HUBUNGAN EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD N TLOGO BANTUL YOGYAKARTA

(1)

SKRIPSI

Oleh: RisqiAgusriani NPM : 20120720137

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

ix

HALAMAN NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan pustaka ... 8

B. kerangka Teori ... 11

1. Pengertian Efektivitas ... 11

2. Keaktifan Belajar ... 12

a. Keaktifan ... 12

b. Belajar ... 14

c. Ciri-ciri keaktifan belajar... 18

3. Pengertian pendekatan dalam pembelajaran ... 18

4. Jenis –jenis pendekatan Dalam Pembelajaran ... 20

1. Pendekatan Individual ... 20

2. Ciri-ciri Pendekatan Individual ... 20

3. Pendekatan Kelompok ... 23

4. Pendekatan Edukatif ... 24

5. Pendekatan Keagamaan ... 25

C. Pendidikan Agama Islam ... 26

1. Pendidikan Agama Islam ... 26

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 28

3. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam ... 30


(3)

x

3. Tujuan Sekolah Dasar ... 39

F. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 41

B. Jenis Penelitian ... 41

C. variabel Penelitian ... 41

D. paradigma Penelitian ... 42

E. populasi Dan Sampel ... 43

F. metode Pengumpulan Data ... 43

G. Instrument Penelitian ... 44

1. Kisi-kisi InstrumentPenelitian ... 44

2. Pengukuran Instrument Penelitian ... 45

H. Uji Coba Instrument ... 45

1. Uji Validitas ... 46

2. Uji Reabilitas ... 47

I. Teknik Analisis Data ... 49

1. Analisis Deskriptif ... 49

2. Analisis Korelasional ... 49

a. Uji Hipotesis ... 50

b. Uji Persyaratan Analisis ... 50

1). Uji Normalitas ... 50

2).Uji Linieritas ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi penelitian ... 54

2. Deskripsi Data ... 54

a. Efetivitas pendekatan PAI(X) ... 54

b. Keaktifan Belajar (Y) ... 55

3. Uji Prasyarat Analisis ... 57

a. Uji Normalitas ... 57

b. Uji Linieritas ... 57

4. Uji Hipotesis ... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V PENUTUP ... 63


(4)

(5)

xii

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor efektivitas pendekatan Pembelajaran PAI ... 55

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor keaktifan Belajar ... 56

Tabel 5. Ringkasan Uji Normalitas Variabel X Dan Y ... 57

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 57


(6)

vii

memberikan Rahmat, Hidayah serta Inayah- Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Pendidikan Agama Islam pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Skripsi ini merupakan kajian tentang hubungan efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan keaktifan belajar siswa kelas IV SDN Tlogo Kasian Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sangat banyak mendapatkan bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moral maupun bantuan materiil sehingga terwujud skripsi ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang dalam kepada:

1. Dekan Fakultas Agama Islam yang telah memberikan persetujuan atas pelaksanaan skripsi ini.

2. Kepala jurusan dan Sekertaris jurusan PAI yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sejak awal dilaksanakannya penelitian ini.

3. Bapak Dr. M. Azhar, MA Sebagai Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan sejak awal dilaksanakannya penelitian ini. 4. Bapak Drs. Dwi Santosa, AB, M.Pd. sebagai Dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk kepada peneliti dengan tulus ikhlas selama proses penyusunan skripsi hingga selesai.

5. Seluruh Dosen PAI dan staff Tata Usaha yang telah mendidik peneliti sampai sekarang atas bekal ilmu dan pengalaman yang diberikan jkepada peneliti.


(7)

viii

8. Ibu dan Bapak atas kasih sayang dan jerih payahnya dalam membimbing dan mendidik yang tidak akan pernah dapat peneliti membalas semuanya.

9. Mas shoim faoziantoro, adik-adikku sepupu dan tante-tanteku om dan sahabat peneliti yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk peneliti.

10.Teman-teman PAI-C seperjuangan angkatan 2012,Tia, Hidayah, dan semua teman kelas yang tak dapat peneliti sebutkan semuanya atas persahabatan dan kekeluargaannya.

11.Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas sumbangan tenaga, pikiran selama penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik dari semua pihak tersebut diatas mendapat balasan yang jauh lebih besar dan lebih baik dari Allah SWT.

Selanjutnya peneliti sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan skripsi ini. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Amin Ya Robbal‘alamin

Yogyakarta, 7 Februari 2016

Penyusun

Risqi agusriani


(8)

ix

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Untuk orang tua tercinta, Bapak Djuwahir & Ibu surasih Untuk kakaku tersayang, Shoim Faoziantoro

Almamaterku


(9)

deparia r-riL

uruversrtas

l4

Assalsmu'alat lietetah

uatrwa

Telah nremeruhi s)'arat ti*gkat Sarj*na pada

Fakultes

Agarca

Isbrn

Prdi

Muhammadiyah Yegyakarta

Fendidikan

Agama

trslam

Universitas

}tre'rcama

ini sava s*mrraiknn

naekah skriSsi rers.e.hlf rlenrrrn haranan ,l"fr"t

diteriffi* dan segera dirntmaqsyahkffi. Ates p*atiannya di$capka$ terirnakasih

W'assalarn u" al*i kum W:. Wb. rr^*L;*Li* *

a vruvggslsiF,

*t aollE{rrosiaKarTa

-€^i *& * e

--*d

-

fr.B #!U

l€-'E

^{F*

"*$.


(10)

NPM

Program Studi

:20120720137

: Pendidikan Agama Islam

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 3 Desember 2016


(11)

HUBUNGAN EFEKTIVTTAS PENDEKATAI\I PEMBELAJARAN PAI

DENGAII KEAKTIFAFi BELAJAR SISWA KELAS TV SDN TLOGO

BANTUL YMYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Risqi Agusriani

NPM

:20120720137

Telah dimunaqasyal*an di &pan Sidang Munaqasyah Program Studi Pendidikan

Agama Islam pada bnggsl 27 Des€rnber 2016 das dinyaakan memenuhi syarat

untuk diterima.

Sid*ng

llrr*n

Mrmqrsyn!

Ketua sidang : FqiarRachmdani. M. Hum

Pembimbing : Drs.

}rri

Santos4 AB, M.Pd.

Penguji

: Dr. H. Abd- Mndjid" M, Ag.

Yogyakarta 2? Desember 2016

Fakultas Agama Islam

tv

.ir?,XY^llpl

tr\r,'^^T{'4

?&s

lor$l

.1

,

t t

s


(12)

xiii

pembelajaran PAI, (2) keaktifan belajar, dan (3) hubungan antara efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan keaktifan belajar siswa kelas IV di SD Tlogo Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian expost facto. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD N Tlogo Bantul Yogyakarta yang berjumlah 35 siswa yang sekaligus dijadikan sampel, sehingga penelitian ini tergolong penelitian populasi. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitan adalah angket model skala Likert. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji hipotesis menggunakan korelasi Product Moment yang didahului uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) efektivitas pendekatan pembelajaran PAI siswa kelas IV di SD N Tlogo Bantul Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata (Mean) = 57,42 pada interval antara 52,26 – 61,78. (2) Keaktifan belajar siswa kelas IV di SD N Tlogo Bantul Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata (Mean) = 56,46 pada interval antara 49,5 – 58,5. (3) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan keaktifan belajar siswa kelas IV di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta dengan nilai rxy 0,651 > rtabel 0,334. Koefisien

determinan (R2) sebesar 0,424, artinya besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel efektivitas pendekatan pembelajaran PAI (X) terhadap variabel keaktifan belajar (Y) adalah sebesar 42,4%, sedangakan sisanya 57,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.


(13)

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama menjadi kebutuhan bersama dalam rangka membina manusia dalam berperilaku sesuai norma yang ada.Pendidikan agama Islam sebagaiusaha yang diperlukan untuk menanamkan ajaran agama Islam yang tujuannya adalah untuk mengembangkan moral dan kepribadian manusia. Adanya pendidikan agama Islam bagianak-anak dan keluarga menjadi sangat penting. Salah satu upaya pemberian pendidikan agama Islam bagi umat muslim adalah melalui lembaga pendidikan yang ada di sekolah.

Ada tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan pengajaran atau proses belajar mengajar. Guru menempati kedudukan sentral, sebab guru harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses pengajaran di sekolah. Salah satu cirri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa, makin tinggi peluang berhasilnya pengajaran. Kegiatan belajar siswa tersebut meliputi belajar secara mandiri/individual, kelompok dan klasikal.

Dalam kegiatan belajar ini, siswa dituntut untuk dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mengandalkan guru


(15)

sebagai sumber belajar yang utama.Pada saat melakukan kegiatan belajar aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Belajar aktif merupakan langkah cepat yang menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, siswa tidak hanya terpaku di tempat duduk mereka saja, tetapi berpindah-pindah dan berpikir keras.

Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif lebih awal melalui aktivitas- aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Selainitu, sekolah juga harus bisa mengembangkan metode pembelajaran yang mampu membuat para siswa lebih aktif. Salah satucara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif. Ketika belajar secara aktif, peserta didik mencari sesuatu. Mereka ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan.

Masalah klasik yang tetap aktual yang menjadi permasalahan mendasar dalam pendidikan adalah rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang kenyataannya merupakan orang yang secara langsung terlibat dalam pembelajaran. Kebanyakan peserta didik mengikuti program seperti ini, kegiatan belajar mengajar tidak ubahnya hanya meliputi datang ,duduk, mengikuti ceramah guru, melihat guru, menulis di papantulis lalu


(16)

mengingat atau bahkan mengikuti apa adanya segala informasi yang disampaikan oleh guru. Guru adalah praktisi yang bertanggung jawab atas berhasil tidaknya program sekolah atau madrasah.

Guru merupakan ujung tombak atau memiliki peran sentral dalam kegiatan pembelajaran di ruangkelas. Peran peserta didik di dalam proses belajar mengajar ialah berusaha aktif untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan guru. Selama ini metodologi pembelajaran agama islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran, menghafal dan demonstari praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Dari situasi pembelajaran semacam ini hampir tidak ada kesempatan bagi peserta didik untuk menuangkan kretifitasnya dan menyampaikan gagasannya. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran tidak menggairahkan, peserta didik tampak bosan, jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran agama.

Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Alloh SWT dan keberhasilan menanamkan nilai-nilai agama Islam, khususnya penanaman yang dilaksanakan pada anak usia sekolah dasar (SD). Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam akan dapat mencapai hasil yang baik dalam mengajar bukan hanya penyajian materi pelajaran secara menyeluruh melainkan dapat diserap, dipahami dan diamalkan oleh siswa.

Untuk mencapai hal diatas, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk dapat mengajar dengan menggunakan metode dan pendekatan


(17)

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemahaman dan kemampuan siswa dengan penekanan belajar melalui alat bantu lainnya sebagai sumber belajar agar pembelajarannya lebih menarik dan cocok bagi siswa. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan diperoleh keterangan bahwa di SD N Tlogo telah menggunakan model aktif dan berkembang, namun hasil yang dicapai belum optimal sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penelitian akan menerapkan secara optimal dari keaktifan belajar dari segi pendekatan pembelajaran yang aktif.

Metode mengajar guru menjadi permasalahan inti dalam proses pembelajaran. Karena metode adalah cara menyampaikan materi pengajaran kepada peserta didik yang kita ajar. Peranan metode mengajar adalah alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Pendekatan pembelajaran pun seharusnya harus diubah. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru harus diubah menjadi pendekatan yang berorientasi pada peserta didik (student oriented). Karena dalam pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan gambaran permasalah di atas, peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Efektivitas Pendekatan Pembelajaran PAI dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV di SD Tlogo Bantul Yogyakarta”


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana efektivitas pendekatan pembelajaran PAI siswa kelas IV di SD N Tlogo Bantul Yogyakarta?

2. Bagaimana keaktifan belajar siswa kelasIV di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta?

3. Adakah hubungan antara efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan keaktifan belajar siswa kelas IV di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Efektivitas pendekatan pembelajaran PAI siswa kelas IV di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta.

2. Keaktifan belajar siswa kelas IV di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta. 3. Hubungan antara efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan

keaktifan belajar siswa kelas IV di SD Tlogo Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.


(19)

1. Secara Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi kepada pembaca atau praktisi pengajar mengenai pendekatan pembelajaran PAI yang digunakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

c. Memberikan referensi untuk peneliti yang lain yang ada kaitannya dengan kependidikan.

2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan input (masukan) serta gambaran kepada sekolah mengenai meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran pendidikan agama Islam dan meningkatkan keaktifan siswa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapan kebijakan sekolah yang berkaitan dengan tingkat kedisiplinan siswa dalam proses belajarnya.

b. Bagi peneliti untuk mengetahui kondisi sebenarnya lingkungan belajar yang akan mempengaruhi keaktifan belajar siswa disekolah,sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia pendidikan.

c. Sebagai sumbangan pemikiran dan menambah wawasan mengenai pendekatan pembelajaran yang aktif dan meningkat dalam hubungannya dengan peningkatannya prestasi belajar,sehinnga sebagai


(20)

bahan acuan dalam mengoptimalkan pelaksanaan proses belajar mengajar.

d. Menambah wawasan penulis dalam hal penelitian kependidikan. e. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada

bidang yang sama.

f. Memberikan wawasan bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan pendekatan pembelajaran yang tepat.

E. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini disusun dalam lima bab pembahasan sebagai acuan dalam berfikir secara sistematis. Adapun rencangan sismeatika pembahasan skripsi ini dijelaskan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan yang berisi gambaran umum isi penelitian yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kajian Pusaka yang berisi tentang teori yang berhubungan dengan penelitian.

Bab III Metode Penelitian yang berisi tentang tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, uji coba instrumen, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan yang berisi tentang paparan data dan diskusi hasil penelitian.


(21)

8

1. Chamidah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap dengan

skripsi yang berjudul “Korelasi Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar Siswa KelasV SD Negri Karangjengkol 03 pada tahun 2010 dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode PAKEM. Penelitian ini tergolong penelitian ex-post facto. Hasil penelitian diperoleh nilai rxy = 0,457 dengan nilai

p-value 0,001 < 0,05, artinya ada korelasi positif dan signifikan pendekatan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan prestasi belajarsiswa kelas V SD Negri Karangjengkol 03 tahun 2010 dengan menggunakan PAKEM.

2. Skripsi Asep Rumliyani mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Sunan Kali Jaga Yogyakarta dengan skripsi yang berjudul “Evektivitas pembelajaran PAI melalui media lagu di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Notoprajan Yogyakarta pada tahun 2010”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pembelajaran PAI melalui media lagu diTaman


(22)

Kanak-Kanak Aisyiyah Notoprajan Yogyakarta dan tanpa menggunakan media lagu. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Hasil penelitian diperoleh nilai thit = 4,324 dengan nilai p-value = 0,000 < 0,005. Artinya,

menggunakan media lagu pada pendidikan taman kanak-kanak lebih efektif dalam pembelajaran PAI dibandingkan tanpa menggunakan lagu.

3. Arif Saifullah (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Pemilahan Kartu (Card Sort) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Fiqih di Mts TarbiyatulIslamiyah Pati”.Penelitian ini adalah lemahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Tarbiyatul Islamiyah disebabkan karena selama ini Model Pembelajaran yang sering dipakai masih menggunakan motode klasikal (ceramah).Hal ini berdampak pada keengganan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga menimbulkan lemahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa.Subyek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Tarbiyatul Islamiyah Pati yang berjumlah 30 siswa.Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi keaktifan, intervew, dokumentasi, catatan lapangan dan tes hasil belajar.Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data dengan menggunakan kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci.


(23)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Hubungan Efektivitas Pendekatan Pembelajaran PAI dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV di SD Tlogo Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini akan membahas tentang pendekatan pembelajaran PAI, keaktifan belajar, dan hubungan efektivitas pendekatan pembelajaran pai dengan keaktifan belajar.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

A. Perbedaan dengan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh Chamida (2010) adalah pada subjek penelitian, yaitu siswa kelas V SDN Karangjengkol 03. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Chamida (2010) adalah pada subjek penelitian, yaitu pada variabel prestasi belajar dan siswa kelas V SDN Karangjengkol 03.

B. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Rumliyani (2010) adalah pada media lagu dan subjek penelitian, yaitu siswa TK Aisyiyah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Saefullah (2010) adalah pada media lagu dan subjek penelitian, yaitu siswa TK Aisyiyah.

C. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Rumliyani (2010) adalah pada media lagu dan subjek penelitian, yaitu siswa TK Aisyiyah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Saefullah (2009) adalah pada variabel prestasi belajar dan mata pelajaran fiqih.


(24)

B. Kerangka Teori

1. Pengertian Efektivitas

Pengertian Efektifitas, kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang bearti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Definisi efektifitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Efektivitas organisasi adalah konsep tentang efektif dimana sebuah organisasi bertujuan untuk menghasilkan (Effendy, 2009:14).Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya.

Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya (Siagaan, 2001: 24). Efektivitas juga bisa diartikan sebagau pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah efektif (Mahmudi, 2005:92).

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pengertian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan


(25)

tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. dari beberapa literatur ilmiah mengemukakan bahwa efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

2. Keaktifan Belajar

a. Keaktifan

Belajar adalah suatu usaha untuk mengmpulkan sejumlah

pengetahuan. Winkel (Anwar dan Harmi, 2011: 107), “belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkat pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap”. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya, Thobroni dan Mustofa (2013:16) mengatakan bahwa belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup.

Keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaberasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Kata keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan (Poerwadarminta, 2005: 20).


(26)

Menurut Hamalik (2011: 32) salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor kegiatan seperti pengulangan dan ulangan. Siswa yang belajar dengan melakukan banyak kegiatan baik kegiatan yang melibatkan syaraf seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motorik dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan sikap, kebiasaan dan minat.

Sriyono (2012:9) mengungkapkan bahwa keaktifan adalah pada waktu mengajar guru harus mengusahakan agar siswanya aktif jasmani maupun rohani. Karwati dan Priansa (2014: 152-154) mengungkapkan bahwa:

Keaktifan belajar yang dialami oleh siswa berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi, baik secara fisik maupun non fisik. Keaktifan akan menciptakan situasi belajar yang aktif. Belajar yang aktif adalah suatu sistem belajat mengajar yang menekankan keaktifan siswa, baik secara fisik, mental intelektual, maupun emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antar aspek kognitif,afektif, dan psikomotor.

Menurut Rusman (2012:324) Pembelajaran yang aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai infomasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.


(27)

Indikator yang mencerminkan keaktifan dalam proses pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:45), yaitu bertanya jika ada hal yang belum dipahami, menjawab pertanyaan yang diajukan, mencatat tugas atau hal yang diterangkan guru, mencatat informasi, mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, aktif dalam berdiskusi dalam kelompok dan terlibat dalam menyimpulkan materi pembelajaran.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan adalah suatu keadaan bahwa siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari aktifnya siswa dalam berbagai kegiatan diantaranya: mengerjakan soal di depan kelas, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan teman.

b. Belajar

Semakin baik sistem belajar yang dikembangkan maka semakin meningkat pengetahuan dan keterampilannya.Untuk itu, belajar harus dikonsep dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Djaali (2012:115), belajar adalah aktivitas untuk mendapatkan pengetahuan akademik.Belajar juga digambarkan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Walgito (2010:167) menyatakan bahwa belajar suatu proses, yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavior or performance).


(28)

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap

berkat latihan dan pengalaman.Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia yang membedakannya dengan binatang.Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja, serta dijalankan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya.Belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa

dilandasi I‟tikad dan maksud tertentu”.

Menurut Syah (2010:93), belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap suasan pendidikan, sehingga tanpa belajar sesuungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai suatu prises, belajar hampir selau mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.

Menurut Purwanto (2013:84-85), beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu sebagai berikut.

1) belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

2) belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman,

3) untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, dan

4) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasan ataupun sikap. Dapat diinterpretasikan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang diwujukan melalui perubahan tingkah laku yang lebih baik.


(29)

Menurut Sardiman (2007:19), proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Dapat diinterpretasikan bahwa struktur kognitif dari belajar dapat mempengaruhi perkembangan afeksi atau penampilan seseorang. Dari konsep ini, pada perkembangan berikut akan melahirkan teori belajar yang bertumpu pada konsep pembentukan superego, yakni suatu proses belajar melalui suatu peniruan, proses interaksi antara pribadi dengan pihak lain.

Purwanto (2013:85) berpendapat bahwa:

Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan suatu periode waktu yang sangat panjang.Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, atau pun bertahun-tahun.Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.

Menurut Sagala (2010:12), untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: 1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintensis dan evaluasi. 2). Efektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,


(30)

emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dalam penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. 3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas. Dapat dijelaskan bahwa seseorang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar setelah membandingkan sebelum belajar.

Menurut Purwanto (2013:102), telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut.

1) Faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang kita sebut faktor individual

2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Berdasarkan pengertian di atas, belajar adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus sehingga seseorang dapat membekali dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat


(31)

diakui oleh masyarakat dan merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

c. Ciri-ciri Keaktifan Belajar

Menurut Slameto (2003:17), ciri-ciri keaktifan dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibelitas, kelancaran, dan elaborasi, sedangkan ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif kreatif. Kedua ciri ini samapentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Keaktifan hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologi yang sehat.

Menurut Sudjana (2012:61) keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut.

1) Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan tugas belajar.

2) Berani bertanya kepada siswa lain atau guru apabila menghadapi masalah

3) Terlibat aktif dalam pemecahan masalah

4) Berusaha mencari informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang

sejenis.

8) Menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.


(32)

Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan hingga tercapai sasaran belajar, selain itu pendekatan pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan.Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif (Sagala, 2010:12).

Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Sebagai pedoman umum untuk menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.

b. Memberikan garis-garis rujukan perancangan pembelajaran. c. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

d. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul.

e. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan (Purwanto, 2013:84-85).

Dari pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyajikan suatu materi yang memungkinkan siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya.


(33)

4. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran 1. Pendekatan individual

Pendekatan individual merupakan pendekekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran.Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual.

2. Ciri-ciri pendekatan individual :

a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.

b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.

c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai,Bagaimana dan apa yang mereka pelajari.


(34)

d. Guru harus mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa.

Oleh karena itu pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar. Interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik,dan terjadinya hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang tersebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.

Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu :

a. Memungkinkan siswa yang lama dapat maju menurut kemampuan masing-masing secara penuh dan tepat.

b. Mencagah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok.

c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.

d. Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang yang bersifat mendidik,Bukan kepada tuntutan-tuntutan guru dll.

Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum:


(35)

a. Proses pembelajaran relatif memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.

b. Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah diri/minder dalam pembelajaran.

Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas (Syaiful, 1997:62-63).

Pendekatan pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.

Siswa dalam pendekatan pembelajaran,maka siswa memiliki keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri,dalam hal ini siswa bertanggug jawab mengontrol kegiatan belajar agar mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri.Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu kegiatan belajar siswa.


(36)

Tujuan guru dalam pengorganisasian adalah mengatur dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir (Mudjiono, 2002 : 162-163).

Dari pendapat diatas, dapat diambil pengertian pendekatan individual adalah kegiatan belajar mengajar secara individu atau seorang siswa dengan dibimbing oleh guru yang member pengarahan dan pengetahuan ketika siswa mengalami kesulitan belajar.

3. Pendekatan kelompok

pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas.Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan ada kelebihan. Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diajarkan kepada anak didik memang cocok dideketi dengan pendekatan kelompok.


(37)

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis,Intelektual,dan psikologis dijadikan sebagai pijakan melakukan pendekatan kelompok (Syaiful ,1997 : 63-64).

Pendekatan kelompok adalah kegiatan belajar mengajar di kelas dalam membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-8 siwsa. Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap kelompok lebih intensif. Hal ini terjadi sebab hubungan guru dengan siswa menjadi lebih sehat dan akrab,siswa memperoleh bantuan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan belajar(Mudjiono,2002 : 165-166).

Berdasarkan pendapat diatas dapat di ambil pengertian pendekatan kelompok yaitu pendekatan kelompok yang proses belajar mengajar dilakukan secara kebersamaan dalam bentuk kelompok kecil maupun kelompok besar,namun guru tetap membimbing dan memberi arahan pengetahuan terhadap siswa-siswa yang kurang paham atau membutuhkan bimbingan dari guru.

4. Pendekatan edukatif.

Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi


(38)

hokum dengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah nilai hukum tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hokum yang salah.

Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetaapi bermacam-macam jenis dan tingkat kesukarannya.Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat.Berbagai kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok.

Kelima macam pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama islam disekolah umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut sebagai berikut :

a. Pendekatan pengalaman b. Pendekatan pembiasaan c. Pendekatan emosional d. Pendekatan rasional

e. Pendekatan fungsional ( Syaiful, 1997 : 67-69).

5. Pendekatan keagamaan

Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran,


(39)

tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.Dalam prakteknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa penggabungan dua atau lebih pendekatan.

Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan.

Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama dalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan (Syaiful, 1997 :78-79).

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pendidikan agama Islam

Pendidikan merupakan kata yang sudah angat umum.Karena itu, boleh dikatakan bahwa setiap orang mengenal istilah pendidikan.Begitu juga pendidikan agama Islam (PAI). Sedangkan pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai islam dan ajaran islam.


(40)

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana. Dalam menyiapkan peserta didik dalam mengenal, menmahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persayuan bangsa. Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup

al-qur‟an dah al-hadits, keimanan, akhlak, fiqh atau ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia , makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Majid, 2004 : 130).

Syari‟at islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang

kalau kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang


(41)

untuk beriman daan beramal serta berahlak baik, sesuai ajaran islam dengan berbagai metode dan pendekatan (Zakiah, 2006 : 28).

Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang di atas maka dapat dapat diambil pengertian bahwa pendidikan agama islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baikjasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran agama islam dan pada akhirnya dapat menjadikan ajaran agama islam sebagai pandangan hidup sehingga dapat mendatangkan keselamatan.

2. Tujuan pendidikan agama islam

Pendidikan agama islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, mengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa danbernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi (Majid, 2004 : 135).

Tujuan pendidikan agama islam peningkatan ketakwaaan kepada tuhan Yang Maha ESa, sebagaimana dimaksudkan GHBN, yang pelaksanaannya dapat dibina


(42)

melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif, yang pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cara, yang sekaligus menjadi tujuan pengajaran agama yaitu : membina manusia beragama, berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat. Pada hakikatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama islam, yaitu membentuk manusia muttaqin (Zakiah , 2004 : 172).

Tujuan pendidkan Agama Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama islam,yaitu membentuk manusia muttaqin yang rentangnya berdimensi infinitum (tidak terbatas menurut jangkauan manusia ), baik secara linier maupun secara algoritmit (beraturan secara logis) berada dalam garis mukmin,muslim,muhsin,dengan perangkat komponen,variabel dan parameternya masing-masing secara kualitatif bersifat kompetitif Menurut Zakiah, 2006:74). Menurut Yunus,tujuan pendidikan agama islam adalah

menyiapkan anak supaya di waktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat,sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia akhirat ( Yunus 1987:6).


(43)

Secara garis besarnya tujuan pendidikan agama islamialah

“untuk membina manusia menjadi hamba allah yang shaleh

dengan seluruh aspek kehidupannya,perbuatan,pikiran dan

perasaan” (zakiah, 1995:35).

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil pengertian pendidikan agama islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baikjasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran agama islam dan pada akhirnya dapat menjadikan ajaran agama islam yang baik dan menjadikan agama islam sebagai pedoman umat manusia.

3. Ruang lingkup pendidikan agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia didunia dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti,maka pembentukan nilai dan sikap amaliah islamiyah dalam pribadi manusia akan tercapai dengan efektif bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan (Arifin 1996:13). Adapun ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama islam

di sekolah dasar meliputi aspek-aspek : a.Al-Qur‟an dan Hadits


(44)

b.Aqidah c.Fiqih

d.Tarikh dan Kebudayaan Islam a.Pendekatan Emosional

Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Pendekatan emosional merupakan usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk (Ramayulis, 2005:129)

Menurut standat kompetensi tentang pendidikan agam islam, dari departemen pendidikan nasional,bahwa pendekatan pendidikan agama islam secara terpadu, yang meliputi keimanan, pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional (Depdiknas, 2003: 13)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan beberapa pendekatan pembelajaran di atas proses belajar mengajar pendidikan agama islam dapat menjadi aktif, sehingga siswa dapat menguasai keterampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di tetapkan.

c. Meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan pendekatan pembelajaran pendidikan agama islam.


(45)

Pengertian meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan pendekatan pembelajaran pendidikan agama islam. Dalam konteks pembelajaran ada empat unsur yaitu :

1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling aktif.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,metode dan teknik pembelajaran.

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau criteria dan ukuran baku keberhasilan (Arifin 1996:13).

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa,yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran pendidikan agama islam yang aktif dan berkembang proses belajar mengajar adalah sudut pandang suatu proses pembelajaran yang menjadikan suasana belajar yang belajar mengajar menjadi aktif,siswa dapat memusatkan secara penuh dalam belajar,sehingga siswa dapat menguasai ketrampilan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama islam yang hendak di capai.

C. Pendidikan Sekolah Dasar 1. Konsep Pendidikan


(46)

Berdasar pada amanat Undang-undang Dasar 1945, maka pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7 sampai dengan 13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa.

Dalam (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) dijelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Kata pendidikan

berasal dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, dari devinisi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa atau memotivasi siswa.


(47)

Jadi pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak.Pendidikan seperti yang diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi pendidikan lainnya yaitu :

a. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. 2) Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab. 3) Pendidikan adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai dengan hati nurani. Pengertian tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan

kegiatan untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Jadi dapat dikatakan bahwa, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari perspektif manusia dan kemanusiaan (Baswir, 2003: 108).

“hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia, yaitu suatu proses yang melihat manusia sebagai suatu

keseluruhan di dalam eksistensinya”. Dalam proses pendidikan,

ada proses belajar dan pembelajaran, sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukan manusia yang lebih manusia. Proses mendidik dan dididik merupakan


(48)

perbuatan yang bersifat mendasar (fundamental), karena di dalamnya terjadi proses dan perbuatan yang mengubah serta menentukan jalan hidup manusia (Tilaar, 2002: 435).

Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:

Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas tersebut menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses yang di dalamnya seseorang belajar untuk mengetahui, mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya untuk menyesuaikan dengan

lingkungan di mana dia hidup. “pendidikan merupakan suatu

proses yang berlangsung dalam kehidupan sebagai upaya untuk menyeimbangkan kondisi dalam diri dengan kondisi luar diri. Proses penyeimbangan ini merupakan bentuk survive yang dilakukan agar diri dapat mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung dalam kehidupan (Saroni, 2011 : 10).

Beberapa konsep pendidikan yang telah dipaparkan tersebut meskipun terlihat berbeda, namun sebenarnya memiliki kesamaan dimana di dalamnya terdapat kesatuan unsur-unsur yaitu: pendidikan merupakan suatu proses, ada hubungan antara pendidik dan peserta didik, serta memiliki tujuan


(49)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi (penyusunan kembali) pengalaman yang bertujuan menambah efisiensi individu dalam interaksinya dengan lingkungan.

2. Tujuan Pendidikan

Dalam tujuan pembangunan, pendidikan merupakan sesuatu yang mendasar terutama pada pembentukan kualitas sumber daya manusia.Pembangunan sumber daya manusia berarti perlunya peningkatan pengetahuan, keterampilan dari kemampuan semua orang dalam suatu masyarakat”.Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan (Fadjri, 2000 : 36).

Tujuan pokok pendidikan adalah membentuk anggota masyarakat menjadi orang-orang yang berpribadi, berperikemanusiaan maupun menjadi anggota masyarakat yang dapat mendidik dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri, mengurangi beberapa kesulitan atau hambatan perkembangan hidupnya dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikanya (Ahmad, 2011: 3).


(50)

Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan pengertian diatas tujuan- tujuan pendidikan

yang disebutkan dalam Undang-Undang Sisdiknas tersebut dapat dikemukakan bahwa pendidikan merupakan wahana terbentuknya masyarakat madani yang dapat membangun dan meningkatkan martabat bangsa.Pendidikan juga merupakan salah satu bentuk investasi manusia yang dapat meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.

Pendidikan dapat berlangsung di sekolah sebagai institusi pendidikan formal, yang diselenggarakan melalui proses belajar mengajar. Suparlan menurut pendekatan dari sudut


(51)

pandang sempit, pendidikan merupakan seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di

lembaga pendidikan sekolah”(Suhartono 2008: 46). Sekolah

dasar pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun.”(Suharjo 2006: 1).

Hal senada juga diungkapkan bahwa “sekolah dasar

sebagai satu kesatuan dilaksanakan dalam masa program

belajar selama 6 tahun.”Mencermati kedua pernyataan Suharjo

dan Ihsan dapat dijelaskan bahwa sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung selama enam tahun(Ihsan, 2008: 26).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “jenjang pendidikan

dasar dan menengah adalah jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun dan merupakan

persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi”. Jika usia

anak pada saat masuk sekolah dasar, merujuk pada definisi pendidikan dasar dalam Undang-Undang tersebut, berarti pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar selama masa enam tahun yang ditujukan bagi anak usia 7-12


(52)

tahun. Batasan usia 7-12 tahun inilah yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Tujuan Sekolah Dasar

Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber pengerak (driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat.

Sekolah memainkan peran penting sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar untuk mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik mereka sebagai bekal menuju kedewasaan. “The school function as a socializing agent by providing the intellectual and social experiences

from which children develop the skill, knowledge, interest, and

attitudes that characterize them as individuals and that shape

their abilities to perform adult roles” (Berns, 2004: 212-213). Tujuan pendidikan sekolah dasar sebagai berikut:

a. Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, bakat dan minat siswa.


(53)

b. Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang bermanfaat bagi siswa.

c. Membentuk warga negara yang baik.

d. Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SLTP. e. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja

di masyarakat.

f. Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup (Suharjo, 2006: 8).

Berdasarkan pengertian diatas sekolah dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi anak yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat, Selain itu, pendidikan sekolah dasar bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah.

B. HipotesisPenelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif dan signifikan pendekatan pembelajaran PAI dengan keaktifan belajar siswa kelas IV di SD Tlogo Bantul Yogyakarta.


(54)

41

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan mengambil lokasi di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta. Untuk memperoleh data, penelitian dilaksanakan mulai Agustus sampai Desember 2016.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian expost facto.Menurut Sigit (2003:171), penelitian expost facto adalah penelitian yang mempelajari sebab dan akibat dari peristiwa yang sudah terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002:239).

C. VariabelPenelitian

Menurut Suharto (2003:105), variabel penelitian diartikan sebagai salah satu yang menjadi pengamatan penelitian yang didukung oleh beberapa variabel sebagai faktor-faktor yang berperan dalam menjelaskan peristiwa atau gejala yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Adapun variabel yang termasuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(55)

1. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel berikut (Sugiyono, 2007:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan X.

2. Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:39). Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah keaktifan belajar yang dilambangkan dengan Y.

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2012: 66), merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar 1sebagaiberikut.

Keterangan :

X :Efektivitas Pendekatan Pembelajaran PAI Y :Keaktifan Belajar

Y X


(56)

E. Populasi dan Sampel

Menurut Suharto (2003:81), populasi adalah keseluruhan semesta dan kesemestaan dan dapat didefinisikan sebagai semua anggota dari suatu kesatuan orang, kejadian, ataubenda yang akan dijadikan sasaran generalisasi hasil-hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N Tlogo Bantul Yogyakarta yang berjumlah 35 siswa. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi. Karena siswa diambil semua (populasi) dengan demikian penelitian memilki seluruh siswa yang berjumlah 35 siswa. Jadi, penelitian ini merupakan penelitian populasi.

F. Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002:89), teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh data. Metode yang digunakan berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh data.Metode yang digunakan adalah metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dan keaktifan belajar.

2. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pendekatan pembelajaran yang diguanan dalam pembelajaran PAI.

3. Wawancara diguanakan untuk mendapatkan data tambahan tentang efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dan keaktifan belajar.


(57)

4. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa dan gambaran singkat tentang SD N Tlogo.

G. Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi instrument penelitian

Instrumen peneltian alat suatu Landasan teori yang telah dikembagkan . Kisi- kisi instrument dijelaskan sebagai berikut .alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2008:102). Penyesuaian butir-butir Variabel didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah disesuaikan dengan :

Tabel 1.Kisi-kisiAngket Efektivitas Pendekatan Pembelajaran PAI

No. Variabel Indikator ButirSoal Jumlah

1. Efektivitas pendekatan pembelajaran PAI

Pendekatan pengalaman

1,2,3 3

Pendekatan pembiasaan 4,5,6,7,8,9, 10,11,15,16, 17,18,19,20 14 Pendekatan fungsional

12,13,14 3

Jumlah 20

Tabel2.Kisi-kisiAngket Keaktifan Belajar

No. Variabel Indikator Dimensi ButirSoal Jumlah

1. Keaktifan Belajar

Pribadi kreatif

Percayadiri 1,2 2

Ketekunan 3,4 2

Dorongan (press)

Memberikansemangat 5,6 2

Pantangmenyerah 7,8 2

Proses kreatif Persiapan 9,10 2

Inkubasi 11,12 2

luminasi 13,14 2

Verivikasi 15,16 2

Produkkreatif Pengetahuan 17,18 2

Keterampilan 19,20 2


(58)

2. Pengukuran instrument penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert yang dimodifikasi. Menurut Sugiyono (2008:93), skala Likert digunakan untuk sikap, pendapat, persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomenasosial”. Dalam skalaLikert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi komponen atau sub komponen, yang dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item yang berupa pertanyaan. a. Pengukuran angket efektivitas pendekatan pembelajaranPAI

menggunakan skalaLikert yang dimodifikasi ini digunakan dalam bentuk checklist dengan alternatif jawaban ; Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP).

b. Pengukuran angket keaktifan belajar menggunakan skalaLikert yang dimodifikasi ini digunakan dalam bentuk checklist dengan alternatif jawaban ; sangatsetuju (SS), setuju (ST), Ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS).

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen sebelum digunakan sebagai pengumpulan data penelitian terlebih dahulu harus diuji cobakan pada sejumlah subyek yang mempunyai karakteristik yang sama dengan calon responden (Suharsimi Arikunto, 2006:143) mengemukakan bahwa tujuan diadakan uji coba instrument adalah untuk menguji keandalan instrument dan untuk menguji ketepatan dari segi teknik. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan


(59)

penting yaitu valid dan realibel.Uji coba instrument ini dikerjakan oleh 35 siswa kelas IV SD N Tlogo Bantul Yogyakarta.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpul tidak menyimpang dari gambar tentang validitas yang dimaksud. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144),

“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukan oleh pearson yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment.

rxy =

 

 

 

2 2

 

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N           Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi X dan Y ∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total

N = Jumlah subyek

∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

∑X2 = Jumlah skor item kuadrat

∑Y2 = Jumlah skor total kuadrat


(60)

Dari hasil penghitungan yang dilakukan dengan analsis Product Moment kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan

5%. Ketentuannya adalah sebagai berikut.

a. Jika rxy lebih besar dari r tabel, maka item mempunyai daya dukung yang besar terhadap keseluruhan butir instrumen, sehingga butir tersebut dipertahankan untuk mengungkap data.

b. Jika rxy lebih kecil dari r tabel, maka item mempunyai daya dukung

yang relatif kecil terhadap keseluruhan butir instrumen, sehingga butir perlu digugurkan dalam mengungkapkan data.

Hasil uji validitas angket efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan menggunakan 20 item pernyataan diperoleh 1 item gugur, yaitu nomor 12 dengan nilai r hitung 0,042 < r tabel 0,334. Hasil uji

validitas angket keaktifan belajar dengan menggunakan 20 item pernyataan diperoleh 1 item gugur, yaitu nomor 7 dengan nilai r hitung

0,124 < r tabel 0,334 dan nomor 20 dengan nilai r hitung 0,048 < r tabel

0,334. Hasil perhitungan selengkapnya terlampir. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan angket yang akan diujikan kepada reponden.Reliabilitas sering diartikan sebagai taraf kepercayaan. Menurut Arikunto (2002:171), alat ukur yang baik di samping mempunyai validitas yang tinggi, juga harus reliabel, artinya memiliki tingkat keajegan meskipun sudah berkali-kali diujikan.


(61)

Reliabilitas instrumen dianggap handal jika memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,6. Uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha Cronbach.

rii = 

  

      

 2

2

1

1 St

si k

k

Keterangan :

rii = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σs i2 = Jumlah variansi butir

s t2 = Variansi soal

(Sugiyono, 2013:365)

Hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian dibandingkan dengan r tabel. Apabila hasilnya lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikan

5% maka instrumen itu dinyatakan andal. Namun apabila harga r hasil perhitungan lebih kecil dari pada harga r tabel pada taraf signifikan 5%

maka butir instrumen dinyatakan gugur. Hasil uji reliabilitas angket efektivitas pendekatan pembelajaran PAI dengan menggunakan 19 item valid diperoleh nilai rii = 0,895 dan Hasil uji reliabilitas angket efektivitas

pendekatan pembelajaran PAI dengan menggunakan 18 item valid diperoleh nilai rii = 0,890. Nilai tersebut melebihi nilai r tabel 0,334,


(62)

I. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif dan analisis korelasional. Gambaran kedua teknik analisis tersebut adalah sebagai berikut

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menghitung Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi. Selanjutnya dari perhitungan Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi dihitung kategori skor dengan menggunakan rumus berikut.

(M + 1,5 SD) ≤̅≤ skor maksimal ideal = sangat tinggi (M + 0,5 SD) ≤̅< (M + 1,5 SD) = tinggi (M - 0,5 SD) ≤̅< (M + 0,5 SD) = sedang (M - 1,5 SD) ≤̅< (M - 0,5 SD) = rendah

Skor minimal ideal ≤̅< (M - 1,5 SD) = sangat rendah (Handoko Riwidikdo, 2009:17)

Nilai rerata ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Mi = ½ (sekor tertinggi ideal + skor terendah ideal) Sdi = 1/6 (sekor tertinggi ideal - skor terendah ideal

2. Analisis Korelasional

Analisis koresional digunakan untuk menggambarkan uji hipotesis dan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan linearitas dengan penjelasan sebagai berikut.


(63)

a. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel. Dalampenelitianini, uji hipotesis menggunakkan analisis korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

rxy =

 

 

 

2 2

 

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N           Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y ∑X = Jumlah skor variabel X

∑Y = Jumlah skor variabel Y N = Jumlah subyek

∑XY =Jumlah perkalian antara skor variabel X dengan skor variabel Y

∑X2 = Jumlah skor variabel X kuadrat

∑Y2 = Jumlah skor variabel Y kuadrat

(Sugiyono, 2013:356)

Kriteria uji hipotesis diterima jika nilai rhitung yang

diperoleh di atas r tabel (rXY> rtabel).

b. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menggambarkan hasil angket apakah hasilnya normal atau tidak. Adapun analisis yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah dengan menggunakan analisis chi-kuadrat (χ2).Jika hasilnya menunjukan distribusi normal, analisis dapat


(64)

dilanjutkan. Analisis chi-kuadrat (χ2) menggunakan rumus sebagai berikut.  2 =

  k i h h o f f f 1 2 ) ( Keterangan : χ2

= Chi Kuadrat

= Frekuensi yang diobervasi = Frekuensi yang diharapkan

(Sugiono, 2007:107).

Hasil analisa normalitas dapat diinterpretsaikan jika harga χ2hitung<χ2tabel, maka dapat dikatakan data tersebut

adalah normal. Jika harga χ2hitung>χ2tabeldapat dikatakan

data tersebut tidak normal.

2) Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan dua variabel linear atau tidak. Formula yang digunakan adalah uji F Menurut Arikunto (2006), untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel tersebut linier atau tidak linear menggunakan variasi garis regresi sebagai berikut

F

Keterangan:

F : Hargaregresi yang dicari N : Banyak subyek

M : Banyak predikat

R : Koefisien korelasi x dan y


(65)

Hasil uji linearitas dapat diinterpretsaikan jika harga Fhitungyang diperoleh lebih kecil dari Ftabel, maka dapat

dikatakan data tersebut adalah linier. Jika harga Fhitung yang

diperoleh lebih besar dari F tabel dapat dikatakan data tersebut


(66)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan diuraikan: (A) Deskripsi Data Penelitian, (B) Pengujian Prasyarat Analisis, (C) Pengujian Hipotesis, dan (D) Pembahasan.

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini mendeskripsikan hasil penelitian masing-masing variabel, yaitu efektivitas pendekatan pembelajaran PAI(X) dan keaktifan belajar(Y)

a. Efektivitas pendekatan pembelajaran PAI (X)

Dalam penelitian ini disebarkan sebanyak 35set angket tentang efektivitas pendekatan pembelajaran PAIkepada 35respondenyang terpilih sebagai sampel.Setelah dianalisis menggunakan analisis butir soal didapat 1 soal yang dinyatakan gugur dan 19 soal yang dinyatakan valid. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 19 butir soal yang valid dengan menggunakan 4 pilihan jawaban, sehingga berlaku ketentuan skor maksimal ideal 19 x 4 = 76, skor minimal ideal adalah 19 x 1 =19.Berdasarkan skor maksimal ideal dan skor minimal ideal diperoleh rerata dan simpangan baku sebagai berikut.

Rerata ideal (M) sebesar = ½(76 + 19)=47,5

Simpangan baku ideal sebesar = 0,167x(76 - 19)=9,52

Sehingga dapat disusun kriteria kurva normal menurut korelasi skala lima (Sudijono, 2011:329) sebagai berikut.


(67)

61,78 keatas = sangat tinggi 52,26– 61,78 = tinggi

42,74–52,26 = sedang 33,22 – 42,74 = rendah

33,22 kebawah = sangat rendah

Dari hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata (Mean) = 57,42. Nilai tersebut beradapat dikategori tinggi pada interval antara 52,26 – 61,78. Dengan demikian, efektivitas pendekatan pembelajaran PAI siswa kelas IV di SD N Tlogo Bantul Yogyakarta dalam kategori tinggi.

Adapun distribusi skor efektivitas pendekatan pembelajaran PAI siswa kelas IV di SD N Tlogo Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Pendekatan Pembelajaran PAI (n = 35)

No Interval Frekuensi Persentase

1. 61,78keatas 8 22,86%

2. 52,26 – 61,78 22 62,86%

3. 42,74 – 52,26 5 14,29%

4. 33,22 – 42,74 0 0%

5. 33,22kebawah 0 0%

Total 35 100%

b. Keaktifan belajar (Y)

Dalam penelitian ini disebarkan sebanyak 35set angket tentang keaktifan belajar kepada 35 responden yang terpilih sebagai sampel.Setelah dianalisis menggunakan analisis butir soal didapat 2 soal yang dinyatakan gugur dan 18 soal yang dinyatakan valid.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 18 butir soal yang dinyatakan


(1)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET EFEKTIVITAS

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI

Correlations

Total ITEM01

Pearson Correlation ,489**

Sig. (2-tailed) ,003

N 35

ITEM02

Pearson Correlation ,456**

Sig. (2-tailed) ,006

N 35

ITEM03

Pearson Correlation ,441**

Sig. (2-tailed) ,008

N 35

ITEM04

Pearson Correlation ,747**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM05

Pearson Correlation ,663**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM06

Pearson Correlation ,592**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM07

Pearson Correlation ,749**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM08

Pearson Correlation ,758**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM09

Pearson Correlation ,587**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM10

Pearson Correlation ,743**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM11

Pearson Correlation ,708**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM12

Pearson Correlation ,042

Sig. (2-tailed) ,811

N 35

ITEM13

Pearson Correlation ,520**

Sig. (2-tailed) ,001

N 35

ITEM14

Pearson Correlation ,615**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM15

Pearson Correlation ,450**

Sig. (2-tailed) ,007

N 35

ITEM16

Pearson Correlation ,605**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM17

Pearson Correlation ,552**

Sig. (2-tailed) ,001

N 35

ITEM18

Pearson Correlation ,429*

Sig. (2-tailed) ,010


(2)

ITEM19

Pearson Correlation ,562**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

ITEM20

Pearson Correlation ,469**

Sig. (2-tailed) ,004

N 35

Total

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)


(3)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 35 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 35 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,895 19

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM01 3,4286 ,55761 35

ITEM02 3,4286 ,50210 35

ITEM03 3,2571 ,50543 35

ITEM04 2,9714 ,56806 35

ITEM05 2,8857 ,58266 35

ITEM06 3,2571 ,56061 35

ITEM07 3,0286 ,70651 35

ITEM08 3,3429 ,53922 35

ITEM09 2,9714 ,66358 35

ITEM10 3,2571 ,61083 35

ITEM11 2,5429 ,70054 35

ITEM13 3,4857 ,70174 35

ITEM14 2,7429 ,70054 35

ITEM15 3,6857 ,47101 35

ITEM16 3,5714 ,55761 35

ITEM17 3,5143 ,56211 35

ITEM18 3,5714 ,50210 35

ITEM19 3,0286 ,85700 35

ITEM20 3,3429 ,48159 35

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(4)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET

KEAKTIFAN BELAJAR

Correlations

Total VAR00001

Pearson Correlation ,574**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00002

Pearson Correlation ,644**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00003

Pearson Correlation ,589**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00004

Pearson Correlation ,648**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00005

Pearson Correlation ,505**

Sig. (2-tailed) ,002

N 35

VAR00006

Pearson Correlation ,667**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00007

Pearson Correlation ,127

Sig. (2-tailed) ,468

N 35

VAR00008

Pearson Correlation ,664**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00009

Pearson Correlation ,621**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00010

Pearson Correlation ,474**

Sig. (2-tailed) ,004

N 35

VAR00011

Pearson Correlation ,599**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00012

Pearson Correlation ,577**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00013

Pearson Correlation ,582**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00014

Pearson Correlation ,686**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00015

Pearson Correlation ,391*

Sig. (2-tailed) ,020

N 35

VAR00016

Pearson Correlation ,604**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00017

Pearson Correlation ,693**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35


(5)

VAR00019

Pearson Correlation ,559**

Sig. (2-tailed) ,000

N 35

VAR00020

Pearson Correlation ,048

Sig. (2-tailed) ,783

N 35

Total

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)


(6)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 35 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 35 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,890 18

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3,2000 ,90098 35

VAR00002 2,8857 ,71831 35

VAR00003 2,6571 ,76477 35

VAR00004 3,2571 ,56061 35

VAR00005 3,0000 ,72761 35

VAR00006 3,1714 ,66358 35

VAR00008 3,3714 ,59832 35

VAR00009 3,4571 ,50543 35

VAR00010 3,2857 ,45835 35

VAR00011 3,2857 ,57248 35

VAR00012 3,1714 ,70651 35

VAR00013 3,0286 ,61767 35

VAR00014 2,9143 ,70174 35

VAR00015 3,1143 ,52979 35

VAR00016 3,2000 ,58410 35

VAR00017 3,1143 ,52979 35

VAR00018 3,0000 ,54233 35

VAR00019 3,0571 ,59125 35

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items