Rumusan Masalah Manfaat Penulisan

7 secara tidak langsung dan jargon yang berisi profil pencitraan. Dalam analisis fungsi, jargon Putra Semarang, terbukti berprestasi, terbukti mengabdi memiliki fungsi pengakraban. Dalam kajian fungsi yang lain, jargon dapat berfungsi sebagai pengungkapan jatidiri, meminta secara langsung, dan meminta secara tidak langsung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana wujud jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang? 2. Bagaimana makna jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang? 3. Bagaimana fungsi jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Mendeskripsi wujud jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. 2. Mengidentifikasi makna jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. 3. Mengidentifikasi fungsi jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. 8

1.4 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan memberikan dua manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khazanah keilmuan sosiolinguistik, khususnya mengenai kajian analisis jargon politik. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai penggunaan jargon dalam ranah politik, strategi kampanye politik khususnya Pemilu, dan wacana bagi masyarakat untuk lebih selektif terhadap produk-produk kampanye politik. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini antara lain Hickerson 1980, Hymes 1989, Ibrahim 1994, Chaer dan Agustina 1995, Spradley 1997, Simatupang 2000, Zulaekha 2000, Yuniawan 2005, dan Luriawati 2006. Hickerson 1980 mengemukakan gagasan dalam karya berjudul Linguistic anthropology yang berbicara tentang hubungan bahasa pada masyarakat dan sistem gramatikal dan leksikal. Dalam penelitian tersebut, bahasa dalam masyarakat dideskripsikan sebagai alat praktis untuk kerja lapangan. Bahasa merupakan sumber dari pengalaman dan inspirasi pada penyelidikan budaya. Pemahaman etnologi tidak akan tercapai tanpa praktek, dan sebaliknya, konsep dasar yang digambarkan oleh bahasa manusia merupakan karakteristik bahasa yang tergambar lewat pendapat dan kebiasaan masyarakat. Kajian ini memberikan masukan bagi analisis mengenai jargon politik yang juga menggunakan pendekatan bahasa pada masyarakat sebagai upaya menarik simpati yang bermuara pada dukungan politik masyarakat terhadap salah seorang caleg. Topik lain mengenai etnografi komunikasi dibahas oleh Hymes 1989. Hymes menyatakan bahwa etnografi komunikasi merupakan pengembangan dari etnografi berbahasa yang mengkaji situasi dan penggunaan serta pola-pola fungsi bicara sebagai suatu kegiatan, misalnya, mengkaji tindak tutur yang rutin, khusus,