15
7. Folklor mempunyai sifat-sifat pralogis, dalam artian mempunyai logika
sendiri, yaitu tentu saja lain dengan logika umum. 8.
Folklor menjadi milik bersama dari suatu kolektif tertentu. Dasar anggapan
inilah yang digunakan sebagai akibat sifat anonimnya. 9.
Folklor bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatan kasar, terlalu
spontan.
Berdasarkan ciri-ciri cerita rakyat yang telah disebutkan di atas, menurut Bascom dalam Danandjaja 2002:50 cerita rakyat dapat dibagi dalam tiga
golongan besar, yaitu: mite myth, legenda legend, dan dongeng folktale
a. Mite myth Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap
suci oleh yang empunya cerita. Ditokohi oleh para dewa atau mahluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan seperti yang kita
kenal sekarang dan terjadi pada masa lampau.
b. Legenda legend
Seperti halnya dengan mite, legenda adalah cerita rakyat, yang dianggap suci oleh yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh
pernah terjadi. Berbeda dengan mite, legenda bersifat sekuler keduniawian, terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti
yang kita kenal sekarang ini. Legenda seringkali dipandang sebagai “sejarah” kolektif folk history,
walaupun “sejarah” itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Legenda biasanya bersifat
16
migratoris, yakni dapat berpindah–pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
Menurut Dundes dalam Danandjaja 2002:67 ada kemungkinan besar bahwa jumlah legenda disetiap kebudayaan jauh lebih banyak daripada mite atau
dongeng. Hal ini disebabkan jika mite hanya mempunyai sejumlah tipe dasar yang terbatas, seperti penciptaan dunia dan asal mula terjadinya kematian. Namun
legenda mempunyai sejumlah tipe dasar yang tidak terbatas, terutama legenda setempat, yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan legenda yang dapat
mengembara dari satu daerah ke daerah lain. Brunvand dalam Danandjaja 2002:67 menggolongkan legenda menjadi
empat kelompok, yaitu: 1.
Legenda keagamaan religious legends, yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah legenda orang-orang suci saints Nasrani. Legenda orang
saleh yang ada di Jawa adalah mengenai para wali agama Islam, yakni para penyebar agama proselytizers Islam pada masa awal perkembangan agama
Islam di Jawa. 2.
Legenda alam gaib, legenda semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar–benar terjadi dan pernah dialami oleh seseorang. Fungsi
legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat. Kategori legenda alam gaib adalah cerita-cerita
pengalaman seseorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala–gejala alam yang gaib, dan sebagainya.
17
3. Legenda perseorangan adalah cerita mengenai toko-tokoh tertentu, yang
dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar pernah terjadi. Suatu jenis legenda perseorangan adalah mengenai perompak-perompak semacam
Robin Hood, yang merampok penguasa korup atau orang kaya untuk didermakan kepada rakyat miskin.
4. Legenda setempat. Yang termasuk ke dalam golongan legenda ini adalah
cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit–bukit,
berjurang, dan sebagainya. Jadi, dapat dikatakan bahwa legenda hampir sama dengan mite yaitu
sebuah cerita yang memiliki bentuk atau wujud sehingga dapat dipercaya keberadaannya. Contoh yang mendukung bahwa legenda itu dapat dipercaya
misalnya ada legenda keagamaan mengenai para wali agama Islam, legenda alam gaib yang berupa “takhayul” serta legenda setempat yang mengisahkan asal-usul
tempat.
c. Dongeng folktal