TA : Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Kelayakan Mesin Harbour Mobile Crane (Studi Kasus Pt Berlian Jasa Terminal Indonesia Surabaya).

(1)

ix DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TATEL ... xii

DAFTAR GAMTAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

TAT I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Telakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... v

1.v Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

TAT II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Pelabuhan ... 8

2.2 Jasa...8

2.v Tongkar Muat ... 9

2.4 Peti Kemas (Container) ... 10

2.5 HMC (Harbour Mobile Crane) ... 11

2.6 Evaluasi... 11

2.7 Variabel Evaluasi ... 12

2.8 MTTR ... 12


(2)

x

Halaman

2.10 Persentase Kondisi Ketersediaan dan Keandalan Mesin ... 14

2.10.1 Ketersediaan (Availability) ... 14

2.10.2 Keandalan (Reliability) ... 15

2.11 Nilai Ekonomis ... 15

2.12Nilai Residu ... 17

TAT III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 18

v.1 Analisis Sistem ... 18

v.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 18

v.1.2 UserRequirements ... 20

v.1.v Software Requirements ... 22

v.1.4 Data Requirements ... v0

v.1.5 Nonfunctional Requirements ... v1

v.2 Perancangan Aplikasi ... v2

v.2.1 Desain Proses ... v2

v.2.2 Desain Tasis Data ... 56

v.2.v Perancangan Antar Muka ... 79

v.2.4 Perencanaan Uji Coba Sistem ... 90

TAT IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 94

4.1 Kebutuhan Aplikasi ... 94

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 94

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 95

4.2 Implementasi Aplikasi ... 96


(3)

xi

Halaman

4.2.2 Halaman Aplikasi ... 97

4.v Evaluasi Aplikasi ... 109

4.v.1 Uji Sistem...109

4.v.2 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 118

TAT V PENUTUP ... 119

5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Saran ...119

DAFTAR PUSTAKA ... 121


(4)

RANCANG BANGUN APLIKASI EVALUASI

KELAYAKAN MESIN

HARBOUR MOBILE CRANE

(Studi Kasus PT Berlian Jasa Terminal Indonesia

Surabaya)

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh :

ABDURRAKHMAN ARIF 10410100160

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(5)

1

BABBIB PENDAHULUANB

1.1 LatarBBelakangBMasalahB

PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT BJTI) merupakan anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III). Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2002 ini dipercaya oleh PT PELINDO III untuk mengoperasikan dermaga Berlian yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dermaga Berlian merupakan salah satu dari lima dermaga yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dimana empat yang lainnya adalah dermaga Jamrud, Nilam, Mirah, dan Kalimas. Salah satu layanan atau bidang usaha dari PT BJTI adalah mengoperasikan dermaga Berlian untuk tempat tambat kapal baik internasional maupun domestik. Proses bisnis yang dilakukan oleh PT BJTI adalah jasa bongkar muat peti kemas.

Dalam menjalankan proses bisnis, PT BJTI menggunakan alat berat untuk mempermudah kinerja dalam kegiatan bongkar muat. Alat berat yang digunakan

untuk membantu proses bongkar muat yaitu genset, takboat, forklift, pompa dan

harbour mobile crane (HMC). Alat bantu utama dalam proses bongkar muat adalah

mesin HMC. Mesin HMC berharga sekitar Rp.40.000.000.000 (empat puluh milyar rupiah) yang berfungsi sebagai alat untuk mengangkut peti kemas dari atas kapal menuju ke truk atau sebaliknya. Pengawasan kinerja mesin HMC saat ini dilakukan oleh mekanik untuk menilai dan memperbaiki mesin HMC, dan pihak manajer keuangan mengawasi dalam penilaian ekonomis mesin HMC. Namun dalam proses pelaksanaannya saat ini, pengawasan kinerja mesin HMC masih menggunakan


(6)

penilai personal seorang mekanik saja. Penilaian tersebut masih belum kuat untuk mendukung keputusan atau pelaporan pihak mekanik kepada pihak manajer karena tidak adanya bukti catatan yang dapat menunjukkan kondisi kinerja mesin HMC. Di sisi lain, proses evaluasi nilai ekonomis mesin HMC saat ini dilakukan dengan mencatat penyusutan nilai ekonomis mesin HMC setiap bulan dengan

menggunakan Microsoft Excel. Proses penilaian ekonomis yang dicatat pihak

manajer keuangan pada saat ini tanpa menyertakan biaya perbaikan yang keluar sebagai faktor yang mempengaruhi penyusutan nilai ekonomis mesin HMC. Hasil akhir dari nilai ekonomis mesin HMC yang dicatat selalu menghasilkan penyusutan yang tepat sesuai usia perkiraan dan terlihat seperti tanpa pernah mengalami kerusakan. Karena proses pencatatan biaya perbaikan yang dipisah dengan penilaian nilai ekonomis, maka jelas hasil akhir penilaian ekonomis yang dihasilkan kurang tepat. Hal ini jelas menimbulkan perbedaan pendapat antar pihak mekanik dan pihak manajer keuangan, apakah mesin tersebut masih baik atau tidak, karena cara evaluasi yang masih kurang tepat dari kedua belah pihak.

Dari masalah di atas, perusahaan memerlukan sebuah sistem yang dapat menilai atau mengevaluasi kinerja dan nilai ekonomis mesin HMC. Gunanya adalah agar kondisi mesin terlihat jelas, apakah selama ini mesin HMC tersebut bekerja dengan baik atau tidak. Dengan terlihatnya kondisi mesin HMC tersebut dapat dinilai apakah mesin masih mampu bekerja dengan baik atau tidak. Nilai evaluasi tersebut dapat dilihat dalam bentuk persentase untuk mempermudah memberikan standar yang akan ditentukan perusahaan. Standar minimum kinerja mesin pada perusahaan adalah 90%. Metode yang cocok untuk mengukur kinerja dan


(7)

Time Before Failure (MTBF) (Smith, 2001). Yaitu metode yang dapat menilai keandalan kinerja mesin dan ketersediaannya dari catatan kerusakan mesin HMC yang pernah dialami. Sistem berikutnya sebagai sistem pendukung yang diperlukan adalah sebuah proses evaluasi dari penilaian ekonomis mesin HMC. Penilaian ekonomis mesin dapat dilihat melalui penyusutan nilai aktiva dan juga biaya yang mungkin saja telah dikeluarkan dalam proses perbaikan mesin tersebut. Disaat mesin HMC mengalami kerusakan yang cukup parah, pihak manajerial dapat menilai apakah mesin HMC cukup diperbaiki saja atau beli baru yang lebih menguntungkan atau murah bagi perusahaan. Fungsi dari kedua evaluasi di atas sangatlah berpengaruh satu dengan yang lainnya, tidak saja pada proses pengawasan nilai ekonomis mesin, namun juga sebagai pemberi informasi benarkah mesin HMC ini sudah harus diganti atau tidak agar dapat menghindari pengeluaran untuk pengadaan yang sekiranya tidak diperlukan.

1.2 PerumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi evaluasi kelayakan mesin

harbour mobile crane dengan metode MTTR dan MTBF.

2. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi evaluasi mesin harbour

mobile crane dengan menghitung nilai ekonomisnya dari penyusutan nilai


(8)

1.3 PembatasanBMasalahB

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:B

1. Tidak membahas penjadwalan service mesin.

2. Tidak membahas hingga proses pengadaan mesin.

3. Aplikasi ini hanya membahas evaluasi kelayakan mesin dari kinerja dan nilai

ekonomisnya.

1.4 TujuanBPenelitianB

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan Rancang Bangun Aplikasi

Evaluasi Kelayakan Mesin Harbour Mobile Crane sehingga dapat menghasilkan

output berupa informasi kelayakan mesin. Informasi tersebut ditampilkan dengan

beberapa pertimbangan, seperti nilai kinerja mesin sesuai standar dan informasi biaya yang selama ini dibutuhkan dalam erawatan mesin tersebut.

1.5 ManfaatBPenelitianB

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memiliki nilai manfaat penulisan, yaitu:

1. Membantu bagian keuangan dan manajerial dalam menentukan keputusan

perlu tidaknya pengadaan mesin HMC baru atau hanya cukup diperbaiki saja.

2. Membantu memonitor status mesin dan memberikan informasi kondisi mesin

selama ini dari catatan perbaikan mesin tersebut. Dari monitoring kondisi mesin akan menghasilkan sebuah bukti kondisi mesin untuk kepentingan pelaporan mekanik.


(9)

1.6 SistematikaBPenulisanB

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini dibagi menadi beberapa bagian bab, yaitu sebagai berikut:

BabBIB :BPendahuluanB

Pada pembahasan dibagian ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah yang ditemukan dalam penelitiannya di PT Berlain Jasa Terminal Indonesia Surabaya. Dalam latar belakang terdapat permasalahn yang ditulis pada bagian rumusan masalah. Dalam bab ini penulis juga menuliskan batasan masalah yang akan diambil pada permasalahan yang telah ditemukan. Tujuannya agar pembahasan yang diteliti oleh penulis tidak melebar atau menyimpang dari tujuan awal. Berdasarkan pada hal tersebut penulis tujuan dari dilakukannya penelitian berikut adalah untuk menghasilkan suatu aplikasi evaluasi kelayakan mesin. Tujuan dari pembuatan aplikasi tersebut adalah untuk membantu pihak PT BJTI dalam menentukan kelayakan mesin. Selain itu pada bagian ini penulis juga menuliskan manfaat yang dapat diperoleh pihak perusahaan dari penggunaan aplikasi ini. Terakhir penulis juga menambahkan sistematika penulisan laporan penelitian.

BabBIIB :BLandasanBTeoriB

Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan penjadwalan, dermaga, tambat kapal, jenis-jenis kapal, beserta metode penyelesaiannya. Dalam hal ini, metode penyelesaian yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah MTTR dan MTBF.


(10)

BabBIIIB :BMetodeBPenelitianB

Bab ini menjelaskan tentang cara menganalisis dan merancang aplikasi. Dalam bab ini terdapat 4 tahapan, dimana diantaranya adalah:

1. Analisis yang dibagi menjadi 4 sub tahapan yaitu, B

a. User Requirements.

b. Software Requirements.

c. Data Requirements.

d. Non Functional Requirements.

2. Perancangan aplikasi yang dibagi menjadi 5 sub tahapan yaitu,B

a. Desain Proses

b. Desain Data

c. Desain Antarmuka

d. Desain Fisik

e. Perancangan Metode Kinerja

BabBIVB :BImplementasiBdanBEvaluasiB

Bab keempat impelemntasi dan evaluasi, pada bagian ini penulis membahas tentang metode yang telah diimplementasikan ke dalam aplikasi. Metode yang digunakan adalah perhitungan kinerja dan nilai ekonomis aset.

BabBVB :BPenutupB

Bab penutup, bab ini merupakan bab terakhir dari keseluruhan bab yang ada. Di dalam bab ini terdapat kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan penelitian ini. Kesimpulan menjelaskan hasil


(11)

dari evaluasi aplikasi, sedangkan saran menjelaskan tentang masukan terhadap aplikasi untuk pengembangan lebih lanjut.


(12)

8

BABBIIB

LANDASANBTEORIB

Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dijabarkan dan dijelaskan tentang landasan teori yang terkait dengan permasalahan. Landasan teori tersebut nantinya beguna sebagai landasan dalam perancangan aplikasi. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut.

2.1 PelabuhanB

Pelabuhan adalah lingkungan kerja dan tempat berlabuh bagi kapal-kapal dan kendaraan air lainnya untuk menyelenggarakan bongkar muat barang, hewan dan penumpang. Menurut Salim (Salim, 1995), “Pelabuhan adalah tempat daerah perairan dan daratan dimana kapal berlabuh dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang serta naik turunnya penumpang”

Pelabuhan merupakan tempat dimana kapal bersandar yang melayani jasa khususnya dalam transportasi bidang penyebrangan. Jasa penyebrangan ini dapat berupa transportasi sebagai kendaraan atau untuk mengantar barang. Dalam kasus ini khusunya adalah pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat bersandarnya kapal yang mengangkut barang yang akan dibongkar muat oleh pihak BJTI. Pelabuhan tersebut adalah pelabuhan berlian timur Surabaya

2.2 JasaB

Menurut (Kotler, 2000) “Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud


(13)

dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk”. Pada studi kasus disini PT BJTI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan proses bongkar muat di area pelabuhan. Jasa yang ditawarkan pada umumnya adalah jasa membongkar muatan peti kemas dari atas kapal ke atas truk pengangkut peti kemas, atau kegiatan sebaliknya.

2.3 BongkarBMuatB

Menurut (MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, 2007) Bongkar muat adalah :

1. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal adalah kegiatan yang

meliputi stevedoring, cargodoring dan receive/deliver di pelabuhan.

2. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke

dermaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan derek kapal atau derek darat.

3. Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala di

dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang/lapangan penumpukan selanjutnya menyusun di gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya.

4. Receiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari

timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya.

Dalam hal ini, pada proses bisnis pihak BJTI kegiatan bongkar muat merupakan kegiatan yang memindahkan suatu peti kemas dari sebuah kapal menuju ke daratan atau ke atas truk pengangkut maupun kegiatan sebaliknya dimana peti


(14)

kemas diangkut keatas kapal dari daratan atau sebuah truk pengangkut peti kemas. Kegiatan bongkar muat tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang dinamakan mesin HMC

2.4 PetiBKemasB(Container)

Menurut (Koleangan, 2008) “Container adalah semua media dimana di

dalamnya dapat dimasukkan sesuatu barang tertentu sesuai ukuran yang muat dimasukkan dan kegunaannya. Sebagai contoh adalah kotak plastik, drum dan lain-lain”. Menurut (Kramadibrata, 2001) “Peti kemas adalah suatu kotak besar dari bahan campuran baja dan tembaga dengan pintu yang dapat terkunci dan pada tiap sisinya dipasang suatu pitting sudut dan kunci putar sehingga antar satu peti kemas dan lainnya dapat dengan mudah disatukan atau dilepaskan.”

Dari pengertian di atas pengertian peti kemas adalah sebuah wadah atau tempat yang dapat menampung atau menyimpan barang yang dimasukkan ke dalamnya. Dan peti kemas ini biasanya digunakan dalam ukuran besar dari 10 x 8 x 8 hingga 45 x 8 x 8 berbentuk balok dengan bahan yang terbuat dari campuran antara besi dan logam. Kondisi ini yang memungkinkan peti kemas dapat menjaga barang yang disimpannya selama proses pengiriman melalui laut dengan menggunakan kapal laut yang biasa dilakukan dalam proses perdagangan impor maupun ekspor.

Peti kemas juga dirancang agar mudah disusun dengan adanya pitting yang dibuat dimasing masing sudut bawah dan atas peti tersebut sehingga mudah disusun layaknya puzzle yang terkunci agar tak mudah bergeser namun tetap mudah dipasang maupun dilepas. Hal ini pula yang memudahkan pada proses pembongkaran muatan sebuah kapal yang berisi peti kemas yang didesain dengan


(15)

pitting agar mudah dibawa oleh mesin HMC. Mesin HMC itu sendiri adalah mesin yang dapat mengangkut dan memindahkan sebuah peti kemas dengan kunci pitting yang sesuai dengan ukuran peti kemas tersebut. Oleh karena itu kombinasi antara keduanya sangatlah penting dalam proses pelayanan jasa di pelabuhan dalam proses bongkar muatan dari kapal menuju ke atas truk pengangkut ataupun sebaliknya.

2.5 HMCB(Harbour Mobile Crane)B

Menurut (Hill, 1999), “A mobile crane is a cableccontrolled crane mounted

on crawlers or rubberctired carriers or a hydrauliccpowered crane with a telescoping boom mounted on truckctype carriers or as sellcpropelled models”.

HMC (Harbour Mobile Crane) merupakan sebuah mesin dengan pengait dan

kabel yang bekerja dengan sistem tali karet atau dengan sistem hidrolik yang besar. Fungsi mesin HMC digunakan untuk membantu proses bongkar muat peti kemas di area pelabuhan, dimana mesin HMC itu sendiri dapat melakukan proses bongkar muat peti kemas yang berada di atas kapal menuju ke area pelabuhan atau bahkan langsung meletakkan peti kemas ke atas truk pengangkut khusus.

2.6 EvaluasiB

Menurut (Sutjipta, 2009) “Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu dari program. Evaluasi harus memiliki tujuan yang jelas, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam program”.

Evaluasi dalam kasus ini adalah memonitor keadaan dan kondisi dari mesin HMC di PT BJTI, yaitu dengan cara pengawasan dan monitoring status kondisi mesin HMC tersebut dengan melakukan perawatan. Namun, hal tersebut saja


(16)

tidaklah terlalu membantu mengetahui kondisi mesin kedepannya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode yang dapat mengukur kondisi mesin tersebut sebenarnya, apakah masih dalam kondisi produktif atau sudah tidak. Dengan adanya metode yang dapat menghitung keadaan mesin tersebut, perusahaan dapat memastikan dalam penjagaan kualitas kinerja mesin tersebut dengan baik. Salah satu metode tersebut adalah metode MTTR, MTBF dan perhitungan persentase kinerjanya. Dengan menggunakan perhitungan-perhitungan tersebut akan didapatkan nilai pasti dari kondisi mesin tersebut secara realtime.

2.7 VariabelBEvaluasiB

Metode evaluasi yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam tugas akhir ini adalah dengan cara mengamati beberapa variabel yang nantinya dapat menjadi acuan untuk mengukur suatu nilai dari mesin HMC. Variabel ini diambil dari kejadian rusaknya sebuah mesin HMC. Variabel tersebut adalah waktu kerusakan, banyaknya jumlah kerusakan yang dialami, lamanya proses perbaikan, biaya perbaikan yang dialamai, nilai perolehan mesin HMC dan nilai residu.

Semua variabel tersebut dibutuhkan demi memenuhi syarat untuk perhitungan persentase maupun nilai ekonomis suatu mesin HMC. Nilai persentase tersebutlah yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk membandingkan dengan standar kualitas mesin HMC yang sudah di tentukan oleh perusahaan.

2.8 MTTRB

MTTR (Mean Time To Repair) merupakan suatu metode perhitungan yang

biasanya digunakan untuk memperhitungkan jumlah rata – rata waktu dari sebuah mesin melakukan kerusakan, nantinya hasil perhitungan rata – rata tersebut akan


(17)

digunakan untuk melakukan persentase jumlah atau tingkat keseringan sebuah mesin mengalami kerusakan, sehingga nantinya akan dapat diperkirakan apakah mesin tersebut masih layak digunakan atau tidak.

Rumus:

- =

Keterangan:

- a Jumlah total waktu perbaikan

 Jumlah downctime ataukerusakan

2.9 MTBFB

MTBF (Mean Time Belore Failure) tidak jauh berbeda dari MTTR

sebelumnya, namun MTBF disini merupakan suatu metode perhitungan yang biasanya digunakan untuk memperhitungkan jumlah rata – rata waktu dari sebuah mesin dalam keadaan normal atau sebelum dan setelah rusak, nantinya hasil perhitungan rata – rata tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan persentase jumlah atau tingkat kinerja mesin sebelum mengalami kerusakan, sehingga nantinya akan dapat diperkirakan apakah mesin tersebut masih layak digunakan atau tidak.

Rumus:

- =

Keterangan:

- b Jumlah total waktu kerja


(18)

2.10 PersentaseBKondisiBKetersediaanBdanBKeandalanBMesinB

Persentase kondisi ketersediaan dan keandalan mesin merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai persentase dari nilai MTTR dan MTBF yang ada. Hal tersebut memungkinkan pembaca mengetahui kondisi ketersediaan dan keandalan mesin tersebut.

Pada dasarnya standar nilai persentase ditentukan oleh masing-masing pengguna, namun yang digunakan dibanyak tempat untuk keandalan mesin adalah sekitar 60% hingga 80% dan untuk ketersediaan sekitar 70% hingga 90%. Hal ini tak terlepas dari tujuan atau target perusahaan, yang menentukan berapa standar yang akan digunakan. Pada kasus ini pihak perusahaan menentukan bahwa standar kelayakan kinerja mesin perusahaan adalah 90%.

2.10.1BKetersediaanB(Availability)B

Kemungkinan tersedianya sebuah alat atau mesin pada saat akan digunakan atau dibutuhkan (Dhillon, 2006).

Rumus:

- =

Keterangan:

- A  Ketersediaan / Availability

- MTBF  Mean Time Before Failure


(19)

2.10.2BKeandalanB(Reliability)B

Kemungkinan suatu alat atau mesin yang digunakan dalam periode tertentu untuk mengerjakan suatu pekerjaan akan bekerja sesuai dengan keinginan atau bekerja dengan hasil yang memuaskan (Dhillon, 2006)

Rumus:

- ln ( ) = − ∫ ( )

- ( ) = ∫ ( )

- ( ) =

Keterangan:

- R Reliability

- e  eksponensial  2,718

-  rate kegagalan

- waktu

2.11 NilaiBEkonomisB

Nilai ekonomis merupan nilai sebuah aset yang dihitung setiap bulannya dikarenakan adanya penyusutan nilai dari aset tersebut, perhitungan ini akan dilakukan dari awal nilai harga aset tersebut hingga nilai aset mendekati nilai residu mesin tersebut. Biasanya penyusutan nilai aset tersebut bertujuan untuk mengukur nilai atau harga dari aset tersebut sehingga jelas dalam proses perhitungan nilai rupiah aset yang dimiliki suatu perusahaan pada saat itu.


(20)

Nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai (Heller, 1971) yaitu:

1. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari

terpenuhinya suatu fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda.

2. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda

yang dapat mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.

3. Niali baiya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

4. Niali tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek

dari yang mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.

Rumus:

- TNBW = NP x 2%

- NPST = NP – TNBW

- =

- NB = NP – Nsut pertahun

- = ( )

Keterangan:

- TNBW  Tafsiran nilai buku wajar


(21)

- NPST  Nilai perolehan setelah tafsiran

- Nsut  Nilai penyusutan

- MM  Masa manfaat

- NB  Nilai buku

- SM  Sisa manfaat

2.12 NilaiBResiduB

Menurut (Warren, 2005) “Nilai residu (residual atau salvage value)

merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap

tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian (retirement) aktiva tetap.

Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak dijual pada masa penarikannya.”

Nilai residu adalah nilai perkiraan nilai aktiva tetap setelah digunakan sesuai umur ekonomis atau juga dapat dibilang nilai sisa sebelum nilai akhir buku besar. Nilai residu ini biasa digunakan untuk memberikan nilai perkiraan dari nilai ekonomis suatu barang yang akan dilakukan penyusutan setiap bulannya terhadap nilai suatu barang hingga nilai barang tersebut mendekati nilai residu yang telah ditentukan.


(22)

18

BABBIIIB

ANALISISBDANBPERANCANGANBSISTEMB 3.1 AnalisisBSistemB

Terdapat lima langkah dalam melakukan analisis suatu permasalahan untuk dijadikan sebuah penelitian. Proses tersebut dimulai dari langkah dalam pengumpulan informasi hingga menjadikan sebuah hasil penelitian. Langkah pengumpulan informasi tersebut diantaranya adalah :

1. Proses identifikasi permasalahan

2. Usersrequirement

3. Softwaresrequirement

4. Data requirement

5. Nonfunctionalsrequirement

3.1.1BBIdentifikasiBPermasalahanB

Pada proses ini penulis melakukan identifikasi permasalahan yang ada pada PT BJTI. Proses awal yang dilakukan adalah menentukan pada bagian manakah yang dijadikan bahan penelitian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tanya jawab singkat dengan pihak perusahaan.

Proses awal identifikasi permasalahan pada perusahaan dimulai dari meneliti, apakah setiap proses yang ada pada bagian tersebut sudah sesuai dengan prosedur

yang ada. Tanya jawab kepada pihak staffsperusahaan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan. Permasalahan bisa diindentifikasi juga dengan adanya temuan-temuan, seperti proses pada bagian tertentu sangat lambat atau bahkan proses pada bagian tertentu sering mengalami kesalahan pada sistem.


(23)

Hal-hal tersebut di atas yang kemudian dapat diangkat menjadi bahan penelitian penulis. Untuk dapat mengetahui lebih jelas permasalahan seperti di atas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut

A. Wawancara

Proses wawancara dikoordinasikan oleh pihak SDM, kemudian pewawancara dipertemukan dengan narasumber utama yang akan menggunakan aplikasi, yaitu bagian mekanik dan keuangan. Proses ini juga membutuhkan narasumber lainnya, seperti narasumber dari divisi IT untuk diberikan pertanyaan mengenai sistem seperti apa yang telah digunakan pihak perusahaan. Fungsinya untuk menyamakan aplikasi yang akan dibuat dengan sistem yang telah ada agar dapat sesuai dan mudah saat diimplementasi. Hasil dari wawancara tersebut dicatat dan dijadikan dokumentasi untuk acuan pembuatan aplikasi. Sehingga, bila terjadi perbedaan permintaan dapat segera diketahui dan didiskusikan terlebih dahulu sebelum proses selanjutnya dapat dimulai. Narasumber dari proses wawancara tersebut diantaranya adalah Bapak Doni dari bagian keuangan yang bertanggung jawab atas penyusutan nilai aset, Bapak Rendra selaku asisten manager dari bagian IT, Bapak Probo selaku supervisor dari bagian IT, Bapak Pambudi, Bapak Catra, Bapak Dita dan Bapak Eko sebagai karyawan di bagian IT.

Proses ini diperlukan untuk dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi pada perusahaan, yang dalam kasus ini perusahaan tersebut adalah PT BJTI. Proses ini juga berfungsi untuk mengetahui kebutuhan aplikasi yang sebenarnya diperlukan perusahaan untuk membantu proses bisnisnya. Serta, mengetahui keinginan


(24)

atau karakteristik user yang nantinya akan berhubungan langsung dengan aplikasi tersebut.

B. AnalisisBDokumenB

Proses ini digunakan untuk mengamati dan menganalisis dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan penilaian kondisi aset. Dokumen yang perlu diamati dan dianalisis diantaranya adalah dokumen penyusutan nilai ekonomis aset dan dokumen perbaikan aset.

Dokumen penyusutan nilai aset dan dokumen perbaikan bagian biaya yang dikeluarkan akan digunakan sebagai acuan untuk menghitung evaluasi kondisi mesin berdasarkan nilai ekonomisnya. Dokumen perbaikan aset akan dipergunakan sebagai acuan penilaian kinerja sebuah mesin. Hal tersebut dapat dihitung melalui lamanya waktu perbaikan dan juga intensitas kegiatan perbaikan pada suatu mesin.

3.1.2BUserBsequirementsB

Setelah melakukan proses wawancara dan analisis dokumen pada bagian manajerial, mekanik dan keuangan. Dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menilai kondisi sebuah mesin HMC secara kinerja maupun secara nilai ekonomis. Maka,

didapat dua usersrequirementsyang dibutuhkan oleh perusahaan PT BJTI adalah

sebagai berikut

A. PerhitunganBKinerjaBAsetB

Perhitungan kinerja aset dapat digunakan sebagai penghitung kinerja

sebuah mesin. Proses berikut ini merupakan proses yang dibutuhkan user


(25)

digunakan. Berikut adalah penjelasan mengenai users requirements

perhitungan kinerja aset :

Tabel 3. 1 UsersRequirementsPerhitungan Kinerja Aset

DeskripsiB Fungsi ini digunakan oleh bagian mekanik. Bagian

mekanik bertugas untuk menginputkan data perbaikan

aset yang dilakukan. Fungsi ini akan digunakan untuk mencari nilai kinerja suatu aset yang dapat digunakan oleh pihak mekanik sebagai acuan pelaporan kepada pihak manajerial agar dapat melakukan evaluasi kondisi suatu aset.

AktorB Bagian Mekanik.

Input Data perbaikan aset. Yaitu mulai dari tanggal, biaya dan waktu mulai hingga berakhirnya suatu perbaikan.

ProsesB 1. Menginputkan data perbaikan aset. 2. Simpan data perbaikan aset.

Output 1. Data Availabilitys(ketersediaan) aset.

2. Data Reliabilitys(keandalan) aset.

PeraturanB Hanya berfungsi pada aset yang tidak dalam status tidak aktif

B. PerhitunganBNilaiBEkonomisB

Perhitungan nilai ekonomis dapat digunakan user untuk mengetahui

nilai suatu mesin. Proses ini merupakan salah satu proses yang diperlukan untuk memberikan evaluasi kinerja mesin pada sistem. Proses ini akan memberikan pandangan nilai sebuah mesin dari segi ekonomis mesin tersebut

selama digunakan. Berikut adalah penjelasan mengenai users requirements

perhitungan nilai aktiva :

Tabel 3. 2 UsersRequirementsPerhitungan Nilai Ekonomis

DeskripsiB Fungsi ini digunakan oleh bagian keuangan. Bagian

keuangan akan menginputkan data aktiva dari

masing-masing aset. Fungsi ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai ekonomis suatu aset yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk melaporkan suatu kondisi keuangan suatu aset kepada manajerial.


(26)

Input 1. Periode

2. Data rekening

3. Data aktiva

ProsesB 1. Memilih aset yang belum memiliki nilai aktiva. 2. Memilih rekening yang digunakan.

3. Simpan data.

Output 1. Data aktiva mesin

2. data nilai ekonomis mesin.

PeraturanB 1. Aset yang telah memiliki nilai aktiva pada suatu periode tidak dapat terpilih pada perhitungan aktiva pada periode tersebut lagi.

2. Data aset yang diinputkan nilai aktivanya tidak

boleh dua kali.

3. Id aktiva masing-masing aset tidak boleh ada yang

sama dari keseluruhan periode yang ada.

3.1.3BSoftware sequirementsB

Berdasarkan hasil analisis dari usersrequirements di atas, maka dibutuhkan

softwaresrequirements yang dapat menunjang fungsi evaluasi kinerja aset. Terdapat

tiga softwaresrequirements yang dibutuhkan, diantaranya adalah:

A. PerhitunganBKinerjaBAsetB

Pada softwares requirements perhitungan kinerja aset sistem akan

menghitung nilai availabilitys dan reliabilitys suatu mesin. hal tersebut

nantinya yang akan digunakan sebagai acuan penilaian evaluasi mesin dari segi kinerja.

Tabel 3. 3 SoftwaresRequirementsPerhitungan Kinerja Aset

DeskripsiB Fungsi ini digunakan oleh bagian mekanik. Bagian mekanik

akan menginputkan data perbaikan suatu aset yang terjadi

agar nantinya data tersebut dapat dihitung oleh sistem untuk mendapatkan nilai kinerja aset tersebut.


(27)

AlurB AktorB SistemB

Aktor membuka halaman

perbaikan asetB Aplikasi menampilkan seluruh data perbaikan dalam bentuk

tabel. Data tersebut akanB

B ditampilkan dengan pembagian

10 data setiap halamannya. Dan data akan mulai ditampilkan dari

data yang terbaru.B

Aktor mengklik tombol

mulai.B Aplikasi menampilkan form perbaikan.

B Aplikasi menampilkan data aset

yang sudah ada dalam sistem dalam bentuk pilihan dengan kondisi tertentu.

Aktor memilih aset yang

mengalami perbaikan.B

Aktor mengisi form perbaikan yang terdiri dari biaya perbaikan waktu dan tanggal mulai

perbaikan.B

Aktor mengklik tombol

simpanB Aplikasi mengambil data yang dimembaca inputdan kan

ke dalam form.

Aplikasi mengubah status aset menjadi perbaikan.

Aplikasi menyimpan data

tersebut ke dalam datebase.

Hingga pada saat

perbaikan selesai aktor

kembali mengakses

halaman perbaikan aset.B

Aktor mengklik tombol

selesai.B Aplikasi menampilkan form perbaikan.

Aplikasi menampilkan data aset yang mengalami perbaikan yang sudah ada pada sistem dalam bentuk pilihan.

Aktor memilih data aset

yang ingin diupdate data

perbaikannya.

Aktor mengisi form

update perbaikan.

Aktor mengklik tombol


(28)

AlurB AktorB SistemB

Aplikasi menghitung jumlah total waktu perbaikan dari aset yang telah dipilih.

Nilai perhitungan jumlah total waktu perbaikan tersebut akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Aplikasi menghitung MTTR (MeansTimesTosRepair) dari aset yang dipilih. Dengan rumus jumlah total waktu perbaikan

dibagi dengan jumlah

banyaknya aset mengalami

downstime.

Nilai dari perhitungan MTTR akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Kemudian aplikasi akan

melakukan perhitungan MTBF (Means Times Befores Failure). Dengan rumus jumlah total waktu perbaikan dibagi dengan

jumlah uptime yang telah

dialami oleh aset.

Nilai dari perhitungan MTBF juga akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Selanjutnya aplikasi akan

menghitung nilai availability

(ketersediaan) aset tersebut. Dengan rumus MTBF dibagi dengan jumlah MTBF ditambah dengan MTTR.

Hasil dari perhitungan nilai

availabilitys tersebut akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Kemudian aplikasi akan

menghitung nilai reliabilitys

(keandalan).s Sistem akan

menghitung eksponensial

pangkat minus dari perkalian antara rate kegagalan dengan jumlah waktu perbaikan.

Nilai rate kegagalan didapat dari membagi jumlah kegagalan dengan total waktu kerja.


(29)

AktorB AktorB SistemB

Hasil perhitungan nilai

reliability akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Aplikasi akan mengupdate

tanggal selesai perbaikan pada

datebase.

Aplikasi akan mengupdate

status aset menjadi aktif.

Aplikasi akan menyimpan data total biaya perbaikan pada

datebase.

Aplikasi akan menyimpan data

nilai availabilitysdan reliabilitys

aset yang ditampung pada beberapa variabel ke dalam

datebase.

Aplikasi menyimpan biaya perbaikan.

Aplikasi mengambil data total biaya perbaikan selama ini. Aplikasi menjumlahkan biaya total perbaikan selama ini pada aset tersebut dengan biaya perbaikan pada perbaikan saat ini.

Aplikasi mengupdate data total

biaya perbaikan.

AkhirB Aplikasi menyimpan data perhitungan tanggal selesai, total

biaya perbaikan, availabilitysdan reliability mesin/aset.

NonB

FungsionalB

- Kondisi tertentu dimana aktor mengklik tombol mulai adalah kondisi dimana aplikasi melakukan filter pada data aset yang ditampilkan hanya yang berstatus aktif.

– Kondisi tertentu dimana aktor mengklik tombol selesai adalah kondisi dimana aplikasi melakukan filter pada data aset yang ditampilkan hanya yang berstatus diperbaiki.

B. PerhitunganBNilaiBEkonomisB

Pada fungsi ini aplikasi akan menghitung nilai nilai yang berkaitan dengan nilai ekonomis suatu mesin. Yaitu, nilai aktiva mesin, jumlah biaya perbaikan. Hal-hal tersebut yang nantinya dijadikan acuan dalam proses evaluasi mesin berdasarkan nilai ekonomisnya.


(30)

Tabel 3. 4 SoftwaresRequirementsPerhitungan Nilai Ekonomis

DeskripsiB Funsi ini digunakan untuk menghitung nilai ekonomis suatu

aset yang nilai inputannya diambil dari biaya perbaikan aset

dan dari nilai aktiva suatu aset, sehingga nantinya akan muncul pertimbangan nilai ekonomis apakah aset tersebut merugikan atau tidak.

PemicuB

AlurB AktorB SistemB

Aktor membuka halaman

aktiva. Aplikasi menampilkan form aktiva.

Aplikasi menampilkan data aset yang sudah ada dalam sistem dalam bentuk pilihan dengan kondisi tertentu.

Aktor mengisi form aktiva.

Aktor mengklik simpan. Aplikasi akan mengubah status aset menjadi aktif.

Aplikasi menghitung tafsiran nilai buku wajar (TNBW) dengan rumus nilai perolehan atau nilai beli aset dikali dengan 2%.

Nilai dari TNBW akan ditampung ke dalam sebuah variable.

Kemudian aplikasi akan

menghitung nilai perolehan setelah tafsiran (NPST) dengan rumus nilai perolehan dikurangi dengan TNBW.

Hasil dari perhitungan NPST akan ditampung di dalam sebuah variable.

Selanjutnya aplikasi akan

menghitung nilai penyusutan dengan rumus NPST dibagi dengan masa manfaat.

Nilai susut akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Kemudian aplikasi akan

menghitung nilai buku.

Rumusnya adalah nilai

perolehan dikurangi nilai susut pertahunnya.


(31)

AlurB AktorB SistemB

Nilai buku akan disimpan ke dalam sebuah variabel.

Selanjutnya aplikasi akan

menghitung sisa manfaat dengan rumus jumlah dari nilai buku dikurangi TNBW kemudian dibagi dengan nilai susut.

Nilai sisa manfaat akan ditampung ke dalam sebuah variabel.

Kemudian aplikasi akan

menyimpan nilai-nilai tersebut

ke dalam datebase.

Aktor membuka halaman

transaksi aktiva. Aplikasi menampilkan form transaksi aktiva.

Aplikasi mengambil data

transaksi aktiva.

Aplikasi menampilkan data transaksi aktiva dalam bentuk tabel dimulai dari transaksi yang paling baru.

Aktor memasukkan

periode aktiva.

Aktor mengisi form transkasi aktiva.

Aktor mengklik tombol

proses. Aplikasi mengambil data aset yang memiliki nilai aktiva.

Aplikasi memfilter data nilai aktiva dengan kondisi tertentu. Aplikasi akan mengurangi nilai aktiva aset yang terfilter dengan masing-masing nilai residunya pada periode tersebut sesuai yang ada pada tabel aset yang berbeda nilainya satu dengan yang lainnya..

Aplikasi akan mengupdate nilai

buku masing-masing aset yang terkena proses transaksi di atas. Aplikasi menyimpan nilai aktiva

baru sesuai periode inputan ke

dalam datebase.


(32)

NonB

FungsionalB – Kondisi tertentu pada halaman aktiva adalah dimana data aset yang tampil pada pilihan hanya data aset yang berstatus tanpa aktiva.

– Kondisi tertentu pada proses transaksi filter data aktiva adalah kondisi dimana data transaksi aktiva masih belum ada

pada periode yang telah diinputkan oleh aktor. Aktifa yang

terfilter masih belum mempunyai data transaksi pada periode tersebut akan ditampung pada variabel array yang nantinya satu persatu akan dihitung proses transaksinya oleh aplikasi. – kondisi periode pada halaman aktiva dan transaksinya adalah dalam periode bulanan.

C. EvaluasiBMesinBHMCB

Pada fungsi ini aplikasi akan menilai dari kedua penilaian mesin. Penilaian pertama dari segi kinerja dan penilaian kedua dari segi ekonomis. Sehingga aplikasi dapat memberikan informasi apakah mesin tersebut masih layak digunakan atau tidak.

Tabel 3. 5 SoftwaresRequirementsEvaluasi Mesin HMC

DeskripsiB Fungsi ini digunakan untuk mengambil nilai dari perhitungan kinerja dan perhitungan nilai ekonomis. Dari pengambilan data kedua hasil perhitungan tersebut, aplikasi dapat memberikan informasi tentang kelayakan sebuah mesin.

PemicuB

AlurB AktorB SistemB

Aktor mengakses

halaman evaluasi. Aplikasi form evaluasi. menampilkan

Aplikasi menampilkan data aset yang sudah ada dalam

sistem dalam bentuk

pilihan dengan kondisi tertentu.

Aktor memilih aset. Aktor memilih periode. Aktor mengklik tombol

proses. Aplikasi inputan. membaca

Aplikasi mengambil data

perhitungan availabilitys

dan reliability sesuai dengan aset dan periode


(33)

AlurB AktorB SistemB

Nilai tersebut akan

ditampung dalam sebuah variable dan ditampilkan dalam bentuk persentase. Kemudian nilai tersebut akan dibandingkan dengan standar dan bobot 90% yang telah diberikan oleh pihak perusahaan.

Aplikasi membandingkan

nilai availabilitys dan

reliability dengan bobot yang ada dan memberikan saran.

Pemberian saran akan dibagi tiga, masih layak, perlu pertimbangan, dan sudah tidak layak.

Apabila nilai availabilitys

dan reliability diatas 90%. Maka panel akan berwarna biru dan mengeluarkan evaluasi “Mesin Masih Layak”

Apabila salah satu nilai

availabilitysatau reliability

dibawah 90%. Maka panel akan berwarna hijau dan

mengeluarkan evaluasi

“Mesin Perlu

pertimbangan”

Apabila nilai availabilitys

dan reliability dibawah 90%. Maka panel akan berwarna merah dan

mengeluarkan evaluasi

“Mesin Tidak Masih Layak”

Aplikasi mengambil nilai

aktiva dan biaya

perbaikan.

Aplikasi menghitung biaya total perbaikan.

Nilai aktiva akan dinilai, apakah mesin tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang tersisa.


(34)

AlurB AktorB SistemB

Aplikasi menampilkan

penilaian dari kedua sisi dan memberikan masukan berupa masih layak atau tidaknya mesin tersebut. Sehingga pihak aktor akan menentukan selanjutnya.

AkhirB Aplikasi menampilkan informasi kelayakan mesin.

NonBFungsionalB – Kondisi tertentu pada proses adalah dimana aset yang ditampilkan hanyalah aset yang bukan berstatus tidak aktiif.

3.1.4BDataBsequirementsB

Dari tabel softwaresrequirements di atas, maka diperlukan beberapa data yang

dibutuhkan dan dapat mendukung kinerja softwares requirements tersebut, data

tersebut antara lain adalah:

A. DataBAsetB

Data aset ini sudah dimiliki oleh pihak PT BJTI sehingga penulis diperbolehkan untuk melihat data dan mencatatat beberapa diantaranya. Data tersebut dijadikan sampel penelitian kasus yang ditangani di perusahaan tersebut.

B. DataBRekeningB

Data ini sudah dimiliki oleh pihak PT BJTI. Data ini nantinya akan berhubungan dengan penggunaan aktiva aset sehingga penulis diberikan izin untuk mengkopi tabel tersebut dengan persyaratan tidak boleh disebar luaskan .kepada pihak lain.


(35)

C. DataBAktiva.B

Data ini sudah dimiliki oleh pihak PT BJTI. Namun data tersebut masih

belum berupa tabel datebase. Karena selama ini pihak perusahaan masih

menghitung nilai aktiva suatu aset secara manual. Nilai aktiva masih dihitung

dengan menggunakan Microsofts Excel. Oleh karena itu penulis membuat

tabel baru untuk data aktiva. Pengisian data aktiva akan disesuaikan dengan

data aktiva yang sudah ada di Microsofts Excel. Penghitungan nilai aktiva

nantinya akan lebih mudah dilakukan pihak perusahaan dengan mengotomatiskan perhitungan. Nantinya pihak perusahaan cukup dengan memilih aset dan periode yang ingin diketahui data aktivanya. Setelah itu aplikasi akan menghitung nilai aktiva dan menyimpannya ke dalam tabel aktiva dan transaksi.

D. DataBPerbaikanBAset.B

Data ini sudah dimiliki oleh pihak PT BJTI. Data ini dapat dilihat oleh penulis untuk dapat mengetahui alur perbaikan sebuah aset. Dari mulainya perbaikan hingga proses jam kerja suatu aset.

E. DataBKinerjaB

Data ini akan dibuat oleh penulis dengan tujuan sebagai tabel yang nantinya digunakan untuk menyimpan hasil penilaian kinerja suatu aset.

3.1.5BBNonfunctional sequirementsB

Kebutuhan nonfunctional adalah salah satu kebutuhan yang harus

diperhatikan dalam pembuatan aplikasi evaluasi ini selain kebutuhan kebutuhan


(36)

A. KeamananB(Security)B

Aplikasi diberikan beberapa fitur pencegahan pengguna yang tidak berkepentingan untuk menggunakannya. Diantaranya adalah fitur id

password sehingga hanya user tertentu yang dapat mengakses aplikasi

tersebut. Kemudian password akan terenkripsi sehingga pihak adminpun

tidak mengetahui password milik orang lain apalagi pihak lain yang ingin

mencoba membaaca passworduserslain. Selain itu terdapat fitur autoslogout

yang akan membuat halaman kembali ke halaman login setelah ditinggal

beberapa menit oleh user.

3.2BPerancanganBAplikasi 3.2.1BDesainBProsesB

Dari hasil Softwaresrequirementsdi atas, maka akan dapat kita lihat terdapat

beberapa fungsi yang menjadi bagian utama aplikasi. Dari hal tersebut maka akan

dapat digambarkan DocsFlow,sSystemsFlow,sContextsdan DFDsuntuk dapat lebih

jelas melihat alur dari sistem tersebut.

A. DocumentBFlowB

Pada sistem yang lama perusahaan PT BJTI masih terdapat langkah yang tidak sejalan. Misalnya saja pihak mekanik yang tidak menyertakan bukti untuk mengajukan pengadaan. Hal ini bukan tanpa alasan, dikarenakan pihak mekanik masih hanya mencatat perbaikan aset saja tanpa menghitungnya menjadi sebuah angka yang dapat menjadi bukti tertulis kondisi aset saat ini. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan ketidakpercayaan pihak manajerial kepada pihak mekanik bila kondisi mesin memang harus


(37)

diganti. Permasalahan yang terdapat pada pihak keuangan disistem yang lama masih melakukan perhitungan nilai aktiva secara manual menggunakan

Ms.Excel. Jelas ini akan memperbanyak tugas pihak keuangan, dikarenakan harus menghitung setiap aset yang ada di perusahaan tersebut setiap bulannya. Hal tersebut jelas memakan waktu yang lama dan rawan akan terjadinya kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah.


(38)

Dari gambar 3.1 di atas dapat kita lihat bagaimana alur dokumen dahulu yang terjadi pada perusahaan. Alur dokumen dimulai dari pengisian data aset perusahaan oleh bagian keuangan. Data catatan tersebut dijadikan sebuah dokumen dan digandakan. Dokumen yang digandakan gunanya untuk membantu proses lainnya yang berkaitan dengan aset dibagian lain. Pada bagian keuangan dokumen aset tersebut akan langsung digunakan untuk membuat dokumen aktiva aset. Dokumen aktiva ini gunanya untuk mengetahui nilai ekonomis suatu aset berdasarkan usianya. Pada bagian mekanik dokumen aset akan digunakan untuk mengisi kegiatan perbaikan suatu aset. Kegiatan perbaikan tersebut nantinya akan menghasilkan dua buah dokumen yang berkaitan. Yang pertama dokumen perbaikan yang isinya mengenai catatan perbaikan sebuah aset. Dan yang kedua adalah dokumen biaya perbaikan. Dokumen ini berisikan tentang rincian biaya yang dikeluarkan oleh pihak mekanik selama proses perbaikan aset. Dokumen tersebut digandakan dan salinannya akan diserahkan kepada pihak keuangan. Dokumen yang berisikan rincian biaya perbaikan tersebut akan dihitung bersamaan dengan dokumen aktiva setiap bulannya. Kegiatan tersebut gunanya adalah untuk mengetahui nilai ekonomis suatu aset dan dijadikan dokumen laporan. Dokumen nilai ekonomis aset tersebut digandakan dan salinannya akan diserahkan kepada pihak manajerial. Gunanya dokumen nilai ekonomis tersebut adalah pada saat pihak mekanik mengajukan pengadaan aset. Pihak manajerial akan beracuan pada dokumen nilai ekonomis untuk menentukan persetujuannya.


(39)

Dalam proses ini masih terlihat bahwa pihak mekanik tidak memiliki acuan kuat bila ingin mengajukan pengadaan. Karena pada dasarnya mereka tidak bisa memberikan penjelasan secara bukti atau nilai yang menunjukkan bahwa aset tersebut memang butuh diganti. Hal ini disebabkan karena pihak manajerial masih hanya menerima satu masukkan penilaian saja, yaitu dari segi nilai ekonomis.

B. SystemBFlowB

Systemsflow merupakan sebuah gambaran alur suatu proses yang terjadi

dengan sistem. Systemsflow dibuat berdasarkan kejadian yang akan dialami

oleh sistem secara runtun atau teratur dari mulai hingga berakhirnya suatu proses di dalam sistem.

B.1BB System flow MasterBAsetB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses dimasukkannya data aset ke dalam basis data melalui sistem. Hal ini

dimulai dari proses menginputkan nama, harga dan tanggal beli aset ke

dalam form yang telah disediakan oleh aplikasi dari dokumen yang sudah ada. Kemudian, aktor (bag.keuangan) memilih jenis aset yang akan disimpan dari pilihan yang ada pada sistem. Terakhir aktor akan mengklik simpan dan data akan tersimpan. Pada bagian ini sistem akan

langsung memberi nilai default pada tabel keterangan bahwa kondisi

mesin dalam keadaan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada


(40)

Gambar 3 2 SystemsFlowMastersAset.

B.2 System flow MasterBRekeningB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses dimasukkannya data rekening kedalam basis data melalui sistem. Proses ini dimulai dengan aplikasi mengambil data tanggal sistem saat

ini secara otomatis dan menampilkannya di dalam form inputan.

Kemudian aktor (bag.keuangan) akan menginputkan nomer rekening,

nama rekening, kelompok, jumlah saldo dan lainnya. Dan terakhir,

aktor akan mengklik tombol simpan agar data yang telah diinputkan

MastersAset

Keuangan System

Ph

as

e

Start

Namasaset,shargas aset,stanggalsbeli

Pilihsjenissaset

Mengisisstatuss=s ‘Tanpasaktiva’

Aset

Menyimpan


(41)

dapat tersimpan ke dalam tabel rekening. Untuk lebih jelasnya dapat

anda lihat pada gambar di bawah, gambar 3.3 Systems flows master

rekening.

Gambar 3 3 SystemsFlowMastersRekening.

B.3 SystemBFlowBPerbaikanB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses

dimasukkannya data kejadian realtime perbaikan aset ke dalam basis

data melalui sistem. Proses ini dimulai dengan aplikasi mengambil data tanggal sistem saat ini secara otomatis dan menampilkannya di dalam

forminputan. Aktor akan mengubah tanggal sesuai kejadian bila tidak sesuai dengan tanggal saat ini. Kemudian aktor (bag.mekanik) akan memilih aset mana yang sedang mengalami perbaikan dari daftar aset yang disaring oleh sistem masih dalam status baik. Setelah itu aktor akan memilih keterangan kejadian yang dialami aset, perbaikan atau

MastersRekening

Keuangan System

Ph

as

e

Start

Nomersrekening,s namasrekening,s kelompok,sjumlahs

saldo

Simpan Rekening


(42)

breakdown. Kemudian aktor akan mengklik tombol simpan agar data

yang telah diinputkan dapat tersimpan ke dalam tabel perbaikan.

Apabila proses perbaikan telah selesai dilakukan, maka pihak aktor akan kembali mengakses halaman perbaikan untuk mengembalikan keterangan aset menjadi baik. Pertama aktor akan diminta untuk memilih aset mana yang sudah selesai diperbaiki dari data yang telah disaring sistem berdasarkan status aset tidak sama dengan baik. Kemudian aktor akan diminta untuk mengisi jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses perbaikan aset tersebut. Dan terakhir aktor

mengklik update, otomatis keterangan aset akan berubah menjadi baik

dan data yang telah dimasukkan tadi akan disimpan ke dalam tabel perbaikan. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat pada gambar di bawah,


(43)

Gambar 3 4 SystemsFlow Perbaikan.

B.4 SystemBFlowBAktivaB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses dimasukkannya data aktiva kedalam basis data melalui sistem. Proses ini dimulai dengan aplikasi mengambil data aset yang masih belum mempunyai nilai aktiva. Kemudian aktor (bag.keuangan) akan

memillih aset yang akan diinputkan data aktivanya. Kemudian aktor

akan memilih rekening dari tabel rekening yang akan digunakan pada

Perbaikan

Mekanik System

Ph

as

e

Start

PilihsAsetsyangsakans mengalamis

perbaikan

Ambilsdatasasets dengans

Statuss=s‘Baik’ Aset

Pilihsketerangans kejadian

Status

Perbaikan

Isisjumlahsbiayas perbaikan

Simpan Inputstanggalsselesai

Update

End UbahsStatuss=s

“Baik” Inputstanggals

perbaikan

PilihsAsetsyangsakans mengalamis

perbaikan

Ambilsdatasasets dengans Statuss!=s‘Baik’


(44)

aktiva tersebut. Selanjutnya aktor akan memilih jenis aktiva dari tabel

jenis. Kemudian aktor akan menginputkan informasi lainnya seperti

persen susut aktiva, prediksi usia dan lainnya. Dan terakhir aktor akan

mengklik tombol simpan agar data yang telah diinputkan dapat

tersimpan ke dalam tabel aktiva. Bersamaan dengan hal tersebut sistem akan menghitung nilai residu dan usia aktiva aset dan menyimpannya

bersamaan dengan inputan aktiva. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat

pada gambar di bawah, gambar 3.5 Systemsflowsaktiva.

Gambar 3 5 SystemsFlow Aktiva.

InputsDatasAktiva

Keuangan System

Ph

as

e

Rekening

Start

Aktiva PilihsAsetsyangsingins

disinputkansAktiva

Ambilsdatasasets yangsbelums

memilikisnilaisaktiva Aset

PilihsRekeningsuntuks Aktivasasetstersebut

Ambilsdatasrekening

PilihsJenissBiaya

Inputspersenssusuts dansusia

Simpan HitungsNilaisResidus

danssisasusia

End


(45)

B.5 SystemBFlowBTransaksiBJurnalB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses transaksi jurnal melalui sistem. Proses ini dimulai dengan aktor

(bag.keuangan) akan menginputkan periode yang ingin diproses

transaksi jurnalnya. Kemudian aktor akan mengklik proses. Setelah itu sistem akan mengambil data dari tabel transaksi aktiva yang sesuai

dengan inputan periode dari aktor. Apabila data yang diinginkan sudah

ada, maka sistem akan langsung menampilkan data tersebut ke halaman. Namun, bila data yang dimasukkan tidak ada dalam tabel, maka sistem akan mengambil data tanggal beli aset pada tabel aset yang statusnya tidak sama dengan tanpa aktiva. Aset akan dicek satu persatu oleh sistem, manakah aset yang memiliki tanggal beli kurang dari sama

dengan inputan periode oleh aktor. Apabila sesuai dengan kriteria

tersebut sistem selanjutnya akan mengambil nilai residu aset tersebut dari tebel aktiva. Kemudian akan dihitung akumulasi susut, nilai buku

dan harga pokok dari aset tersebut dan diupdate ke dalam tabel aktiva

dan transaksi aktiva. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat pada gambar


(46)

Gambar 3 6 SystemsFlow Transaksi Jurnal.

B.6 SystemBFlowBAvailabilityBdanBseliabilityB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses transaksi jurnal melalui sistem. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah.

TransaksisJurnal

Keuangan System

Ph

as

e

Start

InputsPeriode

Ambilsdatastransaksis sesuaisdengans

periodesyangs diinputkan

TransaksisAktiva

End Ada

TampilkansDatas

TransaksisJurnal Ya

Ambilstanggalsbelis yangsstatuss!=s “TanpasAktiva”

Tidak

Aset

Tanggalsbelis <=periode

Ambilsnilaisresidus dansmemprosess akumulasissusut,s nilaisbukusdanshargas

pokok

Aktiva Ya

Simpan Tidak

Habis?

Ya

PengurangansSaldo Rekening Tidak


(47)

Gambar 3 7 SystemsFlowsAvailabilitysdan Reliabilitys

Proses ini dimulai dengan aktor (bag.mekanik) akan menginputkan periode yang ingin diproses perhitungan nilai

HitungsnilaisAvailability,sReability

Mekanik System Manajer

Ph

as

e

Start

InputsPeriode

Ambilsdatasaset Aset

Simpan Habis?

Ya Ambilswaktus

perbaikanssesuais

aset Perbaikan

Kinerjasmesin

HitungsAvailabilitys dansreability

Tidak CeksPeriode

Sudahsada?

Tidak

Ya AmbilsData

Cetak LaporansKinerjas

Mesin

End

LaporansKinerjas Mesin


(48)

availabilitysdan reliabilitynya. Kemudian aktor akan mengklik proses. Setelah itu sistem akan mengambil data dari tabel kinerja mesin yang

sesuai dengan inputan periode dari aktor. Apabila data yang diinginkan

sudah ada, maka sistem akan langsung menampilkan data tersebut ke halaman dari data yang diambil dari tabel kinerja mesin. Namun, bila data yang dimasukkan tidak ada dalam tabel, maka sistem akan mengambil data id aset pada tabel aset. Kemudian dari id aset yang telah diambil akan dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan data waktu perbaikan dalam tabel perbaikan sesuai dengan aset yang telah dipilih.

Kemudian dari data perbaikan tersebut akan dihitung nilai availabilitys

dan reliabilitynya. Kemudian hasil perhitungan akan disimpan. Dan terakhir sistem akan mengecek apakah data masih ada atau sudah habis. Apabila data sudah habis maka proses akan menampilkan semua data yang telah dihitung. Namun, apabila data tersebut belum habis maka proses akan kembali kepada bagian pengecekan dan pengambilan data

aset. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat pada gambar 3.7 Systemsflows

hitung nilai availabilitysdan reliability di atas.

B.7 SystemBFlowBEvaluasiBAsetB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses penilaian aset berdasarkan nilai ekonomi dan kinerjanya. Proses ini bertujuan untuk menampilkan aset-aset yang dianggap tidak memenuhi standar perusahaan. Proses ini diawali dengan bagian manjer mengisi

periode yang ingin ditampilkan pada halaman. Dari inputan tersebut


(49)

aset tersebut masih layak atau tidak. Dalam hal ini akan ditentukan dengan dua penilaian. Yang pertama dinilai berdasarkan nilai ekonominya. Sistem akan mengambil data dari tabel aktiva dan transaksi aktiva dari setiap aset yang ada. Kemudian dinilai apakah masih layak atau tidak. Apabila aset dianggap tidak layak maka akan ditampilkan ke halaman berdasarkan kriteria penilaian secara ekonomis, bila layak maka sistem akan melanjutkan ke data aset

berikutnya. Kedua sistem akan menilai dari kinerja aset. Dari inputan

awal sistem akan mengambil data dari tabel kinerja mesin. Sistem akan

mengambil data kinerja, seperti nilai availabilitys dan reliability.

Kemudian akan diukur dengan standar perusahaan, apakah masih digolongkan layak atau tidak. Apabila digolongkan tidak layak maka akan ditampilkan ke halaman. Apbila data dianggap layak maka sistem akan mengambil data berikutnya untuk dinilai kelayakannya. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat pada gambar di bawah, gambar 3.8


(50)

Gambar 3 8 SystemsFlow Evaluasi Aset.

B.8 SystemBFlowBExport to Ms.ExcelB

Systems flows ini menggambarkan tentang alur suatu proses diexportssuatu data dari tabel aktiva basis data ke microssoftsexcelsyang digunakan untuk laporan bulanan pihak keuangan. Proses ini dimulai dari aktor (bag. keuangan) memilih aktiva mana yang ingin dijadikan

excel. Dari data aktiva yang diambil, sistem selanjutnya akan mengambil transaksi aktiva yang ada untuk aset yang dipilih

EvaluasisAset

Manajer System

Ph

as

e

Start

InputsPeriode Ambilsdata

Aktiva

End Tampilkansdatas

Evaluasi

Transaksi_aktiva

Perhitungans kesesuaiaansdengans

standartsbenevits ekonomi

Diatassstandart?

Ambilsdata Kinerja_mesin

Perhitungans kesesuaiaansdengans

standartsKinerjas mesin Diatassstandart?

AktivasMasihs DalamsKondisis

baik Ya

Ambilsdata

Tidak Tidak Evaluasiskekurangans

danskecendrungans kerusakan


(51)

sebelumnya. Setelah semua data dikumpulkan dalam tabel. Selanjutnya

sistem akan mulai mengekspor tabel kedalam excel.s Untuk lebih

jelasnya dapat anda lihat pada gambar di bawah, gambar 3.9 Systems

flowsexportstosexcelsdi bawah.s

Gambar 3 9 SystemsFlowsExportstosExcels

C. Context

Contextsdiagram dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pembaca

mengerti tentang alur sistem yang ingin dibangun secara menyeluruh. Contexts

diagram dibuat berdasarkan proses analisis yang sudah dilakukan oleh

penulis sesuai dengan surveyssoftwaresrequirement. Contextsdiagramspada

EksportsExcel

Keuangan System Manajer

Ph

as

e

Start

PilihsAktiva Pilihsaktiva Aktiva

End

EksportsExcel

ExcelsAktiva

Ambilsdata Transaksi_Aktiva

ExcelsAktiva

ExcelsAktiva

Cetak EksportsExcel


(52)

kasus ini memiliki tiga bagian Softwares Requirement. Diantaranya, perhitungan nilai kinerja aset, pencatatan nilai aktiva berserta perhitungan nilai aktivanya dan evaluasi kinerja berdasarkan dua data sebelumnya. Dalam

penggunaanya aplikasi ini ditujukan untuk tiga user. Yaitu, bagian keuangan,

bagian mekanik dan manajerial. Masing-masing user akan menjalankan

fungsi yang berbeda. Bagian keuangan users akan fokus pada proses

perhitungan nilai aktiva suatu mesin. Data mesin yang telah dimasukkan nantinya akan diberikan nilai aktiva. Kemudian proses tersebut akan menghitung nilai aktiva suatu mesin secara berkala. Pada bagian mekanik

usersakan fokus pada proses perhitungan kinerja suatu mesin. Mulai dari awal mesin tersebut mengalami kerusakan, hingga proses perbaikan sampai

selesai. Usersterakhir adalah bagian manajerial

Gambar 3 10 ContextsDiagram.

id rekening Periode

Laporan kinerja mesin Laporan Nilai Aktiva Data Perbaikan Mesin

Data Kehadiran Mesin Data Keandalan Mesin

Excel Aktiva Mesin

Biaya Perbaikan Mesin id aset

0

Evaluasi Mesin HMC

+

Keuangan


(53)

Pada bagian keuangan, usersditujukan untuk pengisian nilai yang berkaitan dengan nilai ekonomis suatu aset. Nilai aset tersebut akan dihitung berdasarkan rumus perhitungan nilai aktiva. Hasil perhitungan tersebut akan dijadikan acuan nilai pada pengevaluasian kinerja mesin berdasarkan nilai

ekonomisnya. Berbeda dengan bagian keuangan, pada bagian mekanik users

akan memberikan inputan berupa data kejadian mesin yang terjadi

dilapangan. lnputan tersebut berupa data kejadian perbaikan mesin yang

berupa tanggal kejadian, biaya dan tanggal selesai. Proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan MTBF MTTR. Dimana hasil perhitungan tersebut akan dijadikan acuan nilai pada pengevaluasian

kinerja mesin berdasarkan kinerja mesin. User ketiga adalah bagian

manajerial, dimana user tersebut akan menerima laporan dari nilai evaluasi

kinerja masing-masing mesin. Prosesnya adalah usersakan memilih mesin

mana yang akan dilihat dan pada periode berapa. Sistem akan menghitung dan mengumpulkan data nilai dari dua proses sebelumnya dan mengeluarkan nilai dari kedua perhitungan tersebut.

D. DFDBLevelB0BAplikasiBEvaluasiBMesinBHMCB

Pada proses ini digambarkan alur sistem yang menjabarkan isi dari

contextsdiagram diatas. Dalam proses ini akan ditunjukkan hubungan antara

ketiga softwaresrequirementsyang telah disebutkan di atas. Ketiga softwares

requirementsdiatas akan dijadikan sebagai proses utama dari aplikasi evaluasi mesin HMC. Dimana pada gambar 3.11 di bawah akan ditunjukkan bagaimana ketiga proses utama tersebut dapat melakukan interaksi dengan ketiga entitas yang ada.


(54)

Pada proses DFD Level 0 Evaluasi Mesin HMC digambarkan secara lebih detil bagaiman relasi antar masing-masing proses utama ataupun dengan

entitas. Bagaimana data mengalir dari satu entitas, proses atau datebase.

Gambar 3 11 DFD Level 0 Aplikasi Evaluasi Mesin HMC

Pada gambar 3.11 di atas ditunjukkan proses pertama dari proses utama

adalah pada bagian perhitungan nilai aktiva. Pada proses itu userskeuangan

memasukkan beberapa inputan. Diantaranya id aset, id rekening dan periode.

Kemudian user akan mendapatkan masukan dari sistem berupa dokumen

Data Kinerja

Data transaksi Data Aktiva

Periode Data evaluasi [Laporan kinerja mesin]

[Laporan Nilai Aktiva] [Data Rekening]

[Periode]

Nilai Ketersediaan dan Keandalan [Data Aset]

[Data Perbaikan Mesin] [Biaya Perbaikan Mesin]

[Excel Aktiva Mesin]

[Data Kehadiran Mesin] [Data Keandalan Mesin]

Waktu dan jumlah kejadian Pengurangan Saldo

data aset Total Nilai Susut Data Aktiva Data Aktiva Keuangan Mekanik Manajer 1 Aset 2 Aktiva 1

Perhitungan Nilai Aktiva

+

3 Transaksi 4 Rekening

2

Perhitungan Ketersediaan dan Keandalan Mesin + 5 Perbaikan 15 Kinerja 3 Evaluasi Aset +


(55)

aktiva mesin dalam bentuk Ms.Excel. Sistem dari proses perhitungan nilai

aktiva akan mengambil data dari datebase. Data tersebut diantara lain adalah

data aset, data rekening dan data aktiva. Dan sistem akan menyimpan inputan

beberapa data kedalam datebase. Data tersebut diantaranya adalah

pengurangan saldo, data aktiva dan total nilai susut. Untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada penjelasan DFD Level 1 proses perhitungan nilai aktiva.

Proses yang kedua pada DFD Level 0 Aplikasi Evalusi Mesin HMC

adalah proses terjadinya perhitungan kinerja mesin HMC. Dalam gambar do

lapmiran 4 ditunjukkan bahwa sistem menerima masukan dari usersmekanik

dan dari beberapa tabel. Data masukan tersebut antara lain adalah data perbaikan mesin, biaya perbaikan mesin, nilai ketersediaan dan keandalan dan yang terakhir adalah waktu dan jumlah kejadian. Pada gambar juga

terlihat sistem memberikan output kepada user mekanik dan kepada beberapa

tabel. Data output tersebut antara lain adalah data kehadiran mesin, data

keandalan mesin dan yang terakhir adalah nilai ketersediaan dan keandalan kinerja mesin. Untuk mengetahui proses yang lebih detil pada proses

perhitungan nilai kinerja mesin dapat dilihat pada proses DFD Level 1 proses

perhitungan nilai kinerja mesin.

Pada proses yang terakhir digambarkan adalah proses evaluasi kinerja

mesin HMC. Dalam proses tersebut digambarkan users manajer yang

melakukan interaksi dengan sistem. Dimana sistem menerima masukan dari

usersmanajer dan dari tabel. Masukan tersebut diantara lain adalah data aktiva, data detil aktiva, biaya perbaikan, data kinerja mesin dan periode.


(56)

Output tersebut diantaraa lain adalah laporan nilai aktiva mesin dan laporan kinerja mesin. Untuk lebih detilnya pada proses ini dapat dilihat pada DFD

Level 1 evaluasi kinerja mesin HMC.

E. DFDBLevelB1BProsesBPerhitunganBNilaiBAktivaB

Proses ini menggambarkan secara detil bagaimana satu diantara tiga proses utama berjalan. Proses dari gambar 3.12 di bawah menggambarkan proses perhitungan nilai aktiva. Pada gambar terlihat bahwa proses ini akan dijabarkan menjadi 3 sub-proses sehingga dapat menggambarkan secara lebih

detil langkah proses berjalannya DFD Level 1 Proses perhitungan nilai aktiva.

Gambar 3 12 DFD Level 1 Perhitungan Nilai Aktiva

Data Aktiva [Laporan Nilai Aktiva]

Data Transaksi

Data transaksi Tanggal Beli [Data Aset]

data rekening

Data aset [Data Rekening]

[Periode]

[Excel Aktiva Mesin]

nilai aktiva

Nilai Susut

[Data Aktiva] [Total Nilai Susut]

[Pengurangan Saldo]

[Data Aktiva]

2 Aktiva 3 Transaksi

4 Rekening 1.1

Input Aktiva +

Keuangan

1.2

Transaksi jurnal aktiva

+

1 Aset

1.3

Cetak Excel + Manajer


(57)

Pada gambar 3.12 di atas terlihat bahwa terdapat 3 proses yang ada pada DFD Level 1 proses perhitungan nilai aktiva. Yang terdiri dari proses input

aktiva, proses transaksi jurnal aktiva dan terakhir proses cetak ke Ms,Excel.

Proses dimulai dari user memasukkan data id rekening dan id aset ke

dalam proses input aktiva. Selanjutnya proses input aktiva menerima inputan

dari beberapa tabel. lnputan tersebut antara lain adalah data aset, data

rekening dan data jenis. Setelah menerima beberapa inputan, proses input

aktiva memberikan output ke tabel aktiva berupa data aktiva.

Pada proses selanjutnya dimulai dari user keuangan yang memberikan

input berupa periode kepada proses transaksi jurnal aktiva. Data periode itu dibaca dari tabel aktiva dan menjadikan acuan data yang akan diambil pada tabel aktiva. Kemudian sistem akan melakukan proses perhitungan nilai

aktiva berdasarkan usia mesin. Hal ini akan memberikan nilai output dari

proses kebeberapa tabel. Nilai tersebut antara lain adalah nilai aktiva(baru), pengurangan saldo pada rekening dan menyimpan nilai total susut.

Pada proses ketiga melanjutkan dari proses kedua, dengan alur proses

yang menapilkan data berdasarkan inputan periode oleh user ke sistem, dalam

proses ketiga, data yang sudah dihitung sebelumnya akan langsung diekspor ke Ms.Excel dan dijadikan sebuah output kepada usersberupa data aktiva mesin.

F. DFDBLevelB1BProsesBPerhitunganBKetersediaanBdanBKinerjaBMesinBHMCB

Proses berikut ini menggambarkan tentang proses perhitungan ketersediaan dan keandalan mesin HMC. Pada gambar 3.13 di bawah akan


(58)

ketersediaan dan keandalan mesin HMC secara lebih detil dari proses contexts

sebelumnya. Proses ini adalah salah satu dari tiga proses utama sistem.

Gambar 3 13 Proses Perhitungan Ketersediaan dan Keandalan Mesin HMC Dari gambar 3.13 di atas terlihat bahwa proses terbagi menjadi empat

bagian. Pada proses pertama terlihat mekanik melakukan input kedalam

sistem berupa periode yang diambil dari tabel kinerja mesin yang berfungsi untuk mengecek status dari perhitungan kinerja mesin. Dari pengambilan data tersebut akan terlihat, apakah data sudah pernah dihitung sebelumnya atau belum. Apabila data sudah pernah dihitung maka sistem akan langsung menampilkan data yang ada. Apabila data kinerja belum ada, maka sistem akan langsung mengambil data dari setiap aset yang ada. Kemudian sistem juga mengambil daya dari tabel perbaikan dengan berdasarkan pada masing-masing data perbaikan yang sesuai dengan data aset. Kemudian sistem akan melakukan perhitungan ketersediaan dan keandalan mesin HMC. Terakhir

Data Aset

[Laporan kinerja mesin] id_aset

Nilai ketersediaan dan keandalan

[Data Keandalan Mesin] [Data Kehadiran Mesin] [Nilai Ketersediaan dan Keandalan]

[Waktu dan jumlah kejadian] [data aset]

waktu dan biaya

[Data Perbaikan Mesin] [Biaya Perbaikan Mesin]

Mekanik

1 Aset

5 Perbaikan

2.1

Input Data Perbaikan

+

2.2 Hitung Nilai Ketersediaan dan

Keandalan

15 Kinerja

2.3

Cetak Hasil Perhitungan


(59)

sistem akan melakukan proses pencetakan hasil perhitungan ketersediaan dan keandalan mesin HMC tersebut.

G. DFDBLevelB1BProesBEvaluasiBKinerjaBMesinBHMCB

Gambar 3 14 Proses Evaluasi Kinerja Mesin HMC

Dari gambar 3.14 di atas dapat kita lihat terdapat dua proses yang

berbeda yang terjadi pada level tersebut. Proses yang pertama yaitu menyusun

atau membuat laporan berdasarkan segi perhitungan ekonomis mesin HMC. Proses tersebut diambil dari perhitungan nilai aktiva dan biaya perbaikan yang pernah dialami. Bila biaya yang dialami terlalu besar dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang singkat, maka dapat dikategorikan mesin tersebut dapat merugikan perusahaan.

Pada proses yang kedua pada gambar di atas merupakan proses

penilaian mesin HMC secara availabilitysdan reliability. Dari kedua nilai

tersebut dapat kita ambil kesimpulan tentang kondisi kinerja mesin, apakah mesin masih bekerja secara produktif atau tidak. Nilai tersebut diambil dari

Data Evaluasi Data Evaluasi

[Data Kinerja] [Data transaksi] [Data Aktiva]

[Data evaluasi]

[Periode] Manajer

2 Aktiva

3 Transaksi

15 Kinerja

3.1 Ambil data sesuai periode

3.2 Perbandingan

dengan standart

3.3 Tampilkan hasil evaluasi


(60)

perhitungan seberapa lama waktu mesin tersebut bekerja dan seberapa lama waktu mesin tersebut mengalami kerusakan. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai ketersediaan mesin HMC, apakah mesin tersebut tingkat kehadirannya tinggi atau rendah. Kemudian nilai keandalan mesin dapat dihitung melalui data banyaknya perbaikan dan lamanya waktu mengalami perbaikan dibanding dengan lamanya waktu kerja mesin. Bila mesin sering mengalami kerusakan maka tingkat keandalan mesin akan terlihat jelek pada hasil perhitungan nilai keandalannya.

3.2.2BBDesainBBasisBDataB

Setelah melalui langkah desain proses yang dimulai dari menentukan Users

Requirementsdan SoftwaresRequirementsaplikasinya. Setelah itu menggambarkan

DocumentsFlow dari sistem yang akan dibuat nantinya dan menjadi SystemsFlow.

Dari gambaran SystemsFlow kemudian dijadikan acuan untuk membuat Context dan

DFD Level 0 & DFD Level 1 sebagai alur sistem secara keseluruhan.

Langkah selanjutnya setelah desain proses adalah merancang skema dari

datebase yang akan digunakan pada aplikasi. Mendesain datebase dimulai dari

pembuatan EntitysRelationship (ER) diagram. Gunanya adalah untuk memetakan

hubungan antar entitas yang akan digunakan pada prooses yang ada di aplikasi. Dari ER kita kemudian dapat merancang model data konseptual atau yang lebih dikenal

dengan ConceptualsDatasModel (CDM). CDM digunakan untuk menggambarkan

alur data dari masing-masing hubungan antar entitas. Dari CDM maka akan

dihasilkan model data fisikal atau yang lebih dikenal dengan PhysicalsDatasModels

(PDM). PDM adalah hasil normalisasi dari CDM dan model data yang digunakan dalam aplikasi


(61)

A. Entity selationship DiagramB(ERD)B

Entitys Relationships Diagram adalah gambar pemetaan relasi antar entitas yang digunakan dalam sistem yang dibangun. Dalam ERD akan terlihat bagaimana kebutuhan antar kedua entitas atau lebih yang saling terhubung. Dalam ERD juga akan terlihat apakah sebuah entitas tersebut

bersifat many atau singelskepada entitas lainnya yang berhubungan dengan

entitas tersebut dan begitu sebaliknya. Dari hal tersebut dapat terlihat apakah dari sebuah relasi antar dua entitas dapat memunculkan entitas baru berupa detil. Pada umumnya kejadian ini terjadi apabila kedua entitas memiliki relasi

yang manystosmany.s

Gambar 3 15 Desain Model ERD

perbaikan

id_perbaikan tanggal_mulai tanggal_ selesai Aset harga_aset nama_aset id_aset Aktiva id_aktiva sisa_usia nilai_buku Rekening no_rekening nama_ rekening tahun tanggal_beli status saldo Memiliki Menggunakan 0..1 1..1 1..1 0..n Menjalani 0..1 1..n Harga_setelah _tafsir akumulasis _susut nilai_susut Transaksi nilai_buku Kode_bukti Kinerja id_kinerja Reability Availability Mengalami 0..1 1..n Periode Tanggal_ bukti Nomer_bukti Tanggal_ posting Nomer_ posting Uraian jumlah_ waktu jumlah_biaya menghasilkan 1..1 0..n Periode_ kinerja Total_Waktu

_up Total_Waktu_down

MTTR MTBF

Keterangan

Nilai_buku_

wajar Usia

Update_ts akumulasi_susut

mempunyai 1..n


(62)

Terlihat pada gambar 3.15 di atas terdapat enam entitas yang dipetakan. Diantaranya adalah Aset, Kinerja, Aktiva, Rekening, Perbaikan dan Transaksi. Tergambar di bawah bahwa entitas aset memiliki relasi dengan

entitas aktiva dan relasi tersebut bersifat onestosone. Relasi selanjutnya adalah

relasi antara entitas aset dengan entitas perbaikan yang bersifat onestosmany.

Kemudian ada relasi antara entitas aktiva dengan entitas rekening yang

bersifat onestosmany. Relasi selanjutnya adalah relasi antara entitas aktiva

dengan entitas transaksi yang bersifat ones tos many. Terakhir adalah relasi

antara entitas perbaikan dengan entitas kinerja yang bersifat onestosmany.s

B. NormalisasiB

Menurut (Connoly, 2010) normalisasi merupakan suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan hubungan dengan properti yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data terhadap suatu perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah sebagai berikut :

1. Meminimalkan jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan data dari suatu perusahaan.

2. Untuk memperoleh atribut yang bersifat functional dependencies.

3. Untuk menghilangkan data yang bersifat redundancy pada tiap atribut.

B.1BB TabelBAsetB(Unnormal)B

Pada tabel 3.6 di bawah ditampilkan sebuah tabel yang masih belum normal yang akan digunakan dalam aplikasi evaluasi kinerja mesin HMC.

Tabel unnormalstersebut berisikan varible yang digunakan untuk aplikasi


(1)

penilaian kelayakan tersebut adalah masih layak, perlu pertimbangan dan sudah tidak layak. Kategori masih layak adalah kondisi nilai availability dan reliability di atas standar yaitu di atas 90%. Kemudian kategori perlu pertimbangan adalah dimana salah satu kondisi nilai availability atau reliability di bawah standar. Kategori tidak layak adalah kondisi nilai availability dan reliability berada di bawah standar yang ada.

Gambar 4 18 Halaman Dashboard


(2)

Gambar 4 20 Halaman Dashboard Detil

Tabel 4 3 Tabel Uji Dashboard

Fungsio

nalitasB HalamanBujiB MelakukanBCaraB PengujianB HasilByangB diharapkanB RealisasiB Pencatat an perbaika n dan perhitun gan nilai kinerja

Perbaikan Input data tanggal tidak boleh di bawah tanggal beli mesin. Muncul alert apabila tanggal yang dimasukkan sebelum tanggal beli. Sukses Input data tanggal tidak boleh di bawah dari tanggal perbaikan sebelumnya. Muncul alert apabila tanggal yang dimasukkan sebelum tanggal perbaikan sebelumnya . Sukses


(3)

Fungsio

nalitasB HalamanBujiB MelakukanBCaraB PengujianB

HasilByangB

diharapkanB RealisasiB Membandingkan

hasil

perhitungan kinerja secara manual dengan aplikasi.

Hasil perhitungan kinerja sama.

Sukses

4.3.2BPembahasanBHasilBUjiBCobaB

Proses pelaporan yang ada pada PT BJTI saat ini dinilai penulis masih ada beberapa hal yang masih kurang. Seperti pada pelaporan aktiva dan pelaporan kinerja mesin. Oleh sebab itu penulis mempunyai pemikiran awal untuk memulai penelitian yang akhirnya menghasilkan aplikasi evaluasi kinerja mesin.

Kesulitan dalam berkomunikasi antar pihak mekanik dengan pihak manajerial yang disebabkan oleh tidak adanya proses perhitungan kondisi mesin. Pada permasalahan sebelumnya pihak perusahaan hanya pasrah kepada pihak mekanik untuk urusan mesin. Oleh sebab itu pada saat pihak mekanik menyarankan bahwa mesin tersebut sudah tidak layak, pihak perusahaan hanya bisa menyetujui. Hal tersebut dapat menimbulkan kurangnya rasa kepercayaan antara atasan dan pekerja. Dengan adanya aplikasi evaluasi kinerja mesin, pihak mekanik akan lebih tegas dalam memberikan informsai kepada pihak manajerial. Sehingga apabila ada mesin yang kondisinya memang sudah tidak layak akan terlihat dari laporan dan evaluasi yang diberikan oleh aplikasi. Laporan yang dapat diberikan berupa kondisi mesin saat ini dan beberapa informasi tentang biaya operasional mesin tersebut. Dengan adanya laporan seperti itu pihak manajerial akan dapat langsung memutuskan apakah mesin tersebut lebih baik diganti atau tetap digunakan untuk operasional.


(4)

BABBVB PENUVUPB

5.1 KesimpulanB

Berdasarkan pembahasan hasil uji coba dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Proses perhitungan nilai aktiva menjadi lebih cepat dari pada sebelumnya. 2. Pihak manajerial dapat mengetahui kondisi kelayakan mesin secara aktual. 3. Pihak manajerial mendapatkan pertimbangan kondisi kelayakan mesin dari

penilaian nilai kinerja mesin dan nilai keuangan mesin. 5.2 SaranB

Berikut adalah beberapa saran dari penulis yang dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian dikemudian hari, yaitu:

a. Aplikasi ini masih dapat dikembangkan pada bagian penginputan data secara realtime. Hal tersebut gunanya adalah untuk mencegah disaat user tidak benar-benar menginputkan data sesuai kejadian dan sebagainya. Penginputan data yang lebih real time dapat dilakukan dengan menambahkan sebuah alat atau hardware yang terhubung lewat jaringan wifi ke komputer yang terdapat aplikasi tersebut sebagai server, sehingga inputan data mulai kerja dan perbaikan akan terhitung secara real time oleh aplikasi. Alat tersebut memiliki fungsi untuk memberi trigger pada aplikasi untuk memulai perhitungan waktu kerja dan perbaikan, serta mengakhiri perhitungan waktu mulai kerja dan perbaikan.


(5)

b. Aplikasi dapat dikembangkan dengan menambahkan penjadwalan kerja mesin sehingga dapat menambahkan akurasi perhitungan penghasilan kerja mesin. Penghasilan kerja mesin didapatkan dari menghitung berapa banyak jadwal kerja mesin tersebut dikalikan dengan bayaran yang didapatkan. Hal tersebut akan memperlihatkan apakah mesin tersebut merugikan atau tidak dari perhitungan hasil pemasukan dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan. Dapat dilihat pada gambar Lampiran 1 apabila kita dapat memperhitungkan keuntungan kerja maka nilai keuntungan atau kerugianpun akan terhitung dengan jelas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Connoly, C. T. (2010). DatebasetSystemt:tAtPracticaltApproachttotDesign,t Implementation,tandtManagement,tFifthtEdition. Boston: Pearson Education.

Dhillon, B. (2006). Maintainability,tMaintenance,tandtReliabilitytfortEngineers. Boca raton: Taylor and Francis group.

Heller, E. (1971). ValuetManagementt:tValuetEngineeringtandtCosttReduction. addison wesley.

Hill, M. (1999). DictionarytoftScientifictandtTechnicaltTerms. McGraw Hill. Koleangan, D. (2008). ContainertSystemt:tSistemtPetikemas. Jakarta.

Kotler, P. (2000). MarketingtManagementt:tEdisitMilenium,tInternationalt Edition. New Jersey: Prentice Hall International.

Kramadibrata, S. (2001). PerencanaantPelabuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2007). PERATURANt MENTERItPERHUBUNGANtNOMORt:tKM.21tTAHUNt2007. MENTERI PERHUBUNGAN.

Salim, H. (1995). ManajementPelayarantNiagatdantPelabuhan. Jakarta: PT. Dunia Jaya.

Smith, D. (2001). Reliability,tMaintainability,tandtRiskt:tPracticaltMethodstfort EngineerstSixthtEdition. Oxford: Butterworth-heinemann.

Sutjipta, I. N. (2009). ManajementSumbertDayatManusia. Bali: Universitas Udayana(Diktat).