C. Evaluasi
Pada tanggal 31 Mei 2007 saldo kas bank menurut catatan PT. Lintang Jaya menunjukan jumlah sebesar Rp 105.500.000,00. Saldo menurut
rekening koran yang diterima dari bank pada tanggal tersebut menunjukan jumlah sebesar Rp 127.000.000,00.
Setelah diadakan penelitian, perbedaan tersebut disebabkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dua lembar cek senilai Rp 48.750.000,00 yang telah dikeluarkan oleh PT. Lintang Jaya, oleh penerimanya belum diuangkan ke
bank. 2. Setoran dari debitur perusahaan sebesar Rp 13.950.000,00
melalui bank untuk membayar hutangnya baru diketahui perusahaan setelah menerima rekening koran bank.
3. Setoran perusahaan sebesar Rp 12.000.000,00 yang dilakukan tanggal 31 Mei 2007 belum terdapat dalam rekening koran bank.
4. Cek senilai Rp 8.000.000,00 yang diterima dari seorang debitur perusahaan dan telah disetor ke bank dikembalikan oleh pihak
bank karena tidak cukup dana. 5. Cek senilai Rp 15.000.000,00 yang ditarik oleh Bintang Jaya telah
di debet pihak bank ke rekening PT. Lintang Jaya. 6. Penarikan cek sebesar Rp 30.550.000,00 untuk membayar
hutang kepada UD. Harapan, telah dibukukan oleh perusahaan dengan jumlah Rp 25.150.000,00
7. Bank telah mendebet perusahaan untuk beban administrasi bank sebesar Rp 1.800.000,00 dan mengkredit untuk jasa giro sebesar
Rp 1.000.000,00. Hal tersebut baru diketahui setelah menerima rekening koran.
Berdasarkan data di atas dapat dibuat Rekonsiliasi Bank dan Jurnal Penyesuaiannya
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI AKUNTANSI
339
340
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI AKUNTANSI
MEMPERSIAPKAN PENGELOLAAN KARTU PERSEDIAAN
A. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini peserta didik dapat :
4. Menjelaskan pengertian persediaan barang dagang 5. Menjelaskan prosedur penanganan persediaan barang dagang
6. Membuat kartu persediaan barang dagang
B. Uraian Materi 1. Pengertian Persediaan Barang Dagang
Persediaan adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau diproses kembali. Persediaan merupakan aset dan
merupakan unsur aktiva lancar dalam neraca. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, menyebutkan bahwa istilah persediaan
digunakan untuk menyatakan : a. Barang yang tersedia untuk dijual barang dagangbarang jadi
b. Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan,
kemudian dijual barang dalam prosespengolahan c. Barang yang akan digunakan untuk produksi barang-barangjadi
yang akan dijual bahan baku dan bahan pembantu dalam kegiatan normal perusahaan.
Dalam perusahaan dagang, hanya ada satu klasifikasi persediaan, yaitu persediaanbarang dagangan. Barang dagangan ini diperoleh
dari pemasok dan dijual kembalikepada konsumen tanpa mengubah bentuknya. Dari hal ini maka persediaan memiliki dua karakteristik
yang penting, yaitu :
1. Persediaan itu merupakan milik perusahaan 2. Persediaan tersebut siap untuk dijual kepada para konsumen.
Dalam perusahaan manufaktur pengolahan atau pabrik terdapat tiga klasifikasi persediaan yaitu ;
1. Bahan Baku dan bahan pembantu, yaitu bahan yang dibeli
dengan tujuan untukdiproses lebih lanjut menjadi bahan jadi. 2. Barang dalam proses, yaitu bahan yang sudah dimasukkan dalam
suatu prosesproduksi , tetapi belum selesai diolah. 3. Barang jadi, adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu
proses produksidan siap untuk dijual. Persediaan barang, baik dalam perusahaan dagang maupun
perusahaan manufakturmerupakan unsurkomponen yang akan mempengaruhi neraca maupun Laporan Laba Rugi. Oleh karena itu
persediaan yang dimiliki perusahaan dalam satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dibebankan sebagai biaya harga
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI AKUNTANSI
341
pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laba rugi, maupun yang belum terjual yang akan dilaporkan dalam Neraca.
2. Prosedur Penanganan Persediaan Barang Dagang