NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

(1)

฀3 ฀BSTR฀K

EFEKTIFIT฀S KOMBIN฀SI TER฀PI MUSIK D฀N TEKNIK REL฀KS฀SI N฀F฀S D฀L฀M TERH฀D฀P PENURUN฀N INTENSIT฀S NYERI

P฀D฀ P฀SIEN POST K฀TETERIS฀SI J฀NTUNG DI RSUP DR. S฀RDJITO YOGY฀K฀RT฀ Nanik Sri Khodriyati ¹,฀rlina Dewi²,฀zizah Khoiriyati³

฀Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ²˒³ Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Email : naniksri72@yahoo.com

Latar belakang: Penyakit Jantung Koroner dapat dikenali/didiagnosis dengan tindakan kateterisasi jantung. Tindakan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan/nyeri. Nyeri harus diberikan penatalaksanaan secara tepat, karena bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dapat diturunkan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik non farmakologi antara lain dengan terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam Musik dan relaksasi nafas dalam terbukti menunjukkan efek yaitu menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

Tujuan : Untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.

Metode:Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre - post test with control group design, dengan pendekatan consecutive sampling. Jumlah sampel 38 responden, terdiri dari 19 kelompok intervensi dengan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam dan 19 kelompok kontrol dengan terapi standar ruangan berupa teknik relaksasi nafas dalam. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), analisa data menggunakan uji

paired t- test, wilcoxon, independent sample t- test dan mann-whitney.

Hasil: Hasil uji statistik paired t- test, wilcoxon menunjukkan p value < 0.05 sehingga kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan vital sign pasien post kateterisasi jantung, kemudian hasil analisis perbedaan masing-masing variabel dengan uji independent sample t- test dan mann-whitney p value < 0.05 untuk nyeri, respirasi dan nadi, sedangkan untuk sistole, diastole p

value > 0.05 dan dilanjutkan uji mann-whitney tes untuk melihat perbandingan penurunan dua variabel dengan masing-masing p value > 0.05, kecuali nyeri p value < 0.05 dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan kestabilan vital sign, antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, tetapi untuk nyeri penurunannya signifikan.

Kesimpulan: Kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.

Kata Kunci: Kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam, nyeri post kateterisasi jantung.


(2)

฀4 ฀BSTR฀CT

EFFECTIVENESS OF COMBIN฀TION MUSIC THER฀PY ฀ND DEEP BRE฀THING REL฀X฀TION TECHNIQUE TOW฀RDS DECRE฀SING P฀IN

TO P฀TIENT WITH POST C฀RDI฀C C฀THETERIZ฀TION Nanik Sri Khodriyati ¹, ฀rlina Dewi², ฀zizah Khoiriyati³ ฀Student of Nursing Master, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ²˒³Lecture of Graduate Program, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Email: naniksri72@yahoo.com

Background: Coronary heart disease can be identified / diagnosed with cardiac catheterization action. This action can cause discomfort / pain. Pain management should be given appropriately, because free from pain is part of human rights. Pain can be derived using pharmacological and non-pharmacological techniques. Non-pharmacological techniques include therapy with a combination of music and deep breathing relaxation techniques, which proved to show the effect of releasing pain, decreasing blood pressure and heart rate.

Objective: To analyze the effectiveness of combination music therapy and deep breathing relaxation towards decreasing pain intensity to patients with post cardiac catheterization. Methods: Research design was quasi experiment with pre post test with control group using consecutive sampling approach. Total samples were 38 respondents, divided of 19 respondents in intervention groups with a combination of music therapy and deep breathing relaxation and 19 respondents in control group with therapy of standard room with deep breathing relaxation techniques. Pain assessment used Numeric Rating Scale (NRS), statistical test of data analysis used paired t test, wilcoxon, independent sample t-test and mann-whitney.

Results: Statistical test results of paired t test, wilcoxon showed value of p value < 0.05 so that the combination of music therapy and deep breathing relaxation technique can significantly decrease pain intensity and stabilize the vital signs to patients with post cardiac catheterization, then analyzed the differences of each variable and SOP hospital as a control with independent sample t-test and mann-whitney test. Results value of p value < 0.05 for pain, respiration and pulse where as for systole, diastole value of p value > 0.05 and continued to mann-whitney test to compare decreasing of two variables with each p value > 0.05, except pain value of p value < 0.05 was thus statistically there was no difference in stability of vital signs, between intervention group and control group, but decreasing pain was significant.

Conclusion: The combination of music therapy and deep-breathing relaxation technique is effective in decreasing pain to patients with post cardiac catheterization.

Keywords: Combination music therapy and deep-breathing relaxation technique, pain, post cardiac catheterization.


(3)

฀AMPIRAN 1

฀EMBAR PENJE฀ASAN KEPADA CA฀ON SUBJEK

Saya, Nanik Sri K Perawat RSUP Dr. Sardjito yang sedang menempuh pendidikan

S2 keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta akan melakukan

penelitian dengan judul :Efektifitas Kombinasi Terapi Musik dan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam

terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Post Kateterisasi Jantung

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis kombinasi terapi musik dengan teknik relaksasi nafas dalam dan protap

ruangan terhadap penurunan intensitas nyeri dan kestabilan

vital฀ sign

pada pasien

post kateterisasi jantung/

PTCA

.

1. Nyeri adalah : Perasaan dan pengalaman sensoris atau emosional yang tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, nyeri selalu bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda-beda pada setiap orang dalam hal skala atau intensitasnya.

2. Terapi musik adalah proses antara terapis musik dengan klien yang menggunakan musik untuk membantu dan mempertahankan kesehatan dari aspek fisik, emosional, mental, sosial, estetika dan spiritual, dengan irama dan kriteria tertentu (frekuensi 40-60Hz, tempo 60-80 Beat/menit).

3. Teknik Relaksasi Nafas Dalam adalah mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam , nafas lambat ( menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan sehingga menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan vital฀sign.


(4)

4. Vital฀sign

Suatu pengukuran yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan dengan menggunakan alat Sphygnomanometer digital dan jam tangan yang ada detiknya.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

1. Dalam penelitian ini bapak/ibu/sdr bebas memilih keikutsertaan dan tidak ada paksaan. 2. Bila bapak/ibu/sdr bersedia ikut, maka bebas untuk mengundurkan diri/ berubah

pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila bapak/ibu/sdr bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka akan

diminta menandatangani lembar persetujuan . Prosedur selanjutnya adalah:

1. Satu hari sebelum tindakan kateterisasi jantung peneliti akan memberikan penjelasan tujuan penelitian dan apabila setuju meminta persetujuan pada responden untuk tanda tangan dan memberitahukan bahwa setelah pasien dilakukan kateterisasi jantung peneliti akan melakukan pengukuran vital฀ sign dan wawancara serta observasi, diharapkan responden menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya untuk penilaian intensitas nyeri.

2. Setelah penilaian intensitas nyeri dari bapak/ibu/sdr dan ada keluhan minimal skala nyeri 2 , maka langkah selanjutnya akan dilakukan terapi sesuai yang ditentukan oleh peneliti (kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam /protap ruangan)selama 15 menit pada 2 jam dan 3 jam post kateterisasi jantung/PTCA.


(5)

3. Kemudian setelah dilakukan terapi bapak/ibu/sdr akan dilakukan pengukuran vital฀ sign dan wawancara serta observasi kembali tentang intensitas nyeri

C. Kewajiban subyek penelitian

Sebagai subyek penelitian, bapak/ibu/saudara berkewajiban mengikuti aturan

atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas, serta bertanya apabila belum

jelas.

D. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya

Kombinasi Terapi Musik dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam: tidak terdapat risiko dan efek samping yang membahayakan baik fisik maupun mental. Risiko fisik yang mungkin muncul bisa kelelahan, resiko psikologis bosan. Apabila saat terapi pasien merasa kelelahan ataupun bosan maka penanganannya adalah bisa menghentikan saat terapi dan dimulai lagi apabila pasien sudah siap.

E. Manfaat

1. Terapi Musik : untuk relaksasi dan mengurangi nyeri serta membuat tubuh menjadi nyaman.

2. Teknik Relaksasi Nafas Dalam: mengurangi nyeri serta membuat tubuh menjadi nyaman.

F. Kerahasiaan

1. Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti, asisten peneliti. 2. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek penelitian.

G. Kompensasi


(6)

H. Pembiayaan

Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti

I. Informasi Tambahan

Bapak/ ibu/ saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum

jelas, bisa secara langsung atau menghubungi No HP : Nanik Sri Khodriyati

( 081392309009), Reny ( 085743455838), juga dapat menanyakan tentang

penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran UGM (Telp. 9017225 dari lingkungan UGM atau 0274-7134955 ).


(7)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

:

Umur

:

Alamat

:

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan

resiko menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Kombinasi

Terapi Musik dan Teknik relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri pada Pasien Post kateterisasi Jantung di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta”..

Dengan ini saya menyatakan bersedia ikut terlibat sebagai responden , dengan catatan

bila nantinya merasa dirugikan dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan

persetujuan ini tanpa ada sanksi apapun. Saya percaya apa yang saya informasikan

dijamin kerahasiaannya.

Dengan demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Yogyakarta,

2016

Responden

(_________________)


(8)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENE฀ITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Reny Noorharyanti, S.Kep.Ns

Umur

: 26 Tahun

Alamat

: Jl. ฀angenarjan kulon 19, Panembahan, Kraton, Yogyakarta.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan

resiko dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Kombinasi Terapi Musik dan

Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien

Post Kateterisasi Jantung di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta”. Dengan ini saya

menyatakan bersedia ikut terlibat sebagai asisten penelitian, saya akan melaksanakan

dan mengikuti semua tata aturan yang sudah dibuat oleh peneliti, dan sanggup untuk

memperlakukan responden berdasarkan etik yang berlaku, serta selalu menjunjung

tinggi hak-hak responden.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara

sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Yogyakarta, Mei 2016

Asisten Peneliti

(Reny Noorharyanti, S.Kep.Ns)

฀AMPIRAN 4


(9)

Nama

: Nanik Sri Khodriyati

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 23 Juli 1970

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

No. Handphone

: +6281392309009

Alamat email

: naniksri72@yahoo.com

Alamat

: Kauman, Argomulyo, Cangkringan, Sleman,Yogyakarta

Pendidikan

:

1. SDN Bronggang 1983 2. SMPN Cangkringan 1986 3. SMAN Pakem 1989

4. Akper Dep.Kes RI Yogyakarta 1992 5. PSIK FK UGM 2004

6. Mahasiswa S2 keperawatan Medikal Bedah UMY 2014-Sekarang

7. Riwayat Pekerjaan : Perawat di RSUP Dr. Sardjito sejak tahun 1993 - Sekarang

฀AMPIRAN 5

PROSEDUR PEMBERIAN KOMBINASI TERAPI MUSIK

DAN TEKNIK RE฀AKSASI NAFAS DA฀AM

1. Musik yang digunakan adalah jenis musik instrumentalia , musik unsur suara alam dengan kriteria : frekuensi 40-60 Hz, tempo 60-80 Hz, non lirik.


(10)

2. Terapi musik yang dikombinasi dengan teknik relaksasi nafas dalam dilakukan di ruang ICCU, IMCC dan Anggrek 1 setelah pasien dilakukan tindakan kateterisasi jantung /฀PTCA.

3. Pelaksanaan terapi musik yang dikombinasi dengan teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi dilakukan 2 jam dan 3 jam setelah tindakan kateterisasi jantung / PTCA ,dimulai dengan pengukuran vital sign dan pengkajian nyeri 2 jam setelah tindakan kateterisasi jantung.

4. Responden mendengarkan musik melalui headphone dari MP3 , dimulai sejak tombol play pada MP3 ditekan

5. Atur posisi pasien semi fowler atau duduk dalam keadaan rileks (tenang),

sambil mendengarkan musik, anjurkan pasien melakukan nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung. Tarik nafas selama 3 detik (3 hitungan), rasakan abdomen mengembang saat menarik nafas. Tahan nafas selama 3 detik (3 hitungan). Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut. Hembuskan nafas secara perlahan selama 6 detik (6 hitungan). Rasakan abdomen bergerak kebawah. ฀akukan selama 15 menit

6. Pengukuran vital sign dan pengkajian nyeri dilakukan 30 menit setelah terapi kombinasi yang kedua ( 3,5 jam post kateterisasi jantung/PTCA ).

7. Kemudian dilakukan pencatatan dan analisis tentang vital sign dan intensitas nyeri setelah dilakukan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam.

฀AMPIRAN 6

PROSEDUR PENGUKURAN SKA฀A NYERI (Brunner & Suddarth, 2009)

A.

TAHAP ORIENTASI

1

Memberikan salam/ menyapa pasien

2

Memperkenalkan diri

3

Menjelaskan tujuan prosedur

4

Menjelaskan langkah prosedur

5

Menanyakan kesiapan pasien

B

FASE KERJA

1

Mencuci tangan sebelum tindakan

2

Mengatur posisi pasien senyaman mungkin


(11)

4

Meminta pasien menyebutkan di rentang nyeri

5

Mencatat hasil pengukuran

6

Mencuci tangan

C

TAHAP TERMINASI

1

Melakukan evaluasi tindakan

2

Menyampaikan rencana tindak lanjut

3

Mengakhiri wawancara dengan baik

4

Mendokumentasikan

฀ampiran 7

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN DARAH (Brunner & Suddarth, 2009)

A. TAHAP ORIENTASI

1 Memberikan salam/ menyapa pasien 2 Memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien

B FASE KERJA

1 Mencuci tangan sebelum tindakan

2 Mengatur posisi pasien untuk pengukuran darah 3 Membuka lengan tempat manset akan dipasang 4 Meletakkan manset tepat 2 jari diatas arteri brankhialis

5 Palpasi arteri brankhialis dan menekan tombol on pada tensimeter digital ( menunggu sampai alat berhenti)

6 Melihat angka pada tensi digital

7 Mengatur kembali baju dan posisi pasien

8 Memberitahukan hasil pengukuran tekanan darah 9 Mencatat hasil pengukuran

10 Mencuci tangan

C TAHAP TERMINASI

1 Melakukan evaluasi tindakan 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mendokumentasikan

฀AMPIRAN 8

PROSEDUR PENGUKURAN FREKUENSI NADI (Brunner & Suddarth, 2009)

A. TAHAP ORIENTASI

1 Memberikan salam/ menyapa pasien 2 Memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien

B FASE KERJA

1 Mencuci tangan sebelum tindakan

2 Mengatur posisi pasien untuk pengukuran nadi 3 Membuka lengan tempat manset akan dipasang 4 Meletakkan manset tepat 2 jari diatas arteri brankhialis


(12)

sampai alat berhenti)

6 Melihat angka yang menunjukkan frekuensi nadi 7 Mengatur kembali baju dan posisi pasien 8 Memberitahukan hasil pengukuran tekanan nadi 9 Mencatat hasil pengukuran

10 Mencuci tangan C TAHAP TERMINASI 1 Melakukan evaluasi tindakan 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mengakhiri wawancara dengan baik 4 Mendokumentasikan

฀ampiran 9

PROSEDUR PENGUKURAN FREKUENSI PERNAFASAN

(Brunner &

Suddarth, 2009)

A.

TAHAP ORIENTASI

1

Memberikan salam/ menyapa pasien

2

Memperkenalkan diri

3

Menjelaskan tujuan prosedur

4

Menjelaskan langkah prosedur

5

Menanyakan kesiapan pasien

B

FASE KERJA

1

Mencuci tangan sebelum tindakan

2

Mengatur posisi pasien

3

Menghitung frekuensi dan irama pernafasan 1 menit

4

Mencatat hasil perhitungan

5

Mencuci tangan

C

TAHAP TERMINASI

1

Melakukan evaluasi tindakan

2

Menyampaikan rencana tindak lanjut

3

Mengakhiri wawancara dengan baik

4

Mendokumentasikan

฀AMPIRAN 10

FORMU฀IR ISIAN PENE฀ITIAN

KOMBINASI TERAPI MUSIK DAN TEKNIK RE฀AKSASI NAFAS DA฀AM PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG /PTCA

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

No Kode

1. Nomor Responden ( ) ( )

2. Tanggal Kateterisasi Jantung/PTCA ( ) ( )/ ( ) ( )/ ( ) ( ) 3. Nomer MR ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 4. Nama pasien : ( ) 5. Umur: (*) 1. 20-30 tahun

2. 31- 50 tahun

฀ORM INTERVENSI RUANG :


(13)

3. 51- 70 tahun 4. > 70 tahun 6. Jenis Kelamin(*) 1. ฀aki-laki

2. Perempuan 7. Pengalaman Kateterisasi Jantung(*) 1. Satu kali

2. Dua (2) kali atau lebih 8. Diagnosa Penyakit. Jantung

9. Tindakan 1. Kateterisasi 2. PTCA 10. Jam selesai kateterisasi jantung ( ) ( ), ( ) ( ) 11. ฀okasi Tindakan 1. Radial

2. Femoral 12. Pengukuran tanda-tanda vital ( 1 )

2 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)

T = / mmHg Nadi = x/menit R = x/menit 13. Penilaian Skala Nyeri ( 1 ) = 2 jam

post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)

①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩

14. Jam mulai kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam 2 jam post kateterisasi jantung ( selama 15 menit )

( ) ( ), ( ) ( )

15. Jam mulai kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam 3 jam post kateterisasi jantung ( selama 15 menit )

( ) ( ), ( ) ( )

16. Pengukuran tanda-tanda vital (2) =30 menit setelah intervensi kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam yang kedua

T = / mmHg, Nadi = x/menit R = x/menit 17. Penilaian Skala Nyeri ( 2 ) :

30 menit setelah intervensi kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam yang kedua

①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩

18. Observasi ekspresi wajah(*) 1. Tampak kesakitan 2. Tidak kesakitan (*)= dipilih dan ditulis pada kolom kode

Peneliti Asisten Peneliti

฀AMPIRAN 11

FORMU฀฀IR ISIAN PENE฀ITIAN

KOMBINASI TERAPI MUSIK DAN TEKNIK RE฀AKSASI NAFAS DA฀AM PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG /PTCA

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

No Kode

1 Nomor Responden ( ) ( )

2 Tanggal Kateterisasi Jantung/PTCA ( ) ( )/ ( ) ( )/ ( ) ( ) 3 Nomer MR ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

฀ORM KONTROL


(14)

4 Nama pasien : ( ) 5 Umur: (*) 1. 20-30 tahun

2. 31- 50 tahun 3. 51- 70 tahun 4. > 70 tahun 6 Jenis Kelamin(*) 1. ฀aki-laki

2. Perempuan 7 Pengalaman Kateterisasi Jantung(*) 1. Satu kali

2. Dua (2) kali atau lebih 8 Diagnosa Penyakit. Jantung

9 Tindakan 1. Kateterisasi 2. PTCA 10 Jam selesai Kateterisasi Jantung ( ) ( ), ( ) ( )

11 ฀okasi 1. Radial

2. Femoral 12 Pengukuran tanda-tanda vital ( 1 )

2 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)

T = / mmHg Nadi = x/menit R = x/menit 13 Pengukuran tanda-tanda vital (2) =

3,5 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)

T = / mmHg, Nadi = x/menit R = x/menit 14 Penilaian Skala Nyeri ( 1 ) = 2 jam

post kateterisasi jantung( di ruang rawat inap)

①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩

15 Penilaian Skala Nyeri ( 2 ) : 3 ,5 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)

①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩

16 Observasi ekspresi wajah(*) 1. Tampak kesakitan 2. Tidak kesakitan (*)= dipilih dan ditulis pada kolom kode

Peneliti ( ) Asisten Peneliti ( )

Normalitas

฀ests of Normality

฀erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nyeri pre terapi ฀erapi Musik & Protap .293 19 .000 .774 19 .000

Sesuai Protap .223 19 .014 .834 19 .004

Systole pre terapi ฀erapi Musik & Protap .171 19 .146 .916 19 .096

Sesuai Protap .188 19 .074 .933 19 .197


(15)

Sesuai Protap .186 19 .082 .942 19 .283

Nadi pre terapi ฀erapi Musik & Protap .132 19 .200* .945 19 .328

Sesuai Protap .200 19 .043 .893 19 .056

Respirasi pre terapi ฀erapi Musik & Protap .280 19 .000 .786 19 .001

Sesuai Protap .248 19 .003 .885 19 .027

a. Lilliefors Significance Correction

*. ฀his is a lower bound of the true significance.

฀ests of Normality

฀erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nyeri post terapi ฀erapi Musik & Protap .213 19 .023 .889 19 .031

Sesuai Protap .218 19 .018 .869 19 .014

Systole post terapi ฀erapi Musik & Protap .153 19 .200* .908 19 .067

Sesuai Protap .130 19 .200* .926 19 .146

Diastole post terapi ฀erapi Musik & Protap .105 19 .200* .955 19 .471

Sesuai Protap .151 19 .200* .920 19 .113

Nadi post terapi ฀erapi Musik & Protap .186 19 .083 .909 19 .071

Sesuai Protap .138 19 .200* .925 19 .141

Respirasi post terapi ฀erapi Musik & Protap .323 19 .000 .778 19 .001

Sesuai Protap .294 19 .000 .836 19 .004

a. Lilliefors Significance Correction

*. ฀his is a lower bound of the true significance. ฀ests of Normality

฀erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nyeri selisih ฀erapi Musik & Protap .293 19 .000 .777 19 .001


(16)

Systole selisih ฀erapi Musik & Protap .185 19 .088 .851 19 .007

Sesuai Protap .206 19 .032 .824 19 .003

Diastole selisih ฀erapi Musik & Protap .316 19 .000 .722 19 .000

Sesuai Protap .261 19 .001 .810 19 .002

Nadi selisih ฀erapi Musik & Protap .185 19 .085 .887 19 .029

Sesuai Protap .197 19 .050 .775 19 .001

Respirasi selisih ฀erapi Musik & Protap .253 19 .002 .860 19 .010

Sesuai Protap .259 19 .002 .798 19 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Group Statistics

฀erapi musik/Relaksasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Usia1 ฀erapi Musik & Protap 19 55.26 11.040 2.533

Sesuai Protap 19 55.37 10.123 2.322

Independent Samples ฀est Levene's ฀est

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error


(17)

Usia1 Equal variances assumed

.417 .522 -.031 36 .976 -.105 3.436 -7.074 6.864

Equal variances not assumed

-.031 35.733 .976 -.105 3.436 -7.076 6.865

Jenis Kelamin * ฀erapi musik/Relaksasi Crosstabulation

฀erapi musik/Relaksasi ฀otal ฀erapi Musik &

Protap Sesuai Protap

Jenis Kelamin Laki-laki Count 12 14 26

% within ฀erapi musik/Relaksasi

63.2% 73.7% 68.4%

Perempuan Count 7 5 12

% within ฀erapi musik/Relaksasi

36.8% 26.3% 31.6%

฀otal Count 19 19 38

% within ฀erapi musik/Relaksasi


(18)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .487a 1 .485

Continuity Correctionb .122 1 .727

Likelihood Ratio .489 1 .484

Fisher's Exact ฀est .728 .364

Linear-by-Linear Association .474 1 .491

N of Valid Cases 38


(19)

b. Computed only for a 2x2 table

฀erapi musik/Relaksasi ฀otal ฀erapi Musik &

Protap Sesuai Protap

Pengalaman Catheter Satu kali Count 16 15 31

% within ฀erapi musik/Relaksasi

84.2% 78.9% 81.6%


(20)

% within ฀erapi musik/Relaksasi

15.8% 21.1% 18.4%

฀otal Count 19 19 38

% within ฀erapi musik/Relaksasi

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)


(21)

Pearson Chi-Square .175a 1 .676

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact ฀est 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .171 1 .680

N of Valid Cases 38

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 3.50. b. Computed only for a 2x2 table

Usia50 * Nyeriselkat Crosstabulation

Nyeriselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Usia50 >= 50 tahun Count 13 13 26

% of ฀otal 34.2% 34.2% 68.4%

< 50 tahun Count 10 2 12

% of ฀otal 26.3% 5.3% 31.6%

฀otal Count 23 15 38


(22)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.818a 1 .051

Continuity Correctionb 2.551 1 .110

Likelihood Ratio 4.125 1 .042

Fisher's Exact ฀est .077 .052

Linear-by-Linear Association 3.718 1 .054

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.74. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Nyeriselkat Crosstabulation

Nyeriselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Jenis Kelamin Laki-laki Count 15 11 26

% of ฀otal 39.5% 28.9% 68.4%

Perempuan Count 8 4 12

% of ฀otal 21.1% 10.5% 31.6%

฀otal Count 23 15 38


(23)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .277a 1 .599

Continuity Correctionb .029 1 .866

Likelihood Ratio .280 1 .597

Fisher's Exact ฀est .728 .437

Linear-by-Linear Association .269 1 .604

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.74. b. Computed only for a 2x2 table

Pengalaman Catheter * Nyeriselkat Crosstabulation

Nyeriselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Pengalaman Catheter Satu kali Count 19 12 31

% of ฀otal 50.0% 31.6% 81.6%

Dua kali atau lebih Count 4 3 7

% of ฀otal 10.5% 7.9% 18.4%

฀otal Count 23 15 38


(24)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .041a 1 .839

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .041 1 .840

Fisher's Exact ฀est 1.000 .581

Linear-by-Linear Association .040 1 .841

N of Valid Cases 38

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 2.76. b. Computed only for a 2x2 table

Usia50 * Systoleselkat Crosstabulation

Systoleselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Usia50 >= 50 tahun Count 11 15 26

% of ฀otal 28.9% 39.5% 68.4%

< 50 tahun Count 3 9 12

% of ฀otal 7.9% 23.7% 31.6%

฀otal Count 14 24 38


(25)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.057a 1 .304

Continuity Correctionb .444 1 .505

Likelihood Ratio 1.094 1 .295

Fisher's Exact ฀est .472 .256

Linear-by-Linear Association 1.029 1 .310

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Systoleselkat Crosstabulation

Systoleselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Jenis Kelamin Laki-laki Count 10 16 26

% of ฀otal 26.3% 42.1% 68.4%

Perempuan Count 4 8 12


(26)

฀otal Count 14 24 38

% of ฀otal 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .093a 1 .761

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .094 1 .760

Fisher's Exact ฀est 1.000 .528

Linear-by-Linear Association .090 1 .764

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table


(27)

Pengalaman Catheter * Systoleselkat Crosstabulation

Systoleselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Pengalaman Catheter Satu kali Count 11 20 31

% of ฀otal 28.9% 52.6% 81.6%

Dua kali atau lebih Count 3 4 7

% of ฀otal 7.9% 10.5% 18.4%

฀otal Count 14 24 38

% of ฀otal 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .133a 1 .715

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .131 1 .717

Fisher's Exact ฀est 1.000 .517

Linear-by-Linear Association .130 1 .719

N of Valid Cases 38


(28)

b. Computed only for a 2x2 table

Usia50 * Diastolekat Crosstabulation

Diastolekat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Usia50 >= 50 tahun Count 9 17 26

% of ฀otal 23.7% 44.7% 68.4%

< 50 tahun Count 3 9 12

% of ฀otal 7.9% 23.7% 31.6%

฀otal Count 12 26 38

% of ฀otal 31.6% 68.4% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .351a 1 .553

Continuity Correctionb .047 1 .828

Likelihood Ratio .360 1 .549

Fisher's Exact ฀est .714 .421

Linear-by-Linear Association .342 1 .559


(29)

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 3.79. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Diastolekat Crosstabulation

Diastolekat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Jenis Kelamin Laki-laki Count 8 18 26

% of ฀otal 21.1% 47.4% 68.4%

Perempuan Count 4 8 12

% of ฀otal 10.5% 21.1% 31.6%

฀otal Count 12 26 38

% of ฀otal 31.6% 68.4% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .025a 1 .874

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .025 1 .875

Fisher's Exact ฀est 1.000 .579

Linear-by-Linear Association .024 1 .876

N of Valid Cases 38


(30)

b. Computed only for a 2x2 table

Pengalaman Catheter * Diastolekat Crosstabulation

Diastolekat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Pengalaman Catheter Satu kali Count 9 22 31

% of ฀otal 23.7% 57.9% 81.6%

Dua kali atau lebih Count 3 4 7

% of ฀otal 7.9% 10.5% 18.4%

฀otal Count 12 26 38

% of ฀otal 31.6% 68.4% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .505a 1 .477

Continuity Correctionb .068 1 .794

Likelihood Ratio .486 1 .486


(31)

Linear-by-Linear Association .492 1 .483

N of Valid Cases 38

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 2.21. b. Computed only for a 2x2 table

Usia50 * Nadiselkat Crosstabulation

Nadiselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Usia50 >= 50 tahun Count 11 15 26

% of ฀otal 28.9% 39.5% 68.4%

< 50 tahun Count 5 7 12

% of ฀otal 13.2% 18.4% 31.6%

฀otal Count 16 22 38

% of ฀otal 42.1% 57.9% 100.0%


(32)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .970

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .970

Fisher's Exact ฀est 1.000 .626

Linear-by-Linear Association .001 1 .971

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 5.05. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Nadiselkat Crosstabulation

Nadiselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Jenis Kelamin Laki-laki Count 11 15 26

% of ฀otal 28.9% 39.5% 68.4%

Perempuan Count 5 7 12

% of ฀otal 13.2% 18.4% 31.6%

฀otal Count 16 22 38


(33)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .970

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .970

Fisher's Exact ฀est 1.000 .626

Linear-by-Linear Association .001 1 .971

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 5.05. b. Computed only for a 2x2 table

Pengalaman Catheter * Nadiselkat Crosstabulation

Nadiselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Pengalaman Catheter Satu kali Count 13 18 31

% of ฀otal 34.2% 47.4% 81.6%

Dua kali atau lebih Count 3 4 7

% of ฀otal 7.9% 10.5% 18.4%

฀otal Count 16 22 38


(34)

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .002a 1 .964

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .002 1 .964

Fisher's Exact ฀est 1.000 .641

Linear-by-Linear Association .002 1 .965

N of Valid Cases 38

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 2.95. b. Computed only for a 2x2 table

Usia50 * Respselkat Crosstabulation

Respselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan


(35)

Usia50 >= 50 tahun Count 16 10 26

% of ฀otal 42.1% 26.3% 68.4%

< 50 tahun Count 8 4 12

% of ฀otal 21.1% 10.5% 31.6%

฀otal Count 24 14 38

% of ฀otal 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .093a 1 .761

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .094 1 .760

Fisher's Exact ฀est 1.000 .528

Linear-by-Linear Association .090 1 .764

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Respselkat Crosstabulation


(36)

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Jenis Kelamin Laki-laki Count 17 9 26

% of ฀otal 44.7% 23.7% 68.4%

Perempuan Count 7 5 12

% of ฀otal 18.4% 13.2% 31.6%

฀otal Count 24 14 38

% of ฀otal 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .175a 1 .675

Continuity Correctionb .003 1 .954

Likelihood Ratio .174 1 .677

Fisher's Exact ฀est .728 .472

Linear-by-Linear Association .171 1 .679

N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. ฀he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table


(37)

Pengalaman Catheter * Respselkat Crosstabulation

Respselkat ฀otal

Ada perubahan

฀idak ada perubahan

Pengalaman Catheter Satu kali Count 19 12 31

% of ฀otal 50.0% 31.6% 81.6%

Dua kali atau lebih Count 5 2 7

% of ฀otal 13.2% 5.3% 18.4%

฀otal Count 24 14 38

% of ฀otal 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square ฀ests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .252a 1 .615

Continuity Correctionb .005 1 .945

Likelihood Ratio .260 1 .610

Fisher's Exact ฀est 1.000 .483

Linear-by-Linear Association .246 1 .620

N of Valid Cases 38


(38)

b. Computed only for a 2x2 table

Descriptive Statistics

฀erapi musik/Relaksasi n Mean Std. Deviation Minimum Maximum

฀erapi Musik & Protap Nyeri pre terapi 19 5.26 .806 4 6

Respirasi pre terapi 19 22.26 2.400 20 28

Nyeri post terapi 19 2.58 .902 1 4

Respirasi post terapi 19 19.89 1.243 18 22

Sesuai Protap Nyeri pre terapi 19 4.26 1.195 3 6

Respirasi pre terapi 19 21.32 1.565 18 24

Nyeri post terapi 19 4.05 1.268 2 6

Respirasi post terapi 19 21.16 2.035 18 24

฀est Statisticsb

฀erapi musik/Relaksasi

Nyeri post terapi - Nyeri pre terapi

Respirasi post terapi - Respirasi pre terapi


(39)

฀erapi Musik & Protap Z -3.895a -3.370a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .001

Sesuai Protap Z -2.000a -.418a

Asymp. Sig. (2-tailed) .065 .676

a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks ฀est

Paired Samples Statistics

฀erapi musik/Relaksasi Mean n Std. Deviation Std. Error Mean

฀erapi Musik & Protap Pair 1 Systole pre terapi 127.95 19 21.099 4.840

Systole post terapi 121.68 19 12.526 2.874

Pair 2 Diastole pre terapi 79.42 19 10.308 2.365

Diastole post terapi 76.37 19 6.994 1.604

Pair 3 Nadi pre terapi 79.32 19 12.365 2.837

Nadi post terapi 77.32 19 10.231 2.347

Sesuai Protap Pair 1 Systole pre terapi 130.21 19 20.060 4.602

Systole post terapi 129.32 19 19.672 4.513

Pair 2 Diastole pre terapi 75.63 19 9.622 2.207

Diastole post terapi 72.47 19 8.455 1.940

Pair 3 Nadi pre terapi 73.00 19 11.523 2.644


(40)

Paired Samples ฀est

฀erapi musik/Relaksasi Paired Differences t df

Sig. (2-tailed) 95% Confidence

Interval of the Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper ฀erapi Musik &

Protap

Pair 1 Systole pre terapi - Systole post terapi

6.263 10.785 2.474 1.065 11.461 2.531 18 .021

Pair 2 Diastole pre terapi - Diastole post terapi


(41)

Pair 3 Nadi pre terapi - Nadi post terapi

2.000 4.137 .949 .006 3.994 2.108 18 .049

Sesuai Protap Pair 1 Systole pre terapi - Systole post terapi

.895 8.812 2.022 -3.353 5.142 .443 18 .663

Pair 2 Diastole pre terapi - Diastole post terapi

3.158 6.906 1.584 -.171 6.487 1.993 18 .062

Pair 3 Nadi pre terapi - Nadi post terapi

3.632 7.683 1.763 -.071 7.335 2.060 18 .054

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri pre terapi 38 4.76 1.125 3 6

Nyeri post terapi 38 3.32 1.317 1 6

Respirasi pre terapi 38 21.79 2.055 18 28

Respirasi post terapi 38 20.53 1.782 18 24

฀erapi musik/Relaksasi 38 1.50 .507 1 2

Mann-Whitney ฀est

฀est Statisticsb

Nyeri pre terapi Nyeri post terapi

Respirasi pre terapi

Respirasi post terapi

Mann-Whitney U 94.000 66.500 147.500 119.500


(42)

Z -2.623 -3.450 -1.024 -1.965

Asymp. Sig. (2-tailed) .100 .001 .306 .049

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .011a .001a .339a .075a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: ฀erapi musik/Relaksasi

Group Statistics

฀erapi musik/Relaksasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Systole pre terapi ฀erapi Musik & Protap 19 127.95 21.099 4.840

Sesuai Protap 19 130.21 20.060 4.602

Diastole pre terapi ฀erapi Musik & Protap 19 78.89 10.397 2.385

Sesuai Protap 19 73.37 10.040 2.303

Nadi pre terapi ฀erapi Musik & Protap 19 79.32 12.365 2.837

Sesuai Protap 19 73.00 11.523 2.644

Systole post terapi ฀erapi Musik & Protap 19 121.68 12.526 2.874

Sesuai Protap 19 129.32 19.672 4.513

Diastole post terapi ฀erapi Musik & Protap 19 76.37 6.994 1.604

Sesuai Protap 19 72.47 8.455 1.940

Nadi post terapi ฀erapi Musik & Protap 19 77.32 10.231 2.347

Sesuai Protap 19 69.37 7.960 1.826


(43)

Independent Samples ฀est Levene's ฀est for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper Systole pre

terapi

Equal variances assumed

.396 .533 -.339 36 .737 -2.263 6.679 -15.809 11.282

Equal variances not assumed

-.339 35.909 .737 -2.263 6.679 -15.810 11.284

Diastole pre terapi

Equal variances assumed

.461 .501 1.667 36 .249 5.526 3.316 -1.199 12.251

Equal variances not assumed

1.667 35.956 .249 5.526 3.316 -1.199 12.251

Nadi pre terapi Equal variances assumed

.014 .906 1.629 36 .112 6.316 3.878 -1.548 14.180

Equal variances not assumed


(44)

Systole post terapi

Equal variances assumed

1.761 .193 -1.426 36 .162 -7.632 5.350 -18.483 3.219

Equal variances not assumed

-1.426 30.535 .164 -7.632 5.350 -18.550 3.287

Diastole post terapi

Equal variances assumed

1.822 .186 1.547 36 .131 3.895 2.517 -1.211 9.000

Equal variances not assumed

1.547 34.778 .131 3.895 2.517 -1.217 9.006

Nadi post terapi

Equal variances assumed

.222 .641 2.672 36 .011 7.947 2.974 1.916 13.979

Equal variances not assumed

2.672 33.948 .011 7.947 2.974 1.903 13.991

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri selisih 38 1.45 1.389 0 4

Systole selisih 38 7.68 7.367 0 30

Diastole selisih 38 5.34 5.692 0 21

Nadi selisih 38 4.76 4.750 0 26


(45)

฀erapi musik/Relaksasi 38 1.50 .507 1 2

Mann-Whitney ฀est

฀est Statisticsb

Nyeri selisih Systole selisih Diastole selisih Nadi selisih Respirasi selisih

Mann-Whitney U .000 126.500 163.500 159.500 128.000

Wilcoxon W 190.000 316.500 353.500 349.500 318.000

Z -5.500 -1.586 -.500 -.619 -1.631

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .113 .617 .536 .103

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a .116a .624a .544a .130a

a. Not corrected for ties.


(46)

Hubungan karakteristik dengan perubahan intensitas nyeri

Variabel  

perubahan

Ada

perubahan

Tidak ada

Total

OR

p-value

f

%

f

%

f

%

Usia

≥ 50 tahun

13 34.2% 13 34.2% 26 68.4% 3.818

0.041

< 50 tahun

10 26.3%

2

5.3% 12 31.6%

Jenis

Kelamin

฀aki-laki

15 39.5% 11 28.9% 26 68.4% 0.277

0.599

Perempuan

8 21.1%

4 10.5% 12 31.6%

Pengalaman

Catheter

Satu kali

19 50.0% 12 31.6% 31 81.6% 0.041

0.839

Dua kali atau lebih

4 10.5%

3

7.9%

7 18.4%

Hubungan karakteristik dengan perubahan Systole

Variabel 

perubahan

Ada

perubahan

Tidak ada

Total

f

%

f

%

f

%

OR

p-value

Usia

>= 50 tahun

11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 1.057

0.304

< 50 tahun

3

7.9%

9 23.7% 12 31.6%

Jenis Kelamin ฀aki-laki

10 26.3% 16 42.1% 26 68.4% 0.093

0.761

Perempuan

4 10.5%

8 21.1% 12 31.6%

Pengalaman

Catheter

Satu kali

11 28.9% 20 52.6% 31 81.6% 0.133

0.715

Dua kali atau lebih

3

7.9%

4 10.5%

7 18.4%

Hubungan karakteristik dengan perubahan Diastole

Variabel

Ada

perubahan

perubahan

Tidak ada

Total

OR

p-value

f

%

f

%

%

Usia50

>= 50 tahun

9 23.7% 17 44.7% 26 68.4% 0.351

0.553


(47)

Jenis

Kelamin

฀aki-laki

8 21.1% 18 47.4% 26 68.4% 0.025

0.874

Perempuan

4 10.5%

8 21.1% 12 31.6%

Pengalaman

Catheter

Satu kali

9 23.7% 22

22 31 81.6% 0.505

0.477

Dua kali atau

lebih

3

7.9%

4 10.5%

7 18.4%

Hubungan karakteristik dengan perubahan Nadi

Variabel

perubahan

Ada

perubahan

Tidak ada

Total

OR

p-value

f

%

f

%

%

Usia50

>= 50 tahun 11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 0.001

0.970

< 50 tahun

5 13.2%

7 18.4% 12 31.6%

Jenis

Kelamin

฀aki-laki

11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 0.001

0.970

Perempuan

5 13.2%

7 18.4% 12 31.6%

Pengalaman

Catheter

Satu kali

13 34.2% 18 47.4% 31 81.6% 0.002

0.964

Dua kali

atau lebih

3

7.9%

4 10.5%

7 18.4%

Hubungan karakteristik dengan perubahan respirasi

Variabel

perubahan

Ada

perubahan

Tidak ada

Total

OR

p-value

f

%

f

%

f

%

Usia50

>= 50 tahun

16 42.1% 10 26.3% 26 68.4% 0.093

0.761

< 50 tahun

8 21.1%

4 10.5% 12 31.6%

Jenis

Kelamin

฀aki-laki

17 44.7%

9 23.7% 26 68.4% 0.175

0.675

Perempuan

7 18.4%

5 13.2% 12 31.6%

Pengalaman

Catheter

Satu kali

19 50.0% 12 31.6% 31 81.6% 0.252

0.615

Dua kali atau


(48)

(49)

฀F฀KTIFITAS KOMBINASI T฀RAPI MUSIK DAN T฀KNIK R฀LAKSASI

NAFAS DALAM T฀RHADAP P฀NURUNAN INT฀NSITAS NY฀RI

PADA PASI฀N POST KAT฀T฀RISASI JANTUNG

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat

Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

NANIK SRI KHODRIYATI

20141050004

PROGRAM STUDY MAGIST฀R K฀P฀RAWATAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIV฀RSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

L฀MBAR P฀NG฀SAHAN

Naskah Publikasi

฀F฀KTIFITAS KOMBINASI T฀RAPI MUSIK DAN T฀KNIK R฀LAKSASI

NAFAS DALAM T฀RHADAP P฀NURUNAN INT฀NSITAS NY฀RI

PASI฀N POST KAT฀T฀RISASI JANTUNG

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(50)

(51)

3

฀BSTR฀CT

EFFECTIVENESS฀OF฀COMBINATION฀MUSIC฀THERAPY฀AND฀DEEP฀BREATHING฀ RELAXATION฀TECHNIQUE฀TOWARDS฀DECREASING฀PAIN฀

฀TO฀PATIENT฀WITH฀POST฀CARDIAC฀CATHETERIZATION Nanik Sri Khodriyati ¹, Arlina Dewi², Azizah Khoiriyati³

฀Student of Nursing Master, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ฀˒³Lecture of Graduate Program, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Email : naniksri72@yahoo.com

Background: Coronary heart disease can be identified / diagnosed with cardiac catheterization action. This action can cause discomfort / pain. Pain management should be given appropriately, because free from pain is part of human rights. Pain can be derived using pharmacological and non-pharmacological techniques. Non-pharmacological techniques include therapy with a combination of music and deep breathing relaxation techniques, which proved to show the effect of releasing pain, decreasing blood pressure and heart rate.

Objective: To analyze the effectiveness of combination music therapy and deep breathing relaxation towards decreasing pain intensity to patients with post cardiac catheterization.

Methods: Research design was quasi experiment with pre post test with control group using consecutive sampling approach. Total samples were 38 respondents, divided of 19 respondents in intervention groups with a combination of music therapy and deep breathing relaxation and 19 respondents in control group with therapy of standard room with deep breathing relaxation techniques. Pain assessment used Numeric Rating Scale (NRS), statistical test of data analysis used paired t test, wilcoxon, independent sample t-test and mann-whitney.

Results: Statistical test results of paired t test, wilcoxon showed value of p value < 0.05 so that the combination of music therapy and deep breathing relaxation technique can significantly decrease pain intensity and stabilize the vital signs to patients with post cardiac catheterization, then analyzed the differences of each variable and SOP hospital as a control with independent sample t-test and mann-whitney test. Results value of p value < 0.05 for pain, respiration and pulse where as for systole, diastole value of p value > 0.05 and continued to mann-whitney test to compare decreasing of two variables with each p value > 0.05, except pain value of p value < 0.05 was thus statistically there was no difference in stability of vital signs, between intervention group and control group, but decreasing pain was significant.

Conclusion: The combination of music therapy and deep-breathing relaxation technique is effective in decreasing pain to patients with post cardiac catheterization.

Keywords: Combination music therapy and deep-breathing relaxation technique, pain, post cardiac catheterization.


(52)

4

ABSTRAK

EFEKTIFITAS฀฀KOMBINASI฀TERAPI฀MUSIK฀DAN฀฀TEKNIK฀RELAKSASI฀฀NAFAS฀DALAM฀ TERHADAP฀PENURUNAN฀INTENSITAS฀NYERI฀

PADA฀PASIEN฀POST฀KATETERISASI฀JANTUNG DI฀RSUP฀DR.฀SARDJITO฀YOGYAKARTA Nanik฀Sri฀Khodriyati฀¹,Arlina฀Dewi²,Azizah฀Khoiriyati³

¹Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ฀˒³ Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Email : naniksri72@yahoo.com

Latar฀ belakang:฀Penyakit Jantung Koroner dapat dikenali/didiagnosis dengan tindakan kateterisasi jantung. Tindakan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan/nyeri. Nyeri harus diberikan penatalaksanaan secara tepat, karena bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dapat diturunkan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik non farmakologi antara lain dengan terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam฀ Musik dan relaksasi nafas dalam terbukti menunjukkan efek yaitu menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

Tujuan:฀Untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.

Metode:Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre - post test with control group design, dengan pendekatan consecutive sampling. Jumlah sampel 38 responden, terdiri dari 19 kelompok intervensi dengan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam dan 19 kelompok kontrol dengan terapi standar ruangan berupa teknik relaksasi nafas dalam. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), analisa data menggunakan uji paired t- test, wilcoxon, independent sample t- test dan mann-whitney.

Hasil:฀Hasil uji statistik paired t- test, wilcoxon menunjukkan p value < 0.05 sehingga kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan vital sign pasien post kateterisasi jantung, kemudian hasil analisis perbedaan masing-masing variabel dengan uji independent sample t- test dan mann-whitney p value < 0.05 untuk nyeri, respirasi dan nadi, sedangkan untuk sistole, diastole p value > 0.05 dan dilanjutkan uji mann-whitney tes untuk melihat perbandingan penurunan dua variabel dengan masing-masing p value > 0.05, kecuali nyeri p value < 0.05 dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan kestabilan vital sign, antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, tetapi untuk nyeri penurunannya signifikan.

Kesimpulan:฀Kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.


(53)

5

P฀NDAHULUAN

Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi kasus terbanyak pemicu kematian di negara-negara maju, jumlah penderita penyakit ini tiap tahun semakin meningkat. Data WHO menyebutkan bahwa 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena kardiovaskular pada tahun 2010, mewakili 30% dari semua kematian global. Dari data kematian tersebut, diperkirakan 7,3 juta yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner (Smeltzer et al, 2012). Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020 angka kematian akibat penyakit jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada perempuan (Smeltzer et al, 2012).

Penyebab utama PJK adalah aterosklerosis (Brunner & Suddarth, 2009). PJK dapat dikenali / didiagnosis dengan beberapa cara, mulai dari teknik non invasif seperti elektrokardiografi (EKG) sampai pemeriksaan invasif seperti koronografi / kateterisasi jantung (Guyton & Hall, 2007). Kateterisasi jantung merupakan tindakan prosedur diagnostik invasif dengan cara memasukkan satu atau beberapa kateter ke dalam jantung atau pembuluh darah koroner untuk menentukan saturasi oksigen dalam darah, mengetahui adanya penyumbatan dalam arteri


(54)

6

koroner, fungsi katup dan kelainan jantung (Brunner & Suddarth, 2009). Tindakan kateterisasi jantung mempunyai beberapa risiko, selain mempunyai fungsi yang menunjang diagnostik, yaitu: aritmia, emboli, perubahan saraf, iskemik, alergi dan komplikasi pembuluh darah (Aaronson &Ward, 2010). Tindakan kateterisasi jantung merupakan tindakan invasif yang akan menimbulkan berbagai reaksi baik sebelum tindakan maupun setelah dilakukan tindakan antara lain nyeri post tindakan, peningkatan tekanan darah ,frekuensi pernafasan dan frekuensi nadi (Brunner & Suddarth, 2009). Tindakan keperawatan yang diperlukan post kateterisasi jantung antara lain mengevaluasi keluhan pasien mengenai rasa nyeri/ ketidaknyamanan, kebas atau kesemutan pada ekstrimitas yang dilakukan intervensi (Brunner & Suddarth, 2009).

Manajemen nyeri merupakan bagian dari perawatan pasien yang sangat penting. The Joint Commission on the Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) tahun 2000, mengembangkan standar pengelolaan nyeri bagi institusi kesehatan dengan menyatakan bahwa keluhan nyeri harus dinilai pada semua pasien karena mereka mempunyai hak untuk dikaji dan diberikan penatalaksanaan nyeri secara tepat. World Health Organization ( WHO) tahun 2002 menyatakan bahwa bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dinyatakan sebagai tanda-tanda vital kelima oleh The American Pain

Society tahun 2003, dalam Smeltzer & Bare, (2012)

Standar JCI Assessment of Patient (AOP) standar 1฀7

menyatakan bahwa semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining untuk rasa sakit dan dilakukan assessmen nyeri. Standar JCI yang lain yaitu Care of Patient (COP) 6.4 disebutkan bahwa mewajibkan pasien untuk dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.

Penurunan nyeri pada pasien dapat diupayakan dengan mendekatkan teman atau keluarga, memberikan informasi teoritis, memberikan teknik relaksasi, memberikan terapi musik dan guided imagery agar pasien bisa mengurangi nyeri (Buzatto, 2010; Apriani, 2011). Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatis dalam sistem saraf otonom sehingga dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri (Tarwoto, 2011; Hastuti,dkk., 2013). Mendengarkan musik yang sesuai dan mengatur pola nafas yang lambat secara teratur memberikan efek ketenangan pada tubuh baik secara fisik dan psikis. Apabila tubuh merasa nyaman sistem kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara normal, transport oksigen pada sel tubuh terpenuhi, metabolisme tubuh sesuai kebutuhan, homeostasis tubuh seimbang dan tidak memicu timbulnya stresor. Kondisi ini akan mengoptimalkan tubuh dalam mengatasi terjadinya komplikasi penyakit jantung (Anderson, et al. 2010; Nilsson, 2008).

Terapi musik belum diterapkan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan belum ada standar


(55)

7 prosedur operasionalnya, demikian juga dengan

kombinasi antara terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melihat sejauh mana “kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif menurunkan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.

Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dan vital sign pasien post kateterisasi jantung. Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya (Bally et al, 2010). Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pascaoperasi klien (Potter dan Perry, 2005). Jenis musik pain relief maupun natural healing yang mempunyai karakteristik frekuensi 40-60 hz dan tempo 61-80 beat/menit memenuhi kriteria sebagai terapi musik untuk relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri minimal satu hari satu kali (Perdana, A., 2016).

Mekanisme musik dalam menurunkan nyeri menurut Tuner (2010), bahwa musik dihasilkan dari stimulus yang dikirim dari akson-akson serabut sensorik asenden ke neuron-neuron

Reticular Activating System (RAS). Stimulus ini kemudian ditransmisikan oleh nuclei spesifik dari thalamus melewati area-area korteks cerebral, sistem limbik dan korpus collosum serta melewati

area-area sistem saraf otonom dan sistem neuroendokrin. Sistem saraf otonom berisi saraf simpatis dan para simpatis. Musik dapat memberikan rangsangan pada saraf simpatis dan saraf parasimpatis untuk menghasilkan respon relaksasi. Karakteristik respon relaksasi yang ditimbulkan berupa penurunan frekuensi nadi, relaksasi otot dan tidur. Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting yaitu bahwa keduanya bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Sensori input berarti bahwa ketika musik terdengar, sinyal dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan (Journal of the American Association for Musik Therapist, 2011).

Mekanisme musik dalam perubahan tanda-tanda vital. Musik merangsang pengeluaran endorphin dan mengurangi pengeluaran katekolamin seperti epineprin dan norepineprin dari medulla adrenal, penurunan hormone ini akan mengurangi vasokontriksi yang diakibatkan oleh nyeri sehingga membantu memperbaiki tanda-tanda vital diantaranya adalah penurunan kekuatan kontraksi ventrikel yang dimanisfestasikan dengan adanya kestabilan tekanan darah dan denyut jantung dengan hasil akhir dapat menurunkan frekuensi nadi, tekanan darah dan konsumsi oksigen (Bally et al, 2010).

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat

relaksasi adalah pasien harus dalam keadaan

nyaman, pikiran pasien harus tenang dan

lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks

dapat meningkatkan hormon endorphin yang

berfungsi menghambat transmisi impuls nyeri


(56)

8 sepanjang saraf sensoris dari nosiseptor saraf

perifer ke kornu dorsalis kemudian ke thalamus, serebri, dan akhirnya berdampak pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner & Suddart, 2009).

METODE฀PENELITIAN

฀฀฀฀฀฀฀฀ Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post test with control group design, dimana pada kelompok pertama diberikan perlakuan terapi musik dan relaksasi nafas dalam serta terapi standar ruangan, kelompok kedua tidak diberikan perlakuan (memakai protap rumah sakit/terapi standar ruangan). Kemudian membandingkan hasil pengukuran kelompok satu dan kelompok dua. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang telah dilakukan tindakan kateterisasi jantung dengan atau tanpa

PTCA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling, besar sampel untuk kelompok intervensi 19 pasien dan kelompok kontrol 19 pasien. Kriteria inklusi: pasien yang telah dilakukan tindakan kateterisasi jantung dengan atau tanpa intervensi PTCA di RSUP DR. Sardjito. Pasien telah kembali ke ruang rawat inap setelah dari ruang kateterisasi jantung. Skala nyeri dengan Numerik Rating Scale ≥ 2. Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran. Pasien suka mendengarkan musik. Umur 25-75 tahun. Kriteria eksklusi: penderita gangguan jiwa (misalnya gangguan mental organik, skizoprenia, retardasi mental, dll). Sebelum 2 jam post kateterisasi

jantun, bebat untuk menekan arteri radialis dan bantal pasir untuk penekanan arteri femoralis dilepas. Pasien mengalami komplikasi berat post kateterisasi jantung.

Penelitian ini dilakukan di ruang perawatan Instalasi Rawat Jantung (IRJAN) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Mei 2016. Variabel bebasnya yaitu kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam. Variabel terikat yaitu penurunan intensitas nyeri dan kestabilan vital sign. Instrumen yang digunakan Numeric Rating Scale ( NRS)฀

Teknik analisa data: analisa data univariat

untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman dilakukan kateterisasi jantung pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang berbentuk angka frekuensi atau angka prosentase. Analisa data bivariat untuk melihat adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik wilcoxon

dengan nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi tidak normal dengan melihat pengaruh skala nyeri dan respirasi serta menggunakan uji statistik paired t-test dengan nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi normal dengan melihat perubahan sistole, diastole, nadi, sebelum dan sesudah pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalamUji mann whitney dengan nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi tidak normal untuk melihat analisis perbedaan skala nyeri dan respirasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol serta uji independen t-test dengan


(57)

9 nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi

normal, untuk melihat analisis perbedaan sistole, diastole, nadi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Uji mann whitney dengan nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi tidak normal untuk analisis selisih nyeri, systole, diastole, nadi, respirasi pada kelompok intervensi dan kontrol (Dahlan, 2011).

HASIL฀ PENELITIAN฀ DAN฀

PEMBAHASAN

1. Analisis฀Karakteristik฀Responden฀

Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman dilakukan kateterisasi jantung di IRJAN RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pengalaman pernah dilakukan kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)

Variabel Intervensi

(n=19) Kontrol(n=19) p-value

฀Usia฀

(Mean ±SD) 55,26 ±11,04 55,37±10,12 0,98

฀Jenis฀Kelamin฀

(F, %) Laki-laki

Perempuan 127 63,236,8 145 73,726,3

0,49

฀Pengalaman฀

(F, %) Satu kali

Dua kali 163 84,215,8 154 78,921,1

0,68

Sumber : Data Primer tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.1. menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik usia, jenis kelamin, pengalaman pernah dilakukan kateterisasi jantung antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. 2. Analisis฀Skala฀Nyeri฀dan฀Vital Sign฀Sebelum฀

dan฀ Sesudah฀ Pemberian฀ Kombinasi฀ Terapi฀ Musik฀ dan฀ Relaksasi฀ Nafas฀ Dalam฀ pada฀ Kelompok฀Intervensi฀dan฀Kelompok฀Kontrol.

Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan pengaruh pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol

Tabel 4.2 Rata rata Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)

 Variabel n Mean SD Min Mak p-value

I n t e r v e

Nyeri pre terapi 19 5.26 ±0.806 4 6


(58)

10 n

s i

Nyeri post terapi 19 2.58 ±0.902 1 4

Sistole pre terapi 19 127.95 ±21.099 101 170 0.021* Sistole post terapi 19 121.68 ±12.526 106 145

Diastole pre terapi 19 79.42 ±10.308 60 105 0.006* Diastole post terapi 19 76.37 ±6.994 65 90

Nadi pre terapi 19 79.32 ±12.365 60 105 0.049* Nadi post terapi 19 77.32 ±10.231 65 100

Respirasi pre terapi 19 22.26 ±2.400 20 28 0.001** Respirasi post terapi 19 19.89 ±1.243 18 22

K o n t r o l

Nyeri pre 19 4.26 ±1.195 3 6

0.065**

Nyeri post 19 4.05 ±1.268 2 6

Sistole pre 19 130.21 ±20.060 102 180 0.663* Sistole post 19 129.32 ±19.672 103 181

Diastole pre 19 75.63 ±9.622 60 90 0.062*

Diastole post 19 72.47 ±8.455 60 87

Nadi pre 19 73.00 ±11.523 60 98 0.054*

Nadi post 19 69.37 ±7.960 59 83

Respirasi pre 19 21.32 ±1.565 18 24 0.676** Respirasi post 19 21.16 ±2.035 18 24

* p ˂ 0,05 based on Paired t-test

** p ˂ 0,05 based onWilcoxon

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna untuk skala nyeri, tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, frekuensi nadi dan frekuensi respirasi pada kelompok intervensi. Sedangkan rata-rata skala nyeri ,tekanan darh, nadi dan respirasi pada kelompok control sebelum dan sesudah mendapatkan terapi standar ruangan hasil uji statistik nilai p value ˃ 0,05 berarti tidak ada


(59)

11 pengaruh yang bermakna untuk skala nyeri,

tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, frekuensi nadi dan frekuensi respirasi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan protap Rumah Sakit.

3. Analisis perbedaan Skala Nyeri dan Vital Sign

Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol. Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan perbedaan skala nyeri dan vital sign sebelum dan sesudah pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol

Tabel.4.3 Rata-rata Perbedaan Skala Nyeri dan

Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas ( Mei 2016, N=38)

  n Mean SD Min Mak p-value

Pre Nyeri

Intervensi 19 5.26 ±0.806 4 6 0.100**

Kontrol 19 4.26 ±1.195 3 6

Sistole      

Intervensi 19 127.95 ±21.099 101 170 0.737* Kontrol 19 130.21 ±20.060 102 180

Diastole      

Intervensi 19 79.42 ±10.308 60 105 0.249* Kontrol 19 75.63 ±9.622 60 90

Nadi฀      

Intervensi 19 79.32 ±12.365 60 105 0.112* Kontrol 19 73.00 ±11.523 60 98

Respirasi฀      

Intervensi 19 22.26 ±2.400 20 28 0.306** Kontrol 19 21.32 ±1.565 18 24

Post Nyeri      

Intervensi 19 2.58 ±0.902 1 4 0.001**

Kontrol 19 4.05 ±1.268 2 6

Sistole      

Intervensi 19 121.68 ±12.526 106 145 0.162* Kontrol 19 129.32 ±19.672 103 181

Diastole      

Intervensi 19 76.37 ±6.994 65 90 0.131* Kontrol 19 72.47 ±8.455 60 87

Nadi฀      

Intervensi 19 77.32 ±10.231 65 100 0.011* Kontrol 19 69.37 ±7.960 59 83

Respirasi฀      

Intervensi 19 19.89 1.243 18 22 0.049** Kontrol 19 21.16 2.035 18 24

Tabel 4.3 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nyeri, tekanan darah systole, diastole, nadi, respirasi pre perlakuan pada kelompok intervensi dan kontrol (p value ˃ 0,05). Sedangkan rata-rata skala nyeri, nadi dan respirasi sesudah diberikan kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara skala nyeri post pada kelompok intervensi dan kontrol (p value ˂ 0,05). Sedangkan untuk sistole dan diastole tidak terdapat perbedaan yang * p ˂ 0,05 based onIndependent sample t- test


(60)

1฀ bermakna post perlakuan pada kelompok

intervensi dan kontrol (p value ˃ 0,05).

4. Analisis Selisih Skala Nyeri dan Vital Sign Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan selisih rata-rata skala nyeri dan vital sign sesudah pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol.

Tabel 4.4 Selisih Rata-rata Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)

Variabel Kelompok n Mean SD value

p-Nyeri Intervensi 19 2.68 ±0.749 0.001 Kontrol 19 0.21 ±0.419

Sistole Intervensi 19 9.32 ±8.131 0.113 Kontrol 19 6.05 ±6.311

Diastole Intervensi 19 4.21 ±3.172 0.617 Kontrol 19 6.47 ±7.336

Nadi Intervensi 19 3.79 ±2.485 0.536 Kontrol 19 5.74 ±6.181

Respirasi Intervensi 19 2.37 ±2.140 0.103 Kontrol 19 1.32 ±1.336

p ˂ 0,05 based onMann whitney

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih rata-rata skala nyeri pada kelompok intervensi (2.68±0.749), sedangkan

kelompok kontrol (0.21±0.419). Hal ini menunjukkan terdapat selisih perubahan skala nyeri antara kelompok intervensi setelah diberikan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam, dan secara statistik bermakna dengan p

value ˂ 0,05. Sedangkan untuk selisih rata-rata tekanan darah sistole, diastole, nadi, respirasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perubahan selisih tekanan darah (p value ˃ 0,05).

PEMBAHASAN

1. Karakteristik฀Responden

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini homogen rata-rata usia responden 55,26,±11,04 untuk kelompok intervensi dan 55,37±10,12 untuk kelompok kontrol, penelitian ini menunjukkan bahwa pada usia rentang antara 45 sampai dengan 65 tahun mempunyai gangguan penyakit jantung koroner, hal ini sesuai pendapat Kern, (2003) mengatakan bahwa PJK lebih sering menyerang usia dewasa tua karena pada usia dewasa tua memiliki faktor risiko yang lebih besar seperti adanya riwayat merokok, kadar kolesterol total dan LDL yang meningkat, hipertensi, DM dan faktor usia sendiri.

Kejadian penyakit jantung koroner akan semakin bertambah dengan bertambahnya usia kondisi ini diakibatkan karena pada tahap proses penuaan akan


(1)

98

4) Penggunaan฀ instrumen฀ penelitian฀ NRS฀ sudah฀ ada฀ uji฀ validitas฀ dan฀ reabilitas฀dan฀mempunyai฀hubungan฀kekuatan฀r฀=฀0,71-฀0,99.฀Kondisi฀ini฀ menunjukkan฀ dengan฀ menggunakan฀฀ skala฀ NRS฀ akan฀ diperoleh฀ hasil฀ yang฀valid฀dan฀reliable1฀(Liu฀&฀Herr฀,2007฀dalam฀Tubagus฀2015)

5) Alat฀yang฀dipakai฀untuk฀pengukuran฀tekanan฀darah฀dan฀nadi฀dikalibrasi฀ secara฀ nasional฀ oleh฀ Badan฀ Pemeliharaan฀ Fasilitas฀ Kesehatan฀ (BPFK)฀ pusat฀dari฀Surabaya฀

6) Jenis฀musik฀yang฀dipakai฀sudah฀di฀validasi฀oleh฀tim฀dari฀terapi฀musik 7) Musik฀dipilih฀berdasarkan฀pilihan฀responden฀yang฀merupakan฀salah฀satu฀

faktor฀penting฀dalam฀pemberian฀terapi฀musik. b. Kelemahan Penelitian

1) Peneliti฀hanya฀melakukan฀dua฀kali฀pada฀2฀jam฀dan฀3฀jam฀post฀tindakan฀ kateterisasi฀ jantung฀ padahal฀ untuk฀ tindakan฀ tersebut฀ dianjurkan฀ immobilitas฀kurang฀lebih฀selama฀6฀jam฀post฀tindakan฀kateterisasi฀jantung. 2) Pemberian฀kombinasi฀terapi฀musik฀dan฀฀relaksasi฀฀nafas฀dalam฀฀terhadap฀

penurunan฀intensitas฀nyeri฀serta฀pengukuran฀tanda-tanda฀vital฀pasien฀post฀ kateterisasi฀jantung฀hanya฀diberikan฀satu฀hari฀karena฀masa฀rawat฀pasien฀ rata-rata฀฀hanya฀2฀hari,฀untuk฀pre฀tindakan฀dan฀post฀tindakan.

3) Pemberian฀฀ kombinasi฀ terapi฀ musik฀ dan฀฀ relaksasi฀฀ nafas฀ dalam฀฀ membutuhkan฀ konsentrasi฀ untuk฀ memberikan฀ efek฀ relaksasi฀ yang฀ maksimal.฀฀

c. Kesulitan Penelitian

1).฀Bagi฀responden฀yang฀mendapat฀jadwal฀diatas฀jam฀13.00,฀peneliti฀harus฀ lebih฀ ekstra฀ untuk฀ memberikan฀ pengertian฀ kepada฀ pasien฀ maupun฀


(2)

99

penunggu฀ untuk฀ ikut฀ berpartisipasi฀ bila฀ ada฀ keluarga฀ yang฀ akan฀ menengok฀pasien.

2).฀ Belum฀ adanya฀ ruangan฀ khusus฀ dan฀ peraturan฀ bagi฀ pasien฀ yang฀ telah฀ selesai฀dilakukan฀kateterisasi฀jantung฀yang฀dilakukan฀terapi฀musik฀untuk฀ tidak฀dikunjungi฀dulu.

3)฀ Rumah฀ sakit฀ belum฀ memiliki฀ standar฀ prosedur฀ operasional฀ tentang฀ pemberian฀kombinasi฀terapi฀musik฀dan฀relaksasi฀nafas฀dalam.

d. Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀Kolcaba฀(2003)฀mengenalkan฀teori฀kenyamanan฀sebagai฀middle range theory karena฀ memiliki฀ tingkat฀ abstraksi฀ yang฀ rendah฀ dan฀ mudah฀ untuk฀ diaplikasikan฀ dalam฀ praktek฀ keperawatan.฀ Tiga฀ tipe฀ intervensi฀ comfort฀฀ yang฀ bisa฀ diaplikasikan฀ yaitu฀ teknis฀ pengukuran฀ kenyamanan,฀ merupakan฀intervensi฀yang฀dibuat฀untuk฀mempertahankan฀homeostasis฀dan฀ mengontrol฀ nyeri฀ yang฀ ada,฀ coaching (mengajarkan)฀ meliputi฀ intervensi฀ yang฀didesain฀untuk฀menurunkan฀kecemasan,฀memberikan฀informasi฀dan฀ comfort food฀ untuk฀ jiwa,฀ terapi฀ untuk฀ kenyamanan฀ psikologis฀ misalnya฀ dengan฀terapi฀musik,฀relaksasi฀nafas฀dalam.

฀฀฀฀฀฀฀฀฀Nyeri฀ merupakan฀ masalah฀ utama฀ yang฀ terjadi฀ pada฀ pasien฀ post฀ operasi฀ atau฀ tindakan฀ invasif.฀ Perawat฀ dalam฀ memberikan฀ asuhan฀ keperawatan฀ dapat฀ melakukan฀ intervensi฀ mandiri฀ non฀ farmakologi฀ untuk฀ mengatasi฀nyeri฀pasien฀post฀tindakan.฀Manajemen฀nyeri฀merupakan฀salah฀ satu฀bentuk฀intervensi฀dalam฀mempertahankan฀hemoistasis฀termasuk฀vital฀ sign฀dan฀mengontrol฀nyeri฀yang฀ada.


(3)

100

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀Perawat฀ di฀ ruangan฀ saat฀ memberikan฀ asuhan฀ keperawatan฀ pada฀ pasien฀ dengan฀ masalah฀ nyeri฀ dapat฀ menerapkan฀ teknik฀ non฀ farmakologi฀ misalnya฀ dengan฀ memberikan฀ terapi฀ musik฀ dan฀ teknik฀ relaksasi฀ nafas฀ dalam.฀Perawat฀memberikan฀penjelasan฀terlebih฀dahulu฀sebelum฀dilakukan฀ tindakan฀ tersebut฀ agar฀ tujuan฀ yang฀ diharapkan฀ tercapai.฀ Pasien฀ diajarkan฀ untuk฀ melakukan฀ teknik฀ nafas฀ dalam฀ sambil฀ mendengarkan฀ terapi฀ musik฀ minimal฀ selama฀ 15฀ menit฀ 2฀ kali฀ sehari,฀ kemudian฀ perawat฀ menilai฀ hasil฀ intervensi฀dari฀pasien฀sebelum฀dan฀sesudah฀dilakukan฀intervensi.฀฀


(4)

฀00

63 ฀A฀ V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

฀erdasarkan hasil penelitian tentang efektifitas pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dan kestabilan ฀ital sign pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan setelah dilakukan serangkaian analisis serta pembahasan, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pengalaman pernah dilakukan kateterisasi atau tidak dengan intensitas nyeri dan ฀ital sign. 2. Ada pengaruh pemberian kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi

nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dan kestabilan ฀ital sign kelompok intervensi pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

3. Tidak ada pengaruh pemberian terapi standar ruangan terhadap penurunan intensitas nyeri dan kestabilan ฀ital sign kelompok kontrol pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4. Ada perbedaan perubahan intensitas nyeri, respirasi dan nadi sesudah

diberikan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.


(5)

฀0฀

5. Tidak ada perbedaan perubahan sistole dan diastole sesudah diberikan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.

฀. Saran

฀erdasarkan hasil penelitian dan kesimpulannya, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. ฀agi RSUP Dr. Sardjito

Terapi komplementer berupa kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan ฀ital sign pada pasien post kateterisasi jantung bisa diterapkan sebagai intervensi keperawatan mandiri. Hal ini diharapkan menjadi pertimbangan oleh pihak manajemen Rumah sakit untuk membuatkan panduan/standar prosedur operasional termasuk peraturan untuk menjaga ketenangan selama pasien dilakukan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam serta menyediakan fasilitas/ruangan khusus yang diperlukan untuk intervensi terapi musik .

2. ฀agi Pasien

Pasien dengan penyakit jantung koroner dapat menerapkan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan


(6)

฀02

intensitas nyeri dan menstabilkan ฀ital sign secara rutin minimal 2 kali sehari selama 15 menit.

3. ฀agi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang penerapan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post kateterisasi jantung.

4. ฀agi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam yang dikembangkan lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, dan dalam jangka waktu yang lebih lama pada pasien post operasi atau tindakan invasif yang lain yang mempunyai masa rawat inap yang lebih panjang (minimal satu minggu).