Equity rs
Shareholde Total
Debts Total
Ratio Equity
Debt to =
Ang 1997:18.35
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Data atau dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan perusahaan
manufaktur yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory 2005, Jakarta Stock Exchange Monthly dan data lainya yang diperoleh dari database
Pojok Bursa Efek Jakarta UNDIP.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS. Adapun analisis yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam
penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun
masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara
untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
sample yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2001:74.
b. Uji Multikolinieritas.
Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada
korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas Ghozali 2001:57.
Multikolinieritas dapat juga dilihat daari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan
setiap varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10
atau sama dengan nilai VIF diatas 10 Ghozali 2001:57.
c. Uji Heteroskedastisitas.
Menurut Imam Ghozali 2001:69, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamartan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas
signifikan secara statistic mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali 2001:69.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t
dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali 2001:61. Untuk
menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston DW test. Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi Durbin-Watson Algifari 2000:89:
Tabel 3.2 Tabel Autokorelasi
Durbin-Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,48 1,48 sampai 1,69
1,69 sampai 2,31 2,31 sampai 2,52
lebih dari 2,52 Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi
2. Analisis Regresi