Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja ekspor yang masih tetap tinggi. Terutama didorong dengan pemulihan ekonomi global yang terus
berlangsung terutama di negara-negara emerging markets, serta peningkatan harga komoditas global. Sementara itu, pertumbuhan impor juga masih tinggi sejalan
dengan pengaruh kegiatan ekonomi domestik yang meningkat dan apresiasi nilai tukar rupiah.
4.1.2 Hubungan Kausalitas Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Periode 1998.1- 2010.4
Uji Granger Causality digunakan untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel-variabel yang diteliti, yakni laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Melalui uji ini, akan dilihat apakah kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi, memiliki hubungan searah, atau sama sekali
tidak ada hubungan. Hasil pengujian Granger Causality dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1: Hasil Uji Kausalitas Granger pada Lag 1
Pairwise Granger Causality Tests Date: 033011 Time: 11:24
Sample: 1998Q1 2010Q4 Lags: 1
Null Hypothesis: Obs
F-Statistic Prob.
PERTUMBUHAN does not Granger Cause INFLASI 51
4.79301 0.0335
INFLASI does not Granger Cause PERTUMBUHAN 30.3033
1.E-06
Sumber : Lampiran, hasil uji kausalitas Granger.
Berdasarkan hasil uji Granger Causality di atas, yang dilakukan pada lag 1, terlihat bahwa terdapat hubungan kausalitas dua arah atau dapat dikatakan terdapat
hubungan sebab-akibat antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Kesimpulan ini
terlihat dari probabilitas F statistik 0.0335 dan 1.E-06 atau 0,0000001 yang lebih kecil
dari α = 5. Dengan demikian, hipotesis Ho yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak menyebabkan inflasi ditolak, sedangkan Ha yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyebabkan inflasi diterima. Dan hipotesis Ho yang menyatakan bahwa inflasi tidak menyebabkan pertumbuhan
ekonomi ditolak. Sedangkan Ha yang menyatakan bahwa inflasi menyebabkan pertumbuhan ekonomi diterima.
4.1.3 Hubungan Jangka Panjang Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Uji Kointegrasi Eangle-Granger ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi keseimbangan jangka panjang pada model yang digunakan. Uji kointegrasi
dilakukan untik menguji stasionaritas residual atau error term dari model tersebut, yang dilakukan dengan metode Augmented Dicky Fuller test. Uji kointegrasi
dilakukan untuk menguji stasionaritas residual atau error term dari model tersebut sehingga variabel-variabel dalam model dinyatakan memiliki pengaruh dalam
hubungan jangka panjang. Langkah pertama dalam uji Eangle-Granger adalah membuat regresi
sederhana yaitu inflasi sebagai variabel dependent dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel independent, dan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.2 : Hasil Regresi
Dependent Variable: INFLASI Method: Least Squares
Date: 033011 Time: 11:28 Sample: 1998Q1 2010Q4
Included observations: 52 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C 3.656419
0.629271 5.810560
0.0000 PERTUMBUHAN
-0.722898 0.191984
-3.765399 0.0004
R-squared 0.220920
Mean dependent var 3.030000
Adjusted R-squared 0.205338
S.D. dependent var 4.909248
S.E. of regression 4.376291
Akaike info criterion 5.827982
Sum squared resid 957.5960
Schwarz criterion 5.903030
Log likelihood -149.5275
Hannan-Quinn criter. 5.856754
F-statistic 14.17823
Durbin-Watson stat 1.558234
ProbF-statistic 0.000439
Sumber : lampiran , hasil regresi.
Setelah mendapatkan hasil regresi, langkah kedua adalah mencari nilai residual dari regresi tersebut, dan nilai residualnya. Setelah mendapatkan nilai residu
langkah selanjutnya atau langkah terakhir adalah menguji stasioneritas nilai residu tersebut dengan cara uji ADF, dan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Hasil Uji ADF Pada level awal
Null Hypothesis: RESIDU_INFLASI has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic
Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic
-7.946405 0.0000
Test critical values: 1 level
-3.565430 5 level
-2.919952 10 level
-2.597905 MacKinnon 1996 one-sided p-values.
Sumber : lampiran, uji residual ADF
Dari hasil uji stasionaritas residu di atas menunjukkan bahwa pengujian pada level awal nilai probabilitas 5, maka residu tersebut dapat dikatakan stasioner
pada level awal. Hal tersebut menunjukkan bahwa residual terkointegrasi.
4.2 Pembahasan