

3. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini di lakukan empat pengujian hipotesis, yaitu:

Rumusan hipotesis 1

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT di bandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT .

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT di bandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT .

Rumusan hipotesis 2

Ho : hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih rendah di bandingkan yang pembelajarannya menggunakan model


(30)

pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

Ha : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan

kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi .

Rumusan hipotesis 3

Ho : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

Ha : Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah .

Rumusan Hipotesis 4

Ho : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Ha : Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.


(31)

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

Ho diterima apabila thitungttabel

Ho ditolak apabila thitungttabel

Hipotesesi 1 dan 4 di uji menggunakan rumus varians dua jalan.


(32)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

kompleks. Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan. Mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha menuju pendewasaan dalam kehidupan. Melalui pendidikan maka dapat tercipta kehidupan yang lebih baik. Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan khususnya pada bidang pendidikan. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka pembelajaran di kelas haruslah berfokus pada keaktifan siswa. Guru dipersiapkan sebagai fasilitator bagi siswa sehingga yang memiliki peran dominan dalam pembelajaran bukan lagi guru melainkan siswa. Melihat pentingnya pendidikan, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan yang merupakan masalah nasional dan perlu mendapat perhatian yang


(33)

sungguh-sungguh dalam pendidikan nasional kita. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah banyak mengambil langkah-langkah diantaranya peningkatan kemampuan tenaga pengajar melalui berbagai latihan dan pendidikan, serta perbaikan kurikulum yang diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi anak didik untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuanya. Salah satu tempat untuk

mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang pencapaiannya dibentuk secara terencana, terarah, dan sistematis.

Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Hasil belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi, dan hasil belajar siswa belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Upaya mengatasi kesulitan belajar ekonomi dan meningkatkan mutu

pendidikan sekolah diantaranya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang baru. Model pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan berbagai variasi sehingga siswa terhindar dari


(34)

rasa bosan dan tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan. Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang di gunakan sebagi pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pemberlajaran dalam tutorial dan menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Mengajar adalah upaya meningkatkan lingkungan yang sesuai, dalam mengajar terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya belajar atausebaliknya. Model pembelajaran

mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang di harapkan dapat di miliki anak didik, akan ditentukan olehketetapan penggunaan sesuatu model yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan model yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang di tetapkan dalam suatu tujuan. Keberhasilan proses pembelajaran antara lain di lihat dari hasil belajar siswa untuk itu guru di tuntut agar menyampaikan materi pelajaran secara baik, yang pada akhirnya akan dapat diterima siswa untuk setiap materi pelajaran yang di sampaikan, dengan hasil belajar yang di peroleh juga baik, sehingga tujuan belajar dapat dicapai. Proses pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi


(35)

menekan bagaimana ia harus belajar.

Model penyampaian masalah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mempelajari pokok bahasan tertentu. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan kemasan yang dibuat untuk membungkus materi agar lebih mudah dipahami, menarik, tidak menjenuhkan sehingga tujuan dari pengajaran yang dilakukan dapat tercapai. Model pembelajaran biasanya dijadikan sebagai

parameter untuk melihat sejauh mana siswa dapat menerima dan menerapkan materi yang disampaikan guru dengan mudah dan menyenangkan dengan model yang diterapkan. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

SMA Negeri 1 Bangunrejo merupakan salah satu SMA unggulan di Lampung Tengah. Namun beberapa tahun terakhir prestasi siswa mulai menurun.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi, menurunnya hasil siswa diduga disebabkan oleh banyak hal diantaranya input siswa yang kurang baik, pembelajaran yang kurang maksimal, motivasi belajar yang kurang, pembelajarannya yangmasih menggunakan metode ceramah, partisipasi siswa dalam proses belajar tergolong rendah, pembelajaran masih berpusat pada guru, tidak adanya metode lain seperti penerapan model pembelajaran kooperatif dan faktor-faktor intern dan ekstern lainnya.

Metode pembelajaran juga memegang peranan penting dalam proses belajar di samping kemampuan siswa itu sendiri. Rendahnya prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa diduga disebabkan adanya penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini dapat dilihat dari metode pembelajaran yang selama ini


(36)

digunakan. Saat ini metode langsung (ceramah disertai tanya jawab) masih merupakan metode yang dipilih oleh para pengajar di SMA Negeri 1 Bangunrejo, Lampung Tengah, termasuk dalam mata pelajaran ekonomi. Metode langsung banyak diterapkan karena dianggap lebih sederhana dan mudah untuk

dilaksanakan, walaupun memiliki banyak kelemahan. Pada metode langsung, pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran teacher

centered membuat siswa menjadi lebih pasif karena dalam pembelajaran siswa

lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru, sehingga jika metode ini diterapkan secara terus menerus maka dikhawatirkan dapat menghambat atau bahkan mematikan kreatifitas siswa yang nantinya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Karenanya, sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran tutor sebaya lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang hanya bersumber dari guru. Keunggulan tutor sebaya adalah meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat, hal seperti ini tidak terjadi pada pembelajaran langsung yang bersifat teacher centered, di mana siswa segan untuk mengeluarkan pendapat dan bertanya tentang hal yang kurang ia pahami. Pembelajaran tutor sebaya terkandung dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari belajar kelompok biasa. Salah satunya adalah dalam hal penentuan anggota-anggota dalam kelompok, pembagian kelompok disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk kelompok heterogen. Kelompok heterogen adalah kelompok yang


(37)

anggota-anggotanya memiliki keragaman, seperti halnya keragaman yang ada pada kehidupan bermasyarakat. Dalam penerapan pembelajaran kelompok, siswa menemukan kesulitan dalam berdiskusi. Hal ini karena pembagian kelompok dilakukan secara sembarang, seperti berdasarkan nomor absen, urutan tempat duduk dan kadang justru siswa yang menentukan kelompoknya masing-masing, sehingga pembentukan kelompok semacam itu membuat kelompok yang satu dengan yang lainnya tidaklah seimbang. Bisa saja terdapat kelompok yang anggotanya pandai semua, atau dalam kelompok seluruh anggotanya perempuan atau laki-laki semua, atau dalam kelompok merupakan teman-teman akrab saja. Hal ini tidaklah tepat karena pembagian kelompok yang homogen tidak dapat memacu proses berpikir siswa. Selain itu, dalam diskusi kelompok biasanya siswa hanya diberi tugas dan materi untuk didiskusikan tanpa bimbingan dari guru, sehingga siswa mengalami kebingungan atau bahkan yang berdiskusi hanya beberapa orang dalam kelompok, tidak semua anggota kelompok berdiskusi sehingga hasil belajar siswa belum dapat ditingkatkan.

Kondisi hasil belajar ekonomi kelas X SMA Negeri I Bangunrejo , Lampung Tengah dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2011/2012

NO Kelas Interval nilai Jumlah siswa

< 65 ≥65

1 X1 15 20 35


(38)

3 X3 12 23 35

4 X4 23 10 33

5 X5 27 7 34

6 X6 25 8 33

Jumlah Siswa 113 92 205

Persentase 55,122 45,366 100%

Berdasarkan sumber Tabel.1 di atas siswa yang memperoleh di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) pada umumnya masih rendah, yaitu dari jumlah siswa sebanyak 205 yang mendapat nilai lebih dari 6,5 dengan skor 92 siswa atau 45,366% berarti sebanyak 113 siswa atau 55,122% memperoleh nilai kurang dari 6,5. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar mata

pelajaran ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 relatif rendah. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah, (2000:18), ”apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”. Dan proses pembelajaran kurang efektif. Faktor penyebab ketidakefektifan tersebut diduga disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai, kemampuan awal belajar siswa, guru-guru masih menggunakan metode langsung atau metode ceramah dan juga di sebakan oleh mutu proses belajar yang masih tergolong rendah sehingga tidak tercapailah hasil belajar mata pelajaran ekonomi sesuai KKM.

Metode pembelajaran yang selama ini digunakan adalah metode langsung


(39)

oleh guru, sedangkan siswa hanya mempelajari apa yang telah disampaikan guru tanpa menggalinya lebih dalam lagi. Sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian akan

berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran ekonomi yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran, jadi siswa dapat berperan dominan dalam pembelajaran sehingga akan terkondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, diantaranya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,

Numbered Heads Together (NHT), Students Teams Achievement Divisions

(STAD), Group Investigation (GI), Think Pair Share (TPS), dan Teams Games

Tournament (TGT). Tiap-tiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah,

kelebiah-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya masing-masing. Guru hendaknya bisa memilah-milah model pembelajaran mana yang tepat diterapkan dalam pembelajaran, tentunya penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa tidak merasa jenuh dan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang menunutut penguasan konsep dan materi dan semangat belajar, maka peneliti tertarik meneliti efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif berbeda tipe dengan memperhatikan kemampuan awal sebagai variabel moderator. Tingkatan kemampuan awal belajar siswa terbagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dan peneliti menerapkan dua model pembelajaran kooperatif yaitu tipe


(40)

Numbered head together (NHT) dan tipe Time Geams Tournament (TGT) pada dua kelas. Pemilihan kedua model tersebut karena dianggap mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi dan pada analisis data akan di kaitkan dengan kemampuan awal belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (Lie, 2003: 35). Tipe ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide ide dan menimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga

mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Tipe NHT lebih banyak melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan empat struktur langkah utama yaitu:

1. penomoran (guru membagikan nomor kepada masing masing siswa).

2. pengajuan pertanyaan (guru mengajukan pertanyaan atau memberikan

tugas kepada masing masing kelompok).

3. berfikir bersama (setiap anggota kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya atau mengetahui jawabannya).

4. pemberian jawaban (guru memanggil satu nomor tertentu dan para siswa dalam tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat


(41)

tangan dan menyampaikan jawaban kepada seluruh kelas secara bergiliran.

Setelah semua siswa dari tiap kelompok memberikan jawabannya dan saling menanggapi, guru kemudian menuntun siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari.

TGT di kembangkan oleh De Vries dan Slavin (1978 ) di Universitas John Hopkins. TGT merupakan kegiatan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kegiatan pengajaran, kelompok belajar, dan pertandingan antar kelompok. Dalam TGT siswa di bagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 siswa yang heterogen. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan guru tentang konsep materi, selanjutnya siswa diminta untuk belajar dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dalam rangka mementapkan pemahaman

terhadap konsep dan prinsip yang sudah diberikan guru dalam memantapkan pemahaman terhadap konsep dan prinsip yang sudah diberikan ( As’ari, 2003: 7). Untuk mengukur hasil belajar siswa diadakan pertandingan antar kelompok dan materi yang di tandingkan adalah masalah-masalah yang terkait dengan materi. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi

kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam


(42)

bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran.Melalui kedua model tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru dan dapat mencapai indikator dari kompetensi dasar serta hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu untuk menemukan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat diterapkan pada setiap kondisi siswa di kelas dan untuk mencapai tujuan

pengajaran yang diharapkan, penulis berkeinginan menerapkan kedua model pembelajaran tersebut di kelas penelitian.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka perlu suatu penelitian dengan mengambil judul sebagai berikut:

“Studi Perbandingan Antara Model Kooperatif Tipe Numbered head

Together ( NHT ) dan Teams geams Tournament ( TGT ), Pada Hasil

Belajar Ekonomi Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal. ( Studi pada Kelas X SMA Negeri 1Bangunrejo, Lampung Tengah. Tahun Pelajaran 2011/ 2012)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri I Banggunrejo.


(43)

2. Mutu proses belajar mata pelajaran konomi masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari pembelajaran yang yang menggunakan metode ceramah. 3. Partisipasi siswa secara efektif dalam proses pembelajaran masih sangat

rendah.

4. Guru-guru masih banyak menggunakan metode langsung atau pembelajaran

masih berpusat pada guru (teacher centered). Peran guru sangat dominan, guru menjelaskan, siswa memperhatikan dan mencatat materi pelajaran.

5. Belum di gunakannya metode kooperatif learning baik tipe NHT,TGT,JIGSAW,STAD,GI,CTL,dan TAI.

6. Guru terkadang tidak atau kurang memperhatikan kemampuan awal yang

dimiliki oleh siswa sebagai patokan untuk penguasaan materi agar tercapai hail belajar yang baik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah yang telah di paparkan, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik kurang efektifnya partisipasi siswa maupun penggunaan metode dalam pembelajaran. Penelitian ini di batasi pada perbandingan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan memperhatikan pengaruh variable moderator yaitu kemampuan awal siswa. Pada pokok bahasan memahami PDB, PDRB, PNB, dan


(44)

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang di teliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berrikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT di bandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT ?

2. Apakah hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi ?

3. Apakah hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah ?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaraan kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada pada mata pelajaran ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan antara model pembelajaran kooperatif NHT di

bandingkan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pencapaian hasil belajar mata pelajaran Ekonomi.


(45)

2. Mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di bandingkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pencapaian hasil belajar mata pelajaran Ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi.

3. Mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di

bandingkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pencapaian hasil belajar mata pelajaran Ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah.

4. Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

awal pada mata pelajaran Ekonomi.

F.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Secara teoritis

a. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada guru mata pelajaran Ekonomi tentang alternative strategi pembelajaran yang dapat di terapkan dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

b. Memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam

belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Secara praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahanyang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi Guru, sebagai pemasukan dan sumbangan pemikiran tentang


(46)

hasil belajar dan juga dapat memberikan inovasi dalam penggunaan strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi siswa, dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar yang aktif, inovattif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehinggadi peroleh hasil belajar yang optimal.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah a. Opjek penelitian

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran tipe TGT.

b. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012.

c. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Bangunrejo, Lampung Tengah pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.


(47)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar dan Hasil Belajar

Setiap individu pasti mengalami proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan di sekolah belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Ahmadi (2004: 128) mengatakan ”Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan ”.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006 : 10), menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Berikut akan dijelaskan pengertian belajar menurut beberapa ahli.

a. Slameto (2003: 2) mengatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara


(48)

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Dalyono (2005: 49) menyatakan belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis,

mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah merupakan suatu proses yang dapat merubah perilaku seseorang dari tidak tau menjadi tau, dari yang tidak mengerti jadi mengerti, dari yang tidak paham menjadi paham, dan dari yang tidak bias menjadi bias.dan pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang di jalankan oleh seorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa.

Unsur-unsur Belajar

Menurut Anni dkk (2004: 3-4) unsur-unsur belajar adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran

Dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk mentranformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks, dan syaraf atau otot yang yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari.

b. Rangsangan (stimulus)

Adalah peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya.


(49)

c. Memori

Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

d. Respon

Adalah tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.

Prinsip-prinsip Belajar

Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: a. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar.

c. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.


(50)

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

e. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.

Sedangkan Menurut Slameto(2003: 27) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar:

a. Dalam belajar siswa harus diusahakan dapat berpartisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapi tujuan instruksional;

c. Belajar perlu lingkungan yang matang, dimana siswa dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;dan

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2) Sesuai hakekat belajar

a. Belajar itu proses kontinu, maka harus ada tahap demi tahap menurut perkembangannya.

b. Belajar itu adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. c. Belajar adalah proses kontinuitas ( hubungan antara pengertian yang satu


(51)

3) Sesuai materi dan bahan yang di pelajari

a. Belajra bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

Prinsip-prinsip belajar tersebut sangatlah penting untuk dipahami di karenakan agar dapat memberikan penjelasan tentang usaha pencapaian tujuan pembelajaran melalui kondisi yang kondusif. Pembelajran yang kondusif adalah terjadinya kerja sama antara guru dan siswa. kegiatan belajar hendaknya ada interaksi guru dan siswa, dan dalam proses belajar di tandai dengan terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam siswa separti perubahan perilaku dalam diri siswa baik dalam aspek koognitif, efektif maupun psikomotor yang tercermin dalam hasil belajar. Dan melalui belajar orang ataun individu akan memperoleh berbagai ketrampilan, pengetahuan,nilai dan sikap yang diperoleh dari interaksi guru dan siswa dan sumber belajar dalam pengajaran. Hal ini di dukung opleh pendapat Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 49) menyatakan bahwa belajar merupakan kegitan kompleks dan setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, dan nilai.

Dalam proses belajar ada beberapa yang dapat mempengaruhi baik itu yang berasal dalam diri siswa maupun dari luar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 238-254), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi:


(52)

1. Faktor internal seperti sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri, intelegensi, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.

2. Faktor eksternal seperti guru sebagai Pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijaksanaan penilaian, lingkungan sosial siswa din sekolah dan kurikulum sekolah.

Sedangkan menurut Slameto (2003: 54) “faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa seadangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada dalam luar individu siswa.” Berdasar kan pendapat terdsebut dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstern.Pada hakekastnya hasil belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri siswa yang dapat dilihat di dalam perubahan sikap, pengetahuan, kepribadian, tingkah laku, dan ketrampilan.

2. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran

kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan


(53)

keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau team work. Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Wikandari dalam dedeh winarti (2004: 7) menyatakan bahwa: “pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanyya berbeda”.

Selanjutnya, slavin dalam Etin dan Raharjo (2007: 4) mengatakan bahwa:

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajra dan bekerja dalam suatu kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2-5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok.

Sedangkan lie dalam Ernawati (2004:8) menyatakan bahwa “ pembelajaran kooperatif atau kooperratif learning adalah system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dalam tugas-tugas yang terstruktur dengan guru bertindak sebagai fasilitator.


(54)

Model pembelajara kooperatif harus menerapkan lima unsur menurut lie (2004:31) yaitu “saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Jika kelima unsur tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan tercipta suasana kerja kelompok yang maksimal dan dapat memberikan motovasi belajar yang tinggi, sehingga kemungkinan hasil belajarpun akan meningkat.

Unsur-unnsur pembelajaran kooperatif. a. Saling ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Wartawan mencari dan menulis berita, redaksi mengedit, dan tukang ketik mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini berlanjut terus sampai dengan mereka yang di bagian percetakan dan loper surat kabar. Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat kabar dan sampainya surat kabar tersebut di tangan pembaca. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. Dalam metode ini, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini lalu

berkumpul dan bertukar informasi.Selanjutnya, pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.


(55)

b.Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk

sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelaiar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa

mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja


(56)

kelompok, tetapi diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelaiar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

Menurut alavin dalam As”ari (2003: 6) ada dua aspek penting yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Apek motivasi

Pada dasranya motivasi ada di dalam konteks pemberian penghargaan kepada kelompok. Adanya penilaian yang di dasarkan atas keberhasilan kelompok mampu menciptakan situasi dimana satu-satunya cara bagi setiap kelompok untuk mencapai tujuannya adadlah dengan mengupayakan agar kelompoknya tercapai dahulu, ini mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong utuk mengajak, mendukung dan membantu koleganya berhasil menyelesaikan tugas yang di emban dengan baik.

2. Aspek kognitif

Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa interaksi antar siswadisekitar tugas-tugas yang sesuai akan mreningkakan ketuntasan siswa tentang konsep-konsep penting. Berdaarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek penting yangb mempengaruhi pembellajaran kooperatif yaitu aspek motivasi dan aspek koognitif. Tapa adanya aspek tersebut maka pembelajaran tidak akan berjalan sebagai mana mestinya.

Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.


(57)

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:

a. Hasil belajar akademik .

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada


(58)

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

Beberapa tipe pembelajaran kooperatif,yaitu: Jigsaw II,Student Teams Achievement Devition (STAD ) ,Team Assisted Individualization ( TAI ),Teams Game Tournament ( TGT ),Group Investigation ( GI ) dan metode struktural .


(59)

3. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together)

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas ( Rahayu, 2006 ). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada

kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).


(60)

Dengan model NHT suasana kegaduhan seperti tersebut di atas dapat dihindari karena siswa akan menjawab pertanyaan dengan ditunjuk peneliti berdasarkan pemanggilan nomor secara acak (Kagan, 2000). Model NHT memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak waktu berpikir menjawab dan saling membantu satu sama lain, melibatkan siswa lebih banyak dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memeriksa pamahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut . Model NHT melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memeriksa pamahaman siswa mengenai pelajaran tersebut, dibuat semenarik mungkin

sehingga siswa dapat belajar dengan gembira. Struktur NHT sering disebut berpikir secara kelompok. NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. NHT sebagai model

pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan


(61)

memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis.

Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Sintaks NHT dijelaskan sebagai berikut:

a. Penomoran

Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

b. Pengajuan Pertanyaan

Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan


(62)

dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.

c. Berpikir Bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.

d. Pemberian Jawaban

Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut. (sumber: http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/).

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :

a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah;

c) Tukar jawaban antar kelompok

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut ;


(63)

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk

merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

Langkah 4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.


(1)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 85

2. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 87

3. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 89

4. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 90

5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 92

6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas kontrol ... 93

7. Hasil Belajar di Kelas Eksperimen ... 95

8. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 97

9. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 99

10. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 101

11. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 103

12. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 105

13. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 108

14.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 109

15.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 110


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Kegunaan Penelitian... 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar dan Hasil Belajar ... 16

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 28

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 34

5. Mata Pelajaran Ekonomi ... 41

6. Kemampuan awal ... 42

7. Teori Belajar Kontruktivisme ... 45

8. Hasil Belajar……… 49

B. Penelitian yang Relevan ... 52

C. Kerangka Pikir ... 53


(3)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 62

B. Populasi dan Sampel ... 65

C. Variabel Penelitian ... 66

D. Definisi Operasional Variabel ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 67

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 68

2. Uji Realibilitas ... 69

3. Taraf Kesukaran ... 70

4. Daya Beda ... 71

G. Uji Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 72

2. Uji Homogenitas ... 73

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Varians Dua Jalan ... 73

2. T-test Dua Jalan... 75

3. Pengujian Hipotesis ... 77

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat... 80

2. Visi dan Misi ... 81

3. Data Anak didik ... 82

B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 84

2. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di kelas Eksperimen dan Kelas kontrol ... 87

3. Data Tes Hasil Belajar ... 94

4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 97

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 105

2. Uji Homogenitas Varian ... 106

D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol ... 107

E. Pengujian Hipotesis ... 111

F. Pembahasan 1. Terdapat Perbedaan Antara Hasil Belajar Ekonomi Melalui Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Dibandingkan Tipe TGT ... 113


(4)

2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang Pembelajarannya

Menggunakan Kooperatif tipe TGT pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi

... 116 3. Hasil Belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa

yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih rendah

dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model kooperatif tipe TGT pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah

... 118 4. Ada interaksi antara model pembelajaran

Kooperatif dengan kemampuan awal siswa

pada mata pelajaran ekonomi ... 121

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 124 B. Saran ... 125 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X di SMA

Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 6

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1Bangunrejo ... 42

3. Penelitian Yang Relevan ... 52

4. Tingkatan Besarnya Reliabilitas ... 70

5. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 74

6. Cara Menentukan Kesimpulan ... 75

7. Keadaan SIswa dan Jumlah Rombongan Belajar SiswaKelas X Tahun Pelajaran 2003 S.D 2012SMA Negeri 1 Bangunrejo ... 82

8. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Awal Pada Kelas Experimen ... 84

9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Kelas Kontrol ... ……..86

10. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Awal Tinggi Pada Kelas Eksperimen ... 88

11. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan awal rendah di kelas eksperimen ... …….90

12. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... ……..91

13. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Relas Kontrol ... …..93

14. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar di Kelas Eksperimen ... ……….94

15. Distribusi frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... ………96

16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen pada siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi ... 99 17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi di Kelas


(6)

Awal Rendah ... 100 18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi siswa

kemampuan awal tinggi di Kelas Kontrol ... 102 19. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi siswa

kemampuan awal rendah di Kelas Kontrol ... 104 20. Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 106 21. Hasil Uji Homogenitas Varian Pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... ...107 22. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi kelas eksperimen


Dokumen yang terkait

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT ( TOGETHER

0 4 58

STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) PADA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL. ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pe

0 4 102

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tah

0 9 96

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK TES ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 100

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK TES ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 99

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCAFFOLDING DAN TEAMS GAMES TURNAMENT ( TGT ) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP SISWA KELAS XI MAN 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 7 94

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCAFFOLDING DAN TEAMS GAMES TURNAMENT ( TGT ) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP SISWA KELAS XI MAN 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 16 93

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84