TINJAUAN PUSTAKA FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN NASIONAL Tbk CABANG SURABAYA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain : a. Nurvita Kanecha P. N 2010 1. Hipotesis Diduga bahwa pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya. 2. Hasil penelitian Pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Aryo Bayu R 2011 1. Perumusan masalah Apakah nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto? 2. Hasil penelitian a. Nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto. b. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi r2 menunjukkan bahwa nilai pengajuan kredit, nilai laba usaha dan nilai jaminan kredit mempengaruhi keputusan pemberian kredit, sedangkan faktor lain pengaruhnya sangat kecil c. Penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap keputusan pemberian kredit. c. Deny Tri Susanto 2013 1. Perumusan masalah Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan 2. Hasil penelitian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kredit 2.2.1.1. Pengertian kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan danbahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Oleh sebab itulah yang menjadi dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pengertian kredit dalambuku Seri Manajemen Bank No. 5 1997: 31 adalah penyediaan uang atau tagihanyang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dikenal adanya prinsip 5C’s yang meliputi: a. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki moral, watak, ataupun sifat pribadi yang positif, kooperatif, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi sebagaimanusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatanusahanya. b. Capacity ; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenaikemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yangdilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari bank. c. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. d. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya e. Condition of economy; yaitu situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi,budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara pada suatu saat atau pada kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian suatu kredit, bank harus di dasarkan kebijaksanaan kredit dengan memperhatikan 3 asas pokok : a. Asas Likuiditas Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas. b. Asas Solvabilitas Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit c. Asas Rentabilitas Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan usahanya. Suatu kredit disamping memberikan manfaat juga memberikan risiko yang besarapabila kredit yang diperoleh digunakan untuk: - Usaha-usaha yang sifatnya spekulatif - Usaha-usaha yang tidak direncanakan dan dikelola dengan baik - Kebutuhan konsumtif - Penggunaan yang tidak tepat side streaming, misalnya kredit modal kerja dalam bentuk tunai digunakan untuk disimpan dalam bentuk deposito . Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang tagihan atau yang dapat dipersamakan denganitu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara Bank denganpihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelahjangka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasilkeuntungan”. Menurut Siamat 1999, kredit digolongkan ke dalam 6 enam bentuk yaitu: 1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu maturity, antara lain: a. Kredit jangka pendek short-term loan. b. Kredit jangka menengah medium-term loan c. Kredit jangka panjang long-term loan. 2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan collateral, antara lain: a. Kredit dengan jaminan secured loan. b. Kredit tanpa jaminan unsecured loan. 3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, farmasi, tekstil, makanan, konstruksi dan sebagainya. 4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain: a. Kredit komersil commercial loan, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan. b. Kredit konsumtif consumer loan, yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Seperti untuk membiayai pembelian rumah tinggal, renovasi rumah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tinggal, membiayaipembelian kendaraan, dan lain-lain yang bersifat konsumtif kepada individual. Pembayaran angsuran- angsuran dan pelunasan kredit konsumtif bersumber dari penghasilan atau gaji debitur. Berikut jenis-jenis kredit konsumtif yang terdapat di bank - bank pada umumnya, yaitu : 1. kredit pemilikan rumah KPR Pembelian rumah memang belum tentu dikategorikan sebagai investasi, tapi paling tidak bisa menambah jumlah aset. Investasi bertujuan untuk mengumpulkan dan menambah aset. Walaupun tidak secara produktif memberikan hasil langsung kepada pemilik, naiknya harga tanah dan bangunan bisa membuat nilai aset bertambah. Apalagi jika sarana dan prasarana di sekitar perumahan bertambah lengkap, nilai rumah dan bangunan pasti akan cepat tinggi. Namun untuk berinvestasi di bidang properti tidaklah mudah, oleh sebab itu Analisis pengukuran individu yang menginginkan memiliki rumah tetapi belum memiliki kemampuan yang cukup dapat menggunakan fasilitas KPR yang ditawarkan Bank. KPR adalah program pinjaman kredit Bank untuk digunakan sebagai dana pembelian, renovasi, dan konstruksi rumah rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, apartemen, tanah kepada debitur yang memenuhi persyaratan. KPR merupakan pinjaman non-revolving dengan jumlah, jangka waktu, dan kondisi tertentu. Biasanya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jangka waktunya panjang, bisa sepuluh hingga dua puluh tahun, sebelum menjadi debitur , pihak bank akan melakukan BI checking untuk mengetahui tinngkat likuiditas para calon debitur hal ini sangat penting bagi para banker agar meminimalisir resiko kredit. 2. kredit pemilikan mobil KPM Pinjaman non-revolving yang diberikan oleh Bank kepada debitur dengan jumlah,jangka waktu, dan kondisi tertentu, guna pembelian kendaraan roda empat mobil kepada debitur yang memenuhi persyaratan. KPM biasanya berjangka waktu relatif pendek, yaitu antara satu sampai 5 tahun. Jangka waktu yang relatif pendek tersebut disebabkan oleh umur teknis danekonomis mobil yang juga relatif pendek serta tingkat risiko kerusakan danataukehilangan yang tinggi 3. kredit tanpa agunan KTA Pinjaman non-revolving yang diberikan oleh Bank kepada debitur perorangan,umumnya karyawan, dengan pengajuan secara berkelompok, guna memenuhisegala macam keperluan seperti kebutuhan pembelian barang konsumsi,pendidikan, wisata, renovasi rumah, atau kebutuhan konsumtif lainnya namundalam skala kecil kepada debitur yang memenuhi persyaratan tanpa perlumenyerahkan barang untuk diagunkan dijaminkan . . c. Kredit produktif productive loan, yaitu kredit yang diberikan dalamrangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain: a. Kredit modal kerja working capital credit, yaitu kredit yang diberikan oleh Bank untuk menambah modal kerja debitur. b. Kredit investasi invesment credit, yaitu kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal. 6. Kredit non kas non cash loan, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.

2.2.1.2. Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit katsmir, 2001: 96 antara lain : a. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu usaha nasabah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector. Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Keuntungan profitability Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diambl dari keuntungan ayng diambil dari pendapatan bunga. b. Keamanan safety Yaitu keamana dari presentasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan – hambatan. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnyabank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of development adalah untuk: a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Memperoleh laba agar kelangsunagn hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya. Berdasarkan kebijaksanaan dibidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan bahwa kebijaksanaan kredit perbankan adalah sebagai berikut : a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaa moneter dan ekonomi b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sector – sector yang diprioritaskan. c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – uasaha yang diragukan kemampuannya d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit akad kredit , yang tersirat pertimbangan yuridis dari revenue penghasilan pemerintah bertambah dengan adanya bea materai kredit e. Overdraft penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi platfond kredit yang disetujui dilarang f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang kredit untuk membayar pajak dan bea cukai g. Kredit tanpa jaminan dilarang pertimbangan keamanan atau safety

2.2.1.3. Fungsi kredit

Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peran yang sangat penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemakmuaran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus mendapatkan menunjukkan prestasi lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atu mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan. Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat, apabila secara sosial ekonomi membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro. Kedit memilik fungsi sebagai berikut kasmir, 2001 : 97 a. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang dengan maksud uang yang diberikan atau di salurkan dapat merata ke wilayah – wilayah yang kekurangan uang sehingga mereka memperoleh kredit tersebut. b. Meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan ssesuatu yang berguna. c. Meningkatkan daya guna barang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengelola yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat. d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat memperlancar arus barang dari daerah satu ke daerah yang lain, atau dengan kata lain kredit dapat ,meningkatkan jumlah peredaran barang. e. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan adanya kredit dapat menambah jumlah peredaran barang , kemudian kredit dapat membantu dalam mengeksport barang dari Negara satu kenegara yang lain sehingga dapat meningkatkan devisa Negara f. Meningkatkan kegairahan usaha Debitur akan merasa bergairah usahanya ketika kredit tersebut dapat terealisasi, dan kemudian dia akan meningkatkan volume usaha dan produktivitasnya. g. Meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. h. Meningkatkan hubungan internasional Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya.

2.2.2. Pendapatan .

Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 pendapatan jika dinilai dari perusahaan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Namun pengertian pendapatan perorangan jika dinilai dari segi bank itu sendiri adalah penghasilan bruto sebelum di kurangi biaya – biaya dan tunjangan jabatan serta kredit kepada pihak lain. Untuk menganalisis sumber pendapatan seseorang, maka data yang digunakan adalah data yang dari satu periode yang berurutan. Laporan pendapatan yang terdapat pada skep gaji jika itu pegawai, akan mencerminkan kondisi finansial para calon debitur tersebut.

2.2.3. Agunan Kredit

Agunan merupakan jaminan tambahan yang diperlukan dalam hal pemberian fasilitas kredit.Hal ini sesuai dengan pengertian agunan yang termuat dalam undang – undang perbankan, yaitu “Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atu pembiayaan. Dengan kedudukan sebagai jaminan tambahan maka bentuk agunan berupa barang, proyek,atau hak tagih yang dibiayaidengan kredit yang bersangkutan, Tanah yang kepemilikannnya berupa girik, petuk, dan lain – lain yang sejenis dapat juga digunakan sebagai agunan. Adanya kemudahan dalam hal agunan kredit ini merupakan realisasi dari perbankan yang berdasarkan demokrasi ekonomi dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Meskipun adanya kemudahan demikian, agunan tersebut harus tetap ideal karena agunan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, yaitu dengan memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari barang – barang yang digunakan tersebut apabila debitur wanprestasi.

2.2.5 Angsuran

Adalah cicilan atas bagian pemberian kredit yang dimohon dengan berupa jumlah bunga ditambah pokok kredit yang diangsur tiap bulan sesuai dengan jangka waktu kredit www.btn.com Dalam hal ini angsuran yang berlaku pada kredit kepemilikan ruamah sedikit berbeda dengan angsuran yang ditetapkan oleh kredit investasi yang lain. Angsuran yang di tetapkan oleh bank dapat berbeda dengan rate minimum pada saat penghasilan dan agunan para debitur tidak mencukupi platfond kredit yang diminta. Hal ini akan menjadi memberatkan para debitur ketika harus menambah angsuran lebih dari angsuran minimum.

2.2.6. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Menurut Ahmed Belkaouid dasar akuntansi bukanlah pemilik bukan pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban – kewajiban yang bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut dana. Teori dana menjalaskan adanya pengaruh antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendapatan terhadap pemberian kredit oleh investor yang menunjukkan kemampuan perindividu dalam menghasilkan pendapatan bersih tersebut dari usahanya. Pendapatan mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit kepemilikan rumah.Pendapatan menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan tingkat resiko usaha perorangan. Hal tersebut dapat menunjukkan kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban – kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank muljono, 1990 : 14

2.2.7. Pengaruh Agunan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas Bayes pada tahun 1763 yang dikenal dengan teori bayes mengatakan dengan tindakan atau alternatif yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul untung atau rugi atau tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa datang P. Siagian, 1987 . Teori keputusan menjelaskan angunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit , karena agunan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab – sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal Muljono, 1990 : 16 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam UU pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 pasal 24 ayat 1 mengatakan bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Pengertian menurut undang – undang ini adalah jaminan yang bersifat meteril maupun imateril Untung, Budi, 2000 : 54 .

2.2.8. Pengaruh Angsuran Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit hal – hal yang harus diperhatikan adalah pendapatan debitur, angunan, jumlah angsuran tiga hal tersebut juga sangat berpengaruh untuk keputusan pemberian oleh pihak bank.Kebijakan yang diterapkan untuk menentukan besarnya angsuran sangatlah bervariasi sesuai dengan platfond kredit dan jumlah pendapatan yang diterima oleh para debitur setiap bulannya.Angsuran ini biasa jauh lebih tinggi ketika pendapatan debitur kurang mencukupi platfond kredit yang diminnta.

2.3. Kerangka Pikir

Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari penjelesan diatas adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Variabel bebas Variabel terikat Regresi Linier

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesa antara lain yaitu : Bahwa pendapatan, angunan, angsuran perpengaruh terhadap jumlah TN Cabang Surabaya Pendapatan X1 Agunan X2 Angsuran X3 Keputusan Jumlah Pemberian Kredit KPR Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN