Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

2. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gajah Mada Judul : Akta Otentik Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Yang Dilakukan Melalui Media Telekonferensi Dan Kekuatan Pembuktiannya Penulis : Wardani Rizkianti Tahun : 2012 Ringkasan Isi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mekanisme pembuatan dan kekukuatan pembuktian Akta Otentik dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang dilakukan melalui media telekonferensi. Analisis terhadap data-data tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut: 1.mekanisme pembuatan akta otentik RUPS telekonferensi berupa berita acara RUPS memiliki perbedaan dengan RUPS konvensional karena penghadap dan Notaris hanya bertatap muka melalui media elektronik, namun Akta Berita acara tersebut belum bisa dibuatkan secara elektronik melainkan masih secara konvensional. Pernyataan Keputusan Rapat dibuat dengan menunjuk kuasa dari RUPS telekonferensi kepada Notaris untuk menuangkannya ke dalam akta PKR, berdasarkan risalah rapat asli yang ditandatangani baik secara konvensional maupun secara elektronik, 2 Akta Berita Acara RUPS memiliki kekuatan pembuktian yang melekat kepadanya adalah sempurna dan mengikat, karena merupakan akta pejabat, maka Notaris bertanggung jawab secara formil dan materiil begitu juga dengan akta PKR memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat namun untuk tanggungjawab Notaris hanya terbatas pada kebenaran formil dengan tetap mengikuti ketentuan Pasal 21 ayat 7 dan yat 9 UUPT.

3. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Judul : Aspek Hukum Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas Melalui Telekonferensi Penulis : Muntinah Tahun : 2010 Ringkasan Isi : Penelitian ini mengkaji tentang mekanisme pembuatan risalah RUPS PT yang dilakukan dengan telekonferensi dan Bagaimana kekuatan pembuktian dari risalah RUPS PT yang dilakukan dengan telekonferensi. Mekanisme pembuatan akta dari hasil RUPS yang dilakukan secara telekonferensi meliputi pembuatan akta oleh Notaris, kemudian dibacakan secara telekonferensi agar para pihak yang mengikuti RUPS dapat mengetahui isi akta. Setelah para pihak setuju dengan isi akta, kemudian dilakukan penandatanganan akta secara elektronik menggunakan digital signature . Kekuatan pembuktian data digital dari RUPS yang dilakukan secara telekonferensi adalah sah, hal ini secara tegas diatur dalam Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. 4. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gajah Mada Judul : Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Secara Telekonferensi Kaitannya Dengan Pembuatan Akta Otentik Penulis : Denny Kurniawan Tahun : 2009 Ringkasan Isi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek aplikasi teknologi informasi dalam penyelenggaraan RUPS secara Telekonferensi dalam kaitannya dengan tugas dan kewenangan notaris dalam pembuatan akta. Pengkajian ini lebih lanjut akan dikorelasikan dengan aspek hukum pembuktian. RUPS secara Telekonferensi memiliki kekuatan pembuktian yang sah apabila dilakukan dengan sistem elektronik yang operasionalisasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti RUPS secara konvensional, diantaranya terkait tata cara pemanggilan, domisili hukum, risalah yang dibuat oleh Direksi, yang membedakan risalah yang dihasilkan yaitu berupa dokumen elektronik yang harus ditandatangani oleh para pemegang saham dengan tanda tangan digital yang telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang telah diakui negara. Teknis pelaksanaannya menggunakan sistem jaringan yang diselenggarakan oleh penyelenggara sistem jaringan komunikasi yang telah diakui pula oleh negara. Mekanisme pembuatan akta berita acara RUPS secara telekonfernsi pada dasarnya adalah sama dengan pembuatan akta berita acara RUPS secara konvensional karena notaris turut serta hadir dalam rapat. Pembuatan akta pernyataan keputusan RUPS secara telekonferensi oleh notaris berdasarkan pada dokumen elektronik dari risalah RUPS telekonferensi yang dibuat Direksi dan pernyataan penghadap yang ditunjuk melalui RUPS. 5. Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gajah Mada Judul : Rapat Umum Pemegang Saham Yang Dilakukan Secara Telekonferensi Sebagai Alat Bukti Dalam Kaitannya Dengan Pembuatan Akta Otentik Penulis : Dian Fitriana Tahun : 2008 Ringkasan Isi : Perkembangan teknologi informasi membawa pengaruh ke dalam berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali dalam bidang hukum. Pemanfataan kecanggihan teknologi ini sangat berarti dalam dunia bisnis. Dengan perkembangan teknologi memungkinkan seseorang berkomunikasi dan bertatap muka tetapi tidak secara langsung face to face dengan telekonferensi. Adanya telekonferensi ini mempermudah pelaksanaan RUPS. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian dokumen elektronik dari RUPS yang dilakukan secara telekonferensi dan mekanisme pembuatan aktanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RUPS yang dilaksanakan secara telekonferensi mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah. Terdapat perluasan mengenai alat bukti dengan diterimanya dokumen elektronik sebagai alat bukti sebagaimana diatur dalam Undang Undang Internet dan Transaksi Elektronik. Secara spesifik Undang Undang Perseroan Terbatas juga secara nyata mengakui pelaksanaan telekonferensi dalam penyelenggaraan RUPS. Penerimaan dokumen elektronik sebagai alat bukti tidak secara langsung dapat diterapkan dalam mekanisme pembuatan akta. Hal ini berkaitan dengan hambatan yang berkaitan dengan persyaratan formal pembuatan akta. Cara yang umum dilakukan oleh Notaris dalam pembuatan akta yang mendasarkan pada telekonferensi yaitu dengan membuat Notulen atau Risalah rapat yang diedarkan atau biasa disebut sirkuler quotation atau sirkuler resolution , sehingga akta yang dibuat adalah akta pernyatan kehendak yang merupakan akta partij bukan akta berita acara atau akta pejabat. Perbedaan penelitian yang relevan di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada hal risalah Rapat Umum Pemegang Saham di bawah tangan yang berbentuk dokumen elektronik sebagai dasar untuk Notaris dalam pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat akta autentik. Perkembangan teknologi atas dokumen elektronik tersebut merupakan tantangan bagi Notaris sebagai pejabat yang berwenang untuk pembuatan akta autentik. Hal ini dikaitkan dengan Pasal 15 ayat 3 UUJN-P tentang kewenangan lain notaris dalam melaksanakan tugas dalam jabatannya. Pasal 15 ayat 3 UUJN-P menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan ”, antara lain, kewenangan mensertifikasi transaksi yang dilakukan secara elektronik. Pengertian mensertifikasi transaksi elektronik inilah yang menjadi ketidakpastian hukum oleh Notaris selaku pejabat yang diberikan kewenangan tersebut. Berdasarkan kelima penelitian yang relevan di atas, penulisi dapat menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda, namun tetap merujuk kepada penelitian sebelumnya guna mencari perbandingan serta untuk mendukung penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir