Latar Belakang Kausalitas Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1998.1-2010.4.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian yang tidak bisa diabaikan, karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas baik terhadap perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat. Bagi perekonomian, inflasi yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya ketidakstabilan, menurunkan gairah menabung dan berinvestasi, menghambat usaha peningkatan ekspor, menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi, maupun dapat berdampak pada meningkatnya tingkat pengangguran. Dari sisi kesejahteraan, inflasi yang tinggi menyebabkan turunnya pendapatan riil daya beli masyarakat, terutama bagi pekerja-pekerja yang mempunyai penghasilan tetap, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. Mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari inflasi yang tinggi tersebut, maka terciptanya kestabilan harga atau inflasi yang rendah merupakan target kebijakan pemerintah yang harus dicapai. Akan tetapi, semenjak Indonesia mulai mengalami krisis ekonomi sampai sekarang ini, pencapai kestabilan harga belum sepenuhnya tercapai. Hal ini terlihat dari pencapaian inflasi tahunan year on year yang masih cenderung tinggi dan tidak stabil, sebagaimana diperlihatkan pada tabel 1.1. Sumber: Bank Indonesia, SEKI 2011 Berdasarkan kondisi perekonomian Indonesia selama tahun 1998-2010, terlihat bahwa inflasi tahunan Indonesia masih cenderung tinggi, untuk periode 1998- 2010 rata-rata tingkat inflasi tahunan di Indonesia mencapai rata-rata sebesar 13,44 per tahun. Sedangkan inflasi yang tergolong tinggi tercatat terjadi pada tahun 1998, 2001, 2002, 2005, dan 2008; yang mana pada tahun-tahun tersebut inflasi mencapai kisaran dua digit. Akibat dari masih tingginya inflasi tahunan, pertumbuhan ekonomi tahunan pun cenderung tumbuh secara lambat; yang mana untuk periode yang sama, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencatat pertumbuhan rata-rata sebesar 3,45 per tahun. Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1998-2010 Tahun Inflasi Pertumbuhan Ekonomi 1998 77.65 -13.13 1999 1.92 0.79 2000 9.35 4.98 2001 12.55 3.64 2002 10.03 4.50 2003 5.06 4.78 2004 6.41 5.03 2005 17.11 5.69 2006 6.60 5.50 2007 6.59 6.35 2008 11.78 6.01 2009 2.78 4.58 2010 6.96 6.10 rata-rata 13.44 3.45 Sumber : BI, SEKI 2011 Dalam suatu perekonomian, antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi maka dapat menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi, sebaliknya inflasi yang relatif rendah dan stabil dapat mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat pula memicu terjadi inflasi yang tinggi melalui kenaikan dalam permintaan agregat. Kaitan antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi ini, akan terlihat jelas apabila dilihat dari perkembangan data triwulan untuk kedua indikator ekonomi tersebut, hal ini sebagaimana diperlihatkan pada grafik 1.1 di bawah ini . -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 1.1 : Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1998-2010 Persentase inflasi pertumbuhan ekonomi Tahun S umber: Bank Indonesia, SEKI 2011 Dari gambar 1.2 di atas terlihat jelas, bahwa terdapat pola hubungan antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Ada saat-saat di mana inflasi yang tinggi diikuti dengan penurunan dalam laju pertumbuhan ekonomi ataupun menurunnya laju inflasi diikuti dengan kenaikan dalam laju pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya terdapat pula saat-saat di mana laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikuti dengan meningkatnya laju inflasi. Meskipun demikian, hubungan antara laju inflasi dengan pertumbuhan ekonomi belum dapat dipastikan kejelasan kausalitasnya, dalam arti apakah inflasi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi ataukah sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan inflasi. Mengingat pentingnya kajian inflasi dan hubungannya antara pertumbuhan ekonomi, sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka penulis -15 -10 -5 5 10 15 20 25 30 1 9 9 8 .1 1 9 9 8 .2 1 9 9 8 .3 1 9 9 8 .4 1 9 9 9 .1 1 9 9 9 .2 1 9 9 9 .3 1 9 9 9 .4 2 .1 2 .2 2 .3 2 .4 2 1 .1 2 1 .2 2 1 .3 2 1 .4 2 2 .1 2 2 .2 2 2 .3 2 2 .4 2 3 .1 2 3 .2 2 3 .3 2 3 .4 2 4 .1 2 4 .2 2 4 .3 2 4 .4 2 5 .1 2 5 .2 2 5 .3 2 5 .4 2 6 .1 2 6 .2 2 6 .3 2 6 .4 2 7 .1 2 7 .2 2 7 .3 2 7 .4 2 8 .1 2 8 .2 2 8 .3 2 8 .4 2 9 .1 2 9 .2 2 9 .3 2 9 .4 2 1 .1 2 1 .2 2 1 .3 2 1 .4 Gambar 1.2 : Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1998.1-2010.4 inflasi pertumbuhan ekonomi Tahun Persentase tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai kausalitas inflasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mempelajari hubungan jangka panjang, serta mengkaji karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Kausalitas Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1998.1- 2010.4”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Karakteristik faktor-faktor apa yang menyebabkan naik-turunnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 1998.1-2010.4? 2. Apakah tingkat inflasi menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya apakah pertumbuhan ekonomi menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia selama periode 1998.1-2010.4? 3. Apakah ada hubungan jangka panjang antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi selama periode 1998.1-2010.4

1.3 Tujuan Penelitian