permasalahan yang mendapatkan prioritas adalah permasalahan infrastruktur dan ekonomi, yaitu:
1. Tidak memiliki usaha yang menghasilkan pendapatan tambahan.
2.
Tidak memiliki sumber air bersih yang mencukupi untuk keperluan MCK
maupun konsumsi sehari - hari. 3.
Terikat dengan hukum adat yang memberatkan perekonomian keluarga.
2.1. Tidak Memiliki Usaha yang Menghasilkan Pendapatan Tambahan
Bapak I Made Namayasa bekerja sebagai petani yang menggarap ladang milik keluarga dan milik desa pekraman. Hasil ladang tersebut hanya cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, dan terkadang tidak cukup banyak untuk dapat dijual. Pekerjaan lain Bapak I Made Namayasa adalah bekerja sebagai
buruh harian. Upah sebagai buruh harian dirasa cukup membantu perekonomian keluarga Bapak I Made Namayasa, namun pekerjaan sebagai buruh tidak bersifat
rutin dan hanya didapat disaat tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Bapak I Made Namayasa masih merasa kesulitan hingga untuk membayar biaya
sekolah anaknya.
2.2. Tidak Memiliki Sumber Air Bersih yang Mencukupi untuk Keperluan
MCK Maupun Konsumsi Sehari - Hari
Keberadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tentu menjadi hal yang sangat penting. Lingkungan tempat tinggal bapak I Made Namayasa
termasuk ke dalam lingkungan yang sulit sumber air bersih. Untuk mendapatkan air bersih keluarga bapak I Made Namayasa disediakan air bersih dari desa pekraman
yang sifatnya masih terbatas, sedangkan untuk mandi keluarga bapak I Made Namayasa harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai di sungai.
8
2.3. Terikat dengan Hukum Adat yang Memberatkan Perekonomian
Keluarga
Adanya peraturan yang mengharuskan kegiatan ngayah banjar. Ngayah banjar tersebut memberatkan dalam hal sumbangan yang wajib diberikan per kepala
keluarga atau disebut pesuan pesuan banjar. Bapak I Made Namayasa dapat mengeluarkan biaya kurang lebih Rp. 2.500.000,- per upacara agama. Sedangkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga bapak I Made Namayasa masih
mengalami kesulitan.
9