Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak

Limbah pertanian merupakan bahan buangan dari proses perlakuan atau pengolahan untuk memperoleh hasil utama dan hasil sampingan Winarno, 1985. Mastika 1991 menyatakan bahwa limbah pertanian adalah hasil sampingan yang dihasilkan dari pertanian dan belum termanfaatkan secara maksimal. Limbah pertanian dan agroindustri pertanian memiliki potensi yang cukup besar sebagai sumber pakan ternak ruminansia Mariyono dan Romjali, 2007. Jenis limbah pertanian yang sering digunakan sebagai pakan ternak adalah jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah, jerami kedelai, dan pucuk ubi kayu Djajanegara, 1999. Jerami tanaman pertanian baik jerami padi, jerami jagung, jerami kedele maupun jerami tanaman pertanian lainnya merupakan bahan pakan kaya serat dengan kualitas nutrien yang relatif rendah Tabel 2.1 Marlina dan Askar, 2004. Tabel 2.1 Kandungan nutrien beberapa limbah pertanian Jenis Bahan Kandungan Nutrien 1 BK PK LK SK TDN Jerami padi 31,87 5,21 1,16 32,41 2 51,50 Jerami jagung 21,69 9,66 2,21 39,68 60,24 Jerami kacang kedelai 30,39 14,10 3,54 20,97 61,59 Jerami kacang tanah 29,08 11,31 3,32 16,62 64,50 Jerami kacang hijau 21,93 15,32 3,59 26,90 55,52 Klobot jagung 42,56 3,40 2,55 23,32 66,41 Tongkol jagung 76,61 5,62 1,58 25,55 53,08 Batang ubi kayu 43,78 6,17 - 37,94 64,76 Kulit kacang tanah 87,37 5,77 2,51 73,37 31,70 Pucuk tebu 21,42 5,57 2,42 29,04 55,30 Kulit kopi 91,77 11,18 2,50 21,74 57,20 Kulit coklat 89,37 14,99 6,25 23,24 55,52 Sumber: 1 Wahyono dan Hardianto 2004, 2 Marlina dan Askar 2004 Keterangan: BK=Bahan Kering, PK=Protein Kasar, LK=Lemak Kasar, SK=Serat kasar, TDN=Total Digestible Nutrien 7 Jerami padi merupakan hijauan dari tanaman padi setelah biji dan bulirnya dipetik untuk kepentingan manusia dan telah dipisahkan dari akarnya Komar, 1984. Kandungan nutrien jerami padi per 100 berat kering adalah abu 21,2; protein kasar 3,7; lemak kasar 1,7; serat kasar 35,9; BETN 37,4 dan TDN 39 Hartadi et al., 1980. Komponen seratnya sangat tinggi yaitu mengandung hemiselulosa 21-29; selulosa 35-49 dengan nilai koefisien cerna bahan organik berkisar 31-59; sedangkan kandungan lignin berkisar antara 4-8 Sukria dan Krisnan, 2009. Selain itu, Siregar 1996 menyebutkan bahwa jerami padi juga mengandung serat kasar 35; lemak kasar 1,55; kalsium 0,19; fosfor 0,1; energy TDN Total Digestible Nutrient 43; energi DE Digestible Energy 1,9 kkalkg dan lignin yang tinggi. Jerami jagung juga berpotensi sebagai bahan pakan, namun memiliki kualitas yang rendah dan tidak akan mencukupi untuk kebutuhan ternak kecuali jika diberi tambahan suplemen pada pakannya Djajanegara, 1999. Menurut Sukria dan Krisnan 2009 bahwa kandungan bahan kering jerami jagung 28, protein 8,2 dan TDN 48. Penelitian tentang pemanfaatan limbah pertanian seperti jerami padi dan jerami jagung maupun limbah pertanian lainnya sebagai pakan sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian Ali dan Noerjanto 1983 bahwa penggantian rumput dengan 10 jerami padi dan pemberian konsentrat 27 pada sapi aceh, menghasilkan rataan konsumsi bahan kering BK dan PBBH paling tinggi yaitu 4,22 kgekorhari dan 0,37 kgekorhari. Martawidjaja dan Budiarsana 2004 melaporkan bahwa jerami padi yang difermentasi dengan probion dapat menggantikan rumput raja sebagai pakan dasar untuk ternak kambing PE betina fase pertumbuhan. Lebih lanjut diungkapkan bahwa pemberian jerami padi 8 fermentasi secara terpisah dari konsentrat menghasilkan respon pertumbuhan dan konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk ransum komplit. Bestari et al. 1999 juga melaporkan bahwa pemberian pakan hijauan silase jerami padi yang ditambahkan mikroba rumen kerbau pada sapi peranakan ongole jantan yang sedang tumbuh dapat memberikan nilai gizi dan nilai manfaat ransum yang lebih baik daripada jerami padi tanpa pengolahan, dan setara dengan pakan hijauan rumput gajah. Matondang dan Fadwiwati 2000 menyatakan bahwa pemberian pakan konsentrat serta jerami jagung yang difermentasi sebagai pakan sapi pengganti rumput dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan mempercepat perkawinan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Walaupun memiliki potensi yang cukup besar, namun pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan memiliki beberapa kendala. Menurut Djajanegara 1999 beberapa kendala pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan adalah kualitas yang rendah dengan kandungan serat yang tinggi serta protein dan kecernaan yang rendah. Pemanfaatan bahan pakan asal limbah pertanian sebagai bahan penyusun pakan komplit disinyalir belum dapat memenuhi kebutuhan optimal bagi ternak, mengingat bahan pakan asal limbah pertanian umumnya mempunyai kualitas yang rendah, kandungan serat tinggi, adanya senyawa anti nutrisi lignin, silika, tannin dan asam sianida serta kandungan mineral terutama Ca, P, Mg, Cu, Zn, Co, Mn, Fe dan S dan vitamin vitamin A dan E rendah Partama, 2006 ab ; Kaunang, 2004. Pemberian pakan berbasis limbah pertanian tanpa pengolahan membawa konsekuensi rendahnya produktivitas ternak akibat pakan sulit dimanfaatkan ternak kecernaan rendah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan optimal bagi ternak. Meskipun hampir semua limbah pertanian itu 9 mengandung serat kasar tinggi, tetapi dengan sentuhan teknologi sederhana limbah itu dapat diubah menjadi pakan bergizi dan sumber energi bagi ternak Sarwono dan Arianto, 2006.

2.2 Lignoselulosa sebagai Pembatas Utama Pemanfaatan Limbah