Padat tebar Uraian Materi

127  Daya adaptasi benih SR-nya ketika dipelihara. Spesies ikan yang SR-nya tinggi seperti ikan mas, beresiko dipelihara di KJA, apalagi apabila ada peristiwa atau kejadian up-welling maka biasanya yang banyak mengalami kematian adalah ikan mas.  Ukuran benih. Ukuran benih merupakan kriteria yang umum menjadi pertimbangan dalam menentukan benih yang akan ditebar. Sebagai contoh untuk budidaya di Karamba Jaring Apung baik di perairan tawar maupun laut, ukuran benih yang layak ditebar adalah benih yng tidak lolos mata jaring KJA-nya.  Harga benih. Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan untuk tidak memilih benih tersebut untuk dibesarkan, apalagi kalau ikan sudah dipanen dan ketika dipasarkan harga jualnya tidak sesuai harapan ekspektasi maka pengelola dan pemilik usaha akan merugi.

a. Padat tebar

Padat penebaran benih adalah jumlah atau biomassa benih yang ditebar per satuan luas atau volume sistem teknologi budidaya. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih berarti semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, maka semakin tinggi tingkat pemeliharaannya. Pada padat penebaran yang tinggi, kebutuhan DO tinggi jumlah pakan yang besar. Benih ikan melakukan metabolisme, sebagai dampaknya maka limbah buangannya berupa feses, NH 3 , H 2 S, dan CO 2 juga akan banyak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada sistem teknologi budidaya yang berbasis daratan seperti kolam, tambak, atau bak plastik, maka dibutuhkan suplai air yang banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi dan membuang keluar wadah buangan metabolisme tersebut. Kebutuhan DO yang menigkat juga dapat dipenuhi dengan pemberian aerasi. 128 Setelah kondisi air media kolamtambak betul-betul siap untuk dipergunakan untuk kegiatan pembesaran ikan, maka yang kita lakukan adalah menyiapkan penebaran benih. Jumlah benih yang ditebar sangat erat kaitannya dengan daya dukung wadah serta sistem teknologi budidaya yang akan diterapkan. Daya dukung sistem teknologi budidaya meliputi: kesuburan, sistem pengairannya, kondisi kualitas airnya, serta kelengkapan sarana prasarana yang digunakan seperti kincir, pompa, dan sebagainya. Padat penebaran benih ikan yang ditebar di kolam dan tambak bervariasi menurut pola pemeliharaannya, serta komoditas ikan kulturnya. Di bawah ini padat penebaran beberapa jenis ikan :  Padat penebaran ikan bandeng dalam SNI th 2009 5 – 10 ekorm 2 , dengan ukuran benih 40 – 70 mm, bobot 8 gram – 15 gram. Dengan lama waktu pemeliharaan 90 – 120 hari diperoleh hasil panen 8 ekorkg, atau 125 gramekor.  Padat tebar lele dumbo 50 ekorm 2 , dengan biomasa benih 7 gram- 10 gram. Lama waktu pembesaran 60 – 75 hari, diperoleh hasil panen 8 – 10 ekor kg atau 100 – 125 gramekor.  Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekorm 2 , biomassa benih 8 – 10 gramekor lama waktu pemeliharaan 120 hari,  Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekorm 2 biomassa benih 8 – 10 gramekor lama waktu pemeliharaan 120 hari, Padat penebaran benih pada pola tradisional dan semi intensif, boleh dikatakan tidak dapat dipaksakan lebih banyak lagi dari standar yang telah ditentukan, karena akan menyebabkan produksi ikan tidak meningkat bahkan malah bisa menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat sehingga waktu panen semakin lama dan biaya operasional meningkat. Akhirnya kegiatan pembesaran tidak efektif dan efisien. Penyebabnya adalah pada 129 pola tradisional dan semi intensif terkendala dengan keterbatasan penggunaan sarana dan prasarana, kuantitas dan kualitas pakan, serta, penerapan manajemen pengelolaan yang kurang baik. Padat penebaran benih ikan pada sistem teknologi budidaya intensif seperti kolam air deras, KJA, karamba dan kombongan, dan lain-lain, umumnya lebih tinggi. Hal ini karena didukung kelebihan dari sistem teknologi budidayanya yang memiliki kelebihan-kelebihan seperti DO yang relatif tinggi, bahan-bahan beracun minim, serta kualitas air lainnya yang juga memenuhi persyaratan bagi kehidupan ikan. Di bawah ini padat penebaran beberapa jenis ikan pada sistem pembesaran secara intensif:  Benih ikan mas yang Kolam air deras running water, padat tebarnya 200 – 300 ekorm 2 , dengan berat benih rata-rata 40 – 50 gramekor.  Benih ikan nia yang ditebar Kolam air deras padat tebarnya 300 – 400 ekorm 2 , dengan berat benih rata-rata 20 – 30 gramekor.  Benih ikan mas yang ditebar di KJA, mencapai 50 kg49 m 2 , dimana rata-rata per kg benih berisi 15 – 20 gramekor.  Benih ikan nila yang ditebar di KJA, mencapai 75 kg49 m 2 , dimana rata – rata benih nilanya per kg berbobot 15 – 20 gramekor.  Benih ikan bandeng di KJA padat tebarnya 200 – 300 ekorm 2 dengan ukuran benih nener 8 gram.  Benih nila merah yang dipelihara di karamba padat tebarnya 200 – 300 ekorm 2 , dengan biomasa rata-rata 15 – 20 gramekor.  Benih ikan baronang, padat tebarnya 250 ekorm 2 , dengan biomasa rata-rata 30 – 50 gramekor.  Kakap merah, padat tebarnya 100 ekorm 2 dengan biomassa rata-rata 50 gram. Untuk benih ukuran lebih besar 200 gramekor padat tebarnya 11 – 12 ekorm 2 . 130

b. Teknik Penebaran Benih