Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN

PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2009-2011

OLEH

Fran Is Wanto 090503144

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2013

Yang membuat pernyataan

(Fran Is Wanto) NIM. 090503144


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL

ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 – 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Laverage, Cash Position dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan 6 perusahaan property & real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Laverage, cash position, dan Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

Kata kunci: Deviden Payout Ratio (DPR), Ukuran Perusahaan, Laverage, Cash Position, Profitabilitas


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE 2009 – 2011

The purpose of this research is to investigate the influence of Firm Size, Financial Leverage, Cash Position and Profitability to Dividend Payout Ratio (DPR) on Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This study used 6 Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.

The result of this research indicates that Firm Size has positive influence on Deviden Payout Ratio. Whereas Laverage, Cash Position dan Profitability haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).

Keywords: Deviden Payout Ratio (DPR), Firm Size, Leverage, Cash Position, Profitability


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Yang teristimewa kepada kedua orangtua saya Ayahanda E. Tarigan dan Ibunda S. Sinuraya. Terima kasih banyak untuk cinta, kasih sayang, didikan dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi yang di berikan kepada penulis. Semoga penulis dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberi petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku dosen Pembaca Penilai yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan masukan kepada saya.

6. Kepada adik saya Sri Nita dan Yosi Krisman, yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi Pembaca.

Medan, 2013 Penulis

Fran Is Wanto NIM: 090503144


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Deviden ... 7

2.1.1.1 Pengertian Deviden ... 7

2.1.1.2 Macam – macam Deviden ... 7

2.1.1.3 Prosedur Standar Pembayaran Deviden ... 9

2.1.2 Kebijakan Deviden ... 10

2.1.2.1 Pengertian Kebijakan Deviden ... 10

2.1.2.2 Teori Kebijakan Deviden ... 11

2.1.2.3 Kontroversi Kebijakan Deviden ... 13

2.1.2.4 Berbafai Macam Kebijakan Deviden ... 17

2.1.2.5 Jenis – Jenis Kebijakan Deviden ... 19

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3 Variabel Penelitian ... 32

3.4 Metode Analisis Data ... 34


(8)

3.4.1.2 Uji Multikolinearitas ... 35

3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36

3.4.1.4 Uji Autokorelasi ... 37

3.4.2 Analisis Regresi ... 37

3.5 Pengujian Hipotesis ... 38

3.5.1 Koefisien Determinasi ... 38

3.5.2 Uji t ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 40

4.2 Hasil Analisis ... 41

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 42

4.2.1.2 Uji Multikolinearitasv ... 45

4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 47

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.2.1.5 Uji Koefisien Determinasi ... 49

4.2.2 Analisis Regresi ... 49

4.2.3 Uji Signifikan parsial (t) ... 52

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terahulu ... 26

3.1 Daftar Populasi &Perusahaan yang dijadikan Sampel ... 31

3.2 Tabel Autokorelasi ... 37

4.1 Descriptive Statistic ... 40

4.2 Uji Normalitas ... 43

4.3 Uji Multikolineritas ... 46

4.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.5 Uji R Square . ... 49

4.6 Hasil Analisis Regresi ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Uji Normalitas ( Histogram ) ... 44

4.2 Uji Normalitas ( Grafik Normal P-P Plot ) ... 44


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Daftar Populasi dan Sampel Penilitan ... 63

ii Data Variabel Penelitian ... 64

iii Data variabel Laverage ... 64

iv Data Variabel Cash Position ... 64

v Data Variabel Profitabilitas ... 65

vi Data Variabel Dividen Payout Ratio ... 65

vii Hasil Uji Statistik ... 65

viii Uji Normalitas ... 65

ix Uji Normalitas Histogram ... 66

x Grafik Plot Uji Normalitas ... 67

xi Uji Multikolinearitas ... 67

xii Uji Heterokedasitas ... 68

xiii Uji Autokorelasi ... 68


(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL

ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 – 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Laverage, Cash Position dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan 6 perusahaan property & real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Laverage, cash position, dan Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

Kata kunci: Deviden Payout Ratio (DPR), Ukuran Perusahaan, Laverage, Cash Position, Profitabilitas


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE 2009 – 2011

The purpose of this research is to investigate the influence of Firm Size, Financial Leverage, Cash Position and Profitability to Dividend Payout Ratio (DPR) on Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.

This study used 6 Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.

The result of this research indicates that Firm Size has positive influence on Deviden Payout Ratio. Whereas Laverage, Cash Position dan Profitability haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).

Keywords: Deviden Payout Ratio (DPR), Firm Size, Leverage, Cash Position, Profitability


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa dividen dan capital gain. Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham dan Gapenski, 1996).

Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik (Jensen et al., 1992). Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh


(15)

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaaninvestasi dimasa mendatang (Sartono, 2010). Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio (Andriyani, 2008).

Kebijakan dividen telah menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para manajer keuangan dan perusahaan pada umumnya. Perusahaan dihadapkan pada dilema, apakah akan membagikan dividen kepada pemegang saham, atau manahan laba untuk kegiatan investasi kembali dalam rangka pengembangan usaha (Okpara, 2010). Di sisi lainnya, pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali manajemen. Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih suka memperlakukannya sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi.


(16)

Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.

Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam memprediksi kebijakan dividen. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan antara lain ukuran perusahaan, leverage, cash position, dan profitabilitas.

Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen sudah pernah dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh (Hakim, 2007) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan manufaktur yang membagikan deviden dan terdaftar di BEJ tahun 2003-2005. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 30 perusahaan dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian tersebut peneliti membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel cash position dan profitabilitas terhadap variabel devidend payout ratio. Sedangkan variabel firm size dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel devidend payout ratio.


(17)

Penelitian lain juga dilakukan oleh (Jannati, 2011) mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry yang membayar dividen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2010. Dalam penelitian tersebut peneliti membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel profitabilitas, leverage, dan Asset Growth terhadap variabel devidend payout ratio.

Penelitian lain juga dilakukan oleh (Megawati ,2011) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2005-2009. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan manufaktur dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian tersebut peneliti membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara cash position, return on assets, firm size secara parsial terhadap dividend payout ratio.

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang deviden. Penelitian ini menggunakan variabel penelitian devidend payout ratio sebagai variabel dependen dan firm size, leverage, cash position, dan profitabilitas sebagai variabel independen, dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”.

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian (Hakim, 2007) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan manufaktur yang membagikan deviden dan terdaftar di


(18)

BEJ tahun 2003-2005. Namun ada beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hakim, yaitu:

1. Periode penelitian Hakim adalah tahun 2003 - 2005, sedangkan penelitian ini menggunakan periode pengamatan tahun 2009 - 2011.

2. Populasi penelitian Hakim adalah perusahaan manufaktur, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property. 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011 ?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara financial laverage terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011 ?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara cash position terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011 ?

4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011 ?

1.3Tujuan Penelitian


(19)

1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011.

2. Menganalisis pengaruh financial laverage terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011.

3. Menganalisis pengaruh cash position terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011. 4. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap rasio pembayaran deviden

pada perusahaan Property dan Real Estate selama peride 2009-2011. 1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini menjadi pelatihan intelektual yang

dapat menambah pemahaman mengenai ukuran perusahaan, financial laverage, cash position, dan profitabilitas.

2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan penelitian ilmiah di masa yang akan datang.

3. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori

2.1.1 Deviden

2.1.1.1Pengertian Deviden

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Deviden ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

2.1.1.2Macam-macam deviden

Dalam Wasis (1983:193), deviden dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Deviden tunai (Cash Devidend)

Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Deviden tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling


(21)

banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai di perlukan likuiditas.

2. Deviden saham (Stock Devidend)

Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan deviden dalam bentuk tunai.

3. Sertifikat deviden (Script Devidend)

Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan deviden dalam bentuk tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat.

Berdasarkan periode satu tahun buku maka dividen dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu dividen interm dan dividen final. Dividen interim adalah sebagian dari dividen tunai yang dibayarkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh pada tahun berjalan. Dividen interim dibayarkan setelah laporan tengan tahunan diterbitkan dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang cukup serta tidak mempunyai rencana untuk melakukan ekspansi usaha yang membutuhkan modal tambahan dari laba perusahaan.


(22)

Dividen interim baru akan diumumkan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya dividen interim dibayarkan oleh perusahaan yang sudah mapan (matured), sehingga sebagian atau seluruh keuntungan yang diperoleh selama tahun berjalan dapat dibagikan kepada pemegang saham. Dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah tutup tahun buku dilakukan. Setelah tahun buku perusahaan ditutup, manajemen dapat mengetahui total laba bersih akuntansi yang diperoleh selama satu tahun pembukuan. Laba bersih akuntansi yang digunakan sebagai dasar penghitungan dividen tunai adalah yang tertera pada laporan rugi-laba yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (Samsul, 2006).

2.1.1.3 Prosedur Standar Pembayara Dividen

Dalam pembayaran deviden terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut:

a. Declaration Date

Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan deviden pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran deviden.

b. Date of record

Date of record merupakan tanggal keputusan bahwa para pemegang saham pada tanggal tertentu dinyatakan berhak untuk menerima deviden, atau hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima deviden yang akan dibagikan perusahaan.


(23)

c. Ex-devidend

Ex-devidend adalah tanggal pada saat mana hak atas devidenperiode berjalan dilepaskan dari sahamnya yaitu lima hari sebelum dateof record. Pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli tidak berhak untuk memperoleh deviden yang akan dibagikan.

d. Payment date

Payment date merupakan tanggal kapan deviden tersebut akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayaranya.

2.1.2 Kebijakan Dividen

2.1.2.1 Pengertian Kebjakan Deviden

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi atau untuk membagikannya kepada pemegang saham. Dividen merupakan faktor yang menarik bagi invesrtor, pemegang saham dan perusahaannya, karena hal itu menunjukkan besarnya pendapatan yang diterima oleh pemegang saham. (Bambang Riyanto, 2001:265) mendefinisikan kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan penbagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagao deviden atau untuk digunakan do dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus di tahan di dalam perusahaan Pengertian kebijakan dividen menurut (Weston dan Brigham, 2001:667) menyatakan bahwa dividend policy involves the decision to pay earning or to retain and reinvestment them in the firm. Artinya, kebijakan dividen adalah


(24)

keputusan untuk membayarkan laba sebagai dividen atau ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

2.1.2.2Teori Kebijakan Deviden

Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain : 1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller

Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :

1. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.

2. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru. 3. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. 4. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.

Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri sebesar Ks (Biaya modal sendiri dari laba ditahan). Tapi bila berasal dari saham biasa baru,


(25)

biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham biasa baru). Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains (kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui.

2. Teori The Bird in The Hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).

3. Teori Signaling Hypothesis

Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan deviden pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal (biasanya)


(26)

diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain , teori Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata 105disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.

2.1.2.3 Kontroversi kebijakan deviden

Kebijakan deviden masih merupakan masalah yang mengundang perdebatan, karena terdapat lebih dari satu pendapat. Berbagai pendapat tentang kebijakan deviden dikelompokkan menjadi tiga pendapat yaitu:

a. Deviden dibayar tinggi (Bird in The Hand Thory).

Secara teoritis dengan menurunkan deviden maka nilai labaditahan akan dapat diperbesar dan dapat digunakan untuk investasi dalam bentuk real assets. Namun pendapat ini berbeda dengan teori di atas tersebut sebab menginginkan deviden dibagikan dalam jumlah yang besar, dengan asumsi bahwa harga saham di pengaruhi oleh deviden yang dibayarkan (Gitosudamo, 2001:233). Argumentasi tersebut mempunyai kesalahan dalam hal bahwa peningkatan pembayaran deviden hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak bisa membagikan deviden yang makin besar jika laba yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran deviden karena peningkatan laba, harga saham akan


(27)

naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan karena kenaikan laba bukanlah karena kenaikan pembayaran deviden. Juga tidak benar kalau perusahaan harus membagikan semua laba sebagai deviden, hanya karena perusahaan harus membagikan deviden sebesar-besarnya. Laba dibenarkan untuk ditahan, kalau dana tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya (Husnan, 1996: 384). Dalam (Hanafi, 2004:366) ada beberapa argumen yang mendukung pembayaran deviden tinggi yaitu sebagai berikut:

1. Mengurangi ketidakpastian.

Deviden yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena deviden diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang, ketidakpastian deviden akan lebih kecil dibandingkan ketidakpastian capital gain. Karena faktor ketidakpastian berkurang maka investor semacam itu mau membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan deviden tinggi. Nilai saham akan ditentukan oleh present value dari deviden yang akan diterima investor saat ini dan di masa mendatang. Deviden dimasa mendatang akan lebih beresiko dibandingkan dengan deviden yang dibayarkan saat ini.

2. Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham Argumen lain yang mendukung pembayaran yang tinggi datang dari kerangka teori keagenan (agency theory). Menurut teori ini konflik bisa terjadi antara pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang


(28)

saham (maksimalisasi kemakmuran pemegang saham) dapat tercapai. Tetapi manajer bisa saja mempunyai agenda sendiri untuk tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Misalkan perusahaan mempunyai kelebihan kas atas proyek dengan NPV positif (free cash flow, yang didefinisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi dengan NPV yang positif didanai). Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan cara mereka sendiri. Tetapi manajer barangkali tidak mau membagikan kas tersebut karena ingin tetap memegang kendali atas kas tersebut. Dalam konteks semacam itu, pembayaran deviden yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor, karena akan mengurangi potensi konflik antara manajer dengan pemegang saham.

b. Kebijakan deviden tidak relevan

Pendapat ini menyatakan devidend policy is irrelevant, jadi deviden dibagi atau tidak nilai kekayaanya akan sama. Dasar dari pendapat ini adalah pemenuhan dana perusahaan dari external financing. Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan deviden yang banyak atau sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern. Jadi yang penting adalah apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru) ataukah dari dalam perusahaan (menahan laba). Dampak keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal, atau keputusan deviden adalah tidak relevan (Husnan, 1996:386). Dalam (Bringham, 2001:198), sejumlah kalangan memperdebatkan bahwa kebijakan


(29)

deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap harga saham maupun terhadap biaya modalnya. Penganjur utama dari Teori ketidakrelevanan deviden adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa Rasio pembayaran deviden hanya merupakan bagian kecil saja dari keputusan investasi perusahaan. Pembayaran deviden tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata tergantung pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara deviden dan laba yang ditahan. MM mengajukan asumsi sebagai berikut:

1. Tidak ada pajak atau biaya lainya, pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).

2. Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan dan deviden dimasa mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogen.

3. Kebijakan investasi ditentukan lebih dahulu, kebijakan deviden tidak mempengaruhi investasi.

c. Deviden dibayar rendah

Variabel yang mendasari argumen ini adalah efek pajak dan flotation cost. 1. Efek pajak

Dinegara tertentu seperti Amerika Serikat, pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk deviden (28% versus 31%).


(30)

Disamping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang berarti saham tersebut dijual). Sedangkan pajak deviden akan dibayarkan saat deviden diterima. Berdasar argumen tersebut, deviden seharusnya dibayar rendah, karena menghemat pajak. Pada kenyataannya investor mempunyai tingkat pajak yang beragam, sehingga efek pajak tidak bisa digeneralisir untuk semua investor, (Hanafi, 2004: 368).

2. Biaya emisi (flotation Cost)

Jika perusahaan membayarkan deviden dan kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena biaya emisi, biaya transaksi, dan biaya underpricing saham. Karena itu perusahaan akan lebih baik membayarkan deviden rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.

2.1.2.4 Berbagai Macam kebijakan Dividen

Menurut Bambang (Riyanto, 2001:269) ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapat tersebut nampak


(31)

mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan.

Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang

2. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan

Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.


(32)

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibelmenunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2.5 Jenis-jenis Kebijakan Dividen

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:390) mengemukakan tiga jenis kebijakan dividen, yaitu :

1. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan.

Kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari pendapatan. Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

2. Kebijakan dividen teratur.

Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali kebijakan dividen teratur digunakan dengan memakai target rasio pembayaran dividen. Target rasio pembayaran dividen adalah kebijakan dimana perusahaan mencoba membayar dividen dalam persentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan terjadinya peningkatan hasil.


(33)

3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra.

Kebijakan dividen rendah teratur dan di tambah ekstra adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan.

Pendapatan lebih tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan boleh membayar tambahan dividen, yang disebut dividen ekstra. Kebijakan dividen rendah teratur yang dibayar setiap periode, dapat memberi investor pendapatan stabil yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan pada perusahaan dan dividen ekstra diberikan sebagai pembagian hasil pada periode yang baik. Dividen ekstra tidak boleh diberikan teratur karena menjadi tidak berarti. Penggunaan target rasio pembayaran dividen dalam bentuk tingkat dividen yang teratur lebih dianjurkan.

2.1.3 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden suatu perusahaan adalah sebagai berikut: (Riyanto, 2001)

a. Posisi likuiditas perusahaan.

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan arus kas keluar, oleh karena itu makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Suatu perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel


(34)

(Perusahaan yang masih mencari keuntungan), mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dari dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja sehingga kemampuanya untuk membayarkan deviden pun sangat terbatas. Dengan sendirinya likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan di bidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.

b. Kebutuhan untuk membayar hutang

Perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih dahulu bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai deviden.

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan.

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga. perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar


(35)

modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.

d. Pengawasan terhadap perusahaan.

Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol atau pengawasan dari kelompok dominan didalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, berarti mengurangi “dividend payout ratio”. Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden (Sartono, 2001) yaitu:

1. Kebutuhan dana perusahaan

Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan deviden.


(36)

2. Likuiditas.

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

3. Kemampuan meminjam

Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar deviden.

4. Keadaan pemegang saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.


(37)

5. Stabilitas deviden

Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil.

Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan rasio pembayaran deviden menurut berbagai pakar sebagaimana telah dipaparkan di atas. Adapun penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga paling berpengaruh terhadap rasio pembayaran deviden yang antara lain adalah sebagai berikut:

a. Current Ratio (CR)

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan deviden. Deviden tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas. Jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian deviden. Penelitian ini memproksikan likuiditas perusahaan dengan Current Ratio. Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


(38)

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio (DER) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu semakin besar DER semain kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden, hal ini dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayaran oleh perusahaan.

c. Growth

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai deviden. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.

d. Collateralizable Assets (COL)

Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapt digunakan sebagai jaminan peminjam. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Collateralizable assets dapat diukur dengan membagi antara ativa tetap terhadap total aktiva. Tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan


(39)

dapat membayar deviden dalam jumlah yang besar, sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar deviden dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar (Fauz dan Rosidi, 2008).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kebijakan deviden telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian

2000 Erna Susilawati

Dampak faktor-faktor keagenan dan faktor-faktor yang mempangaruhi biaya transaksi terhada ratio pembayaran deviden

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel insider ownership, shareholder dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedang secara parsial variable tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio dan variabel insider ownership dan shareholder


(40)

dispersion tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payoutratio.

2004 Michael dan

Sofyan

faktor yang mempengaruhi

dividend payout ratio (DPR)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio 2007 Farih faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003-2005

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio secara serentakberpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan secara parsial hanya

variabel cash position,

profitability yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.

Erna Susilawati (2000) melakukan penelitian tentang "Dampak faktor-faktor keagenan dan faktor-faktor-faktor-faktor yang mempangaruhi biaya transaksi terhada ratio pembayaran deviden". Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan dimana diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 6 variabel yang terdiri dari devidend payout ratio sebagai variabel dependen sedangkan insider ownership, shareholder dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan sebagai variable independent. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel insider ownership, shareholder dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedang secara parsial variable tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend


(41)

payout ratio dan variabel insider ownership dan shareholder dispersion tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payoutratio

Michell dan Sofyan (2004) meneliti faktor - faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR). Faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend ratio, yaitu likuiditas, firm size, growth, stock price, dan capital structure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Farih (2007) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003-2005.Faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, yaitu cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio secara serentakberpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan secara parsial hanya variabel cash position, profitability yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.

2.3 Kerangka Koseptual

Kerangka pemikiran disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan (Y). Ukuran perusahaan, financial laverage, cash position, dan profitabilitas merupakan variabel independen dividen payout ratio merupakan variabel dependen.


(42)

Kerangka konseptual dapat di gambarkan seperti di bawah ini :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 HIPOTESIS

Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran

Dividen.

H2 : Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran

Dividen.

H3 : Cash Position berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

H4 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

Ukuran Perusahaan (X1)

Financial Leverage (X2)

Cash Position (X3)

Profitabilitas(X4)

Rasio Pembayaran Dividen ( Dividend

PayOut Ratio ) (Y)


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian dimana menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002:108).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property & Real Estate yang terdaftar di BEI secara berturut-turut tahun 2009-2011. Berdasarkan populasi yang sudah ditentukan terdapat 30 perusahaan property dan real estate.

Pengambilan sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative. Dalam penelitian ini , adapun sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Kriteria - kriteria yang ditetapkan peneliti dalam pengambilan sampel penelitian ini mencakup:

1. .Perusahaan property dan real esatate yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan 2009-2011.

2. Perusahaan property dan real estate yang membagikan dividen secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu periode 2009-2011.


(44)

Berdasarkan kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan selama 3 tahun. Adapun perusahaan Property & Real Estate yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Dijadikan Populasi dan Sampel Penelitian

No

. Kode Perusahaan

Kriteria

Sampel 1 2

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk.   Sampel 1

2. BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk.  - -

3. BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  -

-4. BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk.  -

-5. BKSL PT Sentul City Tbk.  -

-6. BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk.  -

-7. COWL PT Cowell Development Tbk.  -

-8. CTRA PT Ciputra Development Tbk.  -

-9. CTRP PT Ciputra Property Tbk.   Sampel 2

10. CTRS PT Ciputra Surya Tbk.  -

-11. DART PT Duta Anggada Realty Tbk.  -

-12. DILD PT Intiland Development Tbk.  -

-13. DUTI PT Duta Pertiwi Tbk.  -

-14. ELTY PT Bakrieland Development Tbk.  -

-15. FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk.  -

-16. GMTD PT Gowa Makassar Tourism

Development Tbk.   Sampel 3

17. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk.   Sampel 4 18. JIHD PT Jakarta International Hotel &

Development Tbk.  - -

19. JRPT PT Jaya Real Property Tbk.   Sampel 5 20. KPIG PT Global Land Development Tbk.  -

-21. LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk.  -

-22. LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk.  -

-23. LPCK PT Lippo Cikarang Tbk.  -

-24. LPKR PT Lippo Karawaci Tbk.  -

-25. MDLN PT Modernland Realty Tbk.  -

-26. OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk.  -

-27. PWON PT Pakuwon Jati Tbk.  -

-28. PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk.  -

-29. RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  - -30. SMRA PT Summarecon Agung Tbk.   Sampel 6


(45)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002:96). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah devidend payout ratio (DPR). DPR merupakan perbandingan antara deviden perlembar saham (DPS) dengan laba perlembar saham (EPS) atau merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, laverage, cash position dan profitabilitas:

a. Ukuran Perusahaan

Pada penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur besar ukuran perusahaan adalah nilai total aset. Nilai total aset digunakan sebagai indikator untuk mengukur ukuran perusahaan karena nilainya relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai total penjualan dan kapitalisasi pasar. Mengingat nilai total aset ini sangat besar, maka digunakan nilai logaritma natural (Ln) dari total aset agar tidak terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam model persamaan.

Rumus : Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset Dimana: Ln = Logaritma Natural


(46)

b. Financial Leverage

Rasio FinancialLeverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio hutang terhadap total aktiva (debt to total asset ratio) diperoleh dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan total aktivanya.

Rumus:

LEV = ��

��

Dimana:

Debt to Total Asset = Rasio Hutang terhadap Total Akriva TL = total liabilities

TA = total assets

c. Cash Positions

Cash Positions dalam penelitian ini menggambarkan posisi kas setelah dibandingkan dengan Earnings After Tax. Semakin kuat posisi kas perusahaan, semakin mudah pula sebuah perusahaan dalam membayar dividen.

Rumus:

CP = ��� ��ℎ�� ��ℎ�� ����

Dimana:

NIAT = Net Income After Tax CP = Cash Position


(47)

d. Profitabilitas

Profitabilitas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan return on assets (ROA). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

Rumus:

ROA = ����

��

Dimana:

EBIT = Earning Before Interest and Tax TA = Total Assets

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS. Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:


(48)

3.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sample yang kecil jumlahnya.

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001:74)

3.4.1.2 Uji Multikolinieritas.

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi


(49)

yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2001:57).

Multikolinieritas dapat juga dilihat daari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2001:57).

3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas.

Menurut Imam Ghozali (2001:69), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamartan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistic mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001:69).


(50)

3.4.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali 2001:61). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi Durbin-Watson (Algifari 2000:89)

Tabel 3.2 Tabel Autokorelasi

Durbin-Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,48 Ada autokorelasi

1,48 sampai 1,69 Tanpa kesimpulan

1,69 sampai 2,31 Tidak ada autokorelasi

2,31 sampai 2,52 Tanpa kesimpulan

lebih dari 2,52 Ada autokorelasi

3.4.2. Analisis Regresi

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) secara umum adalah sebagai berikut :

Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Berdasarkan mekanisme hubungan antar variabel maka formulasi matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

Dimana :

DPR = Earnings Per Share / Devidend Per Share

CP = Cash Posisition, merupakan perbandingan kas akhir tahun dengan earnings after tax.

PR = Profitability, merupakan perbandingan antara earning after tax dengan total asset.

Size = Simbol dari ukuran perusahaan yang diukur dengan Log Natural dari total asset.

DER = Debt to Equity Ratio, merupakan perbandingan dari total hutang dengan total ekuitas.

a = konstanta / intercept e = faktor error

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi dari setiap variabel independen

3.5 Pengujian Hipotesis.

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3.5.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel - variabel


(52)

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2001:45).

3.5.2 Uji t.

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 Perusahaan dan dari 30 perusahaan tersebut terpilih 6 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran. Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini.

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Ukuran Perusahaan 18 26.44 29.72 28.4806 .99890

Leverage 18 .06 .69 .4847 .19407

Cash Position 18 .55 17.04 3.5736 3.92621

Profitabilitas 18 .03 .12 .0656 .02879

DPR 18 .00 .41 .2378 .11278

Valid N (listwise) 18

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Ukuran Perusahaaan memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai

minimum (26,44), nilai maksimum 29,72, mean (nilai rata-rata) sebesar 28,4806, dan Standart Deviation sebesar 0,99890.


(54)

2. Variabel Laverage memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai minimum (0,06), nilai maksimum 0,69, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,4847, dan Standart Deviation atau sebesar 0,19407.

3. Variabel Cash Position (CP) memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum (0,55), nilai maksimum 17,04, mean (nilai rata-rata) sebesar 3,5736 dan Standart Deviation atau sebesar 3,92621.

4. Variabel Profitabilitas memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum 0,03, nilai maksimum 0,12, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0656, dan Standart Deviation atau sebesar 0.02879.

5. Variabel DPR memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,41, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,2378, dan Standart Deviation atau sebesar 0.11278.

6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 18 sampel.

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan


(55)

autokorelasi atau tidak. Menurut (Ghozali, 2005:123) asumsi klasik harus memenuhi:

1. berdistribusi normal.

2. non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

3. non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi.

4. homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

4.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan model Kolgomorov-Smirnov. Menurut (Ghozali, 2005:115) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:

a. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.


(56)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .08279309 Most Extreme

Differences

Absolute .140

Positive .114

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .594

Asymp. Sig. (2-tailed) .872

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data

Berdasarkan hasil uji statistik pada One-Sample Kolgomorov-Smirnov tersebut dapat terlihat bahwa data terdistribusi dengan normal, karena Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel tersebut > 0,05 yaitu 0,872.

Hasil Uji Normalitas lainnya dapat dilihat pada histogram dan normal probability plot pada gambar berikut ini :


(57)

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Gambar 4.2 Uji Normalitas


(58)

Berdasarkan hasil Uji Normalitas diatas maka hasil yang di dapatkan adalah data telah terdistribusi secara normal. Data yang telah terdistribusi normal dapat kita ketahui dengan melihat Histogram pada gambar 4.1, grafik histogram pada uji normalitas di atas dapat terlihat bahwa data terdistribusi mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (Skewness) ke kiri maupun ke kanan.

Data yang telah terdistribusi normal juga bisa diketahui dengan melihat grafik plot yang ditunjukkan pada gambar 4.2. Menurut (Ghozali, 2005:112) pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa penyebaran data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, oleh sebab itu dapat diketahui bahwa data telah terdistribusi dengan normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antaravariabel-variabel terdapat multikolinearitas atau tidak. Menurut (Ghozali, 2005:91) Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1. nilai tolerance dan lawannya, 2. Variance Inflatin Factor (VIF).


(59)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005:91). Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.487 .710 -2.094 .056

Ukuran Perusahaan

.054 .025 .481 2.180 .048 .852 1.174

Leverage .142 .177 .245 .805 .435 .448 2.234

Cash Position .014 .009 .488 1.567 .141 .428 2.338 Profitabilitas .899 .873 .229 1.029 .322 .835 1.197 a. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel Independen yang memiliki VIF di atas 10 ataupun Tolerance dibawah 0,1. Kesimpulan dari Uji Multikolinearitas ini adalah bahwa semua variabel independen telah lolos dari Uji multikolinearitas.


(60)

4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas.

Cara untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot pada gambar 4.3. Dasar pengambilan keputusannya menurut (Ghozali, 2005:105) adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y, maka tidak heterokedasitas.

Berikut ini peneliti menampilkan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar 4.3.


(61)

Pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik (data) menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa tidak tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Menurut (Sugiyono, 2001:76) mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5. Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .679a .461 .295 .09468 2.423

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Cash Position b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan Tabel 4.4 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2,423 < 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.


(62)

4.2.1.5 Koefisien Determinasi

Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2001:45).

Tabel 4.5 Uji R Square Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .679a .461 .295 .09468 2.423

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Cash Position b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.461 atau 46.1%. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 46.1%, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 53.9%. Olehkarena itu, dengan nilai sebesar 46.1% dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang tidak meyakinkan.

4.2.2. Analisis regresi

Analisis regresi linier berganda dari Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deviden Payout Ratio pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki hasil sebagai berikut :


(63)

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk dividend payout ratio pada perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Y = -1.487 + 0,054 X1 + 0,142 X2 + 0,014 X3 + 0,899 X4 + e Keterangan :

Y = Deviden Payout Ratio (DPR) X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Leverage

X3 = Cash Position

X4 = Profitabilitas

e = Koefisien error

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.487 .710 -2.094 .056

Ukuran Perusahaan

.054 .025 .481 2.180 .048

Leverage .142 .177 .245 .805 .435

Cash Position .014 .009 .488 1.567 .141

Profitabilitas .899 .873 .229 1.029 .322


(64)

Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti sebagai berikut :

1. Konstanta (a) sebesar -1.487 mempunyai arti apabila nilai independen sama dengan nol (Ukuran Perusahaan = 0, Leverage = 0, Cash Position = 0, Profitabilitas = 0) maka Deviden Payout Ratio perusahaan bernilai negatif sebesar 1.487.

2. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan sebesar 0,054 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Ukuran Perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,054 satuan.

3. Koefisien regresi Leverage sebesar 0,142 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Leverage sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,142 satuan.

4. Koefisien regresi Cash Position sebesar 0,014 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Cash Position sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,014 satuan.

5. Koefisien regresi Profitabilitas sebesar 0,899 mempunyai arti setiap kenaikan rasio Profitabilitas sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap Deviden Payout Ratio perusahaan manufaktur sebesar 0,899 satuan.


(1)

Lampiran ii Data Variabel Penelitian

Ukuran Perusahaan (X1)

No. Kode Nama Perusahaan 2009 2010 2011

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 28.9 29.15 29.42 2. CTRP PT Ciputra Property Tbk. 28.92 28.97 29.09 3. GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 26.44 26.6 26.91 4. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 27.91 27.8 27.84 5. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 28.58 28.81 29.03 6. SMRA PT Summarecon Agung Tbk. 29.12 29.44 29.72

Lampiran iii Leverage (X2)

No Kode Nama Perusahaan 2009 2010 2011

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 0.4564 0.5169 0.5361 2. CTRP PT Ciputra Property Tbk. 0.0594 0.068 0.164 3. GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.658 0.6428 0.644 4. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.565 0.4857 0.4729 5. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 0.453 0.5124 0.5347 6. SMRA PT Summarecon Agung Tbk. 0.6132 0.6485 0.6941

Lampiran iv Cash Position (X3)

No Kode Nama Perusahaan 2009 2010 2011

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 4.5797 2.5211 1.4017 2. CTRP PT Ciputra Property Tbk. 17.0416 8.3474 5.1501 3. GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.6513 1.4703 1.7915 4. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.5548 0.6202 1.0549 5. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 1.3461 2.8614 2.5015 6. SMRA PT Summarecon Agung Tbk. 3.7836 4.799 3.8484


(2)

Lampiran v Profitabilitas (X4)

No Kode Nama Perusahaan 2009 2010 2011

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 0.0331 0.0719 0.1117 2. CTRP PT Ciputra Property Tbk. 0.0314 0.0523 0.0472 3. GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.0605 0.0917 0.1201 4. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.0257 0.0336 0.0456 5. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 0.0891 0.0929 0.0973 6. SMRA PT Summarecon Agung Tbk. 0.056 0.056 0.0655

Lampiran vi Dividend Payout Ratio (Y)

No. Kode Nama Perusahaan 2009 2010 2011

1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 0.1996 0.2478 0.1816 2. CTRP PT Ciputra Property Tbk. 0.3314 0.2771 0.2918 3. GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.2861 0.1399 0.0786 4. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.1024 0.0009 0.1072 5. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 0.3442 0.3425 0.341 6. SMRA PT Summarecon Agung Tbk. 0.3076 0.2943 0.4067

Lampiran vii

Hasil Uji Statistik Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ukuran Perusahaan 18 26.44 29.72 28.4806 .99890

Leverage 18 .06 .69 .4847 .19407

Cash Position 18 .55 17.04 3.5736 3.92621

Profitabilitas 18 .03 .12 .0656 .02879

DPR 18 .00 .41 .2378 .11278


(3)

Lampiran viii Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .08279309

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .114

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .594

Asymp. Sig. (2-tailed) .872

a. Test distribution is Normal.

Lampiran ix


(4)

Lampiran x Grafik Plot Uji Normalitas

Lampiran xi Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.487 .710 -2.094 .056

Ukuran Perusahaan

.054 .025 .481 2.180 .048 .852 1.174

Leverage .142 .177 .245 .805 .435 .448 2.234

Cash Position .014 .009 .488 1.567 .141 .428 2.338 Profitabilitas .899 .873 .229 1.029 .322 .835 1.197 a. Dependent Variable: DPR


(5)

Lampiran xii Uji Heterokedasitas

Lampiran xiii Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .679a .461 .295 .09468 2.423

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Cash Position b. Dependent Variable: DPR


(6)

Lampiran xiv Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1.487 .710 -2.094 .056

Ukuran Perusahaan

.054 .025 .481 2.180 .048

Leverage .142 .177 .245 .805 .435

Cash Position .014 .009 .488 1.567 .141 Profitabilitas .899 .873 .229 1.029 .322 a. Dependent Variable: DPR


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE &amp; BUILDING CONSTRUCTION DI BURSA EFEK INDONESIA

1 57 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Property, Real Estate &amp; Building Construction Di Bursa Efek Indonesia.

2 49 66

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 39 83

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 55 88

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MEMBAGIKAN DEVIDEN DAN TERDAFTAR DI BEJ TAHUN 2003-2005.

0 0 103

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia m.anas

0 0 109

PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 12

ANALISIS FAKTOR PENENTU STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19