Pengukuran Kualitas Teknik Teknik Pengendalian Kualitas Diagram Sebab-Akibat

commit to user 20

F. Pengukuran Kualitas

Pengukuran kualitas merupakan hal yang paling penting agar perusahaan dapat menentukan biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan dalam setiap proses produksi, menurut Yamit 2004:20, pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 1. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya kerusakan per jam dari tenaga kerja langsung. 2. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, dan biaya overhead. 3. Biaya kualitas diukur berdasarkan penjualan bersih. 4. Biaya kualitas diukur berdasarkan satuan unit seperti kilogram, meter, dan lain sebagainya. Pengukuran biaya kualitas berdasarkan keempat cara tersebut, dapat dianalisis dengan menggunakana analisis pareto agar ditemukan konsep biaya kerusakan optimum.

G. Teknik Teknik Pengendalian Kualitas

Menurut Bestrfield 2004:3, pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas suatu produk atau jasa. commit to user 21 Teknik-teknik pengendalian kualitas adalah: 1. Spesifikasi dari apa yang dibutuhkan. 2. Desain produk atau jasa untuk memenuhi spesifikasi. 3. Produksi atau instalasi untuk memenuhi spesifikasi. 4. Pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian dengan spesifikasi. 5. Tinjauan penggunaan untuk memberikan informasi untuk revisi spesifikasi jika diperlukan.

H. Analisis C-chart

Bagan c-chart merupakan suatu bagan control untuk mengetahui jumlah kerusakan yang didasarkan pada data atribut. Menurut Render dan Heizer 2009:359, c-chart digunakan untuk mengadakan pengukuran kualitas semua proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada suatu unit produk. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk yang terjadi dengan rumus: 1. Menentukan garis pusat center line dengan rumus: = keterangan: = rata- rata banyaknya kerusakan produk = jumlah kerusakan commit to user 22 = banyaknya observasi yang dilakukan 2. Menentukan standar deviasi dengan rumus σc = keterangan : σc = standar deviasi 3. Menentukan batas kendali Batas atasupper control limit UCl UCL = + 3 Batas bawahlower control limit LCL LCL = - 3

I. Diagram Pareto

Diagram pareto pareto chart adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan masalah atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah Render dan Heizer, 2005:266. Diagram ini diciptakan Viltredo Pareto, seorang pakar ekonomi di abad ke-19. Menurut Yamit 2004:55 , Diagram pareto sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini: 1. Menentukan prioritas karena keterbatasan sumber daya. commit to user 23 2. Menggunakan kearifan tim secara kolektif. 3. Menghasilkan konsensus atas keputusan akhir. 4. Menempatkan keputusan pada data kuantitatif.

J. Diagram Sebab-Akibat

Alat lain untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan titik inspeksi adalah diagram sebab-akibat cause and effect chart, yang juga dikenal sebagai diagram ishikawa atau diagram tulang ikan fish-bone chart. Manajer operasi memulai dengan empat kategori: material, mesin, manusia, dan metode. Inilah yang disebut 4M yang merupakan penyebab Heizer dan Render, 2005:265. Menurut Yamit 2004:48, aplikasi diagram fishbone sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini: 1. Mengidentifikasi penyebab mengapa atas masalah. 2. Mengidentifikasi tindakan bagaimana untuk menciptakan hasil yang diinginkan. 3. Membahas isu secara lengkap dan rapi. 4. Menghasilkan pemikiran baru. commit to user 24

BAB III PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PT. SRI REJEKI ISMAN TEXTILE

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Dengan upaya terus menerus dalam inovasi, PT. Sri Rejeki Isman dari perusahaan kecil berubah menjadi perusahaan textile dan garmen yang terintegrasi termasuk di dalamnya keseimbangan teknologi dan mesin. Sritex memiliki nama perusahaan “Sri Redjeki” pada tahun 1966 yang berlokasi di Pasar Klewer Solo Jawa Tengah Indonesia. Pada tahun 1968, perusahaan kecil ini dengan cepat meluas dan menjadi perusahaan besar di solo, PT. Sri Rejeki Isman terus berupaya menambah kapasitas produksi pada tahun 1982. Dengan menambah departemen spinning dan weaving. Pada saat ini PT. Sri Rejeki Isman memiliki empat unit, departemen spinning, lima unit departemen weaving tiga finishing, dan enam garmen. Termasuk lebih dari 100 hektar tanah dan mempekerjakan 13.500 karyawan di dalamnya. PT. Sri Rejeki Isman tidak hanya memproduksi seragam militer, PT. Sri Rejeki Isman juga memasok perlengkapan militer kebanyak negara di seluruh dunia. PT. Sri Rejeki Isman berjanji untuk memberikan