Penelitian yang Relevan Diskripsi Teori

26 “kurikulum khusus” mewajibkan setiap siswanya untuk berolahraga secara rutin, hal ini membuat siswanya memiliki fisik yang sangat tangguh. Hal ini terbukti dari otot-otot siswanya yang mengalami hypertropy. Siswa SMA Taruna Nusantara juga memilki kebugaran jasmani yang baik, hal ini dikarenakan sekolah mempersiapkan siswanya untuk menjadi seorang angkatan. Sementara itu, berdasarkan survei yang telah dilakukan SMA Negeri 5 Kota Magelang merupakan satu-satunya sekolah di Magelang yang memiliki kelas olahraga. Secara kasat mata siswa kelas olahraga tidak terlalu berbeda dari siswa reguler, hanya saja intensitas olahraga mereka lebih banyak. Siswa reguler hanya wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak satu kali dalam satu mingu sedangkan siswa kelas olahraga wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kecabangannya minimal tiga kali dalam satu minggu. Jadi siswa kelas olahraga hanya memfokuskan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kecabangannya, sehingga sebagian siswanya tidak semuannya mengalami hypertropy pada otot mereka. Hanya saja otot-otot mereka lebih kencang daripada siswa reguler. Dari sisi psikis dan kecerdasan siswa kelas olahraga juga hampir sama dengan siswa reguler.

7. Penelitian yang Relevan

a. Penelitian Puthut Adi Putra 2011 dengan judul Perbedaan Tingkat Daya Tahan Kardiovaskuler Antara Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket Bola Voli dan Sepak Bola SMA Negeri 1 Banguntapan 27 Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara tingkat daya tahan kardiovaskuler siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, bola voli, dan sepak bola SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu membedakan tiga kelompok, yaitu siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, bola voli, dan sepak bola. Subjek dari penelitian ini adalah siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, bola voli, dan sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul, yang berjumlah 54 siswa. Pengambilan data menggunakan tes, dengan instrumen berupa tes lari multi tahap dari Muchsin Doewes dan Furqon. Teknk analisis data menggunakan analisis ANOVA, melalui uji prasyarat normalitas, dan homogenitas. Nila rerata daya tahan kardiovaskuler yang diperoleh kelompok siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket sebesar 38,10, siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola voli sebesar 37,28, dan siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler sepak bola sebesar 39,58. Hasil ANOVA diperoleh F sebesar 1,680 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,172. Karena F hitung lebih kecil dari F tabel, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat daya tahan kardiovaskuler siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, bola voli dan sepak bola SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul. 28 b. Penelitian Reni Werdi Utami 2009 dengan judul Perbedaan Tingkat Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepak Bola dan Bola Basket di SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat daya tahan kardiorespirasi siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan bola basket di SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA N 1 Jetis Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan bolabasket sebanyak 34 siswa, dengan rincian 19 siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola dan 15 siswa anggota ekstrakurikuler bolabasket. Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik pengambilan datanya menggunakan instrumen tes dan pengukuran. Tes lari multistage fitness tes digunakan untuk mengukur besarnya VO 2 Max siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dengan bolabasket. Teknik analisis data menggunakan analisis uji t, melalui uji prasyarat uji normalitas, dan uji homogenitas. Dari hasil uji t didapat hasil VO 2 Max siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola dan bola basket memiliki t hit = 2,299 serta nilai t 0,05 32 = 2,037. Sehingga jika dilakukan pengujian hipotesis maka t hit = 2,299 t 0,05 32 = 2,037. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan tingkat daya tahan kardiorespirasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan bola basket di SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Dengan demikianhipotesis alternatif pertama diterima. Besarnya rerata 29 tingkat daya tahan kardiorespirasi kelompok sepakbola 42,01 sedangkan rerata tingkat daya tahan kardiorespirasi kelompok bolabasket sebesar 39,17. Rerata tingkat daya tahan kardiorespirasi kelompok sepakbola lebih besar daripada kelompok bolabasket, ini berarti bahwa tingkat daya tahan kardiorespirasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola lebih baik daripada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. Dengan demikian hipotesis alternatif ke dua ditolak.

B. Kerangka Berpikir