PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMITMEN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

(1)

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal)

THE INFLUENCE OF EXTERNAL PRESSURES, INTERNAL CONTROL, THE UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT, MANAGEMENT COMMITMENT

AND COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE TRANSPARENCY OF FINANCIAL REPORTING

(Emprical Study at Regional Work Unit in Tegal Regency )

Oleh

BENNY MANDALA PUTRA 20110420316

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal)

THE INFLUENCE OF EXTERNAL PRESSURES, INTERNAL CONTROL, THE UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT, MANAGEMENT COMMITMENT

AND COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES TOWARDS THE

IMPLEMENTATION OF THE TRANSPARENCY OF FINANCIAL REPORTING (Emprical Study at Regional Work Unit in Tegal Regency )

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

BENNY MANDALA PUTRA 20110420316

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. LandasanTeori ... 11

1. Teori Institusional ... 11

2. Teori Keagenan ... 12


(4)

xii

A. Populasidan Sample ... 26

B. Jenis Data ... 26

C. Teknik PengambilanSampel... 26

D. TeknikPengumpulan Data ... 27

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

F. Uji Statistik Deskriptif ... 35

G. Uji Kualitas Data ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 36

H. Uji Hipotesis Dan Analisis Data ... 36

1. Uji Asumsi Klasik ... 36

a. Uji Normalitas ... 36

b. Uji Multikolinearitas ... 37

c. Uji Heterokedastisitas ... 38

2. Analisis Data ... 39

a. Regresi Berganda ... 39

b. Uji Secara Persial (Uji t) ... 39

c. Uji Secara Simultan (Uji F) ... 40

d. Uji Koefisien Determinasi ( ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Statistik Deskriptif ... 42

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 47

C. Uji Asumsi Klasik ... 47


(5)

xiii

1. Uji Significan Nilai T ... 50

2. Uji Significan Nilai F ... 52

3. Uji Koefisien Determinasi ( ... 52

E. Pembahasan ... 52

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 59

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

C. Keterbatasan Penelitian ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(6)

I(OMPEISNSI ST]MBER DAYA MANUSIA IEREADAP PEI\TERAPAhI

TRANSPARATT$ PELAFORAN KEUAT{GAI\T

(Studi Empiris pade SatuanKerja Perangkatlrrerth Kabupa&n Tegsl)

Iliriukrn

Oleh

BENITTY MAIYI}AI"A PUTRA

20110420316

Slnipsi ini Telah Dipermhankan danDisatthn di depanDeumPenguji

Progmur Studi Aku$msi Fakultas Ekonomi das Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yoryakarta

Tanggal 20 Desernber 2016

Yangterdiri

dri

KetuaTim Penguji

Dr, Evi Rahmawatl SJ.. M.Acc. Al,L. CA

Anggota Tim Penguji

Emi SurvandnrL SE.. M.Si Anggota Tim Penguji

o".,**n"o

,#nr,.

,..n

,/

iii


(7)

viii

implementation of the transparency of financial reporting SKPD.

Data collection method in this research is the use of a questionnaire survey. The questionnaire submitted to the apparatus working units (SKPD) at District of Tegal. Sample collecting by using Purposive sampling.A total of 110 questionnaires distributed back to 103 and can be processed as many as 94 questionnaire. The data collected is processed by using multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the external pressure, internal control, positive significant effect against the transparency of financial reporting. While the uncertainty of the environment, management commitment, competence of human resources. no significant effect against the application of the transparency of financial reporting.

Keywords: External Pressure, Internal control, The Uncertainty Of The Environment, Management Commitment, Competence Of Human Resources, The Transparency Of Financial Reporting


(8)

1 A. Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004, menjelaskan bahwa definisi dari otonomi daerah adalah hak, kewajiban, dan wewenang untuk mengatur sendiri pemerintahannya. Tujuan utama dengan adanya otonomi daerah adalah untuk tercapainya Good Goverment Governance

atau tata kelola pemerintahan yang baik, dan salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara (Mahendra, 2013). Dimana pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting.Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan rakyat, serta membudayakan dan menciptakan ruang bagi rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002).

Tekanan institusional cenderung lebih berkembang di mana pengukuran dan kontrol yang lemah atau tidak tepat, yaitu di mana akuntabilitas rendah (Frumkin dan Galaskiewicz, 2004).Rendahnya akuntabilitas yang ada menggambarkan rendahnya keinginan organisasi publik dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan. Tidak adanya transparansi publik


(9)

akanmenimbulkan dampak negatif yang sangat luas dan dapat merugikan masyarakat. Dampak negatif yang akan timbul dikarenakan tidak adanya transparansi adalah dapat menimbulkan distorsi dalam alokasi sumber daya, memunculkan ketidak adilan bagi masyarakat, menyuburkan praktik-praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Pada tahun 2011, tingkat korupsi di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu dengan CPI (Corruption Perceptions Index) sebesar 3,0 (dengan kisaran 0-10) (Transparency International Indonesia). Hal dapat dijadikan salah satu gambaran bahwa transparansi di Indonesia masih sangat rendah (Ridha, dan Basuki 2012), sedangkan tahun sebelumnya ditahun 2015 skor indonesia menjadi 36 dan menempati urutan 88 dari 168 negara yang diukur, Skor Indonesia secara pelan naik 2 poin, dan naik cukup tinggi 19 peringkat dari tahun sebelumnya. Skor CPI berada pada rentang 0-100.0 berarti negara dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat bersih.

Terdapat tiga mekanisme yang dapat dilaksanakan daerah agar lebih responsif, transparan dan akuntabel serta selanjutnya dapat mewujudkan good governanceyaitu : Pertama, mendengarkan suara atau aspirasi masyarakat serta membangun kerjasama pemberdayaan masyarakat. Kedua, memperbaiki internal rules dan mekanisme pengendalian, dan Ketiga, membangun iklim kompetisi dalam memberikan layanan terhadap masyarakat serta marketisasi layanan. Ketiga mekanisme tersebut saling berkaitan dan saling menunjang untuk memperbaiki efektivitas pengelolaan pemerintah daerah (Mardiasmo, 2006).


(10)

Dalam mekanisme tata kelola, pelaporan keuangan memiliki dua tujuan, yaitu organisasi yang transparan dan keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholders) (Hess, 2007). Masyarakat memiliki hak dasar untuk tahu (basic right to know) dan memperoleh informasi mengenai apa yang sedang dilakukan pemerintah, dan mengapa suatu kebijakan atau program dilakukan (Stiglitz, 1999) serta bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya (Silver, 2005).

Tekanan Eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar SKPD seperti peraturan (regulasi), eksekutif, masyarakat, dan sebagainya. Adannya tekanan eksternal dapat berakibat pada praktik-praktik SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang hanya bersifat formalitas untuk memperoleh legitimasi. Praktik-praktik yang dimaksud dalam penelitian ini di khususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan (Ridha, dan Basuki 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki(2012), Sihaoloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa peraturan dan kebijakan yang menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan. Julita dan Belian (2015) dan Dewi et.al. (2015) meneliti variabel yang sama dengan hasil tekanan eksternal tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Pengendalian internal merupakan pengendalian kegiatan (operasional) perusahaan yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara


(11)

efisien, yang terdiri dari kebijakan kebijakan dan prosedur prosedur yangditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dari operasi perusahaan. Oleh karena itu sebelum auditor melakukan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan harus memahami terlebih dahulu pengendalian intern (Sari, 2012).

Pengendalian internal mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan meningkatkan efektivitas pegawai sehingga pemerintah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Tujuan pengendalian internal menurut Mulyadi (2002) dalam Sari (2012) adalah keandalan informasi keuangan, dimana pengendalian internal ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan harus disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan peningkatan kegiatan operasi secara efektif dan efisien (Sari, 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Sari (2012), Amelia (2015), Alim (2015), Hastuti (2015) menunjukkan bahwa pengendalian Internal berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi dimana SKPD mengalami ketidakpastian yang dapat disebabkan adanya pengaruh dari luar SKPD, seperti sering terjadinya perubahan peraturan, tidak padunya antara peraturan yang satu dengan yang lain, terjadinya mutasi staf SKPD yang cepat, dan lain sebagainya.


(12)

SKPD dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, baik dalam praktik maupun operasionalnya. Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini dikhususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan (Ridha, dan Basuki 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Sihaloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Fardian (2014), Julita dan Belian (2015), dan Satyaningsih et.al. (2014) melaksanakan penelitian dengan variabel yang sama menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap penerapan transapransi pelaporan keuangan.

Komitmen manejemen sendiri terkait dengan profesionalisme. Perubahan komitmen dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, 2002). Paine (1994) menyatakan bahwa strategi integritas merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih menuntut daripada inisiatif kepatuhan atas hukum. Kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud bila diikuti oleh komitmen manajemen yang kuat. Institusionalisasi sebagai proses dalam organisasi untuk menetapkan suatu karakter ditentukan oleh komitmen organisasi dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip (Selznick, 1992 dalam Dacin et al, 2002). Transparansi merupakan salah satu nilai atau prinsip (PP No. 58/2005,


(13)

Penjelasan Pasal 4 ayat 1) yang harus dipegang oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (Ridha dan Basuki, 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Hastuti (2015), dan Dewi et. al. (2015) menunjukkan bahwa komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Penelitian yang sama juga dilaksanakan oleh Julita dan Belian (2015) dan Purnamasari (2015) dengan variabel yang sama menunjukkan bahwa komitmen manajemen tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dalam penilaian profesionalisme (Fardian, 2014). Kompetensi Sumber Daya Manusia yaitu kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya tugasnya secara profesional, efektif dan efisien (Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Fardian (2014) menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Penelitian dengan variabel yang sama dilakukan oleh Purnamasari (2015)


(14)

menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap transparansi pelaporan keuangan.Menurut Ridha dan Basuki (2012), penelitian empiris di Indonesia mengenai penerapan transparansi pelaporan keuangan daerah belum banyak ditemui.Peneliti termotivasi untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan.Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris mengenai faktor¬faktor yang berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintahan daerah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan transparansi pelaporan keuangan yang didorong oleh adanya tekanan eksternal, system pengendalian internal, ketidakpastian lingkungan, komitmen manajemen, sumber daya manusia.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki 2012) yang berjudul “Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, dan Komitmen Manajemen terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan.” Penelitian ini belum banyak dilaksanakan di daerah lain. Beberapa penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti lain, seperti Fardian (2014) di SKPD Pemerintah Kota Padang, dan Julita dan Belian (2015) di Pemerintah Kota Pekanbaru menunjukkan hasil yang berbeda.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, lokasi penelitian, periode penelitian, dan variabel penelitian. Lokasi yang digunakan oleh peneliti yaitu Kabupaten Tegal pada tahun 2015. Peneliti menggunakan sampel SKPD di Kabupaten Tegal karena pada lokasi tersebut merupakan pemerintah


(15)

daerah yang menerapkan transapransi pelaporan keuangan daerah. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan Dua variabel, diantaranya Pengendalian Internal dan Kompetensi sumber daya manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah tekanan eksternal berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan ?

2. Apakah pengendalian internal berpengaruh siginifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

3. Apakah ketidakpastian lingkuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

4. Apakah komitmen manajemen berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

5. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh pengendalian internal terhadap transparansi pelaporan keuangan.


(16)

3. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan.

5. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap transparansi pelaporan keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pihak berikut ini :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, penelitian ini apat menambah pengetahuan di bidang sektor publik, khusnya dalam analisis faktor faktor yang mempengaruhi transparansi pelaporan keuangan yang ada di pemerintah daerah dimana dapat menjadi acuan kerja serta nantinya dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya.

b. Bagi akademisi, penelitian ini menambah wawasan tentang pengukuran tingkat transparansi pelaporan keuangan pemerintah daerah dan faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pertanggung jawaban pemerintah akan kerja dan kinerja untuk amanah yang di berikah oleh masyarakat dalam memberikan transparansi pelaporan keuangan pemerintah daerah yang nantinya


(17)

menjadi sarana informasi bagi pihak eksternal. Dan menjadi acuan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan untuk kebijakan selanjutnya.

b. Bagi masyarakat, penelitian sebagai sarana informasi tentang situasi dan kinerja pemerintah daerah dalam menjalankan amanah dan tanggung jawabnya berdasarkan transparansi baik dalam segi administrative maupun financial yang bersifat laporan keuangan yang di laporkan secara transparan.


(18)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Institusional

Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah didasarkan pada pemikiran bahwa untuk bertahan hidup, organisasi harus meyakinkan kepada publik atau masyarakat bahwa organisasi adalah entitas yang sah (legitimate) serta layak untuk didukung (Meyer dan Rowan, 1977).Scott (2008) dalam Villadsen (2011) dalam Ridha dan Basuki (2012) menjelaskan bahwa teori institusional digunakan untuk menjelaskan tindakan dan pengambilan keputusan dalam organisasi publik. Teori institusional telah muncul menjadi terkenal sebagai penjelas yang kuat dan populer, baik untuk tindakan-tindakan individu maupun organisasi yang disebabkan oleh faktor eksogen (Dacin, 1997, Dacin et al., 2002), faktor eksternal (Frumkin dan Galaskiewicz, 2004) faktor social, faktor ekspektasi masyarakat, faktor lingkungan (Ashworth et al., 2009). Teori institusional berpendapat bahwa organisasi yang mengutamakan legitimasi akan memiliki kecenderungan untuk berusaha menyesuaikan diri pada harapan eksternal atau harapan sosial (DiMaggio dan Powell 1983; Frumkin dan Galaskiewicz, 2004, Ashworth et al., 2009) dimana organisasi berada. Penyesuaian pada harapan eksternal atau harapan sosial mengakibatkan timbulnya kecenderungan organisasi untuk memisahkan kegiatan internal mereka dan berfokus pada sistem yang sifatnya simbolis pada pihak eksternal (Meyer dan


(19)

Rowan, 1977). Organisasi publik yang cenderung untuk memperoleh legitimasi akan cenderung memiliki kesamaan atau isomorfisme (isomophism) dengan organisasi publik lain (DiMaggio dan Powell, 1983).

Isomorfisme Institusional (Institutional Isomorphism)

Hawley (1968) dalam DiMaggio dan Powell (1983) menyatakan bahwa isomorfisme (isomorphism) adalah proses yang mendorong satu unit dalam suatu populasi untuk menyerupai unit yang lain dalam menghadapi kondisi lingkungan yang sama. Penelitian terbaru telah menekankan bagaimana organisasi publik menjadi subjek tekanan institusional yang mendalam sehingga menyebabkan pada umumnya organisasi publik menjadi lebih mirip (Ashworth et al., 2009). Teori institusional organisasi memprediksi bahwa organisasi akan menjadi lebih serupa karena tekanan institusional, baik dikarenakan adanya koersif (coercive), normatif (normative), dan mimetik (mimetic) (DiMaggio dan Powell, 1983).

2. Teori keagenan

Hendriksen dan Breda (2001) dalam Aryansyah (2012) dalam Prasetya (2015) menjelaskan bahwa teori agensi adalah hubungan antara prinsipal dan agen.Hubungan keagenan sektor pemerintah tidak dapat didekati sepenuhnya dengan pendekatan keagenan konvensional, karena beberapa pertimbangan.Pertama adanya perbedaan ideologi organisasi yang ada, ideologi organisasi yang ada di sektor publik (pemerintahan) adalah organisasi yang lebih mengkedepankan kepentingan publik atau memaksimalakan kepentingan sosial.Dalam memaksimalakan pelayanan masyarakat (public service) diatas kepentingan lainya.Sementar itu ideologi yang tekandung dalam teori keagenan


(20)

sendiri berdasarkan fakta yang ada dan terjadi terdapat unsur kapitalisme yang seiring melekat erat pada teori ini dimana paradigma yang terjadi dalam penelitian akuntansi sikap individualis yang menepatkan self-interest sebagai sesuatu yang lebih dominan.Zimmerman (1997) dalam Hilmi dan Martani (2012) mengungkapkan agency problem juga ada dalam konteks organisasi pemerintahan.Prinsipal dalam sektor publik memiliki latar belakang yang berbeda-beda, oleh karena itu seharusnya pengungkapan laporan keuangan tidak hanya terbatas pada akses dan dilaporkan kepada DPRD yang berperan sebagai wakil rakyat.Moe (1984) dalam Hilmi dan Martani (2012) Hubungan prinsipal dan agen dapat dilihat dalam politik demokrasi.Dikarenakan Indonesia adalah sebagai Negara kesatuan dan demokrasi, maka pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap prinsipal yaitu masyarakat sebagai pemilih dan pemerintah pusat.

Fadzil dan Nyoto (2011) dalam Alim (2015) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan prinsipal-agen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Pemerintah pusat adalah prinsipal dan pemerintah daerah bertindak sebagai agen. Hal ini dikarenakan, Indonesia sebagai negara kesatuan, pemerintah daerah bertanggung jawab kepada masyarakat sebagai pemilih dan juga kepada pemerintah pusat

3. Transparansi Pelaporan Keuangan

Para pemangku kepentingan (stakeholders) menuntut bahwa organisasi untuk menjadi lebih transparan dalam praktiknya, tidak hanya pada jumlah yang dirilis, tapi juga bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya (Silver,


(21)

2005).Transparansi merupakan sebuah konsep mencakup peristiwa atau kejadian (informasi yang terbuka tentang input, output, dan outcome), transparansi proses (informasi yang terbuka tentangtransformasi yang berlangsung antara input, output, dan outcome), transparansi real-time (informasi yang dirilis segera), atau transparansi retrospektif (Hood, 2007).

Transparansi pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah terkait semua upaya SKPD yang secara sengaja melaporkan semua informasi keuangan yang mampu dirilis secara legal baik positif maupun negatif, akurat, tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran publik dan mempertahankan tanggung jawab SKPD atas tindakan, kebijakan, dan praktik yang dilakukannya (Ridha dan Basuki 2012). Karena dengan tanggung jawab ini, transparansi pelaporan keuangan di tingkat daerah dapat diterapkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Kemudahan dalam mengakses informasi yang dimiliki olehpemerintah merupakan satu hal yang menjadi perhatian bagi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya keterkaitan antara isu-isu mengenai etika, korupsi, dan penyimpangan administrasi dan akuntabilitas(Piotrowski dan Bertelli, 2010). Transparansi merupakan salah satu bentuk akuntabilitas administratif kepada publik. Transparansi merupakan elemen kunci dalam mewujudkan good governance yang berupa penjaminan akses dan kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pengelolaan keuangan publik.


(22)

B. Penurunan Hipotesis dan Penelitian terdahulu 1. Tekanan Eksternal

Isomorfisme koersif selalu terkait dengan segala hal yang terhubung dengan lingkungan di sekitar organisasi (Ridha dan Basuki, 2012). Isomorfisme koersif (coercive isomorphism) merupakan hasil dari tekanan formal dan informal yang diberikan pada organisasi oleh organisasi lain dimana organisasi tergantung dengan harapan budaya masyarakat di mana organisasi menjalankan fungsinya (DiMaggio dan Powell, 1983).

Kekuatan koersif adalah tekanan eksternal yang diberikan oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga lain untuk mengadopsi struktur atau sistem (Ashworth et. al, 2009). Adanya peraturan ditujukan untuk mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik.Di sisi lain, kekuatan koersif dari suatu peraturan dapat menyebabkan adanya kecenderungan organisasi untuk memperoleh atau memperbaiki legitimasi (legitimate coercion) (Scott, 1987) dalam (Ridha dan Basuki 2012), sehingga hanya menekankan aspek-aspek positif agar organisasi terlihat baik oleh pihak-pihak di luar organisasi (Ridha dan Basuki 2012). Perubahan organisasi yang didasari kekuatan koersif akan menyebabkan organisasi lebih mempertimbangkan pengaruh politik dari pada teknis (Ashworth et. al, 2009).

Tekanan eksternal yang dimaksud disini adalah faktor luar organisasi yang dapat berpengaruh terhadap organisasi baik berpengaruh terhadap struktur maupun kegiatannya. Faktor eksternal diantaranya adalah adanya peraturan oleh


(23)

organisasi lain seperti pemerintah pusat, lembaga swadaya masyayarakat (LSM), dan lembaga lembaga lain. Adanya sebuah peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat ataupun pihak yang berkaitan sebenarnya bertujuan untuk menjadikan praktik dalam organisasi (SKPD) menjadi lebih baik. Jika tekanan eksternal yang terjadi akibat adanya kekuatan koersif pada pemerintah akan menyebabkan organisasi melakukan praktik praktik hal yang tidak di inginkan, seperti halnya terkait penerapan transparansi pelaporan keuangan yang bersifat formalitas. Tanpa memikirkan tugas dan tujuan terjalankan lebih efektif dan efisiensi sesuai target.

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Sihaoloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa peraturan yang menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian yang telah dilakuka dapat di duga bahwa penerapan transparansi peloparan keuangan di pengaruhi oleh tekanan eksternal. Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis satu sebagai berikut:

H1: Tekanan eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

2. Pengendalian Internal

Xu, et all. (2003) dalam Sukmaningrum (2012) menjelaskan bahwa interaksi antara orang dan sistem serta implementasi sistem merupakan faktor


(24)

penting yang memengaruhi kualitas dari sebuah informasi, dimana keandalan sistem harus juga didukung oleh keandalan sumber daya manusia.Namun sistem yang sudah berjalan harus dikontrol agar tetap dapat berjalan baik.

Indra Bastian (2006) dalam Amelia (2015) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, dan segenap personel) yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengendalian intern yang didefinisikan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) (1992) dalam Sari (2012) adalah suatu proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

a. Efektivitas dan efisiensi operasi b. Keandalan pelaporan keuangan

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Tujuan yang pertama adalah menekankan pada tujuan dasar dalam setiap organisasi, mencakup kinerja, profitabilitas dan pengamanan sumber daya.Kedua adalah menyangkut kehandalan laporan organisasi.Terakhir adalah berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi dimana organisasi itu berada.Sistem pengendalian internal bukan hal baru dalam pemerintahan dimana


(25)

dalam pemerintahan pengendalian internal menjadi bagian penting dalam organisasi. Pengendalian internal digunakan untuk menjalankan proses eksekusi oleh pihak kepala daerah/dinas maupun anggota guna pencapaian tujuan dalam organisasi. Semakin sistem pengendalian internal diterapkan dengan baik di dalam pemerintahan, maka pengungkapan proses transparasi pelaporan keuangan akan menjadi lebih transparan. Karena dengan sistem pengendalian internal, organisasi dapat mengarahkan, mengawasi serta dapat mengukur sumber daya yang ada di dalam organisasi. Begitu juga sebaliknya jika dalam organisasi pemerintah tidak di terpkan pengendalian internal secara baik maka tujuan dan proses eksekui yang ada tidak berjalan dengan baik.

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh Pengendalian Internal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Sari (2012), Amelia (2015), Alim (2015), Hastuti (2015) menunjukkan bahwa Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa sistem untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku sehingga menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian sebelumnya dapat diduga bahwa penerapan transparansi pelaporan keuangan di pengaruhi oleh pengendalian internal.Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis Dua sebagai berikut:

H2: Pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.


(26)

3. Ketidak Pastian Lingkungan

Isomorfisme mimetik adalah kecenderungan organisasi untuk memodelkan dirinya pada perilaku organisasi lain (DiMaggio dan Powell, 1983) muncul sebagai tanggapan untuk suatu ketidakpastian (Mizruchi dan Fein, 1999) akan suatu standar tertentu. Isomorfisme mimetik termasuk di dalamnya benchmarking

dan mengidentifikasi praktik terbaik yang ada di lapangan (Tuttle dan Dillard, 2007).Ketidak pastian lingkungan sering terjadi dalam setiap organisasi.Ketidakpastian lingkungan bisa disebabkan oleh berbagai hal dari luar organisasi.seperti perubahan kebijakan kebijakan dan peraturan yang tidak menentu dalam setiap waktu dan perbedaan peraturan yang ada akibat suatu dugaan lainnya

Menurut Milliken (1987) ketidakpastian lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi.Menurut Luthans (1998) ketidakpastian lingkungan adalah situasi seseorang yang terkendala untuk memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut.Fisher (1996) menyebutkan bahwa pada kondisi ketidakpastian tinggi, individu sulit untuk memprediksi kegagalan dan keberhasilan dari keputusan yang dibuatnya. Sehingga membuat organisasi merubah proses dan struktur tertentu yang telah ada untuk menyesuaikan dengan keadaan. Adanya penerapan perubahan dalam penyesuaian keadaan baik proses, struktur tatanan ataupun sistem yang digunakan dalam organisasi mengakibatkan


(27)

pemahaman individu akan organisasi yang kurang, khusunya dalam penerapan hal hal baru. Disebabkan ketidaksiapan organisasi dalam bertransformasi ke hal yang baru.

Transparansi pelaporan keuangan mengharuskan organisasi untuk menyajikan laporan keuangan yang bebas dari salah material dan informasi yang bias kepada pihak luar (Ridha dan Basuki, 2012). Hal tersebut sesuai dengan konsep keterandalan (reliabilitas) dimana informasi dalam laporan kuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan materil, sesuai fakta, jujur dan dapat di verifikasi (PP No.24/2005, Lampiran II: Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah No.35). menurut Intakhan dan Ussahawanitchakit (2009) dalam Ridha dan Basuki (2012) keterandalan dalam transparansi pelaporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian lingkungan dari jenis jenis yang diakui dan diukur dalam laporan keuangan. Akan tetapi adanya peraturan pemerintah terkait transparansi pelaporan keuangan akan mendorong organisasai untuk menyampaikan informasi secara detil baik proses ataupun praktik yang ada dalam laporan keuangan untuk memenuhi prasyarat kualitas keandalan.

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Fardian (2014), Julita dan Belian (2015), dan Satyaningsih et., al., (2014) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian sebelumnya , peneliti akan meneliti apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap


(28)

penerapan transparansi pelaporan keuangan. Untuk itu, ada kemungkinan hipotesis tiga dirumuskan sebagai berikut:

H3: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

4. Komitmen Manajemen

DiMaggio dan Powell (1983) dalam Ridha dan Basuki (2012) menyatakan bahwa ismorfisme normative terkait dengan profesionalisme.Perubahan komitmen dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, 2002).Paine (1994) menyatakan bahwa strategi integritas merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih menuntut daripada inisiatif kepatuhan atas hukum. Kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud bila diikuti oleh komitmen manajemen yang kuat. Institusionalisasi sebagai proses dalam organisasi untuk menetapkan suatu karakter ditentukan oleh komitmen organisasi dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip (Selznick, 1992 dalam Dacin, 2002 dalam Ridha dan Basuki, 2012). Transparansi merupakan salah satu nilai atau prinsip (PP No. 58/2005, Penjelasan Pasal 4 ayat 1) yang harus dipegang oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (Ridha dan Basuki, 2012).

Menurut Nadirsyah (2008), komitmen manajemen adalah suatu keyakinan dan dukungan yang kuat dari manajemen untuk melakukan, menjalankan, dan mengimplementasikan suatu kebijakan yang ditetapkan secara bersama sehingga tujuan atas diterapkannya kebijakan tersebut dapat dicapai. Pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya organisasi dalam melaksanakan perencanaan,


(29)

pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi sehingga orang bekerjasama dengan efektif untuk mencapai sasaran organisasi (Mukjizat, 2000 dalam Saputra, 2015).Dengan mencapai sasaran organisasi yang efektif, transparansi dapat diterapkan seiring dengan jalannya organisasi yang baik.Dalam artian profesionalsime dalam organisasi baik mematuhi, menjalankan, dan mengimplementasikan suatu kebijakan dan hukum merupakan suatu wujud dalam komitmen organisasi.dimana prinsip prinsip dan nilai nilai kepatuhan akan kebijakan dan hukum merupakan suatu hal yang harus dipegang dan di lakukan oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (PP. No. 58/2005, penjelasan Pasal 4 Ayat 1).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Hastuti (2015), dan Dewi et. al. (2015), Prasetya (2015), Saputra (2015) menunjukkan bahwa komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.Dari uraian di atas dan hasil penelitian sebelumnya dapat di duga bahwa penerapan transparansi pelaporan keuangan dipengaruhi oleh komitmen manajemen.Untuk itu dapat dirumuskan hipotesis empat sebagai berikut:

H4: Komitmen manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.


(30)

5. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Setiawati (2013) dalam Al-Amin (2015) menyatakan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan karyawan yang ada, sebagai kesatuan SDM harus dipandang sebagai suatu sistem dimana tiap tiap karyawan merupakan bagian yang saling berkaitan suatu dengan lainnya dan bersama sama berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

Komptensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja indvidu dalam pekerjaannya (Spencer dan Spencer, 1993 dalam Saputra 2015).Fardian (2014) menambahkan Kompetensi Sumber Daya Manusia merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang yang di tunjukan oleh kemampuanya untuk konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi salah suatu fungsi pekerjaan yang spesifik. Menurut Primayana, dkk (2008) Kapasitas sumber daya manusia ialah kemampuan yang meliputi tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai dari manusia untuk menyelesaikan tugas ataupun tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kapasitas sumber daya manusia dapat terlihat dari tingkat tanggung jawab yang diberikan kepadanya, yang mana tanggung jawab tersebut diuraikan didalam job description.Menurut Indriasari dan Naharto (2008) dalam Saputra (2015), sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.


(31)

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Fardian (2014) menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya maka dapat irumuskan hipotesisi lima sebagai berikut:

H5: Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.


(32)

C. Model Penelitian

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Model Penelitian

Variabel independen Variabel dependen

TEKANAN EKSTERNAL

PENGENDALIAN INTERNAL

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

KOMITMEN MANAJEMEN

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN


(33)

26 A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Kabupaten Tegal,sampel yang digunakan adalah pejabat serta beberapa staf keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dimana di Kabupaten Tegal sendiri terdapat (26) SKPD terdiri atas Dinas, Badan dan Kantor.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuesioner.Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti. Atau dengan kata lain data primer ini harus dicari sendiri oleh peneliti. Kelebihan data primer ini adalah peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data, peneliti dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan, dan peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitian dengan ketersediaan data di lapangan.Dimana data tersebut dapat diperoleh dari masing-masing staff di bagian keuangan setiap SKPD.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel didasarkan pada metode sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan (Purposive sampling).Responden yang menjadi penelitian adalah kepala SKPD dan Pengelola Laporan Keuangan di SKPD (dinas, kantor, dan badan) dan sudah menjabat minimal 1 (satu) tahun atau lebih di


(34)

SKPD, dengan pandangan bahwa responden telah memahami situasi dan kondisi didalam SKPD serta terlibat dalam pelaporan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuisioner kepada responden. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang ada untuk dijawab. Kuisioner sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang efisien (sugiyono, 2007).Terdapat 5 item isntrumen dengan menggunakan skala likert. Item item pertanyaan ini telah digunakan oleh Duncan (1972), Kirmizi dan Yusserie (2002) Mardiyah dan Gundono (2001), Imton (2004), Widyastuti (2005), Basuki dan Ridha dan Basuki (2012), Alim (2015), Prasetya (2015), Saputra (2015). 5 skala likert berikut yaitu:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS)

3= Tidak Pasti-Netral (N) 4= Setuju (S)

5= Sangat Setuju (SS)

Kuisioner diantarkan langsung dan ditunjukan kepada responden yang ada diwilayah kabupaten Tegal.


(35)

E. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Variabel Independen,

Variabel yang mempengaruhi variabel dependen.Variabel independen pada penelitian ini adalah pengaruh tekanan eksternal, sistem pengendalian internal, ketidakpastian lingkungan, komitmen manajemen, sumber daya manusia.

a. Tekanan Eksternal (X1)

Tekanan eksternal adalah tekanan yang di pengaruhi oleh luar organisasi, dimana tekanan eksternal sendiri di pengaruhi oleh kebijakan hukum dari pemerintah pusat, masyarakat dan peraturan pemerintah yang lebih tinggi. Tekanan eksternal dihubungkan dengan penerapan transparansi laporan keuangan, semakin tinggi tekanan eksternal seperti peraturan dan masyarakat maka masyarakat cenderung semakin melaksanakan transparansi pelaporan keuangan (frumkin dan galaskiewicz dalam Ridha dan Basuki, 2012).Kebijakan kebijakan yang menjadi faktor terjadinya tekanan eksternal dalam hal ini, paraktik paraktik dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan yang hanya bersifat formalitas oleh SKPD-SKPD.Tekanan eksternal diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 6 butir pertanyaan.


(36)

Pengendalian internal yang didefinisikan oleh (Coso dalam Alim, 2015) adalah suatu proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

1) Efektivitas dan efisiensi operasi 2) Keandalan pelaporan keuangan

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Yang dimaksud pertama adalah tujuan dasar sebuah organisasi dimana efektifitas dan efisiendi operasi selalu menjadi prioritas utama sebuah organisasi yang mencangkup profitabilitas, kinerja organisasi, pengamanan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang ada.Yang kedua berhubungan dengan pelporan keuangan yang sesuai standar tepat dan akurat menjadi out put atau hasil akhir sebuah Dinas, Lembaga maupun Badan untuk pertanggung jawaban. Terakhir adalah kepatuhan akan kebijakan hukum dan peraturan menjadi nilai sejauh mana keberadaan atau regulasi sebuah organisasi berada dan untuk mengukur sejauh mana system pengendalian internal berpengaruh atau tidaknya terhadap pelaporan transparansi keuangan. Dan pengendalian internal diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 5 butir pertanyaan.


(37)

c. Ketidakpastian Lingkungan (X3)

Ketidakpastian lingkungan dalam hal ini adalah kondisi dimana SKPD mengalami ketidakpastian yang dapat disebabkan adanya pengaruh dari luar SKPD, seperti sering terjadinya perubahan peraturan, tidak

match-nya antara peraturan yang satu dengan yang lain, terjadinya mutasi staf SKPD yang cepat, dan lain sebagainya.SKPD dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dengan kondisi yang ada, baik dalam praktik maupun operasionalnya.Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini dikhususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan.(Ridha dan Basuki, 2012).Menurut Luthans (1998) ketidakpastian lingkungan adalah situasi seorang terkendala untuk memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidak pastian tersebut.Dalam pengukuran ketidakpastian lingkungan ini menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 4 butir pertanyaan.

d. Komitmen Manajemen (X4)

Komitmen managemen dalam hal ini terkait dengan integritas managemen dalam menerapkan transparansi pelaporan keuangan.(Paine dalam Ridha dan Basuki, 2012) menyatakan bahwa strategi integritas merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih menuntut dari pada sekedar inisiatif kepatuhan atas hukum maupun peraturan.Integritas dan kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud bila diikuti oleh komitmen manajemen yang kuat. Managemen seharusnya mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk tujuan jangka panjang


(38)

perusahaan.Nilai-nilai tersebut nantinya diterapkan melalui perilaku dan tindakan yang tepat.Selain itu managemen secara pribadi juga terlibat untuk memastikan bahwa sistem managemen SKPD yang dikembangkan dan diimplementasikan sudah berjalan.Sistem managemen yang baik dalam hal transparansi pelaporan keuangan dapat tercapai apabila SKPD memiliki staf yang handal dan kompeten dibidangnya, dibangunnya budaya etis secara komprehensif, dan kompeten. Sistem managemen yang baik tersebut akan berdampak pada terpenuhinya standar profesionalisme yang seharusnya ada pada SKPD-SKPD. Komitmen manajemen diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 5 butir pertanyaan.

e. Kompetensi Sumber Daya Manusia (X5)

Perubahan institusional dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, dalam Ridha dan Basuki, 2012).Kepatuhan sebuah organisasi terhadap suatu peraturan dan hukum dapat terwujud apabila terdapat komitmen manajemen yang baik.Dilain sisi kapabilitas dan kompetensi sumberdaya manusia yang ada juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan sebuah organisasi.Semakin berkompeten sumberdaya manusia yang ada semakin besar kemungkinan organisasi yang ada terkendali dan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi (Alim, 2015).

Saputra (2015) kompetensi sumber daya manusia yaitu kemampuan dan karakterisitik yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil


(39)

berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatanya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efisien (Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007).Kompetensi sumber daya manusia yang ada di ukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 4 butir pertanyaan.

2. Variabel Dependen,

Variabel yang di pengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen pada penelitian ini adalah Transparansi pelaporan keuangan.

a. Transparansi pelaporan keuangan.

Menurut Silver, (2005) dalam Ridha dan Basuki, (2012) mengatakan bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) menuntut bahwa organisasi untuk menjadi lebih transparan dalam praktiknya, tidak hanya pada jumlah yang dirilis, tapi juga bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya. Transparansi pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah tekait semua upaya SKPD yang secara sengaja melaporkan semua informasi keuangan yang mampu dirilis secara legal baik positif maupun negatif, akurat, tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran publik dan mempertahankan tanggung jawab SKPD atas tindakan, kebijakan, dan praktik yang dilakukannya. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat transparansi pelaporan keuangan yang ada maka responden diminta untuk menjawab 5 pertanyaan yang ada, dimana pertanyaan berhubungan dengan penerapan, penyajian, pelaporan dan


(40)

informasi penyajian. Menurut Mardiasmo, (2012) transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

Pada table 3.1 mengenai operasional variabel dibawah merupakan replikasi dari penelitian Basuki dan Ridha dan Basuki (2012) dan Ferdian (2012).

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator

Transparansi Pelaporan Keuangan Penyampaian Informasi Laporan Keuangan

 Informasi pencapain SKPD dalam laporan Keuangan.  Informasi ketidakberhasilan

pencapaian SKPD dalam laporan keuangan.

Penyediaan Laporan Keuangan

 Menyediakan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.

 Informasi keuangan mengenai input, output, dan outcome secara terbuka.

 Menyediakan akses kepada pemangku kepentingan atas laporan keuangan.

Tekanan Eksternal

Tekanan Pemerintah Pusat

 Kebijakan dan peraturan mengenai transparansi.  Tuntutan kepala daerah

Tekanan Pemerintah Daerah

 Seringnya pemberitaan media massa akan trasnparansi laporan keungan.  Adanya kritik yang

dilayangkan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) mengenai pertanggung jawaban akan transparansi pelaporan keuangan


(41)

dari masyarakat atas penerapan transparansi pelaporan keungan. Pengendalian Internal Peran pengawasan internal

 Metode pengukuran atau penilaian

 Pengawasan internal  Sistem informasi yang ada

Ketidakpastian lingkungan

Pengaruh lngkungan

 Menjaga hubungan yang stabil dengan lingkungan SKPD.  Memperbaiki legitimasi SKPD

untuk memperoleh dukungan dari masyarakat.

 Menyediakan informasi keuangan yang hanya

berdampak positif bagi SKPD.  Menerapkan konsep

transparansi yang telah banyak diterapkan oleh SKPD lain.

Komitmen Manajemen

Semangat Kerja

 Memiliki semangat kerja untuk mencapai tingkat organisasi yang lebih tinggi.  Memilikim kemampuan untuk

memahami perilaku staff dan memberikan solusi suatu permasalahan transparansi pelaporan keuangan

Motivasi

 Memiliki otivasi dalam bekerja secara professional dan tanggung jawab tinggi.  Memiliki motivasi dalam

membangun budaya etis dalam menekan transparansi pelaporan keuangan. Sumber Daya Manusia Pengetahuan Dasar

 Memahamai tugas pokok, fungsi, dan uraian tugas sebagai pejabat.

 Memiliki pemahaman tentang transparansi pelaporan


(42)

Keahlian

 Memahami prosedur pencatatan pelaporan keuangan.

 Mampu melaporkan keuangan dengan baik.

F. Uji Statistik Deskriptif

Statistic deskriptif memberikan gambaran secara umum mengenai karakter variabel penelitian.parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata rata, standar deviasi dan kisaran skor (maksimum dan minimum) yang ditampilkan dalam table staistik deskriptif.

G. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data digunakan untuk memastikan bawa instrument yang digunakan merupakan alat ukur yang akurat dan dapat di percaya.Uji kualitas data meliputi uji validitas dan reliabilitasa.

1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuisioner.Kuisioner dikatakn valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkap sesuatu yang di ukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruck atau variabel. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r variabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel jika r hitung > r table dan nilai Positif, maka dapat di ambil kesimbupan bahwa instrument adalah valid (Ghozali, 2009).


(43)

2. Uji reliabilitas

Uji reliabiltas adalah kualitas instrument tidak hanya di tentukan oleh kemampuan item-itemnya dalam mengukur atau mengungkapankan pedapat subyek. Hasil dari uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan koefisian cronbach alpha (koefisian keandalan) yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukan seberapa baik item suatu instrument berkorelasi positif dengan item lainya.Semakin tinggi koefisien Alpha berarti semakin baik pengukuran suatu instrument. Variabel dikatakan andal (reliable) jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali, 2009).

H. Uji Hipotesis dan Analisi Data 1. Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 21. Model regresi akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah bila dipenuhi asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antar variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan uji statistik

One-Sample Kolmogorov_Smirnov (K-S) dan memperhatikan penyebaran data (titik) pada normal p-plot of regression standardized residual dan variabel dependen, dimana :


(44)

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap tiap variabel independen saling berhubungan secara linear.Multikolinieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan.Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau tidak adanya hubungan antar variabel indepnenden dengan variabel independen lainya (kolerasi). Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinieritas adalah dengan memperhatikan :

1) Besaran korelasi antara variabel independen. Pedoman suatu model regresi bebas multikolinieritas, memiliki kriteria sebagai berikut :

a) Koefisien kolerasi antara variabel-variabel indenpenden harus lemah, tidak lebih dari 90% atau dibawah 0.90 (Ghozali, 2006)

b) Jika kolerasi kuat antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel independen lainya, maka hal


(45)

ini menunjukan terjadinya mulikolinieritas yang serius (Ghozali, 2006).

2) Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflantion Factor) nilai tolerance dan VIF menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Persamaan yang digunakan adalah : (3.3) nilai cutoff yang digunakan dan dipakai untuk menandai adanya faktor faktor multikolinieritas adalah tolerance < ),10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Heterokedastisitas dapat terdeteksi dengan menilai plot anatar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sectter plot. Yang mendasari pengambilan keputusan adalah : 60

1) Jika ada pola tertentu seperti titik titik yang membentuk satu pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka akan terjadi masalah heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu sumbu maka terjadi heterokedastisits.


(46)

2. Analisis Data

a. Regresi Berganda

Regresi berganda bertujuan untuk menyatakan hubungan independen terhadapa variabel dependen.Untuk mengetahui hubungan tekanan eksternal, pengendalian internal, ketidak pastian lingkungan, komitmen manajemen, kompetensi sumber daya manusia dengan transparansi pelaporan keuangan. Secara matematis ditunjukan dalam persamaan dibawh ini :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 +e Keterangan

Y= transparansi laporan keuangan X1= Tekanan Internal

X2= Pengendalian internal X3= Ketidakpastian lingkungan X4= Komitmen manajemen

X5= Kompetensi sumber daya Manusia a = Konstana

b1, b2, b3, b4, dan b5 = koefisien regresi e = Error

b. Uji Nilai t

Uji nilai t digunakan untuk mengetahui hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.


(47)

1) Jika p value< α (0,05), Artinya variabel independen

berpengaruh positif terhadap variabel dependen, maka hipotesis didukung.

2) Jika p value> α (0,05), maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen, artinya hipotesis yang tidak didukung.

c. Uji Nilai F

Uji nilai F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Pengujian ini menggunakan tinggat ketentuan sebagai berikut.

1) Jika p value< α (0,05), artinya variabel independen secara

bersama sama mempengaruhi variabel dependen.

2) Jika p value> α (0,05), artinya variabel independen tidak

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

d. Uji koefisien determinasi (Adjusted )

Uji koefisien determinasi (Adjusted ) digunakan untuk menunjukan presentase tingkat kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan. Koefisien determinasi digunakan juga untuk mengetahui pengaruh variabel tekanan eksternal, sistem pengendalian internal, ketidak pastian lingkungan, komitmen manajemen, dan sumber daya manusia berpengaruh terhadap transparansi pelaporan keuangan.Nilai


(48)

menunjukan seberapa model regresi mampu menjelaskan variabilitas variabel tergantung. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1, semakin mendektai 0 semakin kecil pengaruh variabel tekanan eksternal, sistem pengendalian internal, ketidak pastian lingkungan, komitmen manajemen, dan sumber daya manusia terhadap transparansi pelaporan keuangan (Ghozali, 2009).


(49)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di 26 SKPD KabupatenTegal. Masing-masing SKPD disebar 3-6 kuesioner. Sampel terdiri dari 110 orang di SKPD bagian keuangan Kota Tegal, dari 110 kuesioner yang disebar berhasil terkumpul sebanyak 103 kuesioner. Kuesioner yang layak digunakan untuk analisis sebanyak 94 kuesioner, karena terdapat 7 kuesioner yang tidak diisi secara lengkap.

TABEL 4.1.

Sampel dan Tingkat Pengembalian

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang disebar 110

Kuesioner yang tidak kembali 7

Kuesioner yang kembali 103

Kuesioner yang tidak diisi secara lengkap 7 Kuesioner yang dapat diolah 94

Tingkat pengembalian 85%

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang menyajikan angka kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dan standar deviasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian disajikan pada tabel berikut:


(50)

TABEL 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel Kisaran Teoritis

Kisaran Aktual

Rata-rata Standar Deviasi Transparansi Pelaporan

Keuangan

5 - 25 5 - 25 20,74 2,991 Tekanan Eksternal 6 - 30 9 - 30 21,47 4,137 Pengendalian Internal 5 - 25 7 - 25 20,66 2,694 Ketidakpastian 4 - 20 4 - 20 15,17 2,404 Komitmen Manajemen 5 - 20 7 - 25 20,13 2,637 Kompetensi SDM 4 - 20 5 – 20 17,79 2,355

Sumber: Hasil analisis data

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa variabel Transparansi Pelaporan Keuanganmemiliki rata-rata sebesar 20,74 dengan standar deviasi 2,991, berarti penerapan Transparani Pelaporan Keuangan dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Tekanan Eksternalmemiliki rata-rata sebesar 21,47 dengan standar deviasi 4,137, berarti Tekanan Eksternal dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Pengendalian Internal memiliki rata-rata sebesar 20,66 dengan standar deviasi 2,694, berarti Pengendalian Internal dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Ketidakpastian Lingkungan memiliki rata-rata sebesar 15,17 dengan standar deviasi 2,404, berarti Ketidakpastian Lingkungan dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Komitmen Manajemen memiliki rata-rata sebesar 20,13 dengan standar deviasi 2,637, berarti tingkat Komitmen Manajemen penelitian ini masuk kategori tinggi. Kompetensi SDM memiliki rata-rata sebesar 17,79 dengan standar devisiasi 2,355, berarti Kompetensi SDM dalam penelitian ini masuk kategori tinggi


(51)

B. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas

Hasil uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Momentdisajikan pada tabel berikut.

TABEL 4.3.

Uji Validitas Variabel Tekanan Eksternal

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

TE 1 0,651 0,000 0,2028 Valid

TE 2 0,500 0,000 0,2028 Valid

TE 3 0,726 0,000 0,2028 Valid

TE 4 0,840 0,000 0,2028 Valid

TE 5 0,872 0,000 0,2028 Valid

TE 6 0,792 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung> Rtabel (0,2028).Hal ini berarti seluruh butiran pertanyaan Variabel Tekanan Eksternal adalah valid.

TABEL 4.4.

Uji Validitas Variabel Pengendalian Internal

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

PI 1 0,696 0,000 0,2028 Valid

PI 2 0,827 0,000 0,2028 Valid

PI 3 0,835 0,000 0,2028 Valid

PI 4 0,809 0,000 0,2028 Valid

PI 5 0,873 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas


(52)

Pengendalian Internal adalah valid.

TABEL 4.5.

Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

KL 1 0,746 0,000 0,2028 Valid

KL 2 0,701 0,000 0,2028 Valid

KL 3 0,595 0,000 0,2028 Valid

KL 4 0,717 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Ketidakpastian Lingkungan adalah valid.

TABEL 4.6.

Uji Validitas Variabel Komitmen Manajemen

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

KM 1 0,712 0,000 0,2028 Valid

KM 2 0,815 0,000 0,2028 Valid

KM 3 0,795 0,000 0,2028 Valid

KM 4 0,760 0,000 0,2028 Valid

KM 5 0,687 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Komitmen Manajemen adalah valid.


(53)

TABEL 4.7.

Uji Validitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan KSDM 1 0,870 0,000 0,2028 Valid KSDM 2 0,922 0,000 0,2028 Valid KSDM 3 0,956 0,000 0,2028 Valid KSDM 4 0,915 0,000 0,2028 Valid Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Kompetensi Sumber Data Manusia adalah Valid.

TABEL 4.8.

Uji Validitas Variabel Transparansi Pelaporan Keuangan

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

TPK 1 0,829 0,000 0,2028 Valid

TPK 2 0,745 0,000 0,2028 Valid

TPK 3 0,796 0,000 0,2028 Valid

TPK 4 0,814 0,000 0,2028 Valid

TPK 5 0,867 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Transparansi Pelaporan Keuangan adalah valid.


(54)

2. Pengujian Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

TABEL 4.9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Keterangan Tekanan Eksternal (TK) 0,786 Reliabel Pengendalian Internal(PI) 0,807 Reliabel Ketidakpastian Lingkungan (KL) 0,764 Reliabel Komitmen Manajemen (KM) 0,792 Reliabel Kompetensi Sumber Daya Manusia 0,844 Reliabel Transparansi Pelaporan Keuangan (TPK) 0,804 Reliabel

Sumber : Data primer diolah

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, berarti instrument yang digunakan dalam penelitian ini andal (reliabel).

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Normalitas data diuji dengan menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS). Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas

Z Asymp-sig Keterangan

One Sample KS 0,980 0,292 Data berdistribusi normal Sumber: Hasil analisis data


(55)

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari KSZ unstandardized residual

yang diperoleh pada Tabel 4.10 sebesar 0,292> 0.05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Hasil hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.11.

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Variabel

Bebas

Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF

TE 0,693 1,442 Tdk terjadi

multikolinearitas

PI 0,454 2,203 Tdk terjadi

multikolinearitas

KL 0,568 1,761 Tdk terjadi

multikolinearitas

KM 0,497 2,014 Tdk terjadi

multikolinearitas

KSDM 0,430 2,326 Tdk terjadi

multikolinearitas Sumber: Hasil analisis data

Tabel 4.11 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

3. Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:


(56)

TABEL 4.12.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Variabel Sig Kesimpulan

RES2

TE 0,069 Non heteroskedastisitas PI 0,377 Non heteroskedastisitas KL 0,425 Non heteroskedastisitas KM 0,548 Non heteroskedastisitas KSDM 0,212 Non heteroskedastisitas Sumber: Hasil analisis data

Hasil perhitungan tabel 4.12 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

D. Hasil Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Tekanan Eksternal (TE), Pengendalian Internal (PE), Ketidakpatian Lingkungan (KL), Komitmen Manajemen (KM) dan Kompetensi Sumber Daya Manusia (KSDM) terhadap penerapan Transparanis Pelaporan Keuangan (TPK). Ringkasan hasil perhitungan regresi dengan menggunakan program SPSS 21.0 disajikan pada tabel berikut:


(57)

TABEL 4.13. Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Koef. B t stat Sig Keterangan Konstanta 1,496 0,765 0,446

TE 0,112 1,775 0,079 Signifikan10%

PI 0,441 3,685 0,000 Signifikan

KL 0,105 0,876 0,383 Tdk Signifikan KM 0,133 1,136 0,259 Tdk Signifikan KSDM 0,195 1,390 0,168 Tdk Signifikan

Adj R2 0,510

F Statistic 20,360 Prob (F-stat) 0,000

Sumber : Hasil analisis data

Hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi:

TPK= 1,496 + 0,112TE + 0,441PI + 0,105KL + 0,113KM + 0,195 KSDM + e

1. Uji signifikansi nilai t

a. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Variabel Tekanan Eksternal memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,112 dan nilai t sebesar 1,175 serta nilai sig (0,079) > α (0,05), berarti Tekanan Eksternaltidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H1) tidak terbukti/ditolak.

b. Pengujian hipotesis kedua (H2)

Variabel Pengendalian Internal memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,441 dan nilai t sebesar 3,685 serta nilai sig (0,000) < α


(58)

(0,05), berarti Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan. Hipotesis kedua (H2) terbukti/diterima.

c. Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Variabel Ketidakpastian Lingkungan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,105 dan nilai t sebesar 0,876 serta nilai sig (0,383) > α (0,05), berarti Ketidakpastian Lingkungantidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H3) tidak terbukti/ditolak.

d. Pengujian hipotesis keempat (H4)

Variabel Komitmen Manajemen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,133 dan nilai t sebesar 0,136 serta nilai sig (0,259) > α (0,05), berarti Komitmen Manajementidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H4) tidak terbukti/ditolak.

e. Pengujian hipotesis kelima (H5)

Variabel Kompetensi Dumber Daya Manusia memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,195 dan nilai t sebesar 1,390 serta nilai sig (0,168) > α (0,05), berarti Kompetensi Sumber Daya Manusiatidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H5) tidak terbukti/ditolak.


(59)

2. Uji signifikansi nilai F

Hasil perhitungan pada Tabel 4.13 diperoleh nilai fhitung sebesar

20,360dengan nilai sig (0,000) < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yangsignifikan variabel-variabel Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen, Kompetensi Sumber Daya Manusia secara bersama-sama terhadap penerapan Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan.

3. Koefisien determinasi

Nilai Adjusted R square sebesar 0,510 menunjukkan bahwa 51,% variasi penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen, Kompetensi Sumber Daya Manusia. Sedangkan sisanya sebesar 49% dijelaskan variabel lain di luar model.

E. Pembahasan

1. Tekanan eksternal terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Tekana Eksternal (H1) menunjukkan bahwa Tekanan Eksternal tidak berpengaruh signifikan tapi tidak berpengaruh negatif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah daerah Tegal. Dengan demikian (H1) di tolak.


(60)

Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0,078, yang lebih besar dari nilai alpha 0,05 akan tetapi koefisien regresi sebesar 0.112 menunjukkan arah positif. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi, dkk (2013) dan Hasil penelitian Julita dan Belian(2015) menyatakan bahwa tekanan eksternal tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah daerah.

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar organisasi seperti peraturan-peraturan pemerintah (regulasi). Regulasi yang cepat dalam satu rentang waktu tertentu, mengakibatkan organisasi merubah proses dan strukturnya (Govindajaran dalam Ridha 2012). Perubahan tersebut akan mengakibatkan sulitnya penyesuaian dalam pemahaman organisasi bertransformasi ke peraturan maupun kebijakan yang baru, dan mengakibatkan terjadinya formalitas dalam praktik menjalankan peraturan tersebut. Perubahan (regulasi) yang cepat akan menuntut orgnisasi untuk bergerak cepat dalam menjalankan strategi dan misinya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya lingkungan yang sering berubah, hal inilah yang akan mempengaruhi beberapa halpenting yang sudah diatur organisasi sebelumnya seperti perencanaan dan pengendalian.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012) yang menyatakan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Sedangkan hasil dalam penelitian ini tekanan eksternal tidak berpengaruh


(61)

secara positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Jadi dalam penelitian ini Tekanan Eksternal yang ada baik dari adanya peraturan mauupun kebijakan yang ada tersebut tidak mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Tegal. Tekanan eksternal dalam sebuah organisasi menjadi satu hal yang biasa terjadi, hal ini tergantung bagaimana strategi organisasi menghadapi situasi seperti ini.

2. Pengendalian Internal terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Pengendalian Internal (H2) menunjukkan bahwa Pengendalian Internal berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah daerah kab Tegal. Dengan demikian (H2) Diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0.00, yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05 dan koefisien regresi sebesar 0,441. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu mengenai pengaruh Pengendalian Internal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Diana (2012), Amelia (2015), Alim (2015), Hastuti (2015).Hal ini menunjukkan bahwa Pengendalian Internal di SKPD Kab. Tegal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa sistem untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku


(62)

sehingga menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan.

3. Ketidakpastian Lingkungan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Ketidakpastian Lingkungan (H3) menunjukkan bahwa Ketidakpastian Lingkungan tidak berpengaruh signifikan di pemerintah daerah Kab. Tegal, dengan demikian (H3) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0.383, yang lebih besar dari nilai alpha 0,05 dan koefisien regresi

sebesar 0,105. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ridha dan Basuki (2012), Mahendra (2013) dan Sihaloho, dkk (2013) yang menyatakan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Dengan kata lain ketidakpastian lingkungan tidak dapat meningkatkan penerapan transparansi pelaporan keuangan di SKPD Kab. Tegal. Ketidakpastian lingkungan pada kenyataan terjadi dan dialami oleh SKPD. Ketidakpastian lingkungan yang muncul dapat disebabkan oleh sering terjadinya perubahan peraturan terkait pengelolaan keuangan. Hal ini akan berdampak pada sulitnya SKPD untuk segera menyesuaikan praktiknya dengan peraturan yang baru (Ridha dan Basuki, 2012). Ketidappastian Lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan hal ini dikarenakan, organisasi biasanya telah memprediksi dan melakukan penyesuaian terlebih dahulu terhadap kondisi lingkungan


(1)

LAMPIRAN

KUISIONER

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i……….. Di tempat

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kita senantiasa dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, Aamiin. Saya Benny Mandala Putra, mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UMY, dalam rangka penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi S1. Bersama dengan surat ini saya bermaksud untuk memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk dapat berpartisipasi sebagai responden untuk skripsi saya yang berjudul:

“Pengaruh Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal)

Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dapat dijawab dalam waktu 10 (sepuluh) menit. Keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i dalam menjawab pertanyaan. Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Demikian surat ini saya buat, atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian, saya ucapkan terimakasih

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Yogyakarta, 1 Mei 2016

Hormat Saya


(2)

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :………...

(boleh tidak diisi) 2. Jenis Kelamin :

3. Usia : Tahun 4. Badan/Dinas :

5. Jabatan/Bagian:

6. Masa Bekerja : Tahun

B. DAFTAR PERTANYAAN Cara Pengisian Kuesioner

Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dapat dijawab dalam waktu 10 (sepuluh) menit. Bapak/Ibu/Saudara/i dengan memberi tanda (√) satu jawaban dari skala nomor 1-5 pada pilihan jawaban. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya satu jawaban. Setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Saudara :

1 = Sangat tidak setuju (STS) 2 = Tidak setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)


(3)

TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

1. Anda telah menyusun laporan keuangan, seluas mana Anda menerapkan transparansi pelaporan keuangan?

PERNYATAAN STS TS N S SS

1 2 3 4 5 a. SKPD anda menyampaikan informasi mengenai keberhasilan

pencapaian SKPD dalam laporan keuangan

b. SKPD anda menyampaikan informasi mengenai ketidak berhasilan pencapaian SKPD dalam laporan keuangan

c. SKPD anda menyediakan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu

d. SKPD anda menyediakan informasi keuangan mengenai input, output, dan outcome secara terbuka

e. SKPD anda menyediakan akses kepada pemangku kepentingan atas laporan keuangan

TEKANAN EKSTERNAL

2. Berdasarkan pengalaman Anda dalam entitas SKPD, sampai seluas mana dan seberapa sering tekanan eksternal mempengaruhi usaha SKPD Anda dalam memperbaiki transparansi pelaporan keuangan?

PERNYATAAN STS TS N S SS

1 2 3 4 5 a. Terbitnya Undang-undang dan peraturan yang mengatur

transparansi berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelporan keuangan di SKPD anda.

b. Tuntutan Gubernur/Bupati/Walikota untuk menerapkan transparansi pelaporan keuangan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di SKPD anda. c. Seringnya pemberitaan media massa akan transparansi

laporan keuangan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelporan keuangan di SKPD anda.


(4)

d. Meningkatnya kritik dari masyarakat atas penerapan transparansi pelaporan keuangan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelporan keuangan di SKPD anda.

e. Perhatian lebih dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelporan keuangan di SKPD anda.

f. Tuntutan pengusaha atau komunitas bisnis atas penerapan transparansi pelaporan keuangan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelporan keuangan di SKPD anda.

PENGENDALIAN INTERNAL

3. Berdasarkan pengalaman anda dalam entitas SKPD seluas mana sistem pengendalian internal mempengaruhi usaha SKPD anda dalam memperbaiki transparansi pelaporan keuangan ?

PERNYATAAN

STS TS N S SS 1 2 3 4 5 a. Metode penilaian/pengukuran resiko dan sistem informasi

manajemen resikomempengaruhi usaha SKPD anda dalam memperbaiki transparansi pelaporan keuangan

b. Pengawasan internal di SKPD terdiri dari staff yang kompeten, dapat dipercaya dan tanggap dengan instansi

c. Terdapat pengawasan untuk menilai kualitas pengendalian internal di SKPD anda

d. Sistem informasi yang berperan dengan baik dapat membantu meyainkan bahwa tanggung jawab telah dilaksanakan.


(5)

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

4. Berdasarkan pengalaman anda dalam entitas SKPD, sampai seluas mana dan seberapa sering ketidakpastian lingkungan mempengaruhi usaha SKPD Anda dalam memperbaiki transparansi pelaporan keuangan?

PERNYATAAN

STS TS N S SS 1 2 3 4 5 a. Menjaga hubungan yang stabil dengan lingkungan dimana SKPD

saya berada

b. Memperbaiki legitimasi SKPD untuk memperoleh dukungan dari masyarakat

c. Menyediakan informasi keuangan yang hanya berdampak positif bagi SKPD

d. Menerapkan konsep transparansi yang telah banyak terapkan oleh SKPD lain

KOMITMEN MANAGEMEN

5. Berdasarkan pengalaman Anda dalam entitas SKPD, sampai seluas mana managemen SKPD telah berkomitmen untuk berupaya memperbaiki transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Anda?

PERNYATAAN STS TS N S SS

1 2 3 4 5 a. Keinginan saya sebagai managemen puncak (pimpinan SKPD)

b. Perlunya membenahi akan kurangnya keterampilan staf untuk mendukung penerapan transparansi pelaporan keuangan

c. Perlunya pendidikan yang berkelanjutan dalam internal SKPD untuk menghadapi perubahan lingkungan yang semakin kompleks d. Keinginan saya membangun budaya etis dalam menerapkan

transparansi pelaporan keuangan di SKPD e. Kebutuhan SKPD akan partisipasi masyarakat


(6)

KOMPETENSI SUMBERDAYA MANUSIA

6. Berdasarkan pengalaman anda dalam entitas SKPD, sejauh mana sumber daya manusia memiliki kompetensi untuk berupaya memperbaiki transparansi pelaporan keuangan pada SKPD anda ?

PERNYATAAN

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

a. Memahami tugas pokok, fungsi dan uraian tugas sebagai pejabat.

b. Memiliki pemahaman tentang transparansi pelaporan keuangan.

c. Mengetahui prosedur pencatatan laporan keuangan d. Mampu melaporkan keuangan dengan baik.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMITMEN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

1 8 28

Pengaruh Tekanan Eksternal, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat dan Komitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan

2 9 13

BAB I PENDAHULUAN Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan Dankomitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studiempirispada Skpd Kabupatenkebumen).

0 8 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan Dankomitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studiempirispada Skpd Kabupatenkebumen).

0 7 4

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan Dankomitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studiempirispada Skpd Kabupatenkebumen).

1 8 17

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan Dankomitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studiempirispada Skpd Kabupatenkebumen).

1 8 18

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, PENGENDALIAN INTERNAL Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Internal Terhadap Ketepatwaktuan Dan Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Stud

0 3 17

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, PENGENDALIAN INTERNAL Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Internal Terhadap Ketepatwaktuan Dan Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Stud

0 3 15

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Internal Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada

0 3 14

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DAN KOMITMEN TERHADAP TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DENGAN RELIGIUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PTKI KOTA PEKANBARU

1 4 18