6. minyak diesel 7. dan minyak bakar.
Sedangkan yang termasuk produk BBBM adalah : 1. elpiji liquified petroleum gases-LPG
2. pelarut 3. minyak pelumas
4. gemuk 5. aspal
6. malam paraffin 7.
karbon hitam carbon black 8. dan kokas.
Hardjono.A.2010
2.2. Aviatiaon Turbine AVTUR
2.2.1.Defenisi Avtur
Avtur aviation turbine fuel adalah bahan bakar penerbangan untuk jenis pesawat bermesin  gas  turbine  dan  pesawat  jet  yang  banyak  digunakan  baik  di  bidang
militer maupun komersial. Bahan bakar ini berasal dari proses pengolahan minyak bumi  fraksi  kerosine  atau  campuran  kerosinnaptha  yang  mempunyai  sifat
pembakaran  dan  energi  tinggi.  Jenis  kerosin  telah  dipilih  sebagai  bahan  bakar untuk  generasi  pertama  kali  sebab  mempunyai  sifat  pembakaran  yang  baik,
rendah terhadap kebakaran, sehingga digunakan sebagai pengganti gasoline pada waktu perang dunia.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai  bahan  bakar  jet  militer,  sangat  luas  digunakan  oleh  militer Inggris.  Grade  antara  militer  dan  komersial  mempunyai  sifat- sifat  dasar  yang
sama, dan berbeda pada jenis aditif yang digunakan. Kualitas bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh disain dan unjuk kerja
mesin,  serta  nilai  ekonomi,  akan  tetapi  juga  keselamatan  dalam  penerbangan. Bahan  bakar  ini  diperoleh  berasal  dari  proses  pengolahan  minyak  bumi  dengan
komposisi tertentu baik dari proses distilasi maupun proses perengkahan . Karena avtur dituntut  harus  mempunyai  nilai  pembakaran  yang  tinggi,  kualitas
pembakaran  tinggi, freezing  point rendah,  kandungan  panasberat  tinggi,  serta kandungan panasvolume rendah.
Avtur merupakan  bahan  bakar  yang  di  peroleh  darihasil  pengolahan minyak  bumi,  yang  mempunyai  trayek  didih  antara  150-300°C,  terdiri  dari
molekul hydrocarbon C11-C  15  dan  titik  beku  freezing  point  dibatasi maksimum -47°C. Haidir, A. 2001
2.2.2.Proses Pembuatan Avtur
Untuk mendapatkan avtur diperlukan beberapa tahap proses pengolahan crude oil minyak mentah. Prose pengolahan untuk mendapatkan avtur melalui beberapa
tahapan yaitu :
2.2.2.1. Distilasi Atmosfir
Pada unit CDU Crude Distillation Unit Crude Oil yang diolah di unit ini merupakan  campuran  antara Sumatera  Light  Crude SLC  dan Duri  Crude  Oil
DCO  yang  bekerja  pada  temperature  ±  350 C  dengan  tekanan  1  Atmosfir dan
Universitas Sumatera Utara
crude panas dipompakan kedalam kolom destilasi dan hidrokarbon teringan dalam crude oil, biasanya gas propane dan butane naik menuju puncak kolom dan keluar
dari puncak kolom. Gasoline yang sedikit berat dibanding gas propane dan butane naik  tetapi  tidak  sampai  puncak  kolom  dan  keluar  menuju  samping  kolom.
Beturut-turut kerosine dan minyak diesel merupakan produk yang lebih berat dari gasoline dan keluar melalui samping kolom pada titik lebih rendah. Produk yang
diperoleh  langsung  dari  destilasi  crud  oil  disebut  produk  stright  run.  Komponen yang terlalu berat untuk menguap pada kondisi destilasi atmosfir keluar dari dasar
kolom. Dari proses distilasi ini dihasilkan produk antara lain :
1 gas.
2 Naphta.
3 Light Gas Oil LGO
4 Heavy Gas Oil HGO
5 Long residue.
2.2.2.2. Distilasi Hampa Vacuum Distilation
Long Residue  yang dihasilkan CDU, digunakan sebagai umpan pada unit distilasi  hampa  dengan  tekanan  40  mmHg  dan  temperature  ±390
C. produk bottom  kolom  dapat  difraksinasi  lebih  lanjut  dengan  destilasi  berikutnya  yang
dilakukan  pada  tekanan  rendah.  Tekanan  rendah  dalam  kolom destilasi  akan mengakibatkan  komponen-komponen  dengan  titik  didih  tinggi  dapat  menguap.
Proses ini disebut dengan vacuum distillation, produk bagian atas disebut vacuum
Universitas Sumatera Utara
gasoil VGO  dan  bottom  produknya  disebut  dengan vacuum  residu VR  atau vakum resid.
Dari unit distilasi hampa ini menghasilkan produk yaitu : 1
Light Vacuum Gas Oil LVGO 2
Heavy Vacuum Gas Oil HVGO sebagai umpan hydrocracking 3
Short residue
2.2.2.3. Delayed Coker Unit DCU
Short  residue  yang  dihasilkan  Vacuum  Unit,  digunakan  sebagai umpan pada  Delayed  Coker  Unit  DCU  dengan  temperature  320
c.
Proses  Coking merupakan  proses  yang  menjadi  semakin  penting  dengan  semakin
menurunnya  kualitas  minyak  mentah  dunia  semakin  berat  dan  semakin banyak  mengandung  logam  dan  conradson  carbon.  Dengan semakin
meningkatnya kandungan logam dan conradson carbon dari minyak mentah, delayed  coking  unit  sering  disebut  coker  menjadi  pilihan  utama  untuk
mengolah  minyak  mentah  dengan  kandungan  logam  dan  conradson  carbon yang tinggi.
Dari unit DCU ini menghasilkan produk yaitu : 1
Naphtha 2
Light Coker Gas Oil LCGO 3
Heavy Vacuum Gas Oil HVGO sebagai umpan hydrocracking 4
Green Coke
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.4.Proses Perengkahan Hydroracking Process
Hydroracking  adalah  proses  perengkahan  senyawa-senyawa  hidrokarbon  dengan menggunakan  katalis  serta  diberikan  gas  Hidrogen  yang  berfungsi  untuk
penjenuhan  senyawa  olefin  yang  terbentuk  selama  proses.  Selama  proses digunakan  temperature  dan  tekanan  tinggi  untuk  mendapatkan  fraksi-fraksi
dengan molekul yang lebih rendah. Hasil yang didapat dari Hydroracking Process lebih  stabil  dibandingkan  dengan  perengkahan  yang  menggunakan  panas  seperti
biasa. Hydroracking Process dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
avtur  atau  bahan  bakar  lainnya  yang  semakin  meningkat,  juga  bertujuan  untuk meningkatkan daya guna residu dari hasil proses distilasi atmosfir.
Dalam proses perengkahan dibutuhkan gas hydrogen yang cukup banyak, yakni  kebutuhan  gas  hydrogen  keseluruhan  tergantung    dari  jenis  bahan  baku
yang diolah dan jenis produk yang diinginkan. Katalis yang dipakai dalam proses perengkahan adalah :
1 inti  asam  katalis,  yaitu  alumina  silikat  Al
2
O
3
-SiO
2
untuk mempercepat terjadinya reaksi perengkahan.
2 Inti  metal  Hydroracking,  yaitu  campuran  metal  dari  Co,  Ni,
dengan Mo,
untuk mempercepat
reaksi hydrogenasi.
Sebagai  umpan  Hydroracking  adalah  HVGO  Heavy  Vacuum  Gas  Oil  dan HCGO Heavy Coker Gas Oil yang reaksi berlangsung pada suhu 400-454
O
C.
Universitas Sumatera Utara
Produk-produk yang dihasilkan Hydroracker Unit adalah : 1
LPG Liquefied Petroleum Gasses 2
Light Naphtha 3
Heavy Naphtha 4
Light Kerosine 5
Heavy Kerosine 6
Automotive Diesel Oil ADO
2.2.2.5. Blending
Pengolahan  minyak  harus  mencampur  stream  yang  ada,  untuk  menghasilkan bahan  bakar yang  memenuhi  persyaratan  yang  berlaku,  ekonomis  dan  tersedia
dalam  jumlah  yang  memadai.  Saat  ini  telah  dikembangkan  program  yang  dapat mengatur  seluruh  aspek  operasi  pengolahan  tidak  hanya  untuk  memproduksi
bahan bakar jet, termasuk sampai tahapan pencampuran atau blending. Namun  demikian  pengolahan  minyak  tidak  memiliki  kemampuan  untuk
mengendalikan komposisi detail bahan bakar jet yang dihasilkan. Biasanya hal ini ditentukandari  komposisi  crude  oil  yang  dipilih  berdasarkan  ketersediaan  dan
harga.  Reaksi  kimia  yang  terjadi  pada  proses  konversi  masih  kurang  spesifik untuk  merancang  produk  dengan  komposisi  kimia  seperti  yang  dikehendaki.Dan
dengan  spesifikasi  tertentu Light  Kerosine dan Heavy  Kerosine dapat  digunakan sebagai bahan baku avtur. Namun diluar diluar keterbatasan tersebut, Pengolahan
minyak  setiap  hari  menghasilkan  produk  dalam  jumlah  besar  yang  telah memenuhi persyaratan spesifikasi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.6 . Upgrading
Pada  proses  upgrading,  dilakukan  sweetening  yang  digunakan  untuk menghilangkan  senyawa sulfur  yang  disebut  merchaptan  dalam  bahan  bakar  jet.
Merchaptan  tidak  dikehendaki  keberadaan  nya  karena  bersifat  korosif  dan  juga menjadi  penyeabab  bau.  Beberapa  proses  telah  dikembangkan  untuk
menghilangkan  merchaptan  dengan  mengkonversi  merchaptan  menjadi  sulfida. Disulfida tidak korosif dan baunya cukup lunak dibandingkan merchaptan.
Sodium plumbite doctor dan bennder treating dan copper choride linde treating  pernah  digunakan  sebagai  katalis  untuk  mengkonversi  merchaptan,  saat
ini  yang  digunakan  adalah  katalis  cobalt  dengan  proses  yang  disebut  dengan merox merchaptan oxidation. Proses sweetening tidak mengurangi kadar sulfur
dalam  bahan  bakar,  tetapi  mengkonversi  senyawa  sulfur  menjadi  senyawa  sulfur lainnya.
Catalyst 2RSH + ½ O
2
RSSR + H
2
O
Merox conversion
Hydroprocessing adalah  istilah  yang digunakan untuk menyatakan proses yang  menggunakan  hydrogen  dan  katalis  yang  sesuai  untuk  menghilangkan
komponen  yang  tidak  diinginkan  dalam  produk  pengolahan.  Proses ini  meliputi kondisi lunak untuk menghilangkan senyawa reaktif seperti olefin dan sulfur serta
nitrogen,  sampai  dengan  kondisi  keras  untuk  menjenuhkan  cincin  aromatic  dan menghilangkan  hampir  seluruh  senyawa  sulfur  dan  nitrogen.  Hydroprocessing
Universitas Sumatera Utara
memecah  molekul  yang  mengandung  sulfur  dan  mengkonversinya  menjadi hydrogen sulfida yang selanjutnya dipisahkan dari bahan bakar.
H
2
RSH RH + H
2
S Catalyst
Hydroprocessing conversion
Buku Saku, 2010
2.2.3.Spesifikasi Dan Sifat Khusus Avtur
2.2.3.1. Spesifikasi Avtur
Spesifikasi adalah batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh bahan bakar minyak, yang  bertujuan  agar  bahan  bakar  tersebut  aman, nyaman  serta  ekonomis  dalam
pemakaian. Spesifikasi  tersebut  biasanya  berupa  angka  batasan  minimum  dan
maksimum  dengan  menggunakan  metode  tertentu  tergantung  dari  klasifikasi bahan  bakar  yang  bersangkutan,  khususnya  yang  mempunyai  hubungan  erat
dengan  keamanan  dan  keselamatan  dalam  penggunaannya.  Karena avtur digunakan  oleh  pesawat  terbang  bermesin  turbine  jet  yang  mempunyai  resiko
keamanan tinggi bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Maka spesifikasi yang ditentukan terhadap avtur sangat ketat sesuai dengan standar internasional.
Terhitung  mulai  tanggal  01  Desember  2000  Indonesia  mengacu  ke spesifikasi yang dikeluarkan oleh Def Stand Defence of Standar, yaitu Def Stand
Universitas Sumatera Utara
91-91 Issue 3 DERD 2494 tanggal 12 November 1999, tentang : Perkembangan Spesifikasi  Avtur  International,  tetapi  Indonesia  masih  memakai  issue  2,  karena
belum  mempunyai  alat  untuk  menguji  Lubricity  ASTM  D-5001.Irwansyah,  K. 2003
2.2.3.2.Sifat Khusus Avtur a.
Appearance
Untuk  meyakinkan  bahwa  bahan  bakar  bebas dari  kotoran  padat  dan  air yang  tidak  larut.  Jika  dilihat  secara  visual  dengan  mata  akan  tampak  jernih,
terang, bebas dari partikel-partikel padatan seperti debu, pasir, gumpalan garam dan tidak tampak adanya pemisahan air pada suhu kamar.
Sifat kenampakan dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : 1
Visual Appearance. 2
Colour Saybolt. 3
Particulate Contaminant 4
Particulate Contaminant
b. Composition