2.3.2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap tahunnya. Kurang lebih 4-5 dari pasien-pasien mata yang membutuhkan
perawatan komperhensif merupakan keadaan sekunder akibat trauma mata. Trauma merupakan penyebab tertinggi untuk buta monokular pada orang
kelompok usia di bawah 45 tahun. Setiap tahunnya diperkirakan 50.000 orang tidak dapat membaca koran sebagai akibat trauma mata.
Dilihat dari jenis kelamin perbandingan tejadian katarak traumatik laki- laki dan perempuan adalah 4 : 1. National Eye Trauma System Study melaporkan
rata-rata usia penderita katarak traumatik adalah 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata.
2.3.3. Patogenesis
a. Luka memar tumpul Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata
dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan oleh benturan dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang munculnya katarak dapat
tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun. Bila ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan adanya riwayat trauma sebelumnya, namun
hubungan sebab dan akibat tersebut kadang cukup sulit untuk dibuktikan dikarenakan tidak adanya tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai
adanya trauma sebelumnya tersebut. Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun
posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak imprinting yang disebut cincin Vossius.
Universitas sumatera utara
Gambar 2.5. Cincin Vossius
Sumber : American Academy of Ophthalmology, 2007.
b. Luka Perforasi Luka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi untuk
terbentuknya katarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi contoh : gelas yang pecah tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa biasanya tidak
memberikan dampak pada lensa, dan bila trauma tidak menimbulkan suatu luka memar yang signifikan maka katarak tidak akan terbentuk. Hal ini tentunya juga
bergantung kepada penatalaksanaan luka kornea yang hati-hati dan pencegahan terhadap infeksi, akan tetapi trauma-trauma seperti di atas dapat juga melibatkan
kapsul lensa, yang mengakibatkan keluarnya lensa mata ke bilik anterior. Urutan dari dampak setelah trauma juga bergantung pada usia pasien. Saat kapsul lensa
pada anak ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di bilik anterior dan masa lensa biasanya secara berangsur-angsur akan diserap, jika tidak ditangani
dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Namun demikian, pasien tidak dapat melihat dengan jelas karena sebagian besar dari kemampuan refraktif mata tersebut hilang.
Keadaan ini merupakan konsekuensi yang serius dan kadang membutuhkan penggunaan lensa buatan intraokular. Bila ruptur lensa terjadi pada
dewasa, juga diikuti dengan reksi inflamasi seperti halnya pada anak namun
Universitas sumatera utara
tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi, dan jaringan fribrosis opak yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi pupil.
Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil
akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan
terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya
katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata. Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa yang akan
difagosit makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan bentuk endoftalmitis fakoanalitik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan
menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig.
Gambar 2.6. Cincin Soemering
Sumber : American Academy of Ophthalmology, 2007.
Universitas sumatera utara
Gambar 2.7. Mutiara Elschnig
Sumber : American Academy of Ophthalmology, 2007.
c. Radiasi Sinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya katarak.
Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar dengan gelombang pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar gelombang pendek tidak
terlihat ini dapat menyebabkan luka bakar kornea superfisial yang dramatis, yang biasa
nya sembuh dalam 48 jam. Cedera ini ditandai dengan “snow blindness” dan “welder flash”. Sinar infra merah yang berkepanjagan prolong, juga dapat
menjadi penyebab katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan pekerja baja, namun penggunaan kacamata pelindung dapat setidaknya
mengeliminasi sinar X ini dan sinar gamma yang juga dapat mengakibatkan katarak. Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan pada
pasien-pasien yang mendapat radioterapi seluruh tubuh leukemia, namun resiko terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.
Universitas sumatera utara
Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan berbentuk roset rosette cataract, biasanya pada daerah aksial yang melibatkan
kapsul posterior lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul dapat berakibat dislokasi dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak traumatik ringan dapat
membaik dengan sendirinya namun jarang ditemukan.
d. Kimia Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain
menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan PH cairan akuos dan
menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena
trauma sam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa maka jarang menyebabkan katarak.
2.3.4. Diagnosis